Zzgggghhh..! Akhirnya sosok Bintangpun tersambar kilatan lidah petir itu yang langsung membuat sosok Bintang diliputi oleh petir-petir disekujur tubuhnya, mengeluarkan cahaya terang benderang yang membuat orang-orang yang ada ditempat itu harus menutupi pandangan mereka karena silaunya.Zzgggghhh..!.Secara tiba-tiba saja, lidah petir yang menyelimuti tubuh Bintang merambat kembali ke cambuk, lebih cepat dari rambatannya yang pertama dan rambatannya itu langsung menuju kearah Juragan Suta.Arrrggkhhhh!Terdengar teriakan keras Juragan Suta saat dirinya tersambar lidah petir yang justru berbalik kearahnya, spontan Juragan Suta melepaskan genggaman gagang cambuk ditangannya dan terlihat sosok Juragan Suta langsung terjerembab kebelakang, berguling-guling dengan keras seraya berteriak menyayat hati karena sekujur tubuhnya diliputi kilatan petir.Semua anak buah Juragan Suta sangat terkejut melihat hal itu, tapi tidak ada yang berani untuk menolong Jur
Lembah Bambu.Bintang membawa Sekarwangi yang terluka kembali ke Lembah Bambu, untunglah hanya luka luar yang diderita oleh Sekarwangi, sedangkan luka dalam tidak terlalu parah. Hari ini sudah beberapa hari Bintang berada di Lembah Bambu untuk menemani Sekarwangi dalam proses penyembuhannya.Malam itu, Bintang dan Sekarwangi menghadap Sigila Tuak, ayah Sekarwangi untuk berpamitan.“Jadi gusti prabu akan menuju kemana?” tanya Sigila Tuak setelah mendengar Bintang ingin segera pamit dari Lembah Bambu.“Aku akan kembali ke desa Jati Wangi guru, saat ini mungkin desa Jati Wangi berada dalam bahaya?” ucap Bintang. Sigila Tuak sepertinya mengerti apa yang dimaksud Bintang.“Ya, aku mengerti maksud gusti prabu, kematian lurah Gelagah Ireng itu tentu akan memancing amarah Adipati Sutapati, karena Adipati Sutapati merupakan kakak dari Juragan Suta.” jela
“Sehebat itukah dia” batin Dewi Mawar Hitam, tapi sesaat kemudian wajah Dewi Mawar Hitam sudah terlihat tersenyum.“Apa kau lupa datuk, aku memiliki senjata yang tak dapat ditolak oleh semua pria didunia ini”“Kecantikan maksudmu?” ucap Datuk Tuak. Dewi Mawar Hitam tersenyum dan mengangguk seraya berkata ; “Akan kubuat dia jatuh dan terlena dalam pelukanku, setelah itu.. akan kubunuh dia!!” ucap Dewi Mawar Hitam lagi dengan penuh semangat.“Terserahmulah Destywuni, aku cuma memperingatkanmu saja” ucap Datuk Tuak menarik nafas panjang seraya kembali menengak tuak dibumbung yang ada ditangannya.-o0o-KADIPATEN GELAGAH IRENG, adalah sebuah kadipaten yang berada dibawah kekuasaan Kerajaan Blambang Sewu, berbatasan langsung dengan desa Jati Wangi yang merupakan wilayah kekuasaan Setyo Kencana.Sebuah bangunan besar dan mega
Plok! Plok! Plok!Terdengar tepuk tangan menggema ditempat itu sehingga membuat ke-4nya menatap kearah asal suara yang rupanya berasal dari sosok lelaki yang sejak tadi terus mengawasi pertarungan mereka. Ke-4nya lalu segera melangkah mendekatinya.“Ayah..!” sosok pemuda dan sosok gadis muda itu terlihat langsung mendekatinya dengan menyebutnya dengan panggilan ayah.“Bayu.. Tania..!” ucap lelaki itu lagi menyebut nama keduanya.Sementara itu lelaki tua bertubuh pendek bulat dan menggenggam sebuah tongkat ditangannya juga wanita tua berpakaian merah yang tadi menggunakan angkin merah sebagai senjatanya kini sudah berada dihadapannya.“Gusti Adipati” ucap keduanya menyebut lelaki penuh wibawa yang ada dihadapannya dengan sebutan Gusti Adipati. Tak salah, karena memang lelaki berpenampilan penuh wibawa itu adalah Adipati Sutapati, Adipati Gelagah Ireng.“Mpu Bajil, Nini Rampah” ucap Adip
