Share

155. Bagian 13

last update Terakhir Diperbarui: 2022-09-14 01:03:13

Ajeng tersenyum mendengar ucapan Bintang, bahkan ; “Aoww!” Ajeng berteriak kaget saat tiba-tiba saja Bintang kembali menarik dirinya kedalam pelukannya.

“Ihh... kanda... tubuh dindakan lagi keringatan” ucap Ajeng didalam pelukan Bintang yang merasa tak nyaman dengan keadaan dirinya.

“Tidak apa-apa dinda... abisnya kanda senang meluk dinda” ucap Bintang mengulangi ucapannya seraya memeluk tubuh Ajeng semakin erat. Ajeng terseyum dan kedua-duanya saling memperat pelukan.

“Dinda”

“Iya kanda”

“Kanda sudah melihat semua jurus-jurus yang dinda miliki. Kanda pikir, bisa mengajarkan beberapa kesaktian yang kanda miliki yang kanda rasa sangat cocok untuk dinda”

Mendengar hal itu, Ajeng segera merenggangkan pelukannya dan menatap Bintang dengan penuh arti. Lalu berucap ; “Kanda ingin mengajarkan dinda kesaktian yang kanda miliki?”

Bintang tak menjawab, tapi hany

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Ksatria Pengembara Season 2   155. Bagian 14

    “Sekarang, coba dinda perhatikan kanda, ya!”Bintang sudah berdiri 1 tombak dihadapan Roro Ajeng yang kini memperhatikan kearah Bintang dengan seksama.Bintang mengangkat tangan kanannya sejajar dengan dadanya, dan ;Plasshhh! Crrrriittttrrrr!Tiba-tiba saja diatas telapak tangan kanan Bintang keluar seberkas cahaya putih yang membentuk sebuah pusaran angin yang membentuk cakra yang berputar dengan cepat, mengeluarkan suara decitan keras. Ajeng yang saat melihat hal itu, kembali terpana dengan kedua mata membesar.“Ini.. Inikah ajian Cakra Buana itu kanda?” tanyanya takjub“Benar dinda. Ini baru salah satunya..” ucap Bintang seraya mengangkat telapak tangan kanannya keatas, semakin keatas pusaran angin yang membentuk cakra yang berputar itu terlihat semakin besar.“Semakin besar tenaga yang dikerahkan, maka akan semakin besar pusaran angin yang tercipta!” ucap Bintang seraya ter

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-14
  • Ksatria Pengembara Season 2   155. Bagian 15

    “Kakang Sabdo Loro, ada rombongan yang datang!” lapor salah seorang murid perguruannya. Lelaki berwajah penuh kharisma yang dipanggil dengan sebutan Sabdo Loro ini segera bangkit berdiri dan berkata ;“Siapa?”“Sepertinya rombongan mahaguru mellya, dari Padepokan Dewi Kayangan kakang” ucap murid perguruannya itu lagi.“Ayo kita sambut mereka” ucap Sabdo Loro dengan mantap. Bersama 10 orang murid perguruannya, Sabdo Loro kemudian beranjak utara dan menunggu rombongan yang dimaksud tiba. Dari kejauhan terlihat serombongan orang bercaping bambu tengah berjalan kearah mereka.Berjarak 6 tombak dari orang-orang Sabdo Loro, harum semerbak sudah tercium santer ditempat itu, harum semerbak yang cukup memabukkan bagi semua laki-laki yang berada dipihak Sabdo Loro.Sementara itu rombongan bercaping yang jumlahnya ada 13 orang itu kini sudah berada dihadapan Sabdo Loro. Ke-13 sosok yang diyakini adalah

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-14
  • Ksatria Pengembara Season 2   155. Bagian 16

    “Akkhh!” tiba-tiba saja salah seorang anak buah Sabdo Loro yang ada dibelakang berteriak keras seraya jatuh berlutut kepasir pantai yang ada dibawahnya, hal ini tentu saja menjadi perhatian semua orang-orang Sabdo Loro dan saat mereka melihat teman mereka yang kini sudah jatuh berlutut diatas pasir tampak mengeluarkan darah dari ke-4 panca indranya, mata, hidung, telinga dan mulut. Sabdo Loro segera dapat menebak kalau salah seorang anak buahnya itu telah berani menatap kearah mata Mahaguru Mellya, sehingga terkena pengaruh dari ilmu kesaktian kembang perawan.Belum lagi Sabdo Loro ingin bertindak menolong.Wesshhh!!!Salah seorang perempuan yang ada disebelah kanan Mahaguru Mellya tampak mengibaskan tangannya kearah anak buah Sabdo Loro yang berlutut dipasir, dari kibasan tangan Mahaguru Mellya, seberkas cahaya kuning lembayung melesat menghampar dan menghantam telak sosok anak Sabdo Loro yang berlutut diatas pasir itu. Begitu terkena sinar kuning lembayung itu, anak buah Sabdo Loro

