Cletarrrr!Cambuk berduri itu dipecut kearah Aria Amante, Aria Amante yang melihat hal itu tentu saja sangat terkejut, karena saat ini jangankan untuk bergerak, untuk berdiri lama saja, Aria Amante merasakan kedua lututnya goyah, karena itulah begitu melihat lawan memecutkan cambuk berdurinya, Aria Amante hanya bisa memejamkan matanya pasrah menunggu maut, tapi untuk sesaat Aria Amante tidak merasakan apa-apa ditubuhnya, seharusnya menurut perkiraan Aria Amante saat ini tubuhnya pasti sudah terkena pecutan cambuk lawannya, Aria Amante hanya merasakan ada hawa dingin yang menghembus dikedua gunung kembarnya."Ha ha ha...!" terdengar suara tawa kedua lelaki dihadapannya itu. Aria Amante segera membuka kedua matanya dan dapat dilihatnya kini kedua lelaki yang ada dihadapannya tampak dengan kedua mata melotot menatap tertawa kearahnya. Aria Amante merasa curiga dengan tatapan keduanya yang tampak begitu tajam kearah dirinya.“Kau akan segera mati, mati keenakan, He he he...!" ucap salah s
Kedua lelaki itu mulai melangkah mendekati Aria Amante. Aria Amante sendiri tanpa sadar melangkah mundur dengan wajah pucat. Apalagi melihat pandangan liar penuh nafsu kedua lelaki yang ada dihadapannya.Cletarrrr!Lelaki sipemegang cambuk berduri kembali mengebutkan cambuk ditangannya kearah Aria Amante, sepertinya kali ini sosok Aria Amante benar-benar akan dibuat bugil oleh lelaki tersebut, sementara ditempatnya wajah Aria Amante semakin dibuat pucat melihat hal itu. Tak mampu membayangkan apa yang akan terjadi padanya, Aria Amante tiba-tiba saja langsung merunduk dengan memeluk dirinya sendiri dengan kedua tangannya. Seperti sebelumnya, Aria Amantepun tak dapat merasakan apa yang terjadi pada dirinya, Aria Amante meyakini kalau saat ini tubuhnya mungkin sudah tak mengenakan apa-apa lagi alias bugil, maka dengan gemetar Aria Amante mulai membuka kedua matanya untuk melihat keadaan dirinya, tapi Aria Amante terkejut saat melihat bagaimana pakaiannya yang masih melekat ditubuhnya wal
Sementara itu Bintang dan Aria Amante masih saling berpelukan erat, Aria Amante masih tampak menangis pilu dipelukan Bintang.“Tenanglah aria, kakang sudah ada disini.” ucap Bintang pelan, Aria Amante tampak mengangkat wajahnya yang sejak tadi ada didada Bintang, dengan wajah penuh bersimbah air mata, Aria Amante tampak menatap kearah Bintang.“Terima kasih kakang... terima kasih sudah datang.” ucap Aria Amante dengan pilu, Bintang hanya tersenyum lembut mendengar hal itu.“Sekarang biar kakang yang beri pelajaran sama mereka yang telah membuat Aria begini.” ucap Bintang dengan mantap. Aria Amante tampak mengangguk mantap pula.Keduanya lalu saling melepas pelukan. Sebelum berbalik, Bintang menghapus lembut air mata yang membasahi wajah jelita Aria Amante, dengan tersenyum Aria Amante membalas senyuman Bintang. Lalu Bintang kembali berbalik kearah kedua lelaki yang masih tampak kepayahan untuk menarik lepas cambuk mereka.Crakkkhh!Bintang kembali menarik lepas pedang dan warangkanya
“Benar-benar bosan hidup nih orang, ayo kita serang sama-sama Warok... semakin cepat kita mengatasinya, semakin cepat kita menikmati bidadari cantik itu!” ucap Bagah.“Baik. Ayo!” ucap Warok tak ingin kalah.Kedua pendekar pemegang cambuk berduri ini tampak segera memutar-mutar cambuk berduri ditangan mereka, keduanya segera berputar mengelilingi sosok Bintang yang kini ada ditengah-tengah.Bintang sendiri masih berdiri dengan tenang, tapi kedua mata Bintang terus mengawasi pergerakan keduanya hingga ;Cletarrrr! Cletarrrr!Bersamaan Warok dan Bagah memecutkan cambuknya kearah Bintang. Kedua cambuk berduri itupun melesat cepat kearah Bintang.Wuuttt...! Wuuttt...!Huuppp...!Dengan gerakan yang sangat ringan sekali, Bintang memutar tubuhnya laksana baling-baling, serangan kedua cambuk beracun itu lewat diatas dan dibawah tubuh Bintang. Serangan pertama luput, hal ini membuat kaget Warok dan Bagah yang sepertinya tidak menyangka ada orang yang bisa menghindari serangan beruntun yang me
