MATAHARI baru saja menampakkan dirinya diufuk timur, kilauan sinar kuning keemasannya menghampar terang kesebagian penjuru bumi, salah satunya menyinari geladak kapal besar dan megah milik Perompak Lima Samudra. Pagi itu Bintang berniat untuk kembali ke Wijayanagara untuk menemui istri-istrinya, tapi sebelum kembali ke Wijayanagara, Bintang meminta Venus dan kelima komandan Perompak Lima Samudra lainnya untuk bertemu dengannya.
Kini Venus dan kelima komandan Perompak Lima Samudranya sudah berada dihadapan Bintang, sementara Venus mengambil duduk disebelah Bintang.
“Venus, dari semalam aku tak melihat Sarah, William dan Bruce, dimana mereka?” tanya Bintang kepada Venus.
“Saat menerima pesan ketua untuk ikut dalam peperangan Wijayanagara, aku memerintahkan beberapa pengawal kepercayaanku untuk membawa mereka ketempat yang aman ketua. Nanti saat kita akan kembali ke Tanah Jawa, kita sekalian me
Rombongan berkuda yang berjumlah 5 orang itu terlihat dengan cepat kembali menggebah kuda mereka kearah Bintang. Semakin dekat semakin terlihat jelas kalau kelimanya adalah wanita yang semuanya tampak mengenakan cadar diwajah dan caping dikepala mereka.Kini kedua belah pihak saling berhadapan. Bintang tampak tersenyum saat melihat kelima wanita yang ada dihadapannya tampak melepaskan caping dikepala mereka, Bintang turun dari punggung kudanya, kelima wanita yang ada diatas punggung kudanya masing-masingpun terlihat turun hingga kedua belah pihak sudah saling berhadapan satu sama lain. Walaupun semuanya mengenakan cadar yang menutupi dari hidung kebawah, tapi Bintang masih dapat mengenali sosok kelimanya, karena mereka tak lain adalah istri-istri Bintang, Kim si hyang, Yuan Ming Zhu, Sheeva Akhtar, Ahisma Raya dan Gye. Kelimanya tampak menatap sosok Bintang yang ada dihadapan mereka, terlihat jelas mata kelimanya tampak berkaca-kaca. Bintang yang tersenyum terlihat mengembang
“Dinda takut sekali, kanda” ucap Ahisma pelan dipelukan Bintang.“Maafkan kanda.” hanya itu yang terucap dibibir Bintang saat akhirnya kedua-duanya saling merapatkan pelukan lebih dalam lagi. Kalau saja saat itu tak ada orang lain ditempat itu, mungkin selamanya Ahisma tak ingin melepaskan pelukannya dari tubuh Bintang.Setelah cukup lama memendam dirinya kedalam pelukan Bintang, Ahisma Raya akhirnya melepaskan juga pelukannya, lalu ikut menepi bersama Yuan dan Kim yang sudah menunggunya.Kini tiba giliran salah satu istri Bintang yang paling manis, dia tak lain adalah Sheeva Akhtar. Sheeva masih terlihat malu-malu saat Bintang tersenyum kearahnya, dengan wajah yang bersemu merah, Sheeva mendekati Bintang, dihadapan Bintang, Sheeva tak mampu membendung air matanya, tangisan tanpa isak, rasa sungkan dan malu awalnya, kini tidak terlihat lagi, Sheeva terisak dalam pelukan Bintang. Hal ini membuat Bintang semakin memeluk erat sosok Sheeva ke
“Mereka sedang menjalankan misi Putri Ahisma” ucap Venus dengan lembut.Suasana berlangsung akrab dan penuh kekeluargaan, sesekali diiringi tawa.“Kanda.. jadi kanda berhasil mengalahkan Sultan Fathullah dari Kesultanan Berar itu dalam pertarungan ya?” tanya Yuan kepada Bintang.“Tidak ada yang kalah juga tidak ada yang menang dinda, Sultan Fathullah menawarkan syarat untuk mengakhiri pertarungan” ucap Bintang hingga menarik perhatian istri-istri Bintang yang lain.“Syarat apa kanda?” tanya Ahisma Raya cepat.“Sultan Fathullah meminta kanda untuk datang langsung ke Kesultanan Berar untuk membicarakan syarat itu” ucap Bintang lagi. Hal ini membuat istri-istri Bintang saling pandang satu sama lain.“Kapan kanda akan berangkat ke Kesultanan Berar?” tanya Ahisma Raya lagi cepat.“Kanda pikir, semakin cepat akan semakin baik dinda. Baga
