Jaya Sampoerna mendorong kedua tangannya yang sudah menyatu kearah atas hingga ;
Wuutt..!!! Wuutt..!!!
Dua kilatan petir yang berada dikedua telunjuk Jaya Sampoerna yang menyatu, tiba-tiba saja melesat dengan cepat keatas, kearah langit.
Graaaooommmm.. Graaaooommmm..!!!
Di balik awan putih terlihat kilatan-kilatan cahaya petir yang berseliweran kesana kemari, sungguh aneh, padahal keadaan alam masih terang benderang, tapi terlihat kilatan cahaya petir yang bergemuruh dibalik awan yang berarak.
Siang menjelang sore, cuaca juga masih panas terik, tapi kilatan petir terus bergerak kesana kemari, sungguh janggal apa yang terlihat dikaki langit. Keanehan ini pula yang dirasakan oleh orang-orang yang ada dibawah, kecuali para mahaguru tentunya, karena mereka memang tau kalau ini merupakan salah satu kesaktian yang dimiliki oleh Mahaguru Jayalaksana yang saat ini tengah dipergunakan oleh Jaya Sampoerna. Jari petir menggetarkan langit.
Dhue
Sosok Roro sendiri, walaupun terus dihujani oleh kilatan petir, terlihat mulai bangkit, terlihat sosok Roro yang masih diselimuti oleh aura putih terlihat merembes darah kering dari bibir indah Roro. Walaupun terlihat dari wajahnya, Roro tengah meringis menahan sakit, tapi tatapan tajam kedua mata indah Roro tampak tak pudar menatap kearah Jaya Sampoerna. Tak lama kedua mata Roro terlihat terpejam, dan ;Bllesshhhh!Tiba-tiba saja sosok Roro mamancarkan aura hitam yang sangat pekat. Bahkan, diwajah Roro terlihat tiga rajah perang muncul. Saat Roro membuka kedua matanya, terlihat kedua bola mata Roro terlihat sedikit mengecil. Aura kuat yang terpancar dari sosok Roro mengejutkan semua orang. Bahkan gelombang energinya sampai membuat getaran hingga sampai ketempat duduk para mahaguru.Kung Fu Pengubah Otot Permulaan tahap Hitam, tiga rajah perang; dapat menyerap seluruh energi dari alam semesta, hawa murni tak terputus-putus. Tubuh menjadi kebal luar dala
Blaasshhh...!Sosok hitam pekat Roro menghilang, Kung Fu Pengubah Otot sirna, kini Roro sudah kembali kewujudnya semula. Bintang yang melihat hal itu tersenyum, lalu berbalik arah kearah Jaya Sampoerna yang ada dibelakangnya, tapi wajah Bintang terkejut saat tak melihat sosok Jaya Sampoerna dihadapannya, tapi keterkejutan Bintang hanya sesaat, saat Bintang menoleh kearah bawah, rupanya Jaya Sampoerna sudah terduduk dengan wajah pucat pasi dibawah. Bintang tersenyum dan segera membantu Jaya Sampoerna untuk bangkit berdiri.Serrr..!Sebuah bayangan muncul disebelah Jaya Sampoerna.“Mm..mahaguru” ucap Jaya Sampoerna dengan suara bergetar, rupanya sosok yang baru saja muncul disebelahnya itu adalah Mahaguru Jayalaksana.Rombongan Eyang Mandalaksanapun segera ikut turun ke arena pertarungan, demikian pula rombongan mahaguru Mellya dan Mahaguru Ummi Ayu.Roro sendiri tampak berjalan mendekati Bintang, begitu berada didekat Bin
“Darimana nyimas Roro mempelajarinya?” tanya mahaguru Mellya lagi“Saya mendapatkannya saat mengikuti suami saya mengembara kenegeri yang sangat jauh diseberang lautan” jawab Roro lagi sehingga kembali membuat wajah ketiga mahaguru berubah.“Kung Fu Pengubah Otot, sungguh nama yang sangat hebat sekali” jawab Mahaguru Jayalaksana dan menyambung ucapan ; “Ada berapa tingkatan Kung Fu Pengubah Otot itu nyimas Roro?”“Semuanya ada 7 tahapan, tapi ditahapan terakhir terdiri dari 3 tahapan puncak, sehingga semuanya menjadi 10 tahapan” jelas Roro.“Aura putih dan hitam yang nyimas Roro pergunakan kemarin tahapan berapa?” tanya Mahaguru Ummi Ayu.“Aura putih itu tahapan ke-6, dan aura hitam itu tahapan ke-7”“Nyimas bilang tahapan ke-7 terdiri dari 3 tahapan puncak, berarti yang nyimas Roro pergunakan kemarin adalah tahapan ke-7 tingkat pertam
