“Benar-benar bosan hidup nih orang, ayo kita serang sama-sama Warok... semakin cepat kita mengatasinya, semakin cepat kita menikmati bidadari cantik itu!” ucap Bagah.“Baik. Ayo!” ucap Warok tak ingin kalah.Kedua pendekar pemegang cambuk berduri ini tampak segera memutar-mutar cambuk berduri ditangan mereka, keduanya segera berputar mengelilingi sosok Bintang yang kini ada ditengah-tengah.Bintang sendiri masih berdiri dengan tenang, tapi kedua mata Bintang terus mengawasi pergerakan keduanya hingga ;Cletarrrr! Cletarrrr!Bersamaan Warok dan Bagah memecutkan cambuknya kearah Bintang. Kedua cambuk berduri itupun melesat cepat kearah Bintang.Wuuttt...! Wuuttt...!Huuppp...!Dengan gerakan yang sangat ringan sekali, Bintang memutar tubuhnya laksana baling-baling, serangan kedua cambuk beracun itu lewat diatas dan dibawah tubuh Bintang. Serangan pertama luput, hal ini membuat kaget Warok dan Bagah yang sepertinya tidak menyangka ada orang yang bisa menghindari serangan beruntun yang me
Cringg..!Bintang membuka Pedang Bintang Angkasanya. Sebilah pedang dengan desain yang sangat unik, pedang berwarna hitam dari ujung pedang hingga sampai ke gagang pedang, bintik-bintik putih dan keemasan tampak disepanjang hulu pedang, tapi bila diperhatikan dengan seksama, warna hitam pada pedang ternyata adalah sebuah sebuah gambar ruang angkasa, sedangkan bintik-bintik putih dan keemasan yang ada disepanjang hulu pedang adalah bintang-bintang yang bertaburan. Bintang sendiri sampai terkagum-kagum melihat wujud pedang indah yang ada ditangannya. Bagaimana mungkin sebilah pedang dibuat dengan desain gambar seperti itu disepanjang hulu pedangnya. Tentu pembuat pedang ini sangatlah ahli.Warok dan Bagah kembali terkesima melihat Pedang Bintang Angkasa yang ada ditangan Bintang, Aria Amante yang berada tak jauh dari pertarunganpun ikut terkesima melihat pedang yang ada digenggaman tangan Bintang.Warok dan Bagah yang terlihat saling pandang, terlihat saling menganggukkan kepala, seakan
Buhgg...! Buhgg...! Buhgg...! Buhgg...!Serangan beruntun menghantam sosok Warok dan Bagah, bahkan kini sosok Warok dan Bagah terlihat terjajar saling tumpang tindih satu sama lain.BUHGG...!Serangan terakhir Bintang membuat tubuh keduanya terhempas dengan keras kebelakang.Wusss...!Prass...! Bras...! trakk...! Brett...!Tubuh keduanya bagaikan sehelai daun yang dihempaskan badai cukup besar. Tubuh itu terpelanting ke mana-mana. Membentur dan menggores apa saja, hingga akhirnya tubuh keduanya baru terhenti dan terkapar saat menghantam gugusan batu besar yang berjarak 8 tombak dari tempat mereka berada. Untuk sesaat sosok keduanya terdiam terkapar ditempatnya hingga akhirnya terlihat kedua tangan Warok dan Bagah bergerak, menandakan kalau keduanya masih tersadar dari keadaan mereka. Keduanya mencoba bangkit, tapi ;"Huaghh..!”Hampir bersamaan, darah kental hitam kemerahan tersembur keluar dari dalam mulut keduanya. Kali ini benar-benar parah luka dalam yang keduanya derita.“Pergi t
Setelah sekian lama, Aria Amante terlebih dahulu membuka kedua matanya dan menatap kearah Bintang yang ada disebelahnya yang masih mencoba untuk mengatur nafasnya, terlihat raut senyum bahagia diwajah Aria Amante.Bintang membuka kedua matanya saat merasakan satu pelukan hangat ditubuhnya, Bintang tersenyum saat melihat Aria Amante yang tengah memeluknya.“Kakang.”. ucap Aria Amante tersenyum saat melihat Bintang tersenyum kearahnya, diangkatnya wajahnya dan dikecupnya dengan lembut pipi Bintang.“Apa kakang kemari untuk menjemput Aria ?” tanya Aria lagi.“Ya.”“Baiklah.. Aria mau ikut kakang ke Padepokan Cakra Buana.”“Tidak, kita belum akan kesana Aria” ucap Bintang hingga membuat kening Aria berkerut bingung.“Jadi.. kita akan kemana kang ?”“Pulau Batu Raja.”“Pulau Batu Raja.. Kenapa kita kesana kang ?”“Pusaka Pedang Merah ada disana Aria.” ucap Bintang lagi hingga kembali membuat Aria Amante terkejut. “Pusaka Pedang Merah berada ditangan mahaguru Jayalaksana.”“Mahaguru Jayalak