“Calon suamimu!” ucap Putri Hayatallami lagi hingga langsung membuat wajah Shorouq berubah mendengarnya, kini Putri Hayatallami terlihat tersenyum puas melihat Shorouq berubah paras jelitanya mendengar hal itu.“Tuan Bintang, maksud kakak.?” tanya Putri Shorouq lagi.“Iya, siapa lagi kalau bukan dia!” ucap Putri Hayatallami lagi. Putri Shorouq terlihat terdiam kali ini.“Sayang, kau tak bisa keluar dari tempat ini Shorouq. Coba saja kau bisa keluar, kau bisa melihat bagaimana sosok tuan Bintang itu!!” ucap Putri Hayatallami lagi. Putri Shorouq tetap terdiam mendengar hal itu.Sementara itu suasana heboh yang terjadi dikotaraja, tentu saja dikarenakan kedatangan Bintang, semua prajurit dan masyarakat kotaraja sudah tau kalau Bintang berasal dari Wijayanagara, untunglah para prajurit sudah diberitahu oleh Sultan Fathullah tentang kedatangan Bintang, sehingga saat Bintang tiba dipintu gerbang kotaraja,
Sejenak keduanya terdiam, Bintang dapat melihat kalau saat ini ada sesuatu yang sangat menganggu Sultan Fathullah, sepertinya ada yang ingin disampaikan oleh Sultan Fathullah kepadanya.“Oh ya tuan, penghianat Wijayanagara yang telah menusuk tuan secara pengecut dimedan perang waktu itu, beberapa waktu yang lalu datang kemari untuk meminta perlindungan.” ucap Sultan Fathullah hingga membuat wajah Bintang berubah mendengarnya.“Prajurit Arkhan maksud tuan sultan?”“Benar.. Prajurit Arkhan namanya” jawab Sultan Fathullah.“Saya menolak permintaannya untuk meminta perlindungan di Kesultanan Berar, tapi.” Sultan Fathullah menghentikan ucapannya sejenak.“Keesokan harinya, prajurit Arkhan ditemukan tewas dengan sangat menggenaskan di jalanan kotaraja.” sambung Sultan Fathullah lagi hingga membuat wajah Bintang berubah mendengarnya, “Siapa yang telah membunuh prajurit Arkhan?”, pikir
“Bukan tuan Bintang, maksudku adalah Putri kandungku.. Hayatallami adalah Putri angkatku” ucap Sultan Fathullah lagi hingga membuat terkejut, Bintang sungguh tak tau dan tak menyangka kalau Sultan Fathullah memiliki Putri kandung selain Putri angkatnya, Putri Hayatallami.“Saya akan menceritakan sebuah rahasia yang hanya saya yang tau, tuan Bintang.” ucap Sultan Fathullah lagi seraya menarik nafas panjang. Sementara Bintang tetap diam untuk mendengarkan apa cerita rahasia yang akan disampaikan oleh Sultan Fathullah.“25 tahun yang lalu, aku pernah bertemu dengan seorang wanita dalam pengembaraanku, hingga terjadilah kisah asmara semalamku dengan dirinya, belakangan aku baru mengetahui kalau wanita yang bercinta denganku itu ternyata bukanlah seorang manusia, tapi dia adalah seorang dewi. Hal ini kuketahui setelah dia meninggalkan seorang bayi perempuan didepan istana Kesultanan Berar dan menitipkan sebuah surat, disurat itu dia me
“Tak kusangka ada hal seperti itu didunia ini tuan Bintang.” ucap Sultan Fathullah setelah mendengar cerita keseluruhan Bintang mengenai Pangeran Iblis dan Iblis Langit.“Lanjutkan cerita tuan sultan” pinta Bintang yang masih penasaran dengan cerita Sultan Fathullah.“Bersama guruku, kami bertarung menghadapi utusan-utusan Iblis Langit itu, sayangnya, guruku sirahib suci terpaksa harus mengorbankan dirinya demi menyelamatkanku” ucap Sultan Fathullah.“Tuan sultan mengatakan utusan-utusan Iblis Langit, itu berarti ada lebih dari satu utusan?” tanya Bintang.“Benar tuan Bintang, ada 4 utusan Iblis Langit yang pertama menyebut dirinya sebagai Raja Setan Neraka, yang kedua adalah wanita yang menyebut dirinya sebagai Ratu Neraka Api, yang ketiga juga wanita yang menyebut dirinya sebagai Ratu Neraka Es dan yang terakhir menyebut dirinya sebagai Iblis Pedang Neraka”Kali ini Bintang tak terlalu t
“Bolehkah aku tau, dimana tuan Bintang bertemu dengan Shorouq?” tanya Sultan Fathullah“Maafkan saya tuan sultan, tapi saya sudah berjanji kepada Dewi Awatara untuk tidak mengatakan kepada siapapun tentang hal ini.” ucap Bintang. Sultan Fathullah terlihat hanya menarik nafas panjang, Sultan Fathullah memahami kenapa Bintang tak bisa mengatakan hal itu padanya.Sultan Fathullah tiba-tiba saja bangkit berdiri.“Ayo kita temui Putriku, tuan Bintang” ucap Sultan Fathullah lagi. Bintang yang semula diam, akhirnya ikut bangkit dari tempat duduknya.Bersama, keduanya berjalan menuju kearah suatu tempat, paviliun dewi. Tempat dimana Putri Shorouq berada. Kini keduanya sudah berdiri di depan Paviliun Dewi. Disini Sultan Fathullah terlihat menghentikan langkah, Bintang ikut menghentikan langkah.“Setelah sandiwara kematian yang kubuat untuk Putriku.. disini selama 10 tahun aku telah menguru