BINTANG memasang kuda-kuda tai chinya. Sementara dihadapannya, sosok Kartawarma tampak juga memasang kuda-kuda serangannya.
“Khhhaaaaa!” Kartawarma lebih dulu menyerang kedepan, tapi Bintang memang sudah siap untuk menyambut serangan tersebut, serangan Kartawarma datang bagaikan badai gelombang yang berduyun-duyun, kedahsyatannya begitu terlihat dari deru angin yang ikut menyertai serangannya.
Bintang memperlihatkan kemampuan jurus tai chinya, serangan dahsyat Kartawarma tidak dilawan secara frontal, tapi juga tidak dihindari, Bintang terlihat justru menyambut serangan itu dengan mengikutinya kemana arah serangan Kartawarma. Hal ini tentu saja mengejutkan bagi Kartawarma sendiri, karena tadi awalnya dia berharap si Bayang Biru yang menjadi lawannya akan menghadapi langsung serangannya.
Kartawarma tak patah arang, serangan demi serangan terus dilancarkannya kepada Bintang, tapi sejauh itu pula Bintang bisa mematahkannya deng
“Suruh maju semuanya, tuan sultan!” ucap Bintang, rupanya tadi Bintang menggoyang-goyangkan jari telunjuknya bukan karena tak ingin melawan 3 orang, tapi Bintang ingin melawan semua prajurit pribadi Sultan Malik Shah yang jumlahnya ada belasan orang tersebut. Hal inilah yang membuat wajah Sultan Malik Shah berubah, tapi kemudian tersenyum.Sultan Malik Shah terlihat memerintahkan 10 orang prajurit pilihannya untuk maju. 10 orang prajurit segera bergerak maju dan langsung berdiri berjejer dihadapan Bintang. Secara bersamaan pula ke-10 prajurit memasang kuda-kuda menyerang.Di tempatnya, Bintang tak ingin ketinggalan, kuda-kuda tai chi diperlihatkan.Hyyyattttt! Hyyyattttt! Hyyyattttt!Ke-10 prajurit pilihan langsung menyerang kedepan berbarengan, Bintang tak bergerak mundur, tapi menanti serangan mereka hingga kini terjadilah pertarungan diantara mereka. Bintang memperlihatkan kelasnya sebagai pendekar nomor wahid didunia persilatan.
Tanpa sepengetahuan orang lain, Bintang melakukan sentilan jari.Tess.,.! Tess.,.! Tess.,.! Tess.,.!Buuhk...! Buuhk...! Buuhk...! Buuhk...!Ke-4 prajurit terlihat langsung terlempar lima langkah kebelakang dan terbanting kebawah dengan memegangi perut mereka, dari wajah ke-4nya, terlihat jelas ke-4nya sangat menderita kesakitan, bagaimana tidak, mereka semua telah terkena Sentilan dari jurus 'Jari Petir' milik Bintang. Jari Petir. Sebuah sentilan jari yang ringan namun mempunyai kekuatan seperti seekor kuda yang sedang menendang dengan berangnya. Sentilan jurus 'Jari Petir' itu tidak mempunyai wujud ataupun warna, namun gelombang tenaga dalam inti petir yang dikeluarkan cukup tinggi mampu menghancurkan benda.Apa yang terjadi didepan semua mata yang melihat hal itu, tentu saja sangat terkejut melihat ke-4 prajurit pilihan Sultan Malik Shah terlempar dan terkapar dan mengerang kesakitan, ke-4nya bahkan tak mampu untuk bangkit. S
Hingga mau tak mau keduanyapun sarapan berdua, sepanjang sarapan, Putri Jodhaa Rai terus menatap sosok Bintang dari balik sari kerudung milikinya, sementara Bintang sendiri seakan acuh tak acuh karena percuma juga Bintang ingin menatap wajah Putri Jodhaa Rai yang tertutup sari kerudungnya. Sesekali Bintang hanya melihat sekilas bibir merah merekah saat Putri Jodhaa Rai mengangkat sedikit sari kerudungnya untuk menyuap makanannya. Tak ada yang berbicara diantara keduanya selama mereka berdua makan, hingga suasana terasa begitu hening. Setelah semuanya selesai.“Ceritakan padaku tentang Jodhaa Bai, Tuan” ucap Putri Jodhaa Rai tanpa basa basi.Dengan menarik nafas panjang, Bintangpun menceritakan peristiwa yang terjadi di Sekte Budha Hidup sampai dengan peristiwa mengenaskan itu terjadi, tapi tentu saja Bintang tidak mengatakan kalau kehancuran Sekte Budha Hidup adalah akibat pertarungannya dengan Budha Hidup.“Seluruh m
