Jodhaa Bai sendiri dengan sikap dinginnya, menarik kembali golok ditangannya dari dalam tubuh Sultan Malik Shah dan kemudian mendorong tubuh kaku Sultan Malik Shah hingga jatuh tersungkur kedepan.
“Kakak Jodhaa Bai, apa yang kau lakukan pada ayahanda. Apa ?!” teriak Putri Jodhaa Rai histeris. Jodhaa Bai terlihat hanya tertawa dingin menatap jantung yang tertancap diujung goloknya. Putri Jodhaa Rai terlihat langsung berlari memeluk tubuh kaku Sultan Malik Shah dan tanpa memperdulikan darah yang membasahi pakaiannya, dipeluknya tubuh kaku dan mulai dingin Sultan Malik Shah.
Putri Jodhaa Rai terlihat menangis histeris tanpa memperdulikan orang-orang yang sudah mulai mendekatinya, termasuk rombongan Putri Ahisma Raya dan istri-istri Bintang yang lain. Semua hampir-hampir tak percaya melihat apa yang terjadi. Jodhaa Bai membunuh ayah kandungnya sendiri dengan sangat sadisnya.
“Kenapa kau membunuh ayahanda kak? Kenapa ?!” teriak Putri Jodhaa Ra
“Hari ini untuk pertama kalinya kita semua bisa berkumpul ditempat ini setelah masa berkabung selesai” ucap Maharaja Harihara Raya membuka pembicaraan. “Walaupun dalam peperangan kali ini, tidak ada pihak yang menang, tapi Wijayanagara sangat berterima kasih atas semua bantuan yang telah datang membantu” ucap Maharaja Harihara Raya lagi. “Khususnya untuk perompak lima samudra yang sudah sangat membantu armada laut kita dalam perang ini” sambung Maharaja Harihara Raya lagi seraya menatap kearah rombongan perompak lima samudra yang berada diantara Putri Ahisma Raya.Sosok anggun Venus tampak bangkit berdiri dan menjura hormat.“Tidak perlu berterima kasih tuan maharaja. Itu sudah kewajiban kami sebagai abdi ketua Bintang dan tuan putri.” ucap Venus dengan lembutnya.Glek...!Banyak diantara lelaki yang ada diruangan itu dipaksa harus meneguk ludahnya sendiri melihat sosok anggun dan
“Akan hamba sampaikan hal ini bila hamba telah kembali ke dataran tengah, tuan maharaja” ucap putri Yuan lagi lembut.“Mari semuanya, silahkan menikmati hidangan yang telah tersedia” ucap Maharaja Harihara Raya mempersilahkan semua orang yang ada diruangan itu untuk menikmati hidangan yang telah tersedia.Diantara sela-sela perjamuan...“Oh ya putriku, bagaimana keadaan Bintang sekarang?” tanya Maharaja Harihara Raya lagi.“Saat ini kanda Bintang masih belum sadar ayahanda, tapi keadaan kanda sudah stabil. Semua organ dalam yang ada ditubuh kanda sudah berjalan normal kembali” jelas Putri Ahisma Raya hingga membuat Maharaja Harihara Raya terlihat menarik nafas lega mendengar hal itu.-o0o-Dari perjamuan makan yang diadakan di istana Wijayanagara kita melompat ke kapal perompak lima samudra yang paling besar, kapal Venus. Dimana di kapal inilah sosok Bintang berada.Saa
Bibir indahnya tersenyum, lalu wajahnya mendekati wajah Bintang. Bibir indahnya terlihat mengecup kening Bintang dengan lembut, dari kening lalu ciumannya juga mengecup lembut kedua mata Bintang, hidung dan akhirnya mendarat dibibir Bintang yang dilumatnya dengan lembut pula.Jen Ting kemudian bangkit berdiri dan beranjak pergi untuk meninggalkan tempat itu.“Jen Ting..” sebuah suara lembut terdengar menyapa, membuat Jen Ting menghentikan langkah. Terlihat Jen Ting dengan cepat berpaling kearah Bintang, wajah jelita Jen Ting berkerut saat melihat sosok Bintang masih seperti semula, bahkan kedua mata Bintangpun masih terpejam, padahal jelas-jelas tadi suara yang Jen Ting dengar adalah suaranya Bintang.“Ahhh.. mungkin cuma halusinasiku saja” batin Jen Ting lagi seraya kembali berbalik dan ingin kembali melangkah pergi.“Jen Ting.” kembali suara lembut itu terdengar menyapa, kali ini Jen Ting tidak langsung berpaling kare