“Tuan Bintang”“Iya mahaguru”“Sekali lagi saya menawarkan kepada tuan untuk menjadi pemimpin dari Padepokan Raja yang akan saya dirikan, sepertinya tidak ada orang yang pantas di dunia persilatan ini selain tuan.. saya akan memberikan sebuah pusaka kepada tuan, jika tuan mau memegang tampuk pimpinan di Padepokan Raja” ucap Mahaguru Jayalaksana lagi. Belum lagi Bintang menjawabnya, Mahaguru Jayalaksana terlihat memberikan perintah kepada Prawira dan Jaya Sampoerna melalui perintah dari tangannya, Prawira dan Jaya Sampoerna terlihat mengangguk dan segera berlalu pergi meninggalkan tempat itu. Sementara Bintang tetap diam menunggu, tak lama keduanya sudah kembali dengan membawa masing-masing satu bungkusan kain putih.Benda terbungkus kain putih itu kemudian diletakkan diatas meja dihadapan Bintang dan yang lain. Bintang terlihat menatap benda itu. Mahaguru Jayalaksana bangkit berdiri, lalu mulai membuka benda
“Aku sudah melihat dan merasakan bagaimana ilmu kanuragan yang dimiliki Aria Amante.. Aku yakin Aria Amante tidak memiliki kemampuan untuk mempertahankan dan melindungi pusaka Pedang Merah ini dari tangan-tangan yang ingin merebutnya, karena itulah aku mengambil pusaka Pedang Merah ini untuk aku jaga” jelas Mahaguru Jayalaksana tak mau kalah. Bintang tampak menarik nafas mendengar hal itu.“Bagaimana bila mahaguru memberikan kesempatan kepada Aria Amante untuk mempertahankan pusaka Pedang Merah?”“Maksud tuan Bintang, bagaimana?”“Biarkan Aria Amante bertanding ilmu kanuragaan dengan salah satu murid mahaguru. Dengan begitu kita akan tau, apakah Aria Amante pantas untuk mewarisi pusaka Pedang Merah atau tidak?” ucap Bintang lagi.Semua yang ada ditempat itu mengerti apa maksud Bintang yang sebenarnya menjawab ucapan Mahaguru Jayalaksana, bila dibandingkan dengan Mahaguru J
Entah sudah berapa lama perempuan cantik dan seksi menggoda itu melakukan semedi, hingga sampai wajahnya yang cantik tampak mengeluarkan keringat dingin sebesar butiran jagung, hal ini membuat kedua perempuan cantik yang ada dihadapannya menjadi saling pandang dengan pandangan heran. Keduanya saling mengangkat bahu sebagai tanda tidak tau apa yang terjadi.Setelah cukup lama hal itu terjadi, perempuan cantik dan seksi yang tengah melakukan tapa semedi itu akhirnya membuka kedua matanya.“Fuahhh!” terdengar perempuan cantik dan seksi itu menghembuskan nafas lega seperti baru saja melakukan kegiatan yang sangat melelahkan.“Apa yang terjadi mahaguru?” ucap salah satu dari kedua perempuan yang ada dihadapannya dengan sangat penasaran.“Iya, apa yang terjadi sebenarnya mahaguru?” tanya perempuan yang satunya lagi ikut-ikutan bertanya.“Ini aneh.. Nadien, Genne, Pelet Kembang Perawanku seperti tidak mer
Bintang menundukkan wajahnya untuk mencium Roro, tapi gerakan bibir Bintang tertahan dari jari lembut Roro yang menempel dibibirnya. Bintang terpaksa menarik mundur kembali wajahnya dengan tatapan heran kearah Roro.“Siapa Aria Amante, kanda?” tanya Roro cepat. Bintang terkejut dan kemudian terdiam mendengar hal itu, hingga ;“Aria Amante adalah murid mendiang Begawan Mega Merah dinda”“Ya Roro sudah tau itu kanda.. Yang Roro tanya, siapa Aria Amante itu bagi kanda?” tanya Roro lagi seraya menatap Bintang tajam.“Dia hanyalah orang yang harus kanda lindungi dinda”“Berapa usianya?”“Sama seperti dindalah mungkin”“Apa dia cantik?”“Kalau cantik, jauh lebih cantik dinda” ucap Bintang tersenyum.“Siapa yang menyuruh kanda untuk melindunginya?” tanya Roro lagi, kali ini Bintang terdiam cukup lama.“Ayah d
