“Akan kusuruh seluruh anak buahku untuk memperkosamu beramai-ramai” sambung Juragan Suta lagi. Di balik wajah lebam dan lukanya, wajah Sekarwangi tampak berubah mendengar ancaman Juragan Suta.
“Bunuh saja aku! bunuh!” ucap Sekarwangi.
“Membunuhmu! huh! kematian terlalu mudah untukmu Dewi Topeng Perak... tapi aku ingin membuat menderita dan kau akan berharap untuk mati kepadaku”
BLLEEGGARRRR!
Tiba-tiba saja suara ledakan keras terdengar dari arah luar, hal ini tentu saja mengejutkan bagi semua orang yang ada didalam ruangan itu.
“Bawa perempuan ini kembali kedalam penjara!” perintah Juragan Suta kepada anak buahnya yang segera menyeret Dewi Topeng Perak pergi dari tempat itu, Juragan Suta sendiri bersama para jago-jago bayarannya segera beranjak keluar untuk melihat apa yang terjadi.
Sesampai diluar, betapa terkejut mereka melihat seorang pendekar yang mengenakan pakaian khas pendekar jawa dwipa
Plak...plakkk...plakkkk!Kali ini Bintangpun berhasil memapaki serangan hebat yang dilancarkan oleh Sipaku Beracun, bahkan ;Deesss..deessss!!Tak ada yang dapat melihat bagaimana Sipaku Beracun terkena tendangan cepat yang dilancarkan oleh lawannya hingga membuat sosok Sipaku Beracun langsung terlempar kebelakang hingga akhirnya tersungkur dan berguling-guling ditanah beberapa tombak jauhnya."Huaghh!!"Sipaku Beracun memuntahkan darah kental hitam kemerahan dari dalam mulutnya, tapi kemudian terlihat sosok Sipaku Beracun kembali berdiri dengan penuh amarah. Sementara itu sosok Bintang yang berada beberapa tombak dihadapannya tampak tersenyum sinis. Sipaku Beracun kemudian terlihat melangkah kearah Bintang.Dari tangan kanan Sipaku Beracun terlihat sebuah paku berukuran cukup besar muncul, ukurannya mungkin ada 50x dari paku pada umumnya, warnanyapun hitam kelam menandakan racun yang terdapat dipaku besar itu sangat beracun.Semua ta
Angin semilir berhembus kencang, menerbangkan apa saja yang bisa diterbangkan, mengibarkan apa saja yang bisa dikibarkan dan saat ini pakaian yang dikenakan oleh dua sosok digdaya yang saling berhadapan terlihat berkibar-kibar dengan keras tertiup angin.“Kita bertemu lagi Ksatria Dari Setyo Kencana” ucap Laki-laki tua bertubuh kurus dan perut buncit yang tak lain adalah Datuk Tuak. “Kali ini aku takkan main-main lagi” sambung Datuk Tuak dengan wajah serius, sikap uring-uringan dan acuh tak acuh yang biasanya diperlihatkan oleh Datuk Tuak kini tak terlihat lagi, sepertinya Datuk Tuak benar-benar tak main-main lagi untuk menghadapi lawannya yang tak lain adalah Bintang. Pendekar kita yang sampai saat ini masih menjadi pendekar tanpa tanding didunia persilatan, sayang Datuk Tuak tidak menyadari dan mengetahui dengan siapa dirinya saat ini berhadapan, jika tahu, mungkin Datuk Tuak akan berfikir 2x untuk berhadapan dengan sosok Ksatria Pengembara.Gluk..Gluk..Gluk!Terlihat Datuk Tuak beb
Terlihat sosok Datuk Tuak sudah bermandi keringat. Nafas memburu masih terdengar jelas. “Hhmm.. kenapa tenagaku terasa terkuras lebih cepat.. ini benar-benar aneh” batin Datuk Tuak menyadari kalau tenaganya telah terkuras banyak. “Atau jangan-jangan ini karena jurus menghindarnya” sambung batin Datuk Tuak lagi seraya menatap tajam kearah Bintang. “Tak ada gunanya lagi setengah-setengah”Semestinya menghunus senjata menjadi urutan selanjutnya dalam duel, namun saling takar kekuatan yang mereka lakukan akhirnya keduanya memilih untuk langsung melakukan adu ajian kanuragan.Serangkum ajian kanuragan sempurna dikerahkan oleh Datuk Tuak.. Kini larik nafas, kuda-kuda dan rapal mantra Ajian ‘Komara Geni’ telah dimulai.Aji ‘Komara Geni’ merupakan aji pamungkas. Komara Geni bisa juga digunakan untuk membakar bangsa jin. kegunaan Aji ‘Komara Geni’ selain untuk pukulan kontak membakar jin, juga mampu membakar manusia. Hawa panas menjalar cepat. Pusaran angin tercipta dari sekeliling tubuh Datuk