Cringg..!Bintang membuka Pedang Bintang Angkasanya. Sebilah pedang dengan desain yang sangat unik, pedang berwarna hitam dari ujung pedang hingga sampai ke gagang pedang, bintik-bintik putih dan keemasan tampak disepanjang hulu pedang, tapi bila diperhatikan dengan seksama, warna hitam pada pedang ternyata adalah sebuah sebuah gambar ruang angkasa, sedangkan bintik-bintik putih dan keemasan yang ada disepanjang hulu pedang adalah bintang-bintang yang bertaburan. Bintang sendiri sampai terkagum-kagum melihat wujud pedang indah yang ada ditangannya. Bagaimana mungkin sebilah pedang dibuat dengan desain gambar seperti itu disepanjang hulu pedangnya. Tentu pembuat pedang ini sangatlah ahli.Warok dan Bagah kembali terkesima melihat Pedang Bintang Angkasa yang ada ditangan Bintang, Aria Amante yang berada tak jauh dari pertarunganpun ikut terkesima melihat pedang yang ada digenggaman tangan Bintang.Warok dan Bagah yang terlihat saling pandang, terlihat saling menganggukkan kepala, seakan
Buhgg...! Buhgg...! Buhgg...! Buhgg...!Serangan beruntun menghantam sosok Warok dan Bagah, bahkan kini sosok Warok dan Bagah terlihat terjajar saling tumpang tindih satu sama lain.BUHGG...!Serangan terakhir Bintang membuat tubuh keduanya terhempas dengan keras kebelakang.Wusss...!Prass...! Bras...! trakk...! Brett...!Tubuh keduanya bagaikan sehelai daun yang dihempaskan badai cukup besar. Tubuh itu terpelanting ke mana-mana. Membentur dan menggores apa saja, hingga akhirnya tubuh keduanya baru terhenti dan terkapar saat menghantam gugusan batu besar yang berjarak 8 tombak dari tempat mereka berada. Untuk sesaat sosok keduanya terdiam terkapar ditempatnya hingga akhirnya terlihat kedua tangan Warok dan Bagah bergerak, menandakan kalau keduanya masih tersadar dari keadaan mereka. Keduanya mencoba bangkit, tapi ;"Huaghh..!”Hampir bersamaan, darah kental hitam kemerahan tersembur keluar dari dalam mulut keduanya. Kali ini benar-benar parah luka dalam yang keduanya derita.“Pergi t
Setelah sekian lama, Aria Amante terlebih dahulu membuka kedua matanya dan menatap kearah Bintang yang ada disebelahnya yang masih mencoba untuk mengatur nafasnya, terlihat raut senyum bahagia diwajah Aria Amante.Bintang membuka kedua matanya saat merasakan satu pelukan hangat ditubuhnya, Bintang tersenyum saat melihat Aria Amante yang tengah memeluknya.“Kakang.”. ucap Aria Amante tersenyum saat melihat Bintang tersenyum kearahnya, diangkatnya wajahnya dan dikecupnya dengan lembut pipi Bintang.“Apa kakang kemari untuk menjemput Aria ?” tanya Aria lagi.“Ya.”“Baiklah.. Aria mau ikut kakang ke Padepokan Cakra Buana.”“Tidak, kita belum akan kesana Aria” ucap Bintang hingga membuat kening Aria berkerut bingung.“Jadi.. kita akan kemana kang ?”“Pulau Batu Raja.”“Pulau Batu Raja.. Kenapa kita kesana kang ?”“Pusaka Pedang Merah ada disana Aria.” ucap Bintang lagi hingga kembali membuat Aria Amante terkejut. “Pusaka Pedang Merah berada ditangan mahaguru Jayalaksana.”“Mahaguru Jayalak
“Apakah.. suatu hari nanti, Aria juga akan jadi istri kakang ?” tanya Aria menatap dengan sayu kearah mata Bintang. Terlihat jelas dari pandangannya, Aria Amante sangat membutuhkan jawaban jujur dari Bintang.“Pasti Aria, itu pasti.” ucap Bintang lembut hingga membuat senyum di wajah Aria Amante mengembang.“Janji?” ucap Aria Amante mengangkat jari kelingkingnya dan membengkokkannya, Bintang hanya tersenyum, lalu menyambut jari kelingking bengkok itu dengan jari kelingkingnya pula, kedua jari kelingking itu berkait satu sama lain seraya berkata ; “Kakang janji Aria!” ucap Bintang mantap hingga semakin membuat senyum diwajah Aria Amante semakin mengembang.“Terima kasih kakang! Terima kasih!” ucap Aria Amante langsung memeluk leher Bintang dengan erat dan menariknya kedalam pelukannya.Hingga mau tak mau, tubuh bugil Bintangpun kembali menindih tubuh bugil Aria Amante.“Aoowwhhh!” tiba-tiba saja Aria Amante menjerit kaget seraya mendorong sosok Bintang dari atas tubuhnya saat merasakan