Sementara bersama Bintang, Adriana merasakan kehangatan kasih di sana, di antara gairahnya mengulum bibir. Ada semburat cinta di sana, di antara gigitan-gigitannya yang nakal. Ada penegasan pula di sana, di antara keliaran permainan lidah yang menerlenakan !
Maka itu Adriana mengerang manja, mempererat pelukannya, merapatkan tubuhnya ke tubuh kokoh Bintang.“Aduh!" tiba-tiba Adriana mengeluh lirih, dan Bintang tersentak kaget, terburu-buru melepaskan ciumannya.
“Ada apa?" sergah Bintang penuh kekuatiran sambil merenggangkan jarak di antara mereka.
“Bagian bawah” desis Adriana dengan muka merah padam.
"Kenapa?" tanya Bintang, bahkan ia hendak melihat ke bawah. Tapi dua tangan Adriana semakin erat memeluknya sambil berbisik lirih,
“Tadi sedikit kena... "
"Sakit?"
“Tidak! cuma.. sedikit aneh dan ngilu-ngilu nikmat," desis Adriana sambil kian merapatkan diri ke tubuh Bintang.
“Ta ... "
Kembali Adriana mengerang manja, mendesah-desah gelisah. Sekujur tubuhnya terasa penuh dengan keinginan yang mendesak-desak. Tidak hanya dadanya ... Adriana ingin lebih dari sekedar itu. Ia memang ingin bercinta, sekarang juga, di tempat ini juga!Meski cuma di atas gubuk di tengah laut! Apa pun risikonya, ia ingin sekali.Maka... memohonlah ia lewat erangan dan desahan!“Ahhh ... shhh..!"Dalam desah kenikmatan dari bibir Adriana yang berkepanjangan, Bintang berniat menuntaskan pelayaran kali ini."Hemm... sudah waktunya," kata Bintang dalam hati. “Tekuk sedikit lututmu," kata lembut Bintang memberikan aba-aba pada Adriana. Meski sambil mengerang nikmat, Adriana menekuk sedikit lututnya sehingga daerah di sekitar lubang surga semakin terkuak."Jika kau merasakan sesuatu yang menerobos masuk, nikmati saja," kembali Bintang membisikkan lembut ditelinga Adriana. "Jangan di lawan. Paham?"Adriana hanya mengangguk pelan."H
Lagi-lagi Adriana hanya tersenyum. Lalu mengangguk sambil berkata,“Lanjutkan, Tuan”Kembali Bintang bergerak. Saat menarik keluar hingga tertinggal kepalanya saja, terlihat cairan merah kental melumuri benda tumpul besar yang baru keluar dari dalam sana.Serrr..! Kemudian menetes keluar dari celah-celah yang ada.Darah keperawanan!Dilumatnya bibir ranum Adriana untuk meredam rintihan yang keluar. Sejenak yang terdengar dalam gubuk aneh di tengah laut itupun hanya erangan dan rintihan yang tersumbat.“Adriana! Kaitkan kakimu ke punggungku," kata Bintang kemudian. Adriana segera melakukan apa yang diperintahkan Bintang.Pelan-pelan, area bawah Bintang yang luar biasa itu ditarik lalu majukan lagi. Tarik lagi, majukan lagi.Akan halnya Adriana, ia merasakan sebuah sensasi luar biasa antara sakit dan nikmat. Ada kalanya ia pun mengernyit kesakitan dan mendesis keras saat sedikit demi sedikit benda bulat kenyal itu
Bintang mendorong-menekan area bawahnya dalam-dalam sambil menyemburkan cairan birahinya ke dinding paling terujung.“Ahhh ... ooughhh..!"Sontak, Adriana merasakan sensasi luar biasa bersamaan dengan titik puncak kenikmatannya!Setelah beberapa saat, Adriana kembali ke jatidirinya.Posisi Bintang tetap menindih Adriana dengan area bawahnya masih dijepit oleh dinding-dinding kenyal di dalam liang kenikmatan Adriana meski telah memuntahkan sperma keperkasaan. Tetap kokoh bagai batu karang!“Tuan! Apa begini rasanya bercinta?" tanya Adriana dengan mata berbinar-binar."Seperti yang kau rasakan," sahut Bintang dengan lembut.“Tapi ... "“Tapi apa?"“Apa ... tuan tidak capek dengan posisi seperti itu?"“Apa kau mau posisi yang lain?"“Memangnya ada?" tanya Adriana, heran.“Bukan hanya ada, banyak malah!"“Aku mau posisi yang lain, tapi ... "
Bintang melihat bibir Adriana terbuka disertai erangan tertahan.“Errghhh..!"Tubuhnya meliuk-liuk binal menyambut gerakan maju-mundur Bintang. Hingga sekitar sepenanakan nasi kemudian, Adriana melengking panjang dan tubuhnya bergetar hebat.Puncak birahinya datang lagi!“Eeergghh..!"Dan kembali Bintang merasakan air hangat menyempot keluar dari dalam. Denyutan-denyutan yang kuat memberikan sensasi tersendiri pada area bawah yang masih asyik keluar-masuk dengan ritme yang berbeda-beda di dalam lubang hangat milik Adriana, hingga akhirnya Bintang sendiri sudah berniat menuntaskan posisinya kali ini.Bintang yang merasakan bahwa gelombang birahi akan datang lebih besar lagi dari sebelumnya dan ia ingin bisa saat yang bersamaan menggapai gelombang birahi yang sama dengan pasangannya. Bintang segera menarik mundur seluruh tenaga yang dipakai.Srepp!Begitu tenaga ditarik, Bintang mengganti dengan sebuah tarikan napas l
