“Hebat! hebat sekali!” puji Perdana Menteri Imad Shah Mulk lagi. Prajurit Arkhan hanya tampak tersenyum lalu kemudian menjura hormat pada sosok Perdana Menteri Imad Shah Mulk.
“Ada satu syarat lagi yang harus kau penuhi untuk menjadi pengawalku Prajurit Arkhan” ucap Perdana Menteri Imad Shah Mulk lagi.
“Katakan saja apa itu, tuan perdana menteri” ucap Prajurit Arkhan tanpa ragu.
“Kau harus bisa mengalahkan salah satu pengawalku ini Prajurit Arkhan. Minimal kau bisa mengimbanginya” ucap Perdana Menteri Imad Shah Mulk lagi hingga membuat wajah Prajurit Arkhan berubah, sejenak Prajurit Arkhan tampak menatap kearah kedua pengawal pribadi Perdana Menteri Imad Shah Mulk yang masih berdiri tegap dibelakang Perdana Menteri Imad Shah Mulk.
“Bagaimana Prajurit Arkhan?” tanya Perdana Menteri Imad Shah Mulk lagi melihat Prajurit Arkhan yang masih terdiam ditempatnya.
“Baiklah tuan perdana menter
Begitulah seterusnya yang terjadi, Prajurit Arkhan terus melancarkan serangannya kepada tuan Baviyan dari bawah tanah. Hal ini membuat tuan Baviyan semakin geram karena lawan berani menyerangnya tanpa bisa diserangnya.Burshh! Burshh!Untuk kesekian kalinya, kedua tangan Prajurit Arkhan muncul dari dalam tanah, berusaha untuk mencengkram kedua kaki tuan Baviyan.Huuppp !Tapi kali ini tuan Baviyan justru tidak menghindar, melainkan melompat tinggi keudara. Di udara, setelah mencapai batas ketinggiannya, tuan Baviyan tiba-tiba saja berbalik kebawah, dan ;“Tapak matahari, heaa!”. sosok Tuan Baviyan menyerang dengan menukik tajam bagaikan seekor burung rajawali kearah bawah.Dhuar...! Dhuar...! Dhuar...! Dhuar...!Ledakan-ledakan hebat terjadi diatas tanah saat terkena hantaman tapak matahari milik tuan Baviyan dan ledakan itu terus menjalar hingga merata disekitar tempat itu.Buursshhh!Sesos
Arrrgghhkkk !Tiba-tiba saja Prajurit Arkhan berteriak tertahan dengan mulut menganga, mata mendelik, tepat disaat itu, satu sosok tubuh tiba-tiba saja muncul membesar dihadapan Prajurit Arkhan, seiring dengan itu kedua mata Prajurit Arkhan terlihat membesar karena seperti baru saja melihat hantu didepan matanya.“Aaa...aaa...addd...addriana” ucap Prajurit Arkhan dengan terbata-bata saat mengenali sosok gadis jelita yang kini sudah berdiri tepat dihadapannya. Dengan wajah dingin, Prajurit Arkhan terlihat menatap kearah bawah, terasa dingin dibagian perutnya dan betapa terkejutnya Prajurit Arkhan saat melihat sebuah senjata kini sudah menancap tepat diperutnya, senjata itu adalah Cakra Sudarsana. Wajah Prajurit Arkhan langsung berubah pucat, seputih kain kapan, dapat dilihatnya bagaimana kedua tangan Adriana yang telah menusukkan senjata para dewa Cakra Sudarsana itu keperutnya, lalu Prajurit Arkhan terlihat mengangkat wajahnya dan menatap
Di sebuah pintu kamar yang sangat megah, Venus menghentikan langkahnya. Ke-6 anak buahnya terlihat berbaris rapi dibelakangnya. Didepan pintu kamar megah itu terlihat dua orang prajurit wanita yang tengah berjaga.“Apakah ketua Bintang sudah ada dikamarnya?” tanya Venus kepada keduanya.“Benar dewi. Ksudah kembali ke kamarnya sejak subuh tadi” ucap salah seorang penjaga pintu kamar.Salah seorang anak buahnya tampak maju kedepan dan mengetuk pintu kamar megah itu.Tok ! Tok ! Tok !“MASUK !”Dari dalam kamar terdengar sebuah suara yang menyuruh mereka untuk masuk. Anak buah yang menjaga pintu kamar segera membukakan pintu kamar itu untuk Venus dan yang lainnya.Venus dan yang lainnya segera melangkah masuk, didalam kamar megah itu terlihat sosok Bintang yang kini duduk diatas peraduan menatap kearah kedatangan mereka. Venus tampak memerintahkan para anak buahnya untuk meletakkan semua yang mereka ba