“Jangan menghormat dihadapanku, ibu” ucap Putri Jodhaa Rai lagi kepada wanita paroh baya itu lagi. Bintang yang ada disebelah Putri Jodhaa Rai terkejut saat mendengar Putri Jodhaa Rai memanggil wanita paroh baya itu dengan sebutan ibu.“Semenjak ibunda Jodhaa meninggal, dia adalah pengasuh Jodhaa sejak dari kecil tuan. Jadi Jodhaa sudah menganggapnya seperti ibu Jodhaa sendiri” jelas Putri Jodhaa Rai kepada Bintang seraya membantu wanita paroh baya itu untuk duduk. Bintang sendiri kini duduk didekat keduanya.“Ibu.. Ini tuan Bobou” ucap Putri Jodhaa Rai memperkenalkan Bintang pada wanita paroh baya itu. Wanita paroh baya terlihat mengangguk dan menjura hormat pada Bintang. Bintang dengan cepat membalasnya.“Ada apa tuan putri kemari, biasanya lusa baru tuan putri datang” ucap wanita paroh baya itu lagi dengan lembut kearah Putri Jodhaa Rai. Walaupun Putri Jodhaa Rai sudah menganggapnya seperti seorang ibu, tapi wan
PUTRI JODHAA RAI kembali ke menara bersama Bintang, disepanjang perjalanan kembali, bahkan saat sudah berada dipuncak menara, Putri Jodhaa Rai lebih banyak diam. Bintang yang bersamanya hanya ikut diam saja, karena Bintang tau saat ini Putri Jodhaa Rai tengah memikirkan apa yang telah diketahuinya.“Lalu apa yang akan tuan putri lakukan sekarang?” tanya Bintang.“Entahlah tuan, saya bingung”“Mungkin ada baiknya kita menunggu sahabat saya yang tengah mencari keberadaan Jodhaa Bai. Setelah itu, baru tuan putri menentukan sikap” ucap Bintang. Putri Jodhaa Rai terlihat mengangguk-angguk.“Apa tuan tidak takut bila ketahuan menjadi mata-mata Wijayanagara?” tanya Putri Jodhaa Rai tiba-tiba. Kali ini Bintang yang terdiam mendengar hal itu.“Tapi tuan tenang saja, saya tidak akan membocorkan identitas tuan” sambung Putri Jodhaa Rai tersenyum. Bintang ikut tersenyum mendengarnya.&
Satu minggu berlalu. Dan selama itu pula, Putri Jodhaa Rai tidak mampu membohongi hati dan perasaannya, kalau dirinya memang menyukai Bintang. Tapi sekali lagi, kedudukannya sebagai seorang putri mahkota, tentu melarangnya untuk menyukai Bintang. Putri Jodhaa Rai hanya bisa mengagumi Bintang, walaupun getar-getar asmara itu semakin kuat merasuk kedalam hati dan perasaannya.Malam itu, Bintangpun kembali melanjutkan tindakannya untuk mencari informasi tentang Pangeran Harihara Akbar. Dan seperti biasanya, didalam kamarnya dipuncak menara, Putri Jodhaa Rai sudah tenggelam dimata batinnya untuk melihat apa yang Bintang lakukan.Sementara itu Bintang terus memperluas lingkup pencariannya, hingga langkah Bintang terhenti saat mendengar suara ringkik kuda jantan dari kejauhan. Entah kenapa Bintang tertarik mendengarnya. Oleh karena itulah Bintangpun mencari asal suara kuda tersebut.Akhirnya Bintang menemukan asal suara tersebut yang berasal dari pintu gerbang sebuah
Di kamar yang berbeda, terlihat wajah Putri Jodhaa Rai memerah seperti kepiting yang baru direbus, hal ini tentu saja dikarenakan Putri Jodhaa Rai dapat melihat apa yang terjadi antara Bintang dan Ratu Neraka Es. Walaupun risih dan jengah melihat pergumulan birahi Bintang dan Ratu Neraka Es, tapi Putri Jodhaa Rai urung menutup mata batinnya, ada rasa penasaran dihati Putri Jodhaa Rai untuk terus melihat apa yang terjadi karena ini pertama kalinya Putri Jodhaa Rai melihat secara langsung hubungan badan seorang laki-laki dan perempuan. Tanpa sadar Putri Jodhaa Rai terlihat meremas-remas gunung surganya sendiri (mungkin karena bernafsu melihat permainan Bintang dan Ratu Neraka Es).Tiba-tiba ada suara lenguhan yang cukup panjang ; “Ahh ahh ahh oughh.....,” rupanya Putri Jodhaa Rai pun sudah jatuh telentang diperaduannya sambil mengejang, jemarinya terlihat berada di dalam liang surganya, sementara bajunya sudah tidak karuan. Rupanya Putri Jodhaa Raipun sudah mencapai