KUIL MEGA MERAH. Kuil yang terdiri dari tiga bangunan berbentuk stupa candi. Satu bangunan besar tempat pemujaan dan tempat ruang cipta hening, dua bangunan lagi digunakan untuk beristirahat. Salah satu dari dua bangunan itu sering digunakan untuk menerima tamu atau memberi wejangan bagi para murid Begawan Mega Merah. Terlihat keadaan disebagian tempat dibangunan itu sudah rusak dan terbengkalai tak terawat.Dhuar... Dhuar...!Terdengar 2x ledakan dari dalam kuil.Bahkan ; Braaakhhhh..!Pintu gerbang Kuil Mega Merah hancur karena satu sosok tubuh yang menghantamnya, sosok tubuh yang baru saja menghantam pintu gerbang itu sendiri terlihat masih terlempar keras keluar kuil.Prass...! Bras...! Plak, trakk...! Brett...!Terpelanting jauh keluar dari pintu gerbang Kuil Mega Merah, membentur dan menggores apa saja yang dilewatinya, hingga akhirnya terkapar sekitar 5 tombak dari pintu gerbang kuil. Sosok yang terkapar itu ternyata adalah sosok Aria Amante, terlihat bagaimana pakaian yang dik
Setelah melihat Jejaka Emas memahami maksud perkataannya, Bintang segera melangkah ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Berjarak 3 tombak dari Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, Bintang menghentikan langkahnya.“Tidak ada yang kalah juga tidak ada yang menang dalam sebuah peperangan. Lebih baik kita berdamai dan hidup berdampingan Ayah Mertua” ucap Bintang dengan menyebut Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sebagai ayah mertuanya. Tentu saja kenyataan itu tak bisa Bintang pungkiri. Walau bagaimana, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal adalah ayah mertua baginya.Tatapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal masih terlihat dingin kearahnya, dan terdengar suara beratnya. “Kenapa kau menolak untuk menjadi penguasa dunia, Bintang? Bukankah itu keinginan semua laki-laki didunia ini! Tahta dan Kekuasaan?!”Bintang menggeleng, lalu berkata, “Aku lebih suka kedamaian. Buat apa meraih kekuasaan, kalau hidup selalu tidak tenang” Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terdiam saat mendengar kata-kata Bintang.Binta
Semua terdiam!Sunyi!Tak ada satu suarapun yang terdengar, kecuali desau angin!Sementara itu, keadaan semua orang yang tadinya terpaku, kini sudah bisa bergerak, masing-masing saling menatap satu sama lain, lalu mengedarkan pandangan mereka ke arah sekitar. Apa yang baru saja terjadi, berasa seperti mimpi.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal pun masih terpaku berdiri ditempatnya, memandangi jari manis tangan kanannya yang sudah kosong, tidak ada lagi Cincin Sulaiman yang biasa terpatri.Di pihak Jejaka Emas, Bintang lebih dulu tersadar dengan keadaan yang terjadi. Masih terlihat keringat dingin di sekujur tubuh Bintang. Rasa sakit yang baru saja dialami oleh Bintang bukan sekedar dalam angan-angan, tapi Bintang benar-benar dapat merasakan bagaimana tubuhnya terhempas dengan keras ke sebuah alam, dimana di alam itu, berbagai macam orang dengan segala macam siksaannya. Bintang benar-benar merasakan kesakitan yang amat sangat yang membuat tubuhnya seperti ditusuk oleh ribuan