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-15
  • Ksatria Pengembara Season 2   155. Bagian 17

    “Ayo kita sambut mereka!” ucap Sabdo Loro seraya melangkah kedepan, para anak buahnyapun ikut melangkah kedepan.Rombongan berkuda yang bila dihitung jumlahnya adalah 13 orang itupun terlihat semuanya adalah perempuan, ini terlihat jelas dari sosok dan penampilan mereka, mengenakan pakaian merah yang sangat anggun terlihat dari kejauhan, tak menunggu lama, ke-13 orang rombongan itu kini sudah tiba dihadapan Sabdo Loro dan anak buahnya. Merekapun tampak mengenakan caping bercadar yang menutupi kepala mereka.“Selamat datang Mahaguru Ummi Ayu” ucap Sabdo Loro seraya menjura hormat diikuti oleh anak buahnya yang lain.Sosok-sosok perempuan yang ada diatas kuda tampak segera melepas caping cadar yang mereka kenakan, inilah yang sangat ditunggu-tunggu oleh anak buah Sabdo Loro, berharap dapat melihat wajah-wajah cantik jelita dibalik caping bercadar itu. Tapi mereka langsung kecewa...Karena ternyata, wajah-wajah yang ada dibalik caping tirai tersebut, masih ditutupi oleh sebuah cadar mera

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-15
  • Ksatria Pengembara Season 2   155. Bagian 18

    Sabdo Loro menarik nafas lega melihat rombongan Mahaguru Ummi Ayu akhirnya tiba dikapal yang tengah menunggu mereka.“Kakang... disini masih ada 3 perahu yang tersedia, dua perahu untuk Eyang Mandalaksana, tapi yang satu lagi untuk siapa?” tanya salah seorang anak buah Sabdo Loro yang bingung perahu yang tersisa dipersiapkan untuk siapa.“Perahu itu untuk tamu kehormatan yang diundang oleh mahaguru kita”“Siapa kakang?” tanya yang lain ikut penasaran.“Ketua dunia persilatan” jawab Sabdo Loro singkat.“Ketua dunia persilatan” ulang semua anak buah Sabdo Loro hampir bersamaan dengan wajah kaget.“Ada gerangan apa mahaguru kita mengundang ketua dunia persilatan, kakang?”“Entahlah, akupun tak tahu”“Kudengar ketua dunia persilatan ini usianya masih sangat muda” celetuk anak buah Sabdo Loro yang lain. Hal ini memancing perhatian yang lain.“Benarkah?”“Benar... ““Hebat... masih muda sudah dipercaya menjadi ketua dunia persilatan” celetuk yang lain.“Atau jangan-jangan mahaguru ingin men

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-15
  • Ksatria Pengembara Season 2   155. Bagian 19

    Kehadiran kedua cucu Eyang Mandalaksana inilah yang kemudian memancing perhatian semua orang-orang yang ada ditempat itu. Seketika saja terdengar bisik-bisik diantara anak buah Sabdo Loro yang membicarakan tentang kecantikan kedua perempuan yang ikut bersama Eyang Mandalaksana.“Ehemm..!” Sabdo Loro sampai harus mendeham keras untuk mengingatkan keriuhan yang terjadi dibelakangnya, akibat kasak kusuk para anak buahnya. Hal ini langsung membuat para anak buahnya langsung terdiam.“Terimalah salam hormat dari hamba, Eyang Mandalaksana.. Eyang Putri!” ucap Sabdo Loro kembali menjura hormat, para anak buahnya yang ada dibelakang segera ikut melakukan apa yang Sabdo Loro lakukan.Eyang Mandalaksana hanya menganggukkan kepalanya kemudian berucap ; “Kau siapa ?!”“Hamba Sabdo Loro, Eyang Mandalaksana”Eyang Mandalaksana memang mengetahui kalau Jayalaksana adik seperguruannya itu memiliki 10 pembantu utama yang diberikan nama yang sama, yaitu dari Sabdo Loro sampai Sabdo Sepuluh, dan jika sal

