“Tuan Bintang”
“Iya mahaguru”
“Sekali lagi saya menawarkan kepada tuan untuk menjadi pemimpin dari Padepokan Raja yang akan saya dirikan, sepertinya tidak ada orang yang pantas di dunia persilatan ini selain tuan.. saya akan memberikan sebuah pusaka kepada tuan, jika tuan mau memegang tampuk pimpinan di Padepokan Raja” ucap Mahaguru Jayalaksana lagi. Belum lagi Bintang menjawabnya, Mahaguru Jayalaksana terlihat memberikan perintah kepada Prawira dan Jaya Sampoerna melalui perintah dari tangannya, Prawira dan Jaya Sampoerna terlihat mengangguk dan segera berlalu pergi meninggalkan tempat itu. Sementara Bintang tetap diam menunggu, tak lama keduanya sudah kembali dengan membawa masing-masing satu bungkusan kain putih.
Benda terbungkus kain putih itu kemudian diletakkan diatas meja dihadapan Bintang dan yang lain. Bintang terlihat menatap benda itu. Mahaguru Jayalaksana bangkit berdiri, lalu mulai membuka benda
“Aku sudah melihat dan merasakan bagaimana ilmu kanuragan yang dimiliki Aria Amante.. Aku yakin Aria Amante tidak memiliki kemampuan untuk mempertahankan dan melindungi pusaka Pedang Merah ini dari tangan-tangan yang ingin merebutnya, karena itulah aku mengambil pusaka Pedang Merah ini untuk aku jaga” jelas Mahaguru Jayalaksana tak mau kalah. Bintang tampak menarik nafas mendengar hal itu.“Bagaimana bila mahaguru memberikan kesempatan kepada Aria Amante untuk mempertahankan pusaka Pedang Merah?”“Maksud tuan Bintang, bagaimana?”“Biarkan Aria Amante bertanding ilmu kanuragaan dengan salah satu murid mahaguru. Dengan begitu kita akan tau, apakah Aria Amante pantas untuk mewarisi pusaka Pedang Merah atau tidak?” ucap Bintang lagi.Semua yang ada ditempat itu mengerti apa maksud Bintang yang sebenarnya menjawab ucapan Mahaguru Jayalaksana, bila dibandingkan dengan Mahaguru J
Entah sudah berapa lama perempuan cantik dan seksi menggoda itu melakukan semedi, hingga sampai wajahnya yang cantik tampak mengeluarkan keringat dingin sebesar butiran jagung, hal ini membuat kedua perempuan cantik yang ada dihadapannya menjadi saling pandang dengan pandangan heran. Keduanya saling mengangkat bahu sebagai tanda tidak tau apa yang terjadi.Setelah cukup lama hal itu terjadi, perempuan cantik dan seksi yang tengah melakukan tapa semedi itu akhirnya membuka kedua matanya.“Fuahhh!” terdengar perempuan cantik dan seksi itu menghembuskan nafas lega seperti baru saja melakukan kegiatan yang sangat melelahkan.“Apa yang terjadi mahaguru?” ucap salah satu dari kedua perempuan yang ada dihadapannya dengan sangat penasaran.“Iya, apa yang terjadi sebenarnya mahaguru?” tanya perempuan yang satunya lagi ikut-ikutan bertanya.“Ini aneh.. Nadien, Genne, Pelet Kembang Perawanku seperti tidak mer
Bintang menundukkan wajahnya untuk mencium Roro, tapi gerakan bibir Bintang tertahan dari jari lembut Roro yang menempel dibibirnya. Bintang terpaksa menarik mundur kembali wajahnya dengan tatapan heran kearah Roro.“Siapa Aria Amante, kanda?” tanya Roro cepat. Bintang terkejut dan kemudian terdiam mendengar hal itu, hingga ;“Aria Amante adalah murid mendiang Begawan Mega Merah dinda”“Ya Roro sudah tau itu kanda.. Yang Roro tanya, siapa Aria Amante itu bagi kanda?” tanya Roro lagi seraya menatap Bintang tajam.“Dia hanyalah orang yang harus kanda lindungi dinda”“Berapa usianya?”“Sama seperti dindalah mungkin”“Apa dia cantik?”“Kalau cantik, jauh lebih cantik dinda” ucap Bintang tersenyum.“Siapa yang menyuruh kanda untuk melindunginya?” tanya Roro lagi, kali ini Bintang terdiam cukup lama.“Ayah d
KUIL MEGA MERAH. Kuil yang terdiri dari tiga bangunan berbentuk stupa candi. Satu bangunan besar tempat pemujaan dan tempat ruang cipta hening, dua bangunan lagi digunakan untuk beristirahat. Salah satu dari dua bangunan itu sering digunakan untuk menerima tamu atau memberi wejangan bagi para murid Begawan Mega Merah. Terlihat keadaan disebagian tempat dibangunan itu sudah rusak dan terbengkalai tak terawat.Dhuar... Dhuar...!Terdengar 2x ledakan dari dalam kuil.Bahkan ; Braaakhhhh..!Pintu gerbang Kuil Mega Merah hancur karena satu sosok tubuh yang menghantamnya, sosok tubuh yang baru saja menghantam pintu gerbang itu sendiri terlihat masih terlempar keras keluar kuil.Prass...! Bras...! Plak, trakk...! Brett...!Terpelanting jauh keluar dari pintu gerbang Kuil Mega Merah, membentur dan menggores apa saja yang dilewatinya, hingga akhirnya terkapar sekitar 5 tombak dari pintu gerbang kuil. Sosok yang terkapar itu ternyata adalah sosok Aria Amante, terlihat bagaimana pakaian yang dik