“Apakah.. suatu hari nanti, Aria juga akan jadi istri kakang ?” tanya Aria menatap dengan sayu kearah mata Bintang. Terlihat jelas dari pandangannya, Aria Amante sangat membutuhkan jawaban jujur dari Bintang.“Pasti Aria, itu pasti.” ucap Bintang lembut hingga membuat senyum di wajah Aria Amante mengembang.“Janji?” ucap Aria Amante mengangkat jari kelingkingnya dan membengkokkannya, Bintang hanya tersenyum, lalu menyambut jari kelingking bengkok itu dengan jari kelingkingnya pula, kedua jari kelingking itu berkait satu sama lain seraya berkata ; “Kakang janji Aria!” ucap Bintang mantap hingga semakin membuat senyum diwajah Aria Amante semakin mengembang.“Terima kasih kakang! Terima kasih!” ucap Aria Amante langsung memeluk leher Bintang dengan erat dan menariknya kedalam pelukannya.Hingga mau tak mau, tubuh bugil Bintangpun kembali menindih tubuh bugil Aria Amante.“Aoowwhhh!” tiba-tiba saja Aria Amante menjerit kaget seraya mendorong sosok Bintang dari atas tubuhnya saat merasakan
“Indah sekali malam ini.” sebuah suara lembut terdengar dari arah samping kanannya, sejenak gadis muda cantik nan jelita ini terperanjat, tapi kemudian bibirnya tersenyum datar. Sosoknya bangkit dan berpaling kearah asal suara.“Tuan.” ucapnya datar saat melihat sosok lelaki muda tampan yang memang tak lain adalah Bintang. “Kapan tuan tiba di Pulau Batu Raja ?” sambungnya bertanya seraya kembali memalingkan pandangannya.“Sore tadi.” jawab Bintang singkat.“Apa tuan kembali bersama nona Aria Amante itu ?”“Benar.”“Kenapa tuan ada disini.. Bukankah seharusnya tuan menemani istri-istri tuan?” ucap Amanda dengan datar.“Cukup melelahkan diperjalanan.. Tempat ini adalah tempat terindah di Pulau Batu Raja untuk menikmati malam.. Dan disinilah saya berada sekarang.” jawab Bintang seadanya, tapi baru saja berucap demikian, wajah Bintang tiba-tiba saja berubah.“Dewa Kera.” batin Bintang merasakan panggilan Dewa Kera padanya melalui batinnya. Maka ;“Bagaimana kalau kita jalan-jalan nona.” u
Sembrani kini terbang rendah diatas lautan, begitu rendahnya, Sembrani seakan tengah berlari diatas air. Amanda yang melihat hal itu sampai terkesima kagum akan keindahan laut malam itu. Sembrani terus terbang dengan cepat menjauhi Pulau Batu Raja. Bahkan dalam sekejap kemudian, Sembrani kembali melesat tinggi keudara. Dalam hatinya Amanda bertanya-tanya, kemana Bintang akan membawa dirinya, tapi hal itu sungkan untuk ditanyakannya.Sembrani kini melesat tinggi diatas awan, terbang semakin jauh meninggalkan Pulau Batu Raja.“Kita.. Mau kemana tuan ?” akhirnya tak kuat juga lama-lama Amanda melontarkan pertanyaan itu karena penasaran.“Saya akan membawa nona kesuatu tempat yang sangat indah, disana tinggal sahabat saya.” ucap Bintang lagi tanpa menoleh. Amanda terdiam mendengar hal itu, terakhir Bintang memperkenalkan sahabatnya yang sangat mengejutkan Amanda, yaitu Sembran
“Tidak apa-apa nona... Kera yang ada disini semuanya baik dan sangat dekat dengan manusia...tak perlu takut.” ucap Bintang mencoba menenangkan hati Amanda yang semakin merapatkan dirinya kebelakang Bintang, walaupun Bintang sudah berkata seperti itu, tetap saja Amanda tak mampu menghilangkan rasa takutnya melihat begitu banyaknya kera yang kini ada ditempat itu.“Guru!” sosok sang kera terlihat langsung menjura hormat dihadapan Bintang dengan menjatuhkan salah satu kakinya ketanah, apa yang dilakukan sang kera ini terlihat langsung diikuti oleh seluruh kera yang ada ditempat itu. Amanda terlihat semakin syok melihat hal itu, bukan syok melihat semua kera yang ada ditempat itu menjura hormat pada Bintang, melainkan syok karena melihat dan mendengar kalau kera yang ada dihadapannya ternyata bisa berbicara.“Bangunlah Dewa Kera.” ucap Bintang mengangkat telapak tangan kanannya kedepan. Sosok kera yang memang tak lain adalah sang Dewa Ke