Pagi datang !Sinar mentari terlihat masuk diantara celah-celah dinding gubuk aneh yang berada ditengah-tengah lautan dimana didalamnya terlihat sosok Bintang dan Adriana yang masih tertidur dengan posisi kepala Adriana yang berada diatas dada Bintang. Seonggok pakaian menutupi tubuh keduanya, hanya saja karena tidak terlalu besar sehingga hampir bisa dikatakan, sekujur tubuh telanjang keduanya hampir terlihat dengan mata telanjang.Adriana terbangun saat sinar mentari menerpa wajahnya, yang terpandang pertama dimatanya adalah dada bidang yang saat ini tengah dipeluknya. Terlihat Adriana dengan cepat mengangkat wajahnya, menatap raut wajah tampan yang tak lain adalah Bintang yang ada dihadapannya. Adriana terdiam menatap wajah Bintang, entah sedang memikirkan apa, hingga saat kedua mata Bintang terbuka, Adrianapun tak menyadari.Bintang hanya tersenyum melihat Adriana yang termenung hingga tak menyadari kalau saat ini Bintang tengah menatapnya, kesempatan ini be
SEBUAH pulau yang cukup luas kini terpampang didepan Bintang dan Adriana yang tengah berdiri menatapnya, saat ini gubuk terapung yang Bintang dan Adriana gunakan hanya berjarak belasan tombak saja dari pulau yang terlihat cukup luas berpasir putih itu.“Apakah dari pulau ini kekuatan aneh yang tuan rasakan itu?” tanya Adriana memastikan seraya menoleh kearah Bintang. Bintang tak menjawab, tapi menganggukkan kepalanya.“Ayo kita hampiri pulau itu, Adriana” ucap Bintang“Berenang?”Bintang tersenyum.“Maunya gimana?”Adriana ikut tersenyum, entah apa maksud senyumannya, tapi ;“Aoowww..!”Adriana menjerit kaget bercampur manja saat tiba-tiba saja Bintang sudah mengangkat sosoknya kedalam pondongannya, dengan wajah tersenyum, Adriana melingkarkan kedua tangannya dileher Bintang.“Sudah siap?” tanya Bintang kearahnya.Adriana mengangguk dengan tersenyum sumringah, lalu merapatkan kepalanya kedada Bintang. Seakan takut jatuh atau karena memang ingin dimanja. Adriana yang selama ini terkena
"Hemm.. cahaya apa itu?" pikir Bintang, “Aneh sekali jika dalam danau yang gelap seperti ini ada bagian yang bisa memancarkan cahaya"Bintang segera berenang mendekat. Begitu sampai, yang dilihatnya ternyata sebuah batu berbentuk kubus yang sangat besar. Dibatu persegi empat itu terdapat aksara-aksara yang Bintang tak mengerti artinya. Batu persegi empat yang berukuran besar itu terlihat sudah dipenuhi oleh ganggang hijau yang membuktikan kalau batu besar itu sudah lama berada ditempat itu.“Benda apa ini?" pikir Bintang lagi.Bintang lalu berenang mengitari batu kubus besar itu untuk mengamatinya lebih jelas.“Hanya ada tulisan disatu sisinya saja” batin Bintang lagi seraya kembali kedepan batu kubus besar itu. Bintang mengamati lebih jelas batu kubus besar yang ada dihadapannya. Bintang memperhatikan aksara-aksara aneh yang tertulis dibatu tersebut dan Bintang benar-benar tidak mengerti apa artinya.Bintang mengulurkan tangannya untuk menyentuh batu kubus besar itu.Jleekkk..!Binta
“Jadi. Bagaimana?” tanya Adriana. Bintang terdiam sejenak memikirkan bagaimana cara yang terbaik untuk melakukannya, sementara dihadapannya Adriana masih menunggu dengan tak sabar.“Ada satu cara” ucap Bintang akhirnya.“Apa?” tanya Adriana dengan cepat.“Cara yang sama ketika aku menemuimu dipenjara dulu” ucap Bintang. Adriana terlihat tercenung, mencoba mengingat apa yang dikatakan Bintang dan tiba-tiba saja wajah Adriana berubah.“Itu. Kemampuan apa tuan? Suara tuan ada, tapi wujud tuan tidak kelihatan?” tanya Adriana setelah mengingatnya.“Namanya ajian kelana sukma”“Ajian kelana sukma.” ulang Adriana bingung dan kagum bercampur menjadi satu. “Ilmu kesaktian apa itu tuan?”“Ajian yang bisa membuat sukmamu keluar dari tubuhmu Adriana” ucap Bintang lagi. Kembali wajah Adriana berubah mendengar hal itu.“Sukma. Sukma itu apa tuan?” tanya Adriana bingung. Bintang sendiri bingung bagaimana harus menjelaskannya, tapi...“Kau bisa menyebutnya jiwa atau roh” jelas Bintang agar lebih muda