Jen Ting kemudian melanjutkan ceritanya dan lagi-lagi Bintang menarik nafas berat saat mendengar kematian Sultan Malik Shah ditangan putri kandungnya sendiri, Jodhaa Bai.Tak lama, setelah Jen Ting selesai bercerita. Bintang tampak memperhatikan keadaan ditempat itu. Tempat yang mirip sauna itu tampak sangat mengagumkan.“Dimana aku saat ini berada Jen Ting?”“Tuan berada di kapal, ketua Venus”“Dimana Venus dan yang lainnya?”“Saat ini ketua Venus, para komandan dan istri-istri tuan sedang berada di istana untuk menghadiri perjamuan makan yang diadakan oleh Maharaja Harihara Raya” jelas Jen Ting.“Jadi kita hanya berdua disini?”“Tidak tuan.. diluar ada banyak anggota perompak lima samudra yang menjaga tempat ini” ucap Jen Ting.“Maksudku, disini Jen Ting?” tanya Bintang tersenyum menggoda. Wajah Jen Ting berubah mendengar hal itu, Jen
Saat ini, Bintang dan Jen Ting baru saja menyelesaikan pergulatan birahi mereka yang ke 6 kalinya untuk malam ini, kedua-duanya terkapar penuh kelelahan dan kepuasan diwajah masing-masing, Jen Ting tampak tengah merebahkan kepalanya didada Bintang yang terbaring telentang diatas kasur peraduan dikamar mewah Jen Ting.Onggok-onggok pakaian tampak tercecer-cecer dilantai, menandakan betapa buas dan ganasnya pergulatan birahi Bintang dan Jen Ting dikamar itu, Jen Ting sendiri tampak masih mencoba meredakan nafasnya yang memburu, sementara Bintangpun masih terlihat memejamkan mata dengan nafas yang memburu.Bintang terlihat lebih dulu membuka kedua matanya saat merasakan hembusan angin yang terasa dikulitnya, rupanya tubuh telanjang keduanya masih terpampang dengan jelas, Bintang segera menarik selimut yang ada didekat kedua kaki mereka, lalu menyelimuti tubuh mereka dengan selimut tersebut. Merasakan hal itu, Jen Ting kembali membuka kedua matanya.Bibir indahnya t
“Maukah kau men...” Bintang yang ingin mengulangi ucapannya terhenti karena Jen Ting memotongnya.“Tentu saja Jen Ting bersedia tuan. Jen Ting bersedia. Sudah lama Jen Ting menginginkan hal ini” ucap Jen Ting dengan wajah yang tak mampu menyembunyikan kebahagiaannya.“Menginginkan apa?” tanya Bintang menggoda.“Menjadi istri tuan” ucap Jen Ting dengan nada serius. Bintang malah tertawa kecil mendengar hal itu sehingga Jen Ting menyadari kalau Bintang telah menggodanya.“Ih... tuan !” ucap Jen Ting langsung memukul lembut dada Bintang dengan tangannya. Tapi Bintang dengan cepat menangkap tangannya. Bintang menatap lekat-lekat kedua mata Jen Ting.“Aku akan menikahimu Jen Ting..” ucap Bintang pelan dan lembut.“Tt...tuan... tidak sedang bercandakan?” ucap Jen Ting bergetar. Bintang tersenyum dan menggeleng.“Aku tidak bercanda Jen Ting. Maukah kau
“Shorouq” terdengar suara lembut Sultan Fathullah.Sosok yang membelakangi Sultan Fathullah dan Putri Hayatallami yang dipanggil Sultan Fathullah dengan sebutan Shorouq itu tampak berbalik, dan kini terlihatlah sosok seorang gadis dengan wajah cantik, alis matanya melengkung, dan mata indah serta jernih, dilindungi oleh bulu mata lentik, hidung mancung serasi melengkapi kecantikannya, ditambah dengan bibir tebal indah merekah terbuka, begitu menggiurkan bagi siapa saja yang melihatnya, pipinya merona merah, seperti mawar-mawar merah merekah pada pipi yang seputih susu. rambutnya yang hitam berkilau tampak indah terawat hingga sebatas bahunya dan menjadikannya lebih menarik, kulitnya putih mulus dan terawat, badannya mulai tumbuh begitu indah dan seksi. Usianya baru 25 tahun, mengenakan pakaian sebatas dada yang berwarna cream yang sangat anggun, memperlihatkan belahan dadanya yang cukup menggoda, wajahnya sangat cantik, bersinar bagaikan bulan purnama yang memanca