Datuk Tuak sendiri heran kenapa lawannya tidak menggunakan ajian pamungkasnya, tapi justru melawan ajian dahsyatnya dengan tangan kosong tanpa kekuatan ajian, walaupun sebenarnya Datuk Tuak tidak mengetahui kalau saat ini Bintang tengah mengerahkan salah satu pukulan pamungkasnya, yaitu ‘Tapak Guntur’, sebuah pukulan yang mengeluarkan gelombang tenaga dalam inti petir yang tidak mempunyai wujud ataupun warna, namun gelombang tenaga dalam yang dikeluarkan sangat tinggi hingga mampu menghancurkan benda.Sebuah teriakan dahsyat yang tak ubahnya sebuah raungan mengawali benturan, itu suara Datuk Tuak!DAAAASSSSSTTTT….!Blegaaar..!Benturan maha dahsyat tercipta diiringi gemuruh yang menerbangkan benda apapun dalam radius depa. Sungguh maha dahsyat dampak yang terjadi disekitar tempat itu, kekuatan gempuran keduanya membuat tempat itu menjadi luluh lantah.Bahkan seluruh centeng-centeng yang tersisa yang masih berada ditempat itu dibuat terlempar bagaikan sehelai daun yang dihempaskan bada
“Duer!!” Guntur menggelegar secara tiba-tiba dilangit, hingga mengejutkan semua orang, tidak ada hujan tidak ada awan gelap, tapi tiba-tiba saja guntur menyalak dengan keras, semua orang terlihat menatap kearah langit, termasuk Datuk Tuak sendiri, semua heran, karena hari masih terlihat terang.Plasshhhhh!Kembali semua orang dikejutkan, karena tiba-tiba keris ditangan Bintang mengeluarkan sinar lidah petir merambat keatas hingga mencapai ujung keris, kini ditangan Bintang, keris kyai guntur memancarkan aura petir yang sinarnya menerangi tempat itu. Semua memandang takjub kearah keris yang mengeluarkan sinar lidah petir yang ada ditangan Bintang.Datuk Tuak tiba-tiba saja menekan satu lubang hidungnya seraya menghembus.Wungngng..!Angin kencang menyerupai badai yang sangat dahsyat keluar dari hembusan nafas satu hidung Datuk Tuak, melesat dengan sangat cepat kearah Bintang. Hempasan badai dahsyat itu terlihat langsung menghancurkan apa saja yang dilewatinya, sungguh sangat dahsyat se
Wungngng..! Wungngng..!Angin badai yang sangat dahsyat keluar dari hembusan nafas hidung Datuk Tuak, jauh lebih besar dan lebih dahsyat dari sebelumnya, melesat dengan sangat cepat kearah Bintang. Hempasan badai dahsyat itu terlihat sampai menerbangkan apa saja yang dilewatinya, sungguh sangat dahsyat sekali, bergerak melesat dengan cepat kearah Bintang.Tapi lagi-lagi Bintang masih tetap berdiri dengan tenang ditempatnya, keris kyai guntur yang masih diliputi lidah petir masih berada didepan tubuhnya.Wungngng..! Wungngng..!Dalam sekejap saja sosok Bintang sudah tenggelam dalam angin badai yang dahsyat yang kini menyelimuti sekujur tubuh Bintang. Badai angin dahsyat itu terus berputar-putar dahsyat ditempat dimana tadi Bintang berdiri.Saat Badai angin itu sirna, kembali hal yang sama terjadi, sosok Bintang tetap berdiri gagah ditempatnya. Hal ini tentu saja kembali mengejutkan semua orang termasuk Datuk Tuak.Datuk Tuak kemudian maju beberapa tindak kedepan, berhadapan langsung de
Zzgggghhh..! Akhirnya sosok Bintangpun tersambar kilatan lidah petir itu yang langsung membuat sosok Bintang diliputi oleh petir-petir disekujur tubuhnya, mengeluarkan cahaya terang benderang yang membuat orang-orang yang ada ditempat itu harus menutupi pandangan mereka karena silaunya.Zzgggghhh..!.Secara tiba-tiba saja, lidah petir yang menyelimuti tubuh Bintang merambat kembali ke cambuk, lebih cepat dari rambatannya yang pertama dan rambatannya itu langsung menuju kearah Juragan Suta.Arrrggkhhhh!Terdengar teriakan keras Juragan Suta saat dirinya tersambar lidah petir yang justru berbalik kearahnya, spontan Juragan Suta melepaskan genggaman gagang cambuk ditangannya dan terlihat sosok Juragan Suta langsung terjerembab kebelakang, berguling-guling dengan keras seraya berteriak menyayat hati karena sekujur tubuhnya diliputi kilatan petir.Semua anak buah Juragan Suta sangat terkejut melihat hal itu, tapi tidak ada yang berani untuk menolong Jur
Lembah Bambu.Bintang membawa Sekarwangi yang terluka kembali ke Lembah Bambu, untunglah hanya luka luar yang diderita oleh Sekarwangi, sedangkan luka dalam tidak terlalu parah. Hari ini sudah beberapa hari Bintang berada di Lembah Bambu untuk menemani Sekarwangi dalam proses penyembuhannya.Malam itu, Bintang dan Sekarwangi menghadap Sigila Tuak, ayah Sekarwangi untuk berpamitan.“Jadi gusti prabu akan menuju kemana?” tanya Sigila Tuak setelah mendengar Bintang ingin segera pamit dari Lembah Bambu.“Aku akan kembali ke desa Jati Wangi guru, saat ini mungkin desa Jati Wangi berada dalam bahaya?” ucap Bintang. Sigila Tuak sepertinya mengerti apa yang dimaksud Bintang.“Ya, aku mengerti maksud gusti prabu, kematian lurah Gelagah Ireng itu tentu akan memancing amarah Adipati Sutapati, karena Adipati Sutapati merupakan kakak dari Juragan Suta.” jela