Share

164. Dendam Sang Adipati

DEWI MAWAR HITAM berlari kecil menghampiri Bintang yang sedang meletakkan raga tanpa nyawa Golok Ringkik Kuda. Sekujur tubuh Dewi Mawar Hitam dipenuh keringat, selain karena hawa panas siang hari, juga baru saja mengerahkan hawa murninya untuk menyembuhkan luka dalamnya.

"Bagaimana kondisinya, Kakang?" tanya Dewi Mawar Hitam begitu sampai dengan napas sedikit memburu.

“Dia tewas."

"Kakang membunuhnya?"

“Aku terpaksa melakukannya, Destywuni. Sebab luka dalam yang dialaminya teramat parah. Dari pada menanggung sakit derita berkepanjangan lebih baik aku sudahi saja hidupnya," desah Bintang,

"Lawanku juga tewas, Kakang," tutur perempuan berbaju hijau itu, "Padahal awalnya aku hanya ingin memberinya pelajaran, tapi, nasi telah menjadi bubur, apa yang bisa kita perbuat jika sudah begini?"

Bintang hanya mengangguk pelan.

"Kita kuburkan mereka," ucap Bintang.

Siang itu juga mayat Golok Ringkik Kuda dan Cambuk Pemutus Jiwa d

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status