“Bangunlah kalian berdua!” kembali suara lembut tapi tegas itu terdengar menyapa keduanya, hampir bersamaan Bintang dan Jejaka Emas memalingkan wajah mereka kearah depan. Wajah keduanya berubah. Berjarak hanya beberapa tombak dihadapan mereka, terlihat sosok seorang laki-laki tua berwajah agung dan teduh. Mengenakan pakaian putih disekujur tubuhnya. Senyumnya terlihat begitu agung dan teduh. Bintang dan Jejaka Emas terkejut, karena tadi, tidak ada seorangpun yang ada ditempat itu selain mereka berdua.Lelaki tua berparas agung itu terlihat duduk diatas sebuah batu putih yang bila diperhatikan dengan seksama. Batu itu tidaklah menyentuh tanah, alias mengapung diudara.“Kemari!” Terdengar suara lembut dan tegas kembali menyapa Bintang dan Jejaka Emas. Walau keduanya tak melihat bibir lelaki tua itu bergerak, tapi Bintang dan Jejaka Emas yakin, kalau lelaki tua itulah yang menyuruh mereka.Lagi-lagi Bintang dan Jejaka Emas diliputi keheranan, karena tubuh mereka tiba-tiba saja bangkit be
Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat geram saat melihat tak satupun dari pihak lawan yang mau bersikap setia kepadanya. “Kalian semua rupanya benar-benar ingin mati, jangan katakan kalau aku tidak memberikan kalian kesempatan...” ucap Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berpaling kearah seluruh pasukannya yang ada dibelakangnya.“Bunuh mereka semua!”Satu perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah cukup untuk membuat pasukannya bergerak kedepan dengan senjata terhunus. Siap untuk membunuh lawan-lawan mereka yang sudah tak berdaya ditempatnya.Mendengar perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, membuat pucat wajah-wajah dari pihak lawannya. Sebagian mengeluarkan keringat dingin membayangkan kematian yang akan segera mendatangi mereka, sementara sebagian lagi tampak mampu bersikap tenang dan sudah siap menerima nasib, karena memang sejak awal pertempuran, mereka sudah siap untuk mati. Ada satu hal yang setidaknya membuat mereka mati dengan tenan
Sementara itu dipihak Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal juga ikut bingung melihat kejadian itu, Bintang yang kini tampak tengah diperebutkan oleh ke-4 wanita cantik. Di benak mereka terbersit pikiran, ‘Apa mereka tidak menyadari kalau saat ini tengah berperang’. Hal ini membuat semua orang geleng-geleng kepala melihatnya.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat menatap ke arah Bintang dengan tatapan dingin. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal maju beberapa langkah kedepan. Seketika keadaan riuh ditempat itu langsung berhenti. Hening. Bahkan keributan kecil diantara Bintang dengan ke-4 gadisnya juga ikut terhenti dan kini mereka ikut menatap kearah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tak ada yang bersuara, semua perhatian tertuju langsung ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tiba-tiba saja dari pihak seberang, sesosok tubuh melangkah kehadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Dia adalah Jejaka Emas. Jejaka Emas memang sangat kesal melihat keberuntungan Bintang yang dike
“Hai! Utusan Dewa. Kami akan menghentikan peperangan ini bila Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah terkalahkan, tapi bila tidak. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa!” Raja Munaliq Dari Timur memberikan jawaban diiringi anggukan oleh kedua raja jin lainnya, juga para prajurit yang berada dibawah kendali mereka.Apa yang dikatakan oleh Raja Munaliq Dari Timur memang tidak salah. Selama Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal tidak bisa dikalahkan, maka kemenangan akan selalu menjadi milik mereka. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa.Kini balik Una Lyn yang terlihat terdiam ditempatnya. Jejaka Emas yang melihat hal itu, segera beranjak maju untuk memberikan tanggapannya.Bleegaarrr!Sebuah suara keras ledakan terdengar keras membahana di tempat itu, begitu kerasnya sampai membuat tempat itu bergetar laksana digoncang gempa skala sedang. Ada yang jatuh terduduk karena tak kuat menahan getaran yang terjadi, tapi masih banyak pula y