“Ayah sudah menemukan orang itu Shorouq” ucap Sultan Fathullah hingga membuat wajah Putri Shorouq berubah.“Ayahanda.. tidak sedang bercandakan?”“Tidak Shorouq. Ayahanda tidak bercanda” ucap Sultan Fathullah dengan penuh keseriusan. Hal ini membuat Putri Shorouq terdiam melihat keseriusan ayahandanya.“Ss-siapa.. Siapa orang yang bisa mengalahkan ayahanda?” tanya Putri Shorouq dengan gugup.“Dia adalah orang yang menjadi lawan ayahanda dalam perang besar kemarin” ungkap Sultan Fathullah lagi hingga kembali membuat wajah Putri Shorouq berubah.“Siapa orang yang bisa mengalahkan ayahanda itu?” tanya Putri Shorouq.“Namanya Ksatria Pengembara, dia adalah suami dari putri agung Wijayanagara, Putri Ahisma Raya.” ucap Sultan Fathullah lagi hingga lagi dan lagi membuat wajah jelita Putri Shorouq berubah.“Ksatria Pengembara..
Setelah melihat Jejaka Emas memahami maksud perkataannya, Bintang segera melangkah ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Berjarak 3 tombak dari Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, Bintang menghentikan langkahnya.“Tidak ada yang kalah juga tidak ada yang menang dalam sebuah peperangan. Lebih baik kita berdamai dan hidup berdampingan Ayah Mertua” ucap Bintang dengan menyebut Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sebagai ayah mertuanya. Tentu saja kenyataan itu tak bisa Bintang pungkiri. Walau bagaimana, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal adalah ayah mertua baginya.Tatapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal masih terlihat dingin kearahnya, dan terdengar suara beratnya. “Kenapa kau menolak untuk menjadi penguasa dunia, Bintang? Bukankah itu keinginan semua laki-laki didunia ini! Tahta dan Kekuasaan?!”Bintang menggeleng, lalu berkata, “Aku lebih suka kedamaian. Buat apa meraih kekuasaan, kalau hidup selalu tidak tenang” Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terdiam saat mendengar kata-kata Bintang.Binta
Semua terdiam!Sunyi!Tak ada satu suarapun yang terdengar, kecuali desau angin!Sementara itu, keadaan semua orang yang tadinya terpaku, kini sudah bisa bergerak, masing-masing saling menatap satu sama lain, lalu mengedarkan pandangan mereka ke arah sekitar. Apa yang baru saja terjadi, berasa seperti mimpi.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal pun masih terpaku berdiri ditempatnya, memandangi jari manis tangan kanannya yang sudah kosong, tidak ada lagi Cincin Sulaiman yang biasa terpatri.Di pihak Jejaka Emas, Bintang lebih dulu tersadar dengan keadaan yang terjadi. Masih terlihat keringat dingin di sekujur tubuh Bintang. Rasa sakit yang baru saja dialami oleh Bintang bukan sekedar dalam angan-angan, tapi Bintang benar-benar dapat merasakan bagaimana tubuhnya terhempas dengan keras ke sebuah alam, dimana di alam itu, berbagai macam orang dengan segala macam siksaannya. Bintang benar-benar merasakan kesakitan yang amat sangat yang membuat tubuhnya seperti ditusuk oleh ribuan
