Sembrani kini terbang rendah diatas lautan, begitu rendahnya, Sembrani seakan tengah berlari diatas air. Amanda yang melihat hal itu sampai terkesima kagum akan keindahan laut malam itu. Sembrani terus terbang dengan cepat menjauhi Pulau Batu Raja. Bahkan dalam sekejap kemudian, Sembrani kembali melesat tinggi keudara. Dalam hatinya Amanda bertanya-tanya, kemana Bintang akan membawa dirinya, tapi hal itu sungkan untuk ditanyakannya.
Sembrani kini melesat tinggi diatas awan, terbang semakin jauh meninggalkan Pulau Batu Raja.
“Kita.. Mau kemana tuan ?” akhirnya tak kuat juga lama-lama Amanda melontarkan pertanyaan itu karena penasaran.
“Saya akan membawa nona kesuatu tempat yang sangat indah, disana tinggal sahabat saya.” ucap Bintang lagi tanpa menoleh. Amanda terdiam mendengar hal itu, terakhir Bintang memperkenalkan sahabatnya yang sangat mengejutkan Amanda, yaitu Sembran
“Tidak apa-apa nona... Kera yang ada disini semuanya baik dan sangat dekat dengan manusia...tak perlu takut.” ucap Bintang mencoba menenangkan hati Amanda yang semakin merapatkan dirinya kebelakang Bintang, walaupun Bintang sudah berkata seperti itu, tetap saja Amanda tak mampu menghilangkan rasa takutnya melihat begitu banyaknya kera yang kini ada ditempat itu.“Guru!” sosok sang kera terlihat langsung menjura hormat dihadapan Bintang dengan menjatuhkan salah satu kakinya ketanah, apa yang dilakukan sang kera ini terlihat langsung diikuti oleh seluruh kera yang ada ditempat itu. Amanda terlihat semakin syok melihat hal itu, bukan syok melihat semua kera yang ada ditempat itu menjura hormat pada Bintang, melainkan syok karena melihat dan mendengar kalau kera yang ada dihadapannya ternyata bisa berbicara.“Bangunlah Dewa Kera.” ucap Bintang mengangkat telapak tangan kanannya kedepan. Sosok kera yang memang tak lain adalah sang Dewa Ke
“Guru...” terdengar Dewa Kera menyapa dengan sedikit pelan kepada Bintang. Bintangpun menolehkan pandangannya kearah Dewa Kera. “Hamba menghubungi guru lewat batin, karena ada sesuatu yang ingin hamba perlihatkan kepada guru.” ucap Dewa Kera lagi pelan. Bintang tetap diam memperhatikan. Dewa Kera sendiri kembali mengalihkan pandangannya kearah Amanda yang sedang bersenang-senang.Srrttt...Dewa Kera tiba-tiba saja mencabut sehelai bulu dikepalanya, lalu ; “Fuuuhh!” ditiupnya sehelai bulu yang kini ada ditelapak tangan kanannya itu.Seerrrr...Bulu itu melayang dihadapan Dewa Kera dan Bintang lalu menjelma menjadi sosok Dewa Kera yang lain.“Mari guru.” ucap Dewa Kera seraya mengajak Bintang untuk pergi meninggalkan tempat itu secara diam-diam. Bintangpun tersenyum, lalu ikut menatap kearah Amanda yang terlihat masih menari-nari gembira bersama para kera ditempat itu, lalu bersama Dewa Kera, diam-diam
“Apa lebih dari sepuluh ?” tanya Amanda. Dewa Kera mengangguk hingga semakin menambah perubahan di wajah Amanda.“Istri guru yang pertama adalah seorang dewi yang menguasai samudra, namanya Putri Samudra.”“Apa! Putri Samudra, tuan Dewa Kera!” ulang Amanda dengan terkejut.“Benar Putri Samudra.. Istri guru yang kedua adalah seorang putri dari kerajaan yang berada didataran tengah... namanya Putri Yuan Ming Zhu.” satu demi satu Dewa Kera menceritakan tentang istri-istri yang Bintang miliki, hal ini semakin membuat Amanda terkesima dan terkejut mendengarnya, karena rata-rata istri yang Bintang miliki adalah seorang putri bangsawan, terlebih yang membuat Amanda terkejut adalah yang bernama Putri Samudra. Kalau saja tak melihat Dewa Kera yang asyik bercerita, mungkin Amanda sudah menyelanya, tapi Amanda tetap diam mendengarkan sampai akhirnya cerita Dewa Kera berakhir.“Bagaimana bisa?!” ucap Amanda
