Seerrr....!
Sosok Putri Ahisma Raya muncul beberapa tombak dihadapan Sultan Malik Shah.
“Menyerahlah Sultan Malik Shah. Hentikan perang sia-sia yang telah memakan banyak korban nyawa ini!” ucap Putri Ahisma Raya lagi dengan keras.
Serrr! Serrr! Serrr! Serrr! Serrr! Serrr! Serrr!
Satu demi satu para wanita cantik yang sebagian merupakan istri-istri Bintang ikut berkelebat dan kini berdiri berjejer disebelah Putri Ahisma Raya. Semuanya tampak menatap geram kearah Sultan Malik Shah, kalau saja tidak menghormati Putri Ahisma Raya, tentu mereka sudah menyerang Sultan Malik Shah secara bersama-sama. Sultan Malik Shah sendiri terlihat terdiam menatap kearah Putri Ahisma Raya.
“Aku belum kalah Putri Ahisma Raya!” ucap Sultan Malik Shah dengan penuh kemarahan. Sultan Malik Shah kembali mengangkat tangan kirinya keatas.
“Waspada semuanya!” Putri Ahisma Raya berteriak memperingatkan semua yang ada didekatnya melihat
Jodhaa Bai sendiri dengan sikap dinginnya, menarik kembali golok ditangannya dari dalam tubuh Sultan Malik Shah dan kemudian mendorong tubuh kaku Sultan Malik Shah hingga jatuh tersungkur kedepan.“Kakak Jodhaa Bai, apa yang kau lakukan pada ayahanda. Apa ?!” teriak Putri Jodhaa Rai histeris. Jodhaa Bai terlihat hanya tertawa dingin menatap jantung yang tertancap diujung goloknya. Putri Jodhaa Rai terlihat langsung berlari memeluk tubuh kaku Sultan Malik Shah dan tanpa memperdulikan darah yang membasahi pakaiannya, dipeluknya tubuh kaku dan mulai dingin Sultan Malik Shah.Putri Jodhaa Rai terlihat menangis histeris tanpa memperdulikan orang-orang yang sudah mulai mendekatinya, termasuk rombongan Putri Ahisma Raya dan istri-istri Bintang yang lain. Semua hampir-hampir tak percaya melihat apa yang terjadi. Jodhaa Bai membunuh ayah kandungnya sendiri dengan sangat sadisnya.“Kenapa kau membunuh ayahanda kak? Kenapa ?!” teriak Putri Jodhaa Ra
“Hari ini untuk pertama kalinya kita semua bisa berkumpul ditempat ini setelah masa berkabung selesai” ucap Maharaja Harihara Raya membuka pembicaraan. “Walaupun dalam peperangan kali ini, tidak ada pihak yang menang, tapi Wijayanagara sangat berterima kasih atas semua bantuan yang telah datang membantu” ucap Maharaja Harihara Raya lagi. “Khususnya untuk perompak lima samudra yang sudah sangat membantu armada laut kita dalam perang ini” sambung Maharaja Harihara Raya lagi seraya menatap kearah rombongan perompak lima samudra yang berada diantara Putri Ahisma Raya.Sosok anggun Venus tampak bangkit berdiri dan menjura hormat.“Tidak perlu berterima kasih tuan maharaja. Itu sudah kewajiban kami sebagai abdi ketua Bintang dan tuan putri.” ucap Venus dengan lembutnya.Glek...!Banyak diantara lelaki yang ada diruangan itu dipaksa harus meneguk ludahnya sendiri melihat sosok anggun dan
“Akan hamba sampaikan hal ini bila hamba telah kembali ke dataran tengah, tuan maharaja” ucap putri Yuan lagi lembut.“Mari semuanya, silahkan menikmati hidangan yang telah tersedia” ucap Maharaja Harihara Raya mempersilahkan semua orang yang ada diruangan itu untuk menikmati hidangan yang telah tersedia.Diantara sela-sela perjamuan...“Oh ya putriku, bagaimana keadaan Bintang sekarang?” tanya Maharaja Harihara Raya lagi.“Saat ini kanda Bintang masih belum sadar ayahanda, tapi keadaan kanda sudah stabil. Semua organ dalam yang ada ditubuh kanda sudah berjalan normal kembali” jelas Putri Ahisma Raya hingga membuat Maharaja Harihara Raya terlihat menarik nafas lega mendengar hal itu.-o0o-Dari perjamuan makan yang diadakan di istana Wijayanagara kita melompat ke kapal perompak lima samudra yang paling besar, kapal Venus. Dimana di kapal inilah sosok Bintang berada.Saa
Bibir indahnya tersenyum, lalu wajahnya mendekati wajah Bintang. Bibir indahnya terlihat mengecup kening Bintang dengan lembut, dari kening lalu ciumannya juga mengecup lembut kedua mata Bintang, hidung dan akhirnya mendarat dibibir Bintang yang dilumatnya dengan lembut pula.Jen Ting kemudian bangkit berdiri dan beranjak pergi untuk meninggalkan tempat itu.“Jen Ting..” sebuah suara lembut terdengar menyapa, membuat Jen Ting menghentikan langkah. Terlihat Jen Ting dengan cepat berpaling kearah Bintang, wajah jelita Jen Ting berkerut saat melihat sosok Bintang masih seperti semula, bahkan kedua mata Bintangpun masih terpejam, padahal jelas-jelas tadi suara yang Jen Ting dengar adalah suaranya Bintang.“Ahhh.. mungkin cuma halusinasiku saja” batin Jen Ting lagi seraya kembali berbalik dan ingin kembali melangkah pergi.“Jen Ting.” kembali suara lembut itu terdengar menyapa, kali ini Jen Ting tidak langsung berpaling kare