KEESOKAN MALAM.Putri Jodhaa Rai terlihat sangat gelisah dikamarnya, berulang kali Putri Jodhaa Rai berjalan hilir mudik dikamarnya seperti orang yang sedang bingung.“Malam ini, tuan Bobou dan Nona Anvesh akan menyelamatkan Pangeran Harihara Akbar. Ini tak boleh dibiarkan” ucap Putri Jodhaa Rai pelan, seakan berkata pada dirinya sendiri.“Penjaga penjara adalah tuan Dhalsim. Tuan Bobou tidak akan bisa mengalahkannya. Bagaimana bila tuan Bobou kalah dan tertangkap, ayahanda pasti akan menghukum mati tuan Bobou seperti ayahanda menghukum mati semua mata-mata yang tertangkap” ucap Putri Jodhaa Rai lagi terlihat semakin gelisah.“Aku tak bisa membiarkan hal ini terjadi. Aku tak bisa” ucap Putri Jodhaa Rai terlihat semakin gelisah dan bingung. Berulang kali berjalan mondar mandir, akhirnya Putri Jodhaa Rai terlihat menghentikan langkahnya.“Aku harus bisa mengurungkan niat tuan Bobou untuk pergi malam ini. Aku
Setelah melihat Jejaka Emas memahami maksud perkataannya, Bintang segera melangkah ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Berjarak 3 tombak dari Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, Bintang menghentikan langkahnya.“Tidak ada yang kalah juga tidak ada yang menang dalam sebuah peperangan. Lebih baik kita berdamai dan hidup berdampingan Ayah Mertua” ucap Bintang dengan menyebut Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sebagai ayah mertuanya. Tentu saja kenyataan itu tak bisa Bintang pungkiri. Walau bagaimana, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal adalah ayah mertua baginya.Tatapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal masih terlihat dingin kearahnya, dan terdengar suara beratnya. “Kenapa kau menolak untuk menjadi penguasa dunia, Bintang? Bukankah itu keinginan semua laki-laki didunia ini! Tahta dan Kekuasaan?!”Bintang menggeleng, lalu berkata, “Aku lebih suka kedamaian. Buat apa meraih kekuasaan, kalau hidup selalu tidak tenang” Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terdiam saat mendengar kata-kata Bintang.Binta
Semua terdiam!Sunyi!Tak ada satu suarapun yang terdengar, kecuali desau angin!Sementara itu, keadaan semua orang yang tadinya terpaku, kini sudah bisa bergerak, masing-masing saling menatap satu sama lain, lalu mengedarkan pandangan mereka ke arah sekitar. Apa yang baru saja terjadi, berasa seperti mimpi.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal pun masih terpaku berdiri ditempatnya, memandangi jari manis tangan kanannya yang sudah kosong, tidak ada lagi Cincin Sulaiman yang biasa terpatri.Di pihak Jejaka Emas, Bintang lebih dulu tersadar dengan keadaan yang terjadi. Masih terlihat keringat dingin di sekujur tubuh Bintang. Rasa sakit yang baru saja dialami oleh Bintang bukan sekedar dalam angan-angan, tapi Bintang benar-benar dapat merasakan bagaimana tubuhnya terhempas dengan keras ke sebuah alam, dimana di alam itu, berbagai macam orang dengan segala macam siksaannya. Bintang benar-benar merasakan kesakitan yang amat sangat yang membuat tubuhnya seperti ditusuk oleh ribuan
