Share

164. Bagian 5

last update Last Updated: 2022-10-31 01:03:38

“Sialan! Kalau pemilik penginapan ini kesini bakalan aku semprot habis-habisan dia," gerutu Bintang. “Kamar bersih apanya. Debu hampir satu jengkal begini dibilang bersih. Bah!"

Kembali Dewi Mawar Hitam tertawa renyah.

Begitu masuk ke dalam kamar dan mengunci pintu, Bintang segera melangkah keruang tengah, sambil berkata, "Lebih baik kau duduk di atas dipan sana. Aku bantu menyembuhkan lukamu." Belum lagi suara menghilang dari tenggorokan, mendadak saja Dewi Mawar Hitam merangkul dari belakang.

"Wah, wah, ada apa nih," protes Bintang.

Tak ada sahutan dari Dewi Mawar Hitam, yang terdengar hanyalah dengusan napas memburu saja disertai pelukan yang semakin erat. Tonjolan besar di dadanya  Dewi Mawar Hitam itu menekan punggung Bintang.

“Edan! Jangan-jangan dia benar-benar terkena racun birahi," pikir Bintang sambil berusaha melepaskan diri, “Atau malah mungkin dia terkena apa yang namanya Serabut Maut yang seperti

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Ksatria Pengembara Season 2   164. Bagian 6

    Tanpa tempo lama, Dewi Mawar Hitam tiba-tiba merasakan sesuatu akan segera meledak dalam dirinya. Akan tetapi, ketika baru mau mencapai titik yang jarang sekali ia dapatkan, justru Bintang menghentikan permainannya, diganti dengan Bintang semakin menurunkan posisi celana luar dalam hingga mencapai lutut. Praktis belahan pantat bebas merdeka yang penuh dan kencang terpampang di depan matanya. "Kenapa berhenti?" desis Dewi Mawar Hitam, kecewa. "Bungkuk lagi," bisik Bintang tanpa menjawab pertanyaan, sembari tangan kiri menekan lembut punggung Dewi Mawar Hitam. "Gila! Mau apa lagi ?! Aku sudah tidak tahan tapi dianya masih main-main saja!" desah Dewi Mawar Hitam dalam hati. Dewi Mawar Hitam merendahkan tubuhnya hingga Bintang yang ada di belakangnya bisa melihat liang surganya yang ditumbuhi bulu-bulu tipis. Dengan masih bertumpu di lutut, kepala Bintang sedikit merunduk ke bawah, lidahnya menjulur. Slepp! Langsung memainkan bibir liang surganya. “Ughh... uahh...” Dewi Mawar Hitam

    Last Updated : 2022-10-31
  • Ksatria Pengembara Season 2   164. Bagian 7

    Dewi Mawar Hitam berusaha membalikkan tubuhnya, tapi Bintang kembali menahan tubuhnya hingga tetap diam membelakang dalam posisi nungging. Pipinya menempel ditembok. Rintihan terdengar terus dari bibir sensual Dewi Mawar Hitam. Bagi Dewi Mawar Hitam sendiri, rasanya seperti diterjang batang membara yang membawa geli-gatal ke seluruh dinding liang surganya. Belum apa-apa, Dewi Mawar Hitam sudah terlanda gelombang puncak birahinya yang pertama. Begitu cepat! “Aaaah... aaahh...” Beruntun dengan gelombang kedua datang saling susul menyusul. “Aaaah... uuuhh...” Dewi Mawar Hitam mengerang, melejang, bahkan sepasang matanya membeliak merasakan sebentuk kenikmatan yang untuk pertama kalinya ia rasakan. Begitu menggeletar. Begitu menggemuruh seakan sanggup merontokkan seluruh isi tubuhnya. Melihat Dewi Mawar Hitam sudah mencapai titik birahi tertinggi, Bintang segera menarik mundur seluruh tenaga yang dipakai. Srepp! Bintang mempercepat gerakan mennyerang dari belakang. Dewi Mawar Hitam s