Cletarrrr!Cambuk berduri itu dipecut kearah Aria Amante, Aria Amante yang melihat hal itu tentu saja sangat terkejut, karena saat ini jangankan untuk bergerak, untuk berdiri lama saja, Aria Amante merasakan kedua lututnya goyah, karena itulah begitu melihat lawan memecutkan cambuk berdurinya, Aria Amante hanya bisa memejamkan matanya pasrah menunggu maut, tapi untuk sesaat Aria Amante tidak merasakan apa-apa ditubuhnya, seharusnya menurut perkiraan Aria Amante saat ini tubuhnya pasti sudah terkena pecutan cambuk lawannya, Aria Amante hanya merasakan ada hawa dingin yang menghembus dikedua gunung kembarnya."Ha ha ha...!" terdengar suara tawa kedua lelaki dihadapannya itu. Aria Amante segera membuka kedua matanya dan dapat dilihatnya kini kedua lelaki yang ada dihadapannya tampak dengan kedua mata melotot menatap tertawa kearahnya. Aria Amante merasa curiga dengan tatapan keduanya yang tampak begitu tajam kearah dirinya.“Kau akan segera mati, mati keenakan, He he he...!" ucap salah s
Kedua lelaki itu mulai melangkah mendekati Aria Amante. Aria Amante sendiri tanpa sadar melangkah mundur dengan wajah pucat. Apalagi melihat pandangan liar penuh nafsu kedua lelaki yang ada dihadapannya.Cletarrrr!Lelaki sipemegang cambuk berduri kembali mengebutkan cambuk ditangannya kearah Aria Amante, sepertinya kali ini sosok Aria Amante benar-benar akan dibuat bugil oleh lelaki tersebut, sementara ditempatnya wajah Aria Amante semakin dibuat pucat melihat hal itu. Tak mampu membayangkan apa yang akan terjadi padanya, Aria Amante tiba-tiba saja langsung merunduk dengan memeluk dirinya sendiri dengan kedua tangannya. Seperti sebelumnya, Aria Amantepun tak dapat merasakan apa yang terjadi pada dirinya, Aria Amante meyakini kalau saat ini tubuhnya mungkin sudah tak mengenakan apa-apa lagi alias bugil, maka dengan gemetar Aria Amante mulai membuka kedua matanya untuk melihat keadaan dirinya, tapi Aria Amante terkejut saat melihat bagaimana pakaiannya yang masih melekat ditubuhnya wal
Sementara itu Bintang dan Aria Amante masih saling berpelukan erat, Aria Amante masih tampak menangis pilu dipelukan Bintang.“Tenanglah aria, kakang sudah ada disini.” ucap Bintang pelan, Aria Amante tampak mengangkat wajahnya yang sejak tadi ada didada Bintang, dengan wajah penuh bersimbah air mata, Aria Amante tampak menatap kearah Bintang.“Terima kasih kakang... terima kasih sudah datang.” ucap Aria Amante dengan pilu, Bintang hanya tersenyum lembut mendengar hal itu.“Sekarang biar kakang yang beri pelajaran sama mereka yang telah membuat Aria begini.” ucap Bintang dengan mantap. Aria Amante tampak mengangguk mantap pula.Keduanya lalu saling melepas pelukan. Sebelum berbalik, Bintang menghapus lembut air mata yang membasahi wajah jelita Aria Amante, dengan tersenyum Aria Amante membalas senyuman Bintang. Lalu Bintang kembali berbalik kearah kedua lelaki yang masih tampak kepayahan untuk menarik lepas cambuk mereka.Crakkkhh!Bintang kembali menarik lepas pedang dan warangkanya
“Benar-benar bosan hidup nih orang, ayo kita serang sama-sama Warok... semakin cepat kita mengatasinya, semakin cepat kita menikmati bidadari cantik itu!” ucap Bagah.“Baik. Ayo!” ucap Warok tak ingin kalah.Kedua pendekar pemegang cambuk berduri ini tampak segera memutar-mutar cambuk berduri ditangan mereka, keduanya segera berputar mengelilingi sosok Bintang yang kini ada ditengah-tengah.Bintang sendiri masih berdiri dengan tenang, tapi kedua mata Bintang terus mengawasi pergerakan keduanya hingga ;Cletarrrr! Cletarrrr!Bersamaan Warok dan Bagah memecutkan cambuknya kearah Bintang. Kedua cambuk berduri itupun melesat cepat kearah Bintang.Wuuttt...! Wuuttt...!Huuppp...!Dengan gerakan yang sangat ringan sekali, Bintang memutar tubuhnya laksana baling-baling, serangan kedua cambuk beracun itu lewat diatas dan dibawah tubuh Bintang. Serangan pertama luput, hal ini membuat kaget Warok dan Bagah yang sepertinya tidak menyangka ada orang yang bisa menghindari serangan beruntun yang me