Kini akhirnya Bintangpun menceritakan tentang asal pertemuannya dengan Dewi Awatara kepada Venus yang mendengarkannya dengan penuh seksama.“Sayang sekali Venus belum sempat mengenal lebih jauh dengannya kanda” ucap Venus dengan nada penyesalan.“Semua sudah menjadi takdir Venus. Tidak ada yang bisa kita lakukan kecuali menerimanya...” ucap Bintang lagi.“Oh ya kanda, apakah Venus harus menghubungi Putri Ahisma Raya dan istri-istri kanda yang lain di istana Wijayanagara untuk memberitahukan keadaan kanda saat ini.?” tanya Venus kepada Bintang.“Tidak perlu Venus, aku sendiri yang akan datang ke istana. Untuk memberikan kejutan” ucap Bintang tersenyum, Venus ikut tersenyum mendengar hal itu.“Kanda mau sarapan dulu atau mandi dulu?” tanya Venus dengan lembut, sejenak Bintang mengalihkan pandangannya kearah meja yang sudah dipenuhi oleh makanan dan buah-buahan, lalu pandang
MATAHARI baru saja menampakkan dirinya diufuk timur, kilauan sinar kuning keemasannya menghampar terang kesebagian penjuru bumi, salah satunya menyinari geladak kapal besar dan megah milik Perompak Lima Samudra. Pagi itu Bintang berniat untuk kembali ke Wijayanagara untuk menemui istri-istrinya, tapi sebelum kembali ke Wijayanagara, Bintang meminta Venus dan kelima komandan Perompak Lima Samudra lainnya untuk bertemu dengannya.Kini Venus dan kelima komandan Perompak Lima Samudranya sudah berada dihadapan Bintang, sementara Venus mengambil duduk disebelah Bintang.“Venus, dari semalam aku tak melihat Sarah, William dan Bruce, dimana mereka?” tanya Bintang kepada Venus.“Saat menerima pesan ketua untuk ikut dalam peperangan Wijayanagara, aku memerintahkan beberapa pengawal kepercayaanku untuk membawa mereka ketempat yang aman ketua. Nanti saat kita akan kembali ke Tanah Jawa, kita sekalian me
Rombongan berkuda yang berjumlah 5 orang itu terlihat dengan cepat kembali menggebah kuda mereka kearah Bintang. Semakin dekat semakin terlihat jelas kalau kelimanya adalah wanita yang semuanya tampak mengenakan cadar diwajah dan caping dikepala mereka.Kini kedua belah pihak saling berhadapan. Bintang tampak tersenyum saat melihat kelima wanita yang ada dihadapannya tampak melepaskan caping dikepala mereka, Bintang turun dari punggung kudanya, kelima wanita yang ada diatas punggung kudanya masing-masingpun terlihat turun hingga kedua belah pihak sudah saling berhadapan satu sama lain. Walaupun semuanya mengenakan cadar yang menutupi dari hidung kebawah, tapi Bintang masih dapat mengenali sosok kelimanya, karena mereka tak lain adalah istri-istri Bintang, Kim si hyang, Yuan Ming Zhu, Sheeva Akhtar, Ahisma Raya dan Gye. Kelimanya tampak menatap sosok Bintang yang ada dihadapan mereka, terlihat jelas mata kelimanya tampak berkaca-kaca. Bintang yang tersenyum terlihat mengembang
“Dinda takut sekali, kanda” ucap Ahisma pelan dipelukan Bintang.“Maafkan kanda.” hanya itu yang terucap dibibir Bintang saat akhirnya kedua-duanya saling merapatkan pelukan lebih dalam lagi. Kalau saja saat itu tak ada orang lain ditempat itu, mungkin selamanya Ahisma tak ingin melepaskan pelukannya dari tubuh Bintang.Setelah cukup lama memendam dirinya kedalam pelukan Bintang, Ahisma Raya akhirnya melepaskan juga pelukannya, lalu ikut menepi bersama Yuan dan Kim yang sudah menunggunya.Kini tiba giliran salah satu istri Bintang yang paling manis, dia tak lain adalah Sheeva Akhtar. Sheeva masih terlihat malu-malu saat Bintang tersenyum kearahnya, dengan wajah yang bersemu merah, Sheeva mendekati Bintang, dihadapan Bintang, Sheeva tak mampu membendung air matanya, tangisan tanpa isak, rasa sungkan dan malu awalnya, kini tidak terlihat lagi, Sheeva terisak dalam pelukan Bintang. Hal ini membuat Bintang semakin memeluk erat sosok Sheeva ke