    Last Updated : 2022-10-31
  • Ksatria Pengembara Season 2   164. Bagian 8

    "Masa seperti itu?" "Racun ‘Serabut Maut’ sebenarnya masih termasuk dalam racun birahi, racun yang bisa membangkitkan nafsu birahi lawan jenis dalam tempo singkat. Semakin banyak racun yang masuk ke dalam tubuh seseorang, ia bisa menjadi budak nafsu birahi secara berkepanjangan," urai Bintang panjang lebar. "Bahkan ia menemui ajalnya dengan tubuh kurus kering." Dewi Mawar Hitam bergidik ngeri dirinya menjadi budak nafsu. “Iiihh... jangan menakut-nakuti aku, Kang?" kata Dewi Mawar Hitam sambil mendekapkan dua tangan ke pipinya. "Tapi untunglah, kau hanya terkena sedikit, jadi tidak perlu cemas seperti itu," kata Bintang, lembut. "Benarkah?" tanya Dewi Mawar Hitam sambil menurunkan sepasang tangannya. Saat ia menundukkan kepala, tiba-tiba saja ia menjerit kaget! “Aaaa...” jerit kaget Dewi Mawar Hitam terdengar. “Apa ada!?" Bintang bertanya dengan kaget. “Itu... itu apa?" tanya Dewi Mawar Hitam sambil tangan kanannya menuding kebawah pusar Bintang yang masih berdiri kokoh seperti

    Last Updated : 2022-11-01
  • Ksatria Pengembara Season 2   164. Bagian 9

    "Kalau yang ini bagaimana?" Bintang segera membuka kancing-kancing di depan sepasang gunung kembar Dewi Mawar Hitam. Tidak sulit melakukan yang satu ini, karena posisi kancingbaju tampaknya sengaja dibuat untuk mudah dibuka. Sebentar saja telah terpampang pemandangan indah menakjubkan, putih mulus tanpa cela, tersangga penutup dada yang seperti tidak cukup muat menampung gelembung daging menggairahkan itu. Bintang tentu paham semua gerakan birahi Dewi Mawar Hitam dalam dekapannya. Paham semua petunjuk paling samar sekalipun. Bintang sudah sangat paham apayang disukai tipe perempuan seperti Dewi Mawar Hitam kala bercinta yaitu sebuah usapan lembut di perut yang perlahan-lahan menuju ke bawah, menyelinap diantara dua pahanya yang bagai pualam, dilanjutkan dengan penjelajahan nakal di liang surga yang mulai terkuak mengundang sentuhan penuh pengertian. Tanpa kata, Bintang mengusap-usap lembut permukaan perut datar Dewi Mawar Hitam, seperti hendak ikut merasakan gerak gejolak gairah d

    Last Updated : 2022-11-01
  • Ksatria Pengembara Season 2   164. Bagian 10

    Justru hal ini membuat Dewi Mawar Hitam semakin mengerang-erang berkepanjangan, merasakan sebentuk titik puncak birahi awal yang tercipta didasar pinggulnya. Ia menggelinjang dan membuka kedua pahanya lebih lebar lagi, dan lebih lebar lagi, seakan mengundang Bintang untuk menjelajah lebih dalam lagi. Tetapi, sebelum Bintang sempat bergerak lebih jauh, Dewi Mawar Hitam tak bisa menahan ledakan puncak kenikmatan. Menggelepar kuat, dan mengerang panjang! “Aaaaaaahhh...” Sambil mencengkeram pinggiran dipan kuat-kuat dan melentingkan tubuhnya. Bintang membiarkan sang bidadari sensual menikmati ledakan puncak kenikmatan, melepaskan isapan di bagian ujung gunung kembar, dan mengalihkan tangannya ke pinggul Dewi Mawar Hitam. Di ciuminya wajah yang tampak semburatmemerah-jambu dan tegang berkonsentrasi menikmati puncak birahi. Wajah itu semakin cantik dan semakin bersinar tatkala mencapai titik puncak birahi. Pemandangan paling indah dalam sebuah percumbuan!Merupakan episode paling menegan

    Last Updated : 2022-11-01
  • Ksatria Pengembara Season 2   164. Bagian 11

    “Ahhh... yang bener?" sergah Bintang, “Aku belum pernah merasakan seperti apa yang aku rasakan sekarang ini, Kang... Aku betul-betul jatuh hati pada kakang...." "Tapi, aku kan sudah punya banyak istri?" “Aku tidak peduli. Jadi istri gelap pun aku bersedia," kata Dewi Mawar Hitam, serius. “Asal selalu tetap bersama kakang..." lalu dengan bergairah Dewi Mawar Hitam menciumi leher, pipi, mata, hidung... semua permukaan wajah Bintang dan berhenti dibibir Bintang. Dewi Mawar Hitam melumatnya dengan penuh gairah. Bintangpun ikut membalasnya tak kalah gairah. Bintang segera tidur terlentang setelah Dewi Mawar Hitam mendorong tubuhnya. “Jangan bergerak!" bisik Dewi Mawar Hitam sambil bergerak mundur kebelakang bawah, menelusur pinggul Bintang. Geraknya gemulai, seperti seorang penari yang menyiapkan gerakan pembukaan dalam sebuah tarian. Dengan takjub Bintang memandang tubuh telanjang yang serba indah menggairahkan itu terpampang bebas di wajahnya. Dewi Mawar Hitam kemudian melakukan beb

