Crabbb ! Crabbb ! Crabbb !
Tapi kembali serangan itu menghilang begitu menyentuh energi keemasan yang meringkupi tubuh Bintang. Menyadari serangannya sia-sia, Sultan Fathullah tampak mencengkram dengan erat kedua tangannya yang menyatu didepan dada.
Tiga lobang hitam terlihat menyatu menjadi satu sehingga membentuk satu lobang hitam besar. Perlahan lubang hitam itu tampak terangkat keatas kepala Bintang, dan ;
Wuuuttt !
Sultan Fathullah menyatukan ketiga serangannya, mata bulan, mata matahari dan mata ketiga Sultan Fathullah menyatu dalam satu serangan yang dinamakan Tryambaka Deva (Tiga Mata Tuhan).
Craaassshhhhh !
Sinar warna warni itu kini menyerang Bintang dari atas dan sekujur tubuh Bintang tampak tertutup oleh serangan sinar warna warni milik Sultan Fathullah yang membungkus sekujur tubuh Bintang. Sementara tubuh Bintang yang masih terlindungi energi pelindung Segel Dewa Langit Jubah Sakti 9 Dewa
Bukan perubahan disosok Bintang saja yang mengejutkan bagi Sultan Fathullah, tapi sinar berpijar bintang-bintang kecil yang menyelimuti tubuh Bintang yang sangat mengejutkan Sultan Fathullah, karena kalau sebelumnya sinar pelangi serangannya mampu membungkus sosok Bintang, hingga sosok Bintang tak terlihat lagi karena tertutup oleh sinar pelangi miliknya, Sultan Fathullah bahkan mampu merasakan bagaimana pelindung ditubuh lawannya tadi takkan mampu bertahan lebih lama dengan serangannya dahsyatnya, tapi kali ini tubuh Bintang yang berpijar terlihat jelas, sinar pelangi yang mengguyur bak air bah milik Sultan Fathullah tak mampu menutupi tubuh Bintang yang berpijar-pijar bintang-bintang kecil. Sultan Fathullah juga tak dapat meraba lagi berapa kekuatan yang dimiliki oleh Bintang saat ini.“Ini ilmu dewa tingkat tinggi” batin Sultan Fathullah membatin. Sultan Fathullah kembali menambah kekuatan serangannya, tapi tetap tak berpengaruh pada sosok Bintang yang tetap be
Praassshhhh !Bintang terus menahan serangan dahsyat sinar pelangi milik Sultan Fathullah dengan telapak tangannya, sungguh luar biasa kekuatan Reinkarnasi Raja Bintang yang dimiliki Bintang saat ini, Sultan Fathullah sendiri masih belum menyadari kalau saat ini kekuatan Reinkarnasi Raja Bintang begitu kuat karena sudah dipadu dengan kuasa dewa tanpa batas milik Bintang, makanya kekuatan yang dimiliki Bintang saat ini benar-benar sudah berada diluar nalar.Sosok Bintang semakin mendekati sosok Sultan Fathullah.Wuusshhh !Sultan Fathullah menghentikan serangannya dan tiba-tiba saja melompat menjauh, Bintang kini berhenti ditempat dimana tadi Sultan Fathullah berdiri.Taappp !Sultan Fathullah kembali mengatupkan kedua tangannya didepan dada, ketiga mata Sultan Fathullah kembali terpejam.Wweerrrrr....!Tiba-tiba saja dari belakang sosok Sultan Fathullah muncul sebuah bayangan seperti yang pernah Binta
Pllassshhh !Awan hitam pekat yang membentuk sebuah wujud senjata tombak bermata tiga tiba-tiba saja memancarkan cahaya putih yang terang benderang, awan hitam pekat hilang dan kini dikedua tangan Sultan Fathullah telah tergenggam sebuah tombak bermata tiga. Dan yang lebih mengejutkan Bintang, garis-garis hitam yang ada dikesekujur tubuh Sultan Fathullah tiba-tiba saja menggeliat dan kemudian hidup, menjadi seekor ular yang kini telah melilit lengan dan melingkar dileher.Sosok Sultan Fathullah kini sudah benar-benar bermetamorfosis menjadi sosok seorang dewa, Dewa Shiwa. Dan tentu saja Bintang tak mengenali sosok dewa yang ada dihadapannya saat ini.“KAU AKAN MATI, KSATRIA PENGEMBARA!” terdengar suara berat dan keras Sultan Fathullah yang kini sudah berubah. Bintang menyadari kalau saat ini yang ada dihadapannya bukan lagi sosok Sultan Fathullah, melainkan ada satu kekuatan besar yang telah mengendalikan sosok Sultan Fathullah. Bintangpun dapat meli
Entah kenapa Bintang tiba-tiba saja merasakan suatu rasa yang sangat sulit untuk dilukiskan dengan kata-kata dan perasaan ini pula yang kemudian membuat Bintang mengangkat wajahnya menatap kearah awan hitam pekat yang masih memenuhi langit. Ternyata bukan hanya Bintang yang merasakan perasaan yang sangat sulit untuk dilukiskan dengan kata-kata itu, Sultan Fathullah yang sudah berubah wujud menjadi sosok dewapun menghentikan serangannya dan ikut terlihat menatap kearah langit, sepertinya sosok Sultan Fathullah yang barupun merasakan perasaan yang sama dengan Bintang. Keduanya terlihat sama-sama menatap kearah langit.Semakin lama semakin kuat perasaan yang dirasa oleh keduanya. Dan ;Swinggssss !Tiba-tiba saja awan hitam tebal yang bergerombol itu buyar membentuk satu lingkaran besar dan terdengar suara yang sangat nyaring tapi tidak keras dari arah lubang awan yang terbuka secara melingkar itu. Baik Bintang maupun Sultan Fathullah terlihat sama-sama menatap kea