Sepertiga malam, Bintang dan Amanda meninggalkan pulau kera, dengan mengendarai Sembrani, keduanya kembali menuju Pulau Batu Raja. Amanda yang berada dibelakang tampak menatap sosok Bintang yang ada didepannya, kali ini Amanda tampak merangkulkan kedua tangannya dipinggang Bintang tanpa harus Bintang suruh kembali. Entah apa yang ada dibenak Amanda saat ini, yang jelas, tatapannya penuh makna kearah Bintang. Sementara Bintang yang ada didepan tampak diam, karena saat ini Bintang tengah memikirkan Gerbang Waktu, bahkan Bintang tak menyadari saat Amanda tampak merapatkan dirinya dibelakang Bintang, kedua tangannya semakin memeluk erat pinggang Bintang.“K..ka..kakang.” terdengar suara pelan Amanda diantara deru angin yang berhembus kencang. Entah karena deru angin yang kencang atau Bintang yang sedang khusuk melamun, hingga suara lembut dan pelan Amanda tak terdengar olehnya. Entah kenapa Amanda menyebut Bintang dengan panggilan kakang, ti
“Cantik, tapi jauh lebih cantik istri kanda.” ucap Bintang membelai wajah cantik jelita Ajeng.“Kanda tidak ada hubungan kan dengannya, atau malam ini kanda lama baru kemari, karena kanda menemui Aria Amante terlebih dahulu.”“Tidak dinda... kanda terlambat kemari, karena tadi kanda harus menemui Dewa Kera terlebih dahulu.” jawab Bintang hingga membuat wajah Ajeng berubah mendengar hal itu.“Dewa Kera.. Dimana kanda menemuinya ?”“Kanda pergi bersama Sembrani ke pulau kera dinda.. Dewa Kera menghubungi kanda lewat batin”“Apakah ada sesuatu hal yang sangat penting kanda, sehingga Dewa Kera meminta kanda untuk datang” ucap Ajeng penasaran.“Benar dinda, Dewa Kera memperlihatkan sebuah pusaka yang disebutnya sebagai ‘Gerbang Waktu’” ucap Bintang hingga membuat wajah Ajeng berubah.“Gerbang Waktu, kanda.”
Cringgg...! Jaya Sampoerna mencabut Pedang Biru ditangannya.Plassh...! seketika saja semburat cahaya biru keluar dari Pedang Biru yang kini ada digenggaman Jaya Sampoerna.Cringgg...! Aria Amante ikut mencabut Pedang Merah ditangannya.Plassh...! seketika semburat cahaya merah keluar dari Pedang Merah yang ada genggaman Aria Amante.Pamor kedua pedang langsung memancar keluar hingga memicu deru angin yang dahsyat. Bagi Jaya Sampoerna sendiri, mahaguru Jayalaksana sudah memberikan gambaran jurus-jurus Pedang Merah yang akan dipergunakan oleh lawannya. Maka ;“Bersiaplah nona Aria!” ucap Jaya Sampoerna menyilangkan Pedang Biru ditangannya, dan ;Hiiatttttt..! Wuusshh...!Sosok Jaya Sampoerna berkelebat kedepan dengan Pedang Biru ditangannya, Aria yang memang sudah siap dari tadi segera ikut bertindak.Hiaaah...!Aria Amante mengibaskan Pedang M
“Kau tidak apa-apa nona Aria ?” tanya Jaya Sampoerna dengan sedikit cemas.“Tidak! ayo kita teruskan..!” ucap Aria Amante dengan penuh semangat.“Baiklah... bersiaplah untuk menerima serangan Pedang Biruku nona Aria!” ucap Jaya Sampoerna seraya kembali mempersiapkan serangannya, Aria Amante pun bersiap untuk menyambutnya.Hiiatttttt..! Wuusshh...!Kembali Jaya Sampoerna berkelebat kedepan dengan Pedang Biru ditangannya.Huuupp...! Tapi kali ini Aria Amante tidak mengadu pedangnya lagi untuk menangkis serangan Jaya Sampoerna, mungkin karena luka dalam yang dideritanya, terlalu berbahaya bila memaksakan diri untuk membenturkan pedang.Sosok Aria Amante melompat tinggi keudara, tapi saat serangan Jaya Sampoerna lewat, Aria Amante langsung berbalik dan menukik dengan cepat kebawah, persis seperti serangan Jaya Sampoerna sebelumnya. Jurus Pedang Merah, ‘pedang menembus bumi
Jurus ‘Raungan Mega Merah’ memang benar-benar luar biasa dipertunjukkan oleh Aria Amante, kedahsyatan, kecepatan dan kekuatannya sungguh sangat mengagumkan, pancaran pamor Pedang Merah begitu terasa sekali, terutama bagi Jaya Sampoerna yang berada tepat dihadapan Aria Amante, aura maut terpancar keluar dari jurus yang diperlihatkan oleh lawannya. Hal ini membuat Jaya Sampoerna menjadi ragu-ragu untuk meladeninya, karena bila diladeninya, hal ini sama saja dengan mengadu nyawa.Diantara keraguannya ;“Layani dengan jurus pamungkas Pedang Biru jaya, kalau tidak, kau tak akan menang darinya.” sebuah suara terdengar terngiang ditelinga Jaya Sampoerna, Jaya Sampoerna sendiri langsung menoleh kearah satu tempat, yaitu mahaguru Jayalaksana yang kini sudah kembali duduk ditempatnya, Jaya Sampoerna yakin suara yang terdengar ditelinganya tadi adalah suara mahaguru Jayalaksana. Mahaguru Jayalaksana sendiri terlihat menganggukkan