    Last Updated : 2022-11-01
  • Ksatria Pengembara Season 2   164. Bagian 12

    SEBUAH warung kecil tanpa dinding yang ada dipinggiran sebuah hutan tampak begitu ramai pengunjungnya, pergi satu datang satu, datang satu pergi satu, begitu seterusnya, karena memang warung kecil itu letaknya sangat strategis, berada dipinggiran sebuah hutan yang menjadi lalu lalang orang-orang yang melewati tempat itu. Warung itu tampak menyiapkan meja-meja dan kursi dialam terbuka, karena gubuknya hanya untuk hidangannya saja.Diantara banyaknya para pengunjung, disalah satu meja tampak duduk sepasang muda mudi yang juga tengah menikmati sarapan pagi mereka, yang satu adalah sosok lelaki muda tampan yang mengenakan pakaian pendekar dengan Blangkon Koncir/Kliwir dikepalanya, sebilah pedang bergagang indah tampak tersampir dipunggungnya, sementara itu duduk dihadapannya seorang perempuan berpakaian hijau dengan ikat pinggang berkepala lempengan logam hitam berbentuk bunga mawar hitam telah melekat di tubuhnya dan tersunting di telinga dan diatas rambutnya. Melihat sosok kedu

    Last Updated : 2022-11-02
  • Ksatria Pengembara Season 2   164. Bagian 13

    “Mpu Bajil... Nini Rampah..” ucap Dewi Mawar Hitam mengenali kedua sosok yang ada dibelakangnya, terlihat jelas wajah Dewi Mawar Hitam langsung berubah. Sosok yang ternyata Mpu Bajil dan Nini Rampah itu tampak berjalan memutari meja Bintang dan Dewi Mawar Hitam sehingga kini keduanya sudah berada dihadapan Bintang dan Dewi Mawar Hitam.Ketiganya memang sudah sangat saling mengenal satu sama lain, Dewi Mawar Hitam mengenali Mpu Bajil dan Nini Rampah sebagai pengawal pribadi Adipati Sutapati, sedangkan Mpu Bajil dan Nini Rampah mengenali sosok Dewi Mawar Hitam sebagai kekasih Aryasuta.Sejenak Mpu Bajil dan Nini Rampah tampak menatap kearah sosok Bintang yang masih dengan tenang menikmati sarapan paginya.“Apa yang kau lakukan disini Dewi Mawar Hitam ? apa kau tahu apa yang terjadi pada Aryasuta?” tanya Nini Rampah kepada Dewi Mawar Hitam.Dewi Mawar Hitam terlihat hanya terdiam seraya sesekali melirik kearah Bintang, Dewi Mawar Hita

    Last Updated : 2022-11-02

Latest chapter

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 17

    Setelah melihat Jejaka Emas memahami maksud perkataannya, Bintang segera melangkah ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Berjarak 3 tombak dari Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, Bintang menghentikan langkahnya.“Tidak ada yang kalah juga tidak ada yang menang dalam sebuah peperangan. Lebih baik kita berdamai dan hidup berdampingan Ayah Mertua” ucap Bintang dengan menyebut Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sebagai ayah mertuanya. Tentu saja kenyataan itu tak bisa Bintang pungkiri. Walau bagaimana, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal adalah ayah mertua baginya.Tatapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal masih terlihat dingin kearahnya, dan terdengar suara beratnya. “Kenapa kau menolak untuk menjadi penguasa dunia, Bintang? Bukankah itu keinginan semua laki-laki didunia ini! Tahta dan Kekuasaan?!”Bintang menggeleng, lalu berkata, “Aku lebih suka kedamaian. Buat apa meraih kekuasaan, kalau hidup selalu tidak tenang” Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terdiam saat mendengar kata-kata Bintang.Binta