“Bangunlah kalian berdua!” kembali suara lembut tapi tegas itu terdengar menyapa keduanya, hampir bersamaan Bintang dan Jejaka Emas memalingkan wajah mereka kearah depan. Wajah keduanya berubah. Berjarak hanya beberapa tombak dihadapan mereka, terlihat sosok seorang laki-laki tua berwajah agung dan teduh. Mengenakan pakaian putih disekujur tubuhnya. Senyumnya terlihat begitu agung dan teduh. Bintang dan Jejaka Emas terkejut, karena tadi, tidak ada seorangpun yang ada ditempat itu selain mereka berdua.Lelaki tua berparas agung itu terlihat duduk diatas sebuah batu putih yang bila diperhatikan dengan seksama. Batu itu tidaklah menyentuh tanah, alias mengapung diudara.“Kemari!” Terdengar suara lembut dan tegas kembali menyapa Bintang dan Jejaka Emas. Walau keduanya tak melihat bibir lelaki tua itu bergerak, tapi Bintang dan Jejaka Emas yakin, kalau lelaki tua itulah yang menyuruh mereka.Lagi-lagi Bintang dan Jejaka Emas diliputi keheranan, karena tubuh mereka tiba-tiba saja bangkit be
Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat geram saat melihat tak satupun dari pihak lawan yang mau bersikap setia kepadanya. “Kalian semua rupanya benar-benar ingin mati, jangan katakan kalau aku tidak memberikan kalian kesempatan...” ucap Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berpaling kearah seluruh pasukannya yang ada dibelakangnya.“Bunuh mereka semua!”Satu perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah cukup untuk membuat pasukannya bergerak kedepan dengan senjata terhunus. Siap untuk membunuh lawan-lawan mereka yang sudah tak berdaya ditempatnya.Mendengar perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, membuat pucat wajah-wajah dari pihak lawannya. Sebagian mengeluarkan keringat dingin membayangkan kematian yang akan segera mendatangi mereka, sementara sebagian lagi tampak mampu bersikap tenang dan sudah siap menerima nasib, karena memang sejak awal pertempuran, mereka sudah siap untuk mati. Ada satu hal yang setidaknya membuat mereka mati dengan tenan
Sementara itu dipihak Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal juga ikut bingung melihat kejadian itu, Bintang yang kini tampak tengah diperebutkan oleh ke-4 wanita cantik. Di benak mereka terbersit pikiran, ‘Apa mereka tidak menyadari kalau saat ini tengah berperang’. Hal ini membuat semua orang geleng-geleng kepala melihatnya.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat menatap ke arah Bintang dengan tatapan dingin. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal maju beberapa langkah kedepan. Seketika keadaan riuh ditempat itu langsung berhenti. Hening. Bahkan keributan kecil diantara Bintang dengan ke-4 gadisnya juga ikut terhenti dan kini mereka ikut menatap kearah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tak ada yang bersuara, semua perhatian tertuju langsung ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tiba-tiba saja dari pihak seberang, sesosok tubuh melangkah kehadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Dia adalah Jejaka Emas. Jejaka Emas memang sangat kesal melihat keberuntungan Bintang yang dike