“Bangunlah kalian berdua!” kembali suara lembut tapi tegas itu terdengar menyapa keduanya, hampir bersamaan Bintang dan Jejaka Emas memalingkan wajah mereka kearah depan. Wajah keduanya berubah. Berjarak hanya beberapa tombak dihadapan mereka, terlihat sosok seorang laki-laki tua berwajah agung dan teduh. Mengenakan pakaian putih disekujur tubuhnya. Senyumnya terlihat begitu agung dan teduh. Bintang dan Jejaka Emas terkejut, karena tadi, tidak ada seorangpun yang ada ditempat itu selain mereka berdua.Lelaki tua berparas agung itu terlihat duduk diatas sebuah batu putih yang bila diperhatikan dengan seksama. Batu itu tidaklah menyentuh tanah, alias mengapung diudara.“Kemari!” Terdengar suara lembut dan tegas kembali menyapa Bintang dan Jejaka Emas. Walau keduanya tak melihat bibir lelaki tua itu bergerak, tapi Bintang dan Jejaka Emas yakin, kalau lelaki tua itulah yang menyuruh mereka.Lagi-lagi Bintang dan Jejaka Emas diliputi keheranan, karena tubuh mereka tiba-tiba saja bangkit be
Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat geram saat melihat tak satupun dari pihak lawan yang mau bersikap setia kepadanya. “Kalian semua rupanya benar-benar ingin mati, jangan katakan kalau aku tidak memberikan kalian kesempatan...” ucap Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berpaling kearah seluruh pasukannya yang ada dibelakangnya.“Bunuh mereka semua!”Satu perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah cukup untuk membuat pasukannya bergerak kedepan dengan senjata terhunus. Siap untuk membunuh lawan-lawan mereka yang sudah tak berdaya ditempatnya.Mendengar perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, membuat pucat wajah-wajah dari pihak lawannya. Sebagian mengeluarkan keringat dingin membayangkan kematian yang akan segera mendatangi mereka, sementara sebagian lagi tampak mampu bersikap tenang dan sudah siap menerima nasib, karena memang sejak awal pertempuran, mereka sudah siap untuk mati. Ada satu hal yang setidaknya membuat mereka mati dengan tenan
Sementara itu dipihak Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal juga ikut bingung melihat kejadian itu, Bintang yang kini tampak tengah diperebutkan oleh ke-4 wanita cantik. Di benak mereka terbersit pikiran, ‘Apa mereka tidak menyadari kalau saat ini tengah berperang’. Hal ini membuat semua orang geleng-geleng kepala melihatnya.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat menatap ke arah Bintang dengan tatapan dingin. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal maju beberapa langkah kedepan. Seketika keadaan riuh ditempat itu langsung berhenti. Hening. Bahkan keributan kecil diantara Bintang dengan ke-4 gadisnya juga ikut terhenti dan kini mereka ikut menatap kearah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tak ada yang bersuara, semua perhatian tertuju langsung ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tiba-tiba saja dari pihak seberang, sesosok tubuh melangkah kehadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Dia adalah Jejaka Emas. Jejaka Emas memang sangat kesal melihat keberuntungan Bintang yang dike
“Hai! Utusan Dewa. Kami akan menghentikan peperangan ini bila Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah terkalahkan, tapi bila tidak. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa!” Raja Munaliq Dari Timur memberikan jawaban diiringi anggukan oleh kedua raja jin lainnya, juga para prajurit yang berada dibawah kendali mereka.Apa yang dikatakan oleh Raja Munaliq Dari Timur memang tidak salah. Selama Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal tidak bisa dikalahkan, maka kemenangan akan selalu menjadi milik mereka. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa.Kini balik Una Lyn yang terlihat terdiam ditempatnya. Jejaka Emas yang melihat hal itu, segera beranjak maju untuk memberikan tanggapannya.Bleegaarrr!Sebuah suara keras ledakan terdengar keras membahana di tempat itu, begitu kerasnya sampai membuat tempat itu bergetar laksana digoncang gempa skala sedang. Ada yang jatuh terduduk karena tak kuat menahan getaran yang terjadi, tapi masih banyak pula y