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 16

    Semua terdiam!Sunyi!Tak ada satu suarapun yang terdengar, kecuali desau angin!Sementara itu, keadaan semua orang yang tadinya terpaku, kini sudah bisa bergerak, masing-masing saling menatap satu sama lain, lalu mengedarkan pandangan mereka ke arah sekitar. Apa yang baru saja terjadi, berasa seperti mimpi.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal pun masih terpaku berdiri ditempatnya, memandangi jari manis tangan kanannya yang sudah kosong, tidak ada lagi Cincin Sulaiman yang biasa terpatri.Di pihak Jejaka Emas, Bintang lebih dulu tersadar dengan keadaan yang terjadi. Masih terlihat keringat dingin di sekujur tubuh Bintang. Rasa sakit yang baru saja dialami oleh Bintang bukan sekedar dalam angan-angan, tapi Bintang benar-benar dapat merasakan bagaimana tubuhnya terhempas dengan keras ke sebuah alam, dimana di alam itu, berbagai macam orang dengan segala macam siksaannya. Bintang benar-benar merasakan kesakitan yang amat sangat yang membuat tubuhnya seperti ditusuk oleh ribuan

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 15

    “Bangunlah kalian berdua!” kembali suara lembut tapi tegas itu terdengar menyapa keduanya, hampir bersamaan Bintang dan Jejaka Emas memalingkan wajah mereka kearah depan. Wajah keduanya berubah. Berjarak hanya beberapa tombak dihadapan mereka, terlihat sosok seorang laki-laki tua berwajah agung dan teduh. Mengenakan pakaian putih disekujur tubuhnya. Senyumnya terlihat begitu agung dan teduh. Bintang dan Jejaka Emas terkejut, karena tadi, tidak ada seorangpun yang ada ditempat itu selain mereka berdua.Lelaki tua berparas agung itu terlihat duduk diatas sebuah batu putih yang bila diperhatikan dengan seksama. Batu itu tidaklah menyentuh tanah, alias mengapung diudara.“Kemari!” Terdengar suara lembut dan tegas kembali menyapa Bintang dan Jejaka Emas. Walau keduanya tak melihat bibir lelaki tua itu bergerak, tapi Bintang dan Jejaka Emas yakin, kalau lelaki tua itulah yang menyuruh mereka.Lagi-lagi Bintang dan Jejaka Emas diliputi keheranan, karena tubuh mereka tiba-tiba saja bangkit be

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 14

    Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat geram saat melihat tak satupun dari pihak lawan yang mau bersikap setia kepadanya. “Kalian semua rupanya benar-benar ingin mati, jangan katakan kalau aku tidak memberikan kalian kesempatan...” ucap Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berpaling kearah seluruh pasukannya yang ada dibelakangnya.“Bunuh mereka semua!”Satu perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah cukup untuk membuat pasukannya bergerak kedepan dengan senjata terhunus. Siap untuk membunuh lawan-lawan mereka yang sudah tak berdaya ditempatnya.Mendengar perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, membuat pucat wajah-wajah dari pihak lawannya. Sebagian mengeluarkan keringat dingin membayangkan kematian yang akan segera mendatangi mereka, sementara sebagian lagi tampak mampu bersikap tenang dan sudah siap menerima nasib, karena memang sejak awal pertempuran, mereka sudah siap untuk mati. Ada satu hal yang setidaknya membuat mereka mati dengan tenan

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 13

    Sementara itu dipihak Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal juga ikut bingung melihat kejadian itu, Bintang yang kini tampak tengah diperebutkan oleh ke-4 wanita cantik. Di benak mereka terbersit pikiran, ‘Apa mereka tidak menyadari kalau saat ini tengah berperang’. Hal ini membuat semua orang geleng-geleng kepala melihatnya.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat menatap ke arah Bintang dengan tatapan dingin. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal maju beberapa langkah kedepan. Seketika keadaan riuh ditempat itu langsung berhenti. Hening. Bahkan keributan kecil diantara Bintang dengan ke-4 gadisnya juga ikut terhenti dan kini mereka ikut menatap kearah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tak ada yang bersuara, semua perhatian tertuju langsung ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tiba-tiba saja dari pihak seberang, sesosok tubuh melangkah kehadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Dia adalah Jejaka Emas. Jejaka Emas memang sangat kesal melihat keberuntungan Bintang yang dike