“Hai! Utusan Dewa. Kami akan menghentikan peperangan ini bila Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah terkalahkan, tapi bila tidak. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa!” Raja Munaliq Dari Timur memberikan jawaban diiringi anggukan oleh kedua raja jin lainnya, juga para prajurit yang berada dibawah kendali mereka.Apa yang dikatakan oleh Raja Munaliq Dari Timur memang tidak salah. Selama Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal tidak bisa dikalahkan, maka kemenangan akan selalu menjadi milik mereka. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa.Kini balik Una Lyn yang terlihat terdiam ditempatnya. Jejaka Emas yang melihat hal itu, segera beranjak maju untuk memberikan tanggapannya.Bleegaarrr!Sebuah suara keras ledakan terdengar keras membahana di tempat itu, begitu kerasnya sampai membuat tempat itu bergetar laksana digoncang gempa skala sedang. Ada yang jatuh terduduk karena tak kuat menahan getaran yang terjadi, tapi masih banyak pula y
Una Lyn sendiri terlihat melakukan salto beberapa kali diudara hingga akhirnya berhasil mendarat dengan mulus ditanah, sedangkan Ifrit juga mampu mendaratkan kedua kakinya ditanah, setelah terseret cukup jauh kebelakang. Darah terlihat merembes dimulut keduanya, sebagai tanda luka dalam yang mereka derita.Seakan tak ingin membuat waktu percuma, Una Lyn terlihat langsung mengangkat tangannya yang tengah memegang pedang naga emas keatas.Wusshh..!Bayangan seekor naga emas melesat keluar dari hulu pedang ditangan Una Lyn. Sementara itu di ujung sana, Ifrit pun terlihat tak ingin tinggla diam.Dugghh!Tongkat ditangannya dihentakkan ke tanah.Wusshh..! Wusshh..! Wusshh..!Banyak sosok bayangan hitam yang keluar dari kepala tongkat dan sosok-sosok bayangan hitam itu tampak membentuk wujud-wujud jin yang tak terhitung jumlahnya yang hampir memenuhi langit. Di tempatnya, Una Lyn cukup terkejut melihat pamer kesaktian yang diperlihatkan oleh Ifrit. Ternyata Ifrit mampu mengeluarkan banyak j
Dughh! Seiring dengan itu Ifrit menghentakkan tongkat ditangannya ke bawah.Werrrr...! gelombang energi terpancar keluar dari tubuh Ifrit yang langsung menyapu seluruh tempat itu. Terjadi keanehan! Pemandangan mencengangkan terjadi. Waktu seolah berhenti, bangsa jin yang tengah bertempur satu sama lain, terdiam seperti patung. Semuanya berhenti bergerak, bukan saja yang ada di tanah, tapi juga yang ada diudara ikut berhenti bergerak.Baik bangsa manusia, bangsa jin, maupun para dewa-dewi, bahkan Jejaka Emas pun ikut berdiri mematung ditempatnya berada. Terlihat perubahan diwajah semua orang, termasuk Jejaka Emas yang berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan dirinya agar bisa kembali bergerak, tapi sejauh ini hanya gerakan yang sangat lamban yang terlihat. Tak ada yang mampu menggerakan tubuh mereka. Sementara itu, di pihak Ifrit, mereka semua tahu, kalau ini adalah salah satu kemampuan Ifrit yang bisa menghentikan waktu.Di depan sana, terlihat Ifrit tersenyum sinis melihat ke arah Jej
Jejaka Emas tak memberi kesempatan sedikitpun bagi Ifrit untuk menghela nafas. Serangan gelang dewanya terus menghantam sosok Ifrit.Sosok Ifrit yang melayang diatas tanah, terus terdesak mundur. Entah sudah belasan ataupun berpuluh-puluh kali serangan gelang dewa menghantam sosoknya, tapi walaupun terdesak. Ifrit sedikitpun tidak terlihat terluka.Jejaka Emas yang melihat hal itu, harus mengakui kekuatan dan kekebalan tubuh Ifrit, tapi anehnya seraya terus melesatkan serangan gelang-gelang dewanya, Jejaka Emas justru tertawa-tawa. Hal ini dikarenakan sosok Ifrit yang terkena serangan beruntun gelang dewanya dari berbagai arah, membuat tubuh Ifrit yang melayang diudara itu tampak terdorong ke kanan, ke kiri, ke belakang dan kedepan, Ifrit seperti tengah berjoget atau bergoyang dangdut. Hal ini pula yang membuat Jejaka Emas kemudian tertawa tergelak-gelak. Bangsa Jin yang ada ditempat itupun bingung dan heran, kenapa Jejaka Emas bertarung sambil tergelak-gelak sendiri.Ifrit terus dig