Dhuar ! Dhuar ! Dhuar ! Dhuar ! Dhuar !Ledakan terjadi dengan dahsyat disekitar sosok Sultan Fathullah dan Bintang, ledakan itu rupanya berasal dari senjata Sultan Fathullah tombak bermata tiga yang berbenturan dengan Pusaka Bintangmas. Hal ini tentu saja mengejutkan Sultan Fathullah karena sedikitpun Sultan Fathullah tidak dapat melihat bagaimana Bintang menggerakan Pusaka Bintangmasnya untuk menangkis serangannya. Sultan Fathullah terkejut karena Bintang masih berdiri terpaku ditempatnya seperti patung dengan telapak tangan yang masih terangkat.Hiyyaattt ! Di dahului satu teriakan nyaring, Sultan Fathullah kembali melancarkan serangan beruntun yang dahsyat dengan tombak bermata tiga miliknya kearah Bintang.Wuuuttt ! Wuuuttt ! Wuuuttt ! Wuuuttt !Dhuar ! Dhuar ! Dhuar ! Dhuar ! Dhuar !Ledakan dahsyat dan beruntun kembali terjadi saat Pusaka Bintangmas menangkis setiap serangan yang dilancarkan oleh Sultan Fathullah.
Plllasshhh ! Wuuuttt !Tiba-tiba saja mata ke-3 Sultan Fathullah memancarkan sinar putih lembayung dan menyerang lurus kearah Pusaka Bintangmas.Buuursshhhhh !Tapi lagi-lagi Sultan Fathullah dibuat terkejut karena sinar putih lembayung yang keluar dari mata Sultan Fathullah terpapas putus oleh putaran Pusaka Bintangmas.Huuppp !Hal ini membuat Sultan Fathullah mengakhiri serangan dari mata ke-3nya, Sultan Fathullah melompat menjauh seraya mendorong tangan kirinya kedepan, sementara tangan kanannya yang memegang tongkat tampak dibiarkan bersiaga.Wuusshhh !Ular yang ada dileher Sultan Fathullah tiba-tiba melesat menjalar melalui tangan kiri Sultan Fathullah kedepan.Weerrrr !Sosok ular itu membesar menjelma menjadi seekor king cobra dan terus bergerak kedepan.Bleppp !Pusaka Bintangmas ditelan begitu saja oleh king cobra yang sudah menjelma menjadi besar dan tinggi, setinggi b
Dhuar ! Dhuar ! Dhuar ! Dhuar ! Dhuar ! Dhuar !Ledakan-ledakan diberbagai tempat terjadi saat serangan Putri Yuan menghantam sasarannya, sungguh sangat luar biasa sekali.Sementara di sisi yang lain, sosok jelita dewi Venus tampak dengan kemampuan tongkat kristalnya, terus menjatuhkan lawan-lawannya yang berusaha untuk menyerangnya, Venus masih berdiri ditempatnya karena masih melindungi sosok Putri Ahisma Raya yang masih memulihkan tenaganya, kemampuan yang diperlihatkan oleh Venus benar-benar mengerikan. Pernah pada suatu ketika, ratusan orang prajurit persekutuan menyerangnya secara bersamaan. Venus tiba-tiba saja melompat tinggi keudara, diudara Venus tampak mengembangkan kedua tangannya, kedua mata Venus terlihat berubah putih dan seketika saja suasana ditempat itu tiba-tiba saja berubah mencekam, bagaimana tidak, langit yang awalnya panas menyengat, tiba-tiba saja berubah menghitam.Dhuer !Kilat dan guntur terdengar saling sahut menyahut, angin ya
SERANG ! SERANG ! SERANG ! SERANG ! Serangan gelombang kedua dari pasukan persekutuan datang bagaikan ombak besar yang bergulung-gulung, kepulan-kepulan asap yang sangat banyak tampak mengambang diudara, berasal dari kereta kuda yang telah dimodifikasi. Para prajurit Wijayanagara tampak terdiam mematung melihat pasukan yang jumlahnya sangat banyak itu. Akhh ! Akhh ! Akhh ! Akhh ! Akhh ! Akhh ! Beberapa orang prajurit yang berada diatas kereta kuda yang sudah dimodifkasi terlihat terjungkal dari atas kereta kudanya saat anak-anak panah datang menembus dada mereka. Hal ini tentu saja mengejutkan orang-orang dari pihak persekutuan, terutama Sultan Malik Shah, Sultan Amir Qasim dan Sultan Adilshahi. Settt ! Settt ! Settt ! Settt ! Settt ! Belum lagi hilang keterkejutan para sultan persekutuan. Hujan anak panah datang dari arah barat. Akhh ! Akhh ! Akhh ! Akhh ! Akhh ! Akhh ! Banyak prajurit persekutuan yang tewas. Semua pandangan segera tertuju kearah barat. Seketika saja semua raut