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-15
  • Ksatria Pengembara Season 2   156. Jago-jago Persilatan

    PULAU BATU RAJA. Malam itu terlihat Pulau Batu Raja sangat terang benderang, disepanjang pesisir pantai disekeliling pulau itu tampak dipenuhi dengan obor-obor yang menyala dan berjejer dengan rapi dengan jarak yang sama. Sementara itu ditengah-tengah pulau terdapat sebuah bangunan megah dan besar yang menyerupai sebuah benteng, dimana disekeliling bentengpun telah dipasang obor-obor yang berjejer rapi menerangi tempat itu. Di pintu gerbang terlihat beberapa orang laki-laki yang tengah berjaga-jaga dengan persenjataan lengkap, begitu pula dibeberapa menara yang ada dibenteng itu, terlihat dijaga dengan ketat.Jayalaksana atau yang lebih dikenal sebagai si Jari Malaikat adalah majikan Pulau Batu Raja, dulu dimasa mudanya, Jari Malaikat adalah tokoh persilatan yang tak terkalahkan di wilayah timur, nama besarnya sangat disegani lawan maupun kawan, karena Jari Malaikat tak pernah pandang bulu dalam memilih lawan, jika dirasa lawannya membuat keonaran, tak perduli itu dari golongan putih

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-15
  • Ksatria Pengembara Season 2   156. Bagian 2

    “Itulah Eyang lanang... kenapa meminta kanda tadi datangnya belakangan” rutuk Roro dengan wajah cemberut kepada Eyang lanang yang ada didekatnya yang tak lain adalah Eyang Mandalaksana.“Iya nih Eyang. Kalau tadi berangkatnya barengan, pasti kanda sudah ada disini” sambung Ajeng ikut-ikutan cemberut.“Suami kalian itu bukan lagi anak kecil. Pasti ada sesuatu yang membuatnya terlambat kemari” ucap Eyang Mandalaksana akhirnya menjawab pernyataan kedua cucunya tersebut.“Sekarang ayo ke ke aula pertemuan” ucap Eyang Mandalaksana akhirnya beranjak bangkit dari tempatnya berada.Rombongan Eyang Mandalaksanapun segera menuju ke ruang aula pertemuan yang memang telah dipersiapkan, tampak disana telah menunggu satu rombongan yang langsung bangkit berdiri begitu melihat rombongan Eyang Mandalaksana datang.Satu rombongan yang terdiri dari 13 orang itu datang mendekati rombongan Eyang Mandalaksana.&ldqu

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-16

Bab terbaru

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 17

    Setelah melihat Jejaka Emas memahami maksud perkataannya, Bintang segera melangkah ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Berjarak 3 tombak dari Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, Bintang menghentikan langkahnya.“Tidak ada yang kalah juga tidak ada yang menang dalam sebuah peperangan. Lebih baik kita berdamai dan hidup berdampingan Ayah Mertua” ucap Bintang dengan menyebut Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sebagai ayah mertuanya. Tentu saja kenyataan itu tak bisa Bintang pungkiri. Walau bagaimana, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal adalah ayah mertua baginya.Tatapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal masih terlihat dingin kearahnya, dan terdengar suara beratnya. “Kenapa kau menolak untuk menjadi penguasa dunia, Bintang? Bukankah itu keinginan semua laki-laki didunia ini! Tahta dan Kekuasaan?!”Bintang menggeleng, lalu berkata, “Aku lebih suka kedamaian. Buat apa meraih kekuasaan, kalau hidup selalu tidak tenang” Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terdiam saat mendengar kata-kata Bintang.Binta