“Mereka sedang menjalankan misi Putri Ahisma” ucap Venus dengan lembut.Suasana berlangsung akrab dan penuh kekeluargaan, sesekali diiringi tawa.“Kanda.. jadi kanda berhasil mengalahkan Sultan Fathullah dari Kesultanan Berar itu dalam pertarungan ya?” tanya Yuan kepada Bintang.“Tidak ada yang kalah juga tidak ada yang menang dinda, Sultan Fathullah menawarkan syarat untuk mengakhiri pertarungan” ucap Bintang hingga menarik perhatian istri-istri Bintang yang lain.“Syarat apa kanda?” tanya Ahisma Raya cepat.“Sultan Fathullah meminta kanda untuk datang langsung ke Kesultanan Berar untuk membicarakan syarat itu” ucap Bintang lagi. Hal ini membuat istri-istri Bintang saling pandang satu sama lain.“Kapan kanda akan berangkat ke Kesultanan Berar?” tanya Ahisma Raya lagi cepat.“Kanda pikir, semakin cepat akan semakin baik dinda. Baga
Setelah melihat Jejaka Emas memahami maksud perkataannya, Bintang segera melangkah ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Berjarak 3 tombak dari Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, Bintang menghentikan langkahnya.“Tidak ada yang kalah juga tidak ada yang menang dalam sebuah peperangan. Lebih baik kita berdamai dan hidup berdampingan Ayah Mertua” ucap Bintang dengan menyebut Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sebagai ayah mertuanya. Tentu saja kenyataan itu tak bisa Bintang pungkiri. Walau bagaimana, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal adalah ayah mertua baginya.Tatapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal masih terlihat dingin kearahnya, dan terdengar suara beratnya. “Kenapa kau menolak untuk menjadi penguasa dunia, Bintang? Bukankah itu keinginan semua laki-laki didunia ini! Tahta dan Kekuasaan?!”Bintang menggeleng, lalu berkata, “Aku lebih suka kedamaian. Buat apa meraih kekuasaan, kalau hidup selalu tidak tenang” Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terdiam saat mendengar kata-kata Bintang.Binta
Semua terdiam!Sunyi!Tak ada satu suarapun yang terdengar, kecuali desau angin!Sementara itu, keadaan semua orang yang tadinya terpaku, kini sudah bisa bergerak, masing-masing saling menatap satu sama lain, lalu mengedarkan pandangan mereka ke arah sekitar. Apa yang baru saja terjadi, berasa seperti mimpi.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal pun masih terpaku berdiri ditempatnya, memandangi jari manis tangan kanannya yang sudah kosong, tidak ada lagi Cincin Sulaiman yang biasa terpatri.Di pihak Jejaka Emas, Bintang lebih dulu tersadar dengan keadaan yang terjadi. Masih terlihat keringat dingin di sekujur tubuh Bintang. Rasa sakit yang baru saja dialami oleh Bintang bukan sekedar dalam angan-angan, tapi Bintang benar-benar dapat merasakan bagaimana tubuhnya terhempas dengan keras ke sebuah alam, dimana di alam itu, berbagai macam orang dengan segala macam siksaannya. Bintang benar-benar merasakan kesakitan yang amat sangat yang membuat tubuhnya seperti ditusuk oleh ribuan