“Datuk Tuak juga berhasil dikalahkan?!” ucap Mpu Bajil tiba-tiba angkat suara hingga memancing perhatian Warsito kearahnya. Warsito tentu saja mengenali pengawal pribadi Adipati Sutapati tersebut.“Benar mpu.. Datuk Tuak juga berhasil dikalahkan.”“Apakah Suta tidak menggunakan cambuk kilat yang kuberikan padanya?” tanya Adipati Sutapati lagi.“Digunakan Gusti Adipati, bahkan cambuk kilat berhasil melilit tubuh pendekar itu. Tapi.. sedikitpun pendekar itu tidak terluka. Bahkan serangan cambuk kilat berbalik menyerang Juragan Suta” jelas Warsito lagi. Adipati Sutapati terdiam seribu bahasa mendengar hal itu. Hingga ;“Apa yang membuat Ksatria Dari Setyo Kencana itu menyerang adikku Warsito?” tanya Adipati Sutapati hingga membuat Warsito tampak kembali menarik nafas panjang hingga ;“Ini semua berawal dari..” Warsito kembali menceritakan awal p
Desa Jati Wangi, sebuah desa yang terletak di perbatasan wilayah kerajaan Setyo Kencana dan Blambang Sewu, desa yang terkenal akan kecantikan gadis-gadis desanya, ditambah lagi keunikan nama perempuan-perempuan yang berasal dari desa tersebut. Bila masih gadis mereka akan menambahkan kata wangi diakhir namanya, apabila sudah menikah, kata wangi akan berubah menjadi harum.Setelah selama beberapa waktu keadaan di desa Jati Wangi mencekam dengan keberadaan sang durjana iblis, kini berangsur-angsur keadaan didesa tersebut mulai pulih, warga masyarakat desa Jati Wangi sudah mulai beraktifitas seperti semula. Para petani sudah kembali menggarap sawah mereka, peternakpun sudah mulai mengembalakan ternaknya. Di pintu gerbang utara dan selatan desa Jati Wangi sendiri terlihat beberapa pintu gerbang pos yang didirikan, tampak beberapa orang prajurit yang berjaga-jaga dengan persenjataan lengkap. Di jalan-jalan desa terlihat beberap
Seluruh masyarakat desa Jati Wangi tampak berdiri berjejer disepanjang jalan rumah-rumah mereka seraya menjura hormat saat Bintang melewati mereka. Bintang sendiri hanya tersenyum melihat penyambutan masyarakat desa Jati Wangi kepadanya, Sekarwangi tampak biasa-biasa saja, berbeda dengan Buntal yang terlihat membusungkan dadanya dengan penuh kebanggaan melihat juraan-juraan hormat orang-orang padanya, walaupun sebenarnya juraan hormat itu ditujukan untuk Bintang. Hingga akhrinya Bintang dan rombongan tiba dihadapan Senopati Yudho dan yang lain.“Selamat datang kembali gusti prabu” ucap Bayan Sangkuri mendahului menjura hormat diiringi yang lain. Lagi-lagi Bintang hanya tersenyum dengan mengangkat tangan kanannya.-o0o-Malam itu, Bintang langsung mengumpulkan orang-orang untuk membahas mengenai keamanan desa Jati Wangi. Senopati Yudho, para pendekar, Bayan Sangkuri dan beberapa orang pemuda desa yang diajak oleh Bayan Sangk
“Pasti kang Bintang”. ucap Sekarwangi dengan wajah tersenyum gembira, dengan cepat Sekarwangi bangkit dari depan meja riasnya dan segera melangkah ke pintu, dan ;Kreakkk..!Pintu terbuka dan Sekarwangi langsung tersenyum saat melihat sosok Bintang yang kini telah berdiri dihadapannya. Sementara itu Bintang yang kini berada tepat didepan sosok Sekarwangi yang sudah tersenyum dihadapannya, Bintang tampak terpesona melihat sosok Sekarwangi yang malam itu sangat cantik dari biasanya, Sekarwangi tampil begitu sangat anggun, wajahnya terpancar pesona kecantikan yang benar-benar membuat Bintang terpesona dibuatnya. Sementara Sekarwangi tersenyum bangga melihat Bintang terpesona melihatnya.“Ayo kang, masuk.”. ucap Sekarwangi tersenyum melihat Bintang yang terpaku ditempatnya, segera ditariknya tangan Bintang untuk segera masuk kedalam gubuk.Bintang hanya mengikuti tarikan tangan Sekarwangi, tapi sampai didalampun Bintang masih tetap ter