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 16

    Semua terdiam!Sunyi!Tak ada satu suarapun yang terdengar, kecuali desau angin!Sementara itu, keadaan semua orang yang tadinya terpaku, kini sudah bisa bergerak, masing-masing saling menatap satu sama lain, lalu mengedarkan pandangan mereka ke arah sekitar. Apa yang baru saja terjadi, berasa seperti mimpi.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal pun masih terpaku berdiri ditempatnya, memandangi jari manis tangan kanannya yang sudah kosong, tidak ada lagi Cincin Sulaiman yang biasa terpatri.Di pihak Jejaka Emas, Bintang lebih dulu tersadar dengan keadaan yang terjadi. Masih terlihat keringat dingin di sekujur tubuh Bintang. Rasa sakit yang baru saja dialami oleh Bintang bukan sekedar dalam angan-angan, tapi Bintang benar-benar dapat merasakan bagaimana tubuhnya terhempas dengan keras ke sebuah alam, dimana di alam itu, berbagai macam orang dengan segala macam siksaannya. Bintang benar-benar merasakan kesakitan yang amat sangat yang membuat tubuhnya seperti ditusuk oleh ribuan

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 15

    “Bangunlah kalian berdua!” kembali suara lembut tapi tegas itu terdengar menyapa keduanya, hampir bersamaan Bintang dan Jejaka Emas memalingkan wajah mereka kearah depan. Wajah keduanya berubah. Berjarak hanya beberapa tombak dihadapan mereka, terlihat sosok seorang laki-laki tua berwajah agung dan teduh. Mengenakan pakaian putih disekujur tubuhnya. Senyumnya terlihat begitu agung dan teduh. Bintang dan Jejaka Emas terkejut, karena tadi, tidak ada seorangpun yang ada ditempat itu selain mereka berdua.Lelaki tua berparas agung itu terlihat duduk diatas sebuah batu putih yang bila diperhatikan dengan seksama. Batu itu tidaklah menyentuh tanah, alias mengapung diudara.“Kemari!” Terdengar suara lembut dan tegas kembali menyapa Bintang dan Jejaka Emas. Walau keduanya tak melihat bibir lelaki tua itu bergerak, tapi Bintang dan Jejaka Emas yakin, kalau lelaki tua itulah yang menyuruh mereka.Lagi-lagi Bintang dan Jejaka Emas diliputi keheranan, karena tubuh mereka tiba-tiba saja bangkit be

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 14

    Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat geram saat melihat tak satupun dari pihak lawan yang mau bersikap setia kepadanya. “Kalian semua rupanya benar-benar ingin mati, jangan katakan kalau aku tidak memberikan kalian kesempatan...” ucap Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berpaling kearah seluruh pasukannya yang ada dibelakangnya.“Bunuh mereka semua!”Satu perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah cukup untuk membuat pasukannya bergerak kedepan dengan senjata terhunus. Siap untuk membunuh lawan-lawan mereka yang sudah tak berdaya ditempatnya.Mendengar perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, membuat pucat wajah-wajah dari pihak lawannya. Sebagian mengeluarkan keringat dingin membayangkan kematian yang akan segera mendatangi mereka, sementara sebagian lagi tampak mampu bersikap tenang dan sudah siap menerima nasib, karena memang sejak awal pertempuran, mereka sudah siap untuk mati. Ada satu hal yang setidaknya membuat mereka mati dengan tenan

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 13

    Sementara itu dipihak Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal juga ikut bingung melihat kejadian itu, Bintang yang kini tampak tengah diperebutkan oleh ke-4 wanita cantik. Di benak mereka terbersit pikiran, ‘Apa mereka tidak menyadari kalau saat ini tengah berperang’. Hal ini membuat semua orang geleng-geleng kepala melihatnya.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat menatap ke arah Bintang dengan tatapan dingin. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal maju beberapa langkah kedepan. Seketika keadaan riuh ditempat itu langsung berhenti. Hening. Bahkan keributan kecil diantara Bintang dengan ke-4 gadisnya juga ikut terhenti dan kini mereka ikut menatap kearah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tak ada yang bersuara, semua perhatian tertuju langsung ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tiba-tiba saja dari pihak seberang, sesosok tubuh melangkah kehadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Dia adalah Jejaka Emas. Jejaka Emas memang sangat kesal melihat keberuntungan Bintang yang dike