“Bangunlah kalian berdua!” kembali suara lembut tapi tegas itu terdengar menyapa keduanya, hampir bersamaan Bintang dan Jejaka Emas memalingkan wajah mereka kearah depan. Wajah keduanya berubah. Berjarak hanya beberapa tombak dihadapan mereka, terlihat sosok seorang laki-laki tua berwajah agung dan teduh. Mengenakan pakaian putih disekujur tubuhnya. Senyumnya terlihat begitu agung dan teduh. Bintang dan Jejaka Emas terkejut, karena tadi, tidak ada seorangpun yang ada ditempat itu selain mereka berdua.Lelaki tua berparas agung itu terlihat duduk diatas sebuah batu putih yang bila diperhatikan dengan seksama. Batu itu tidaklah menyentuh tanah, alias mengapung diudara.“Kemari!” Terdengar suara lembut dan tegas kembali menyapa Bintang dan Jejaka Emas. Walau keduanya tak melihat bibir lelaki tua itu bergerak, tapi Bintang dan Jejaka Emas yakin, kalau lelaki tua itulah yang menyuruh mereka.Lagi-lagi Bintang dan Jejaka Emas diliputi keheranan, karena tubuh mereka tiba-tiba saja bangkit be
Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat geram saat melihat tak satupun dari pihak lawan yang mau bersikap setia kepadanya. “Kalian semua rupanya benar-benar ingin mati, jangan katakan kalau aku tidak memberikan kalian kesempatan...” ucap Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berpaling kearah seluruh pasukannya yang ada dibelakangnya.“Bunuh mereka semua!”Satu perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah cukup untuk membuat pasukannya bergerak kedepan dengan senjata terhunus. Siap untuk membunuh lawan-lawan mereka yang sudah tak berdaya ditempatnya.Mendengar perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, membuat pucat wajah-wajah dari pihak lawannya. Sebagian mengeluarkan keringat dingin membayangkan kematian yang akan segera mendatangi mereka, sementara sebagian lagi tampak mampu bersikap tenang dan sudah siap menerima nasib, karena memang sejak awal pertempuran, mereka sudah siap untuk mati. Ada satu hal yang setidaknya membuat mereka mati dengan tenan
Sementara itu dipihak Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal juga ikut bingung melihat kejadian itu, Bintang yang kini tampak tengah diperebutkan oleh ke-4 wanita cantik. Di benak mereka terbersit pikiran, ‘Apa mereka tidak menyadari kalau saat ini tengah berperang’. Hal ini membuat semua orang geleng-geleng kepala melihatnya.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat menatap ke arah Bintang dengan tatapan dingin. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal maju beberapa langkah kedepan. Seketika keadaan riuh ditempat itu langsung berhenti. Hening. Bahkan keributan kecil diantara Bintang dengan ke-4 gadisnya juga ikut terhenti dan kini mereka ikut menatap kearah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tak ada yang bersuara, semua perhatian tertuju langsung ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tiba-tiba saja dari pihak seberang, sesosok tubuh melangkah kehadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Dia adalah Jejaka Emas. Jejaka Emas memang sangat kesal melihat keberuntungan Bintang yang dike
“Hai! Utusan Dewa. Kami akan menghentikan peperangan ini bila Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah terkalahkan, tapi bila tidak. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa!” Raja Munaliq Dari Timur memberikan jawaban diiringi anggukan oleh kedua raja jin lainnya, juga para prajurit yang berada dibawah kendali mereka.Apa yang dikatakan oleh Raja Munaliq Dari Timur memang tidak salah. Selama Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal tidak bisa dikalahkan, maka kemenangan akan selalu menjadi milik mereka. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa.Kini balik Una Lyn yang terlihat terdiam ditempatnya. Jejaka Emas yang melihat hal itu, segera beranjak maju untuk memberikan tanggapannya.Bleegaarrr!Sebuah suara keras ledakan terdengar keras membahana di tempat itu, begitu kerasnya sampai membuat tempat itu bergetar laksana digoncang gempa skala sedang. Ada yang jatuh terduduk karena tak kuat menahan getaran yang terjadi, tapi masih banyak pula y