Una Lyn sendiri terlihat melakukan salto beberapa kali diudara hingga akhirnya berhasil mendarat dengan mulus ditanah, sedangkan Ifrit juga mampu mendaratkan kedua kakinya ditanah, setelah terseret cukup jauh kebelakang. Darah terlihat merembes dimulut keduanya, sebagai tanda luka dalam yang mereka derita.Seakan tak ingin membuat waktu percuma, Una Lyn terlihat langsung mengangkat tangannya yang tengah memegang pedang naga emas keatas.Wusshh..!Bayangan seekor naga emas melesat keluar dari hulu pedang ditangan Una Lyn. Sementara itu di ujung sana, Ifrit pun terlihat tak ingin tinggla diam.Dugghh!Tongkat ditangannya dihentakkan ke tanah.Wusshh..! Wusshh..! Wusshh..!Banyak sosok bayangan hitam yang keluar dari kepala tongkat dan sosok-sosok bayangan hitam itu tampak membentuk wujud-wujud jin yang tak terhitung jumlahnya yang hampir memenuhi langit. Di tempatnya, Una Lyn cukup terkejut melihat pamer kesaktian yang diperlihatkan oleh Ifrit. Ternyata Ifrit mampu mengeluarkan banyak j
Dughh! Seiring dengan itu Ifrit menghentakkan tongkat ditangannya ke bawah.Werrrr...! gelombang energi terpancar keluar dari tubuh Ifrit yang langsung menyapu seluruh tempat itu. Terjadi keanehan! Pemandangan mencengangkan terjadi. Waktu seolah berhenti, bangsa jin yang tengah bertempur satu sama lain, terdiam seperti patung. Semuanya berhenti bergerak, bukan saja yang ada di tanah, tapi juga yang ada diudara ikut berhenti bergerak.Baik bangsa manusia, bangsa jin, maupun para dewa-dewi, bahkan Jejaka Emas pun ikut berdiri mematung ditempatnya berada. Terlihat perubahan diwajah semua orang, termasuk Jejaka Emas yang berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan dirinya agar bisa kembali bergerak, tapi sejauh ini hanya gerakan yang sangat lamban yang terlihat. Tak ada yang mampu menggerakan tubuh mereka. Sementara itu, di pihak Ifrit, mereka semua tahu, kalau ini adalah salah satu kemampuan Ifrit yang bisa menghentikan waktu.Di depan sana, terlihat Ifrit tersenyum sinis melihat ke arah Jej
Jejaka Emas tak memberi kesempatan sedikitpun bagi Ifrit untuk menghela nafas. Serangan gelang dewanya terus menghantam sosok Ifrit.Sosok Ifrit yang melayang diatas tanah, terus terdesak mundur. Entah sudah belasan ataupun berpuluh-puluh kali serangan gelang dewa menghantam sosoknya, tapi walaupun terdesak. Ifrit sedikitpun tidak terlihat terluka.Jejaka Emas yang melihat hal itu, harus mengakui kekuatan dan kekebalan tubuh Ifrit, tapi anehnya seraya terus melesatkan serangan gelang-gelang dewanya, Jejaka Emas justru tertawa-tawa. Hal ini dikarenakan sosok Ifrit yang terkena serangan beruntun gelang dewanya dari berbagai arah, membuat tubuh Ifrit yang melayang diudara itu tampak terdorong ke kanan, ke kiri, ke belakang dan kedepan, Ifrit seperti tengah berjoget atau bergoyang dangdut. Hal ini pula yang membuat Jejaka Emas kemudian tertawa tergelak-gelak. Bangsa Jin yang ada ditempat itupun bingung dan heran, kenapa Jejaka Emas bertarung sambil tergelak-gelak sendiri.Ifrit terus dig