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 12

    “Hai! Utusan Dewa. Kami akan menghentikan peperangan ini bila Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah terkalahkan, tapi bila tidak. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa!” Raja Munaliq Dari Timur memberikan jawaban diiringi anggukan oleh kedua raja jin lainnya, juga para prajurit yang berada dibawah kendali mereka.Apa yang dikatakan oleh Raja Munaliq Dari Timur memang tidak salah. Selama Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal tidak bisa dikalahkan, maka kemenangan akan selalu menjadi milik mereka. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa.Kini balik Una Lyn yang terlihat terdiam ditempatnya. Jejaka Emas yang melihat hal itu, segera beranjak maju untuk memberikan tanggapannya.Bleegaarrr!Sebuah suara keras ledakan terdengar keras membahana di tempat itu, begitu kerasnya sampai membuat tempat itu bergetar laksana digoncang gempa skala sedang. Ada yang jatuh terduduk karena tak kuat menahan getaran yang terjadi, tapi masih banyak pula y

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 11

    Una Lyn sendiri terlihat melakukan salto beberapa kali diudara hingga akhirnya berhasil mendarat dengan mulus ditanah, sedangkan Ifrit juga mampu mendaratkan kedua kakinya ditanah, setelah terseret cukup jauh kebelakang. Darah terlihat merembes dimulut keduanya, sebagai tanda luka dalam yang mereka derita.Seakan tak ingin membuat waktu percuma, Una Lyn terlihat langsung mengangkat tangannya yang tengah memegang pedang naga emas keatas.Wusshh..!Bayangan seekor naga emas melesat keluar dari hulu pedang ditangan Una Lyn. Sementara itu di ujung sana, Ifrit pun terlihat tak ingin tinggla diam.Dugghh!Tongkat ditangannya dihentakkan ke tanah.Wusshh..! Wusshh..! Wusshh..!Banyak sosok bayangan hitam yang keluar dari kepala tongkat dan sosok-sosok bayangan hitam itu tampak membentuk wujud-wujud jin yang tak terhitung jumlahnya yang hampir memenuhi langit. Di tempatnya, Una Lyn cukup terkejut melihat pamer kesaktian yang diperlihatkan oleh Ifrit. Ternyata Ifrit mampu mengeluarkan banyak j

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 10

    Dughh! Seiring dengan itu Ifrit menghentakkan tongkat ditangannya ke bawah.Werrrr...! gelombang energi terpancar keluar dari tubuh Ifrit yang langsung menyapu seluruh tempat itu. Terjadi keanehan! Pemandangan mencengangkan terjadi. Waktu seolah berhenti, bangsa jin yang tengah bertempur satu sama lain, terdiam seperti patung. Semuanya berhenti bergerak, bukan saja yang ada di tanah, tapi juga yang ada diudara ikut berhenti bergerak.Baik bangsa manusia, bangsa jin, maupun para dewa-dewi, bahkan Jejaka Emas pun ikut berdiri mematung ditempatnya berada. Terlihat perubahan diwajah semua orang, termasuk Jejaka Emas yang berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan dirinya agar bisa kembali bergerak, tapi sejauh ini hanya gerakan yang sangat lamban yang terlihat. Tak ada yang mampu menggerakan tubuh mereka. Sementara itu, di pihak Ifrit, mereka semua tahu, kalau ini adalah salah satu kemampuan Ifrit yang bisa menghentikan waktu.Di depan sana, terlihat Ifrit tersenyum sinis melihat ke arah Jej

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 9

    Jejaka Emas tak memberi kesempatan sedikitpun bagi Ifrit untuk menghela nafas. Serangan gelang dewanya terus menghantam sosok Ifrit.Sosok Ifrit yang melayang diatas tanah, terus terdesak mundur. Entah sudah belasan ataupun berpuluh-puluh kali serangan gelang dewa menghantam sosoknya, tapi walaupun terdesak. Ifrit sedikitpun tidak terlihat terluka.Jejaka Emas yang melihat hal itu, harus mengakui kekuatan dan kekebalan tubuh Ifrit, tapi anehnya seraya terus melesatkan serangan gelang-gelang dewanya, Jejaka Emas justru tertawa-tawa. Hal ini dikarenakan sosok Ifrit yang terkena serangan beruntun gelang dewanya dari berbagai arah, membuat tubuh Ifrit yang melayang diudara itu tampak terdorong ke kanan, ke kiri, ke belakang dan kedepan, Ifrit seperti tengah berjoget atau bergoyang dangdut. Hal ini pula yang membuat Jejaka Emas kemudian tertawa tergelak-gelak. Bangsa Jin yang ada ditempat itupun bingung dan heran, kenapa Jejaka Emas bertarung sambil tergelak-gelak sendiri.Ifrit terus dig

DMCA.com Protection Status