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 12

    “Hai! Utusan Dewa. Kami akan menghentikan peperangan ini bila Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah terkalahkan, tapi bila tidak. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa!” Raja Munaliq Dari Timur memberikan jawaban diiringi anggukan oleh kedua raja jin lainnya, juga para prajurit yang berada dibawah kendali mereka.Apa yang dikatakan oleh Raja Munaliq Dari Timur memang tidak salah. Selama Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal tidak bisa dikalahkan, maka kemenangan akan selalu menjadi milik mereka. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa.Kini balik Una Lyn yang terlihat terdiam ditempatnya. Jejaka Emas yang melihat hal itu, segera beranjak maju untuk memberikan tanggapannya.Bleegaarrr!Sebuah suara keras ledakan terdengar keras membahana di tempat itu, begitu kerasnya sampai membuat tempat itu bergetar laksana digoncang gempa skala sedang. Ada yang jatuh terduduk karena tak kuat menahan getaran yang terjadi, tapi masih banyak pula y

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 11

    Una Lyn sendiri terlihat melakukan salto beberapa kali diudara hingga akhirnya berhasil mendarat dengan mulus ditanah, sedangkan Ifrit juga mampu mendaratkan kedua kakinya ditanah, setelah terseret cukup jauh kebelakang. Darah terlihat merembes dimulut keduanya, sebagai tanda luka dalam yang mereka derita.Seakan tak ingin membuat waktu percuma, Una Lyn terlihat langsung mengangkat tangannya yang tengah memegang pedang naga emas keatas.Wusshh..!Bayangan seekor naga emas melesat keluar dari hulu pedang ditangan Una Lyn. Sementara itu di ujung sana, Ifrit pun terlihat tak ingin tinggla diam.Dugghh!Tongkat ditangannya dihentakkan ke tanah.Wusshh..! Wusshh..! Wusshh..!Banyak sosok bayangan hitam yang keluar dari kepala tongkat dan sosok-sosok bayangan hitam itu tampak membentuk wujud-wujud jin yang tak terhitung jumlahnya yang hampir memenuhi langit. Di tempatnya, Una Lyn cukup terkejut melihat pamer kesaktian yang diperlihatkan oleh Ifrit. Ternyata Ifrit mampu mengeluarkan banyak j

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 10

    Dughh! Seiring dengan itu Ifrit menghentakkan tongkat ditangannya ke bawah.Werrrr...! gelombang energi terpancar keluar dari tubuh Ifrit yang langsung menyapu seluruh tempat itu. Terjadi keanehan! Pemandangan mencengangkan terjadi. Waktu seolah berhenti, bangsa jin yang tengah bertempur satu sama lain, terdiam seperti patung. Semuanya berhenti bergerak, bukan saja yang ada di tanah, tapi juga yang ada diudara ikut berhenti bergerak.Baik bangsa manusia, bangsa jin, maupun para dewa-dewi, bahkan Jejaka Emas pun ikut berdiri mematung ditempatnya berada. Terlihat perubahan diwajah semua orang, termasuk Jejaka Emas yang berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan dirinya agar bisa kembali bergerak, tapi sejauh ini hanya gerakan yang sangat lamban yang terlihat. Tak ada yang mampu menggerakan tubuh mereka. Sementara itu, di pihak Ifrit, mereka semua tahu, kalau ini adalah salah satu kemampuan Ifrit yang bisa menghentikan waktu.Di depan sana, terlihat Ifrit tersenyum sinis melihat ke arah Jej

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 9

    Jejaka Emas tak memberi kesempatan sedikitpun bagi Ifrit untuk menghela nafas. Serangan gelang dewanya terus menghantam sosok Ifrit.Sosok Ifrit yang melayang diatas tanah, terus terdesak mundur. Entah sudah belasan ataupun berpuluh-puluh kali serangan gelang dewa menghantam sosoknya, tapi walaupun terdesak. Ifrit sedikitpun tidak terlihat terluka.Jejaka Emas yang melihat hal itu, harus mengakui kekuatan dan kekebalan tubuh Ifrit, tapi anehnya seraya terus melesatkan serangan gelang-gelang dewanya, Jejaka Emas justru tertawa-tawa. Hal ini dikarenakan sosok Ifrit yang terkena serangan beruntun gelang dewanya dari berbagai arah, membuat tubuh Ifrit yang melayang diudara itu tampak terdorong ke kanan, ke kiri, ke belakang dan kedepan, Ifrit seperti tengah berjoget atau bergoyang dangdut. Hal ini pula yang membuat Jejaka Emas kemudian tertawa tergelak-gelak. Bangsa Jin yang ada ditempat itupun bingung dan heran, kenapa Jejaka Emas bertarung sambil tergelak-gelak sendiri.Ifrit terus dig

DMCA.com Protection Status