Una Lyn sendiri terlihat melakukan salto beberapa kali diudara hingga akhirnya berhasil mendarat dengan mulus ditanah, sedangkan Ifrit juga mampu mendaratkan kedua kakinya ditanah, setelah terseret cukup jauh kebelakang. Darah terlihat merembes dimulut keduanya, sebagai tanda luka dalam yang mereka derita.Seakan tak ingin membuat waktu percuma, Una Lyn terlihat langsung mengangkat tangannya yang tengah memegang pedang naga emas keatas.Wusshh..!Bayangan seekor naga emas melesat keluar dari hulu pedang ditangan Una Lyn. Sementara itu di ujung sana, Ifrit pun terlihat tak ingin tinggla diam.Dugghh!Tongkat ditangannya dihentakkan ke tanah.Wusshh..! Wusshh..! Wusshh..!Banyak sosok bayangan hitam yang keluar dari kepala tongkat dan sosok-sosok bayangan hitam itu tampak membentuk wujud-wujud jin yang tak terhitung jumlahnya yang hampir memenuhi langit. Di tempatnya, Una Lyn cukup terkejut melihat pamer kesaktian yang diperlihatkan oleh Ifrit. Ternyata Ifrit mampu mengeluarkan banyak j
Dughh! Seiring dengan itu Ifrit menghentakkan tongkat ditangannya ke bawah.Werrrr...! gelombang energi terpancar keluar dari tubuh Ifrit yang langsung menyapu seluruh tempat itu. Terjadi keanehan! Pemandangan mencengangkan terjadi. Waktu seolah berhenti, bangsa jin yang tengah bertempur satu sama lain, terdiam seperti patung. Semuanya berhenti bergerak, bukan saja yang ada di tanah, tapi juga yang ada diudara ikut berhenti bergerak.Baik bangsa manusia, bangsa jin, maupun para dewa-dewi, bahkan Jejaka Emas pun ikut berdiri mematung ditempatnya berada. Terlihat perubahan diwajah semua orang, termasuk Jejaka Emas yang berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan dirinya agar bisa kembali bergerak, tapi sejauh ini hanya gerakan yang sangat lamban yang terlihat. Tak ada yang mampu menggerakan tubuh mereka. Sementara itu, di pihak Ifrit, mereka semua tahu, kalau ini adalah salah satu kemampuan Ifrit yang bisa menghentikan waktu.Di depan sana, terlihat Ifrit tersenyum sinis melihat ke arah Jej
Jejaka Emas tak memberi kesempatan sedikitpun bagi Ifrit untuk menghela nafas. Serangan gelang dewanya terus menghantam sosok Ifrit.Sosok Ifrit yang melayang diatas tanah, terus terdesak mundur. Entah sudah belasan ataupun berpuluh-puluh kali serangan gelang dewa menghantam sosoknya, tapi walaupun terdesak. Ifrit sedikitpun tidak terlihat terluka.Jejaka Emas yang melihat hal itu, harus mengakui kekuatan dan kekebalan tubuh Ifrit, tapi anehnya seraya terus melesatkan serangan gelang-gelang dewanya, Jejaka Emas justru tertawa-tawa. Hal ini dikarenakan sosok Ifrit yang terkena serangan beruntun gelang dewanya dari berbagai arah, membuat tubuh Ifrit yang melayang diudara itu tampak terdorong ke kanan, ke kiri, ke belakang dan kedepan, Ifrit seperti tengah berjoget atau bergoyang dangdut. Hal ini pula yang membuat Jejaka Emas kemudian tertawa tergelak-gelak. Bangsa Jin yang ada ditempat itupun bingung dan heran, kenapa Jejaka Emas bertarung sambil tergelak-gelak sendiri.Ifrit terus dig