Una Lyn sendiri terlihat melakukan salto beberapa kali diudara hingga akhirnya berhasil mendarat dengan mulus ditanah, sedangkan Ifrit juga mampu mendaratkan kedua kakinya ditanah, setelah terseret cukup jauh kebelakang. Darah terlihat merembes dimulut keduanya, sebagai tanda luka dalam yang mereka derita.Seakan tak ingin membuat waktu percuma, Una Lyn terlihat langsung mengangkat tangannya yang tengah memegang pedang naga emas keatas.Wusshh..!Bayangan seekor naga emas melesat keluar dari hulu pedang ditangan Una Lyn. Sementara itu di ujung sana, Ifrit pun terlihat tak ingin tinggla diam.Dugghh!Tongkat ditangannya dihentakkan ke tanah.Wusshh..! Wusshh..! Wusshh..!Banyak sosok bayangan hitam yang keluar dari kepala tongkat dan sosok-sosok bayangan hitam itu tampak membentuk wujud-wujud jin yang tak terhitung jumlahnya yang hampir memenuhi langit. Di tempatnya, Una Lyn cukup terkejut melihat pamer kesaktian yang diperlihatkan oleh Ifrit. Ternyata Ifrit mampu mengeluarkan banyak j
Dughh! Seiring dengan itu Ifrit menghentakkan tongkat ditangannya ke bawah.Werrrr...! gelombang energi terpancar keluar dari tubuh Ifrit yang langsung menyapu seluruh tempat itu. Terjadi keanehan! Pemandangan mencengangkan terjadi. Waktu seolah berhenti, bangsa jin yang tengah bertempur satu sama lain, terdiam seperti patung. Semuanya berhenti bergerak, bukan saja yang ada di tanah, tapi juga yang ada diudara ikut berhenti bergerak.Baik bangsa manusia, bangsa jin, maupun para dewa-dewi, bahkan Jejaka Emas pun ikut berdiri mematung ditempatnya berada. Terlihat perubahan diwajah semua orang, termasuk Jejaka Emas yang berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan dirinya agar bisa kembali bergerak, tapi sejauh ini hanya gerakan yang sangat lamban yang terlihat. Tak ada yang mampu menggerakan tubuh mereka. Sementara itu, di pihak Ifrit, mereka semua tahu, kalau ini adalah salah satu kemampuan Ifrit yang bisa menghentikan waktu.Di depan sana, terlihat Ifrit tersenyum sinis melihat ke arah Jej
Jejaka Emas tak memberi kesempatan sedikitpun bagi Ifrit untuk menghela nafas. Serangan gelang dewanya terus menghantam sosok Ifrit.Sosok Ifrit yang melayang diatas tanah, terus terdesak mundur. Entah sudah belasan ataupun berpuluh-puluh kali serangan gelang dewa menghantam sosoknya, tapi walaupun terdesak. Ifrit sedikitpun tidak terlihat terluka.Jejaka Emas yang melihat hal itu, harus mengakui kekuatan dan kekebalan tubuh Ifrit, tapi anehnya seraya terus melesatkan serangan gelang-gelang dewanya, Jejaka Emas justru tertawa-tawa. Hal ini dikarenakan sosok Ifrit yang terkena serangan beruntun gelang dewanya dari berbagai arah, membuat tubuh Ifrit yang melayang diudara itu tampak terdorong ke kanan, ke kiri, ke belakang dan kedepan, Ifrit seperti tengah berjoget atau bergoyang dangdut. Hal ini pula yang membuat Jejaka Emas kemudian tertawa tergelak-gelak. Bangsa Jin yang ada ditempat itupun bingung dan heran, kenapa Jejaka Emas bertarung sambil tergelak-gelak sendiri.Ifrit terus dig