Jen Ting kemudian melanjutkan ceritanya dan lagi-lagi Bintang menarik nafas berat saat mendengar kematian Sultan Malik Shah ditangan putri kandungnya sendiri, Jodhaa Bai.Tak lama, setelah Jen Ting selesai bercerita. Bintang tampak memperhatikan keadaan ditempat itu. Tempat yang mirip sauna itu tampak sangat mengagumkan.“Dimana aku saat ini berada Jen Ting?”“Tuan berada di kapal, ketua Venus”“Dimana Venus dan yang lainnya?”“Saat ini ketua Venus, para komandan dan istri-istri tuan sedang berada di istana untuk menghadiri perjamuan makan yang diadakan oleh Maharaja Harihara Raya” jelas Jen Ting.“Jadi kita hanya berdua disini?”“Tidak tuan.. diluar ada banyak anggota perompak lima samudra yang menjaga tempat ini” ucap Jen Ting.“Maksudku, disini Jen Ting?” tanya Bintang tersenyum menggoda. Wajah Jen Ting berubah mendengar hal itu, Jen
Saat ini, Bintang dan Jen Ting baru saja menyelesaikan pergulatan birahi mereka yang ke 6 kalinya untuk malam ini, kedua-duanya terkapar penuh kelelahan dan kepuasan diwajah masing-masing, Jen Ting tampak tengah merebahkan kepalanya didada Bintang yang terbaring telentang diatas kasur peraduan dikamar mewah Jen Ting.Onggok-onggok pakaian tampak tercecer-cecer dilantai, menandakan betapa buas dan ganasnya pergulatan birahi Bintang dan Jen Ting dikamar itu, Jen Ting sendiri tampak masih mencoba meredakan nafasnya yang memburu, sementara Bintangpun masih terlihat memejamkan mata dengan nafas yang memburu.Bintang terlihat lebih dulu membuka kedua matanya saat merasakan hembusan angin yang terasa dikulitnya, rupanya tubuh telanjang keduanya masih terpampang dengan jelas, Bintang segera menarik selimut yang ada didekat kedua kaki mereka, lalu menyelimuti tubuh mereka dengan selimut tersebut. Merasakan hal itu, Jen Ting kembali membuka kedua matanya.Bibir indahnya t
“Maukah kau men...” Bintang yang ingin mengulangi ucapannya terhenti karena Jen Ting memotongnya.“Tentu saja Jen Ting bersedia tuan. Jen Ting bersedia. Sudah lama Jen Ting menginginkan hal ini” ucap Jen Ting dengan wajah yang tak mampu menyembunyikan kebahagiaannya.“Menginginkan apa?” tanya Bintang menggoda.“Menjadi istri tuan” ucap Jen Ting dengan nada serius. Bintang malah tertawa kecil mendengar hal itu sehingga Jen Ting menyadari kalau Bintang telah menggodanya.“Ih... tuan !” ucap Jen Ting langsung memukul lembut dada Bintang dengan tangannya. Tapi Bintang dengan cepat menangkap tangannya. Bintang menatap lekat-lekat kedua mata Jen Ting.“Aku akan menikahimu Jen Ting..” ucap Bintang pelan dan lembut.“Tt...tuan... tidak sedang bercandakan?” ucap Jen Ting bergetar. Bintang tersenyum dan menggeleng.“Aku tidak bercanda Jen Ting. Maukah kau
“Shorouq” terdengar suara lembut Sultan Fathullah.Sosok yang membelakangi Sultan Fathullah dan Putri Hayatallami yang dipanggil Sultan Fathullah dengan sebutan Shorouq itu tampak berbalik, dan kini terlihatlah sosok seorang gadis dengan wajah cantik, alis matanya melengkung, dan mata indah serta jernih, dilindungi oleh bulu mata lentik, hidung mancung serasi melengkapi kecantikannya, ditambah dengan bibir tebal indah merekah terbuka, begitu menggiurkan bagi siapa saja yang melihatnya, pipinya merona merah, seperti mawar-mawar merah merekah pada pipi yang seputih susu. rambutnya yang hitam berkilau tampak indah terawat hingga sebatas bahunya dan menjadikannya lebih menarik, kulitnya putih mulus dan terawat, badannya mulai tumbuh begitu indah dan seksi. Usianya baru 25 tahun, mengenakan pakaian sebatas dada yang berwarna cream yang sangat anggun, memperlihatkan belahan dadanya yang cukup menggoda, wajahnya sangat cantik, bersinar bagaikan bulan purnama yang memanca