BINTANG melanjutkan pengembaraannya, sebenarnya Bintang ingin langsung menuju ke Kesultanan Ahmadnagar, agar teka teki ini dapat segera terpecahkan. Tapi karena kebetulan Bintang akan melewati Kesultanan Golkonda terlebih dahulu, Bintang berfikir mungkin tidak ada salahnya menyilidik sebentar kesana. Dengan berjalan kaki, Bintang menuju kearah Kesultanan Golkonda.
India tak hanya tentang sungai Gangga dan kuil dengan deretan patung Dewa. Di Kota Hyderabad yang berada di selatan India terdapat Istana yang dibangun oleh Dinasti Quth Shah. Istana berarsitektur megah membentuk terasiring membungkus sebuah bukit ini tak hanya berdiri kokoh diatas pondasi batu alami berukuran jumbo serta dikelilingi puluhan kilometer benteng kokoh tapi juga sebagai tempat penambangan batu permata legenda dunia. Pintu gerbang pertahanan menjulang tinggi berbentuk setengah lingkaran menyambut kadatangan setiap orang yang datang. Menampakkan kokohnya lini pertahanan istana. Melewati pintu
Malam datang, waktu yang ditunggu-tunggu Bintang akhirnya tiba. Dan dengan gerakan yang sangat ringan dan cepat, Bintang melompat dan berkelebat masuk kebalik benteng Kesultanan Golkonda yang tinggi dan kokoh tersebut. Diantara kegelapan malam, Bintang berkelebat cepat dari satu atap ke atap yang lain dan Bintang berhenti pada satu atap dibangunan yang sangat tinggi agar lebih mudah memantau situasi.Dari ketinggian bangunan tempat Bintang berada, Bintang mengawasi keadaan diwilayah kota raja, walaupun diantara kegelapan malam, dengan mata dewanya, Bintang dapat melihat dengan jelas keadaan disepanjang jalan kota raja. Bintang heran dan hampir-hampir tak percaya, sebuah kotaraja yang seharus ramai dengan penduduknya, tapi keadaan yang dilihat Bintang saat ini sangat berbeda jauh, disepanjang jalan kotaraja, terlihat keadaan yang sepi, tak seorangpun yang terlihat berkeliaran dijalan, hanya beberapa prajurit yang berlalu lalang seperti tengah melakukan ronda malam.&ldq
Dengan sangat hati-hati Bintang berusaha mengintip diantara celah-celah atap yang sudah banyak lubangnya tersebut. Didalam gubuk Bintang dapat melihat sosok gadis kecil yang datang bersama wanita yang masih mengenakan kerudung hitamnya tampak tengah memeriksa keadaan seorang laki-laki yang sudah sangat kepayahan. Bintang dapat melihat bagaimana wanita berkudung hitam itu tampak menyelimpangkan kerudungnya untuk menutupi setengah wajahnya, sedangkan kedua tangan wanita itu tampak mengenakan sepasang sarung tangan plastik yang juga berwarna hitam. Sekali lihat saja Bintang tau kalau wanita berkerudung hitam itu tengah memeriksa keadaan lelaki yang sudah kepayahan yang ada dihadapannya tersebut.“Selamatkan ayah hamba, putri. Hamba mohon” ucap gadis kecil itu mengiba-iba dan menangis. Sementara itu wanita berkerudung hitam yang tengah memeriksa keadaan lelaki tua yang ada dihadapannya, kini tampak mengeluarkan sebuah bungkusan hitam dari balik pakaiannya, setelah bun
“Astaga.. bukankah ini penyakit yang sama yang pernah menyerang dataran tengah dulu” batin Bintang sangat terkejut. Dimana sewaktu Bintang berada di dataran tengah, dataran tengah diserang wabah penyakit yang sangat cepat menular dari satu manusia ke manusia yang lain.“Tidak salah lagi. Ini penyakit yang sama dengan yang menyerang dataran tengah waktu itu.” batin Bintang lagi yakin. Berfikir seperti itu tanpa menunggu waktu lagi, Bintang segera berkelebat pergi meninggalkan tempat itu.Sementara itu malam terus berjalan semakin larut. Wanita berkerudung hitam tampak sudah tertidur lelah dengan bersandar disalah satu tiang yang ada didalam rumah tersebut. Sementara itu bocah wanita juga tampak tengah tertidur dipangkuannya.Uhuggg !!! Uhuggg !!! Uhuggg !!! Uhuggg !!!Sebuah batuk keras membangunkan keduanya. Lelaki yang ada diatas ranjang reyot terlihat batuk-batuk dengan keras. Lalu tubuhnya berkelenjotan seperti cacing yang kepan
“Cepat nona! atau semuanya akan terlambat!” ucap Bintang keras hingga menyadarkan Wanita berkerudung hitam itu dari keadaannya. Tanpa memikirkan apa-apa lagi, Wanita berkerudung hitam ini tampak memasukkan tangannya kebalik pakaian Bintang, walau dengan wajah memerah dibalik cadar kerudung yang dikenakannya. Kini ditangan Wanita berkerudung hitam itu tampak tergenggam sebuah kendi kecil.“Minumkan cepat nona! tapi jangan semuanya” ucap Bintang mengingatkan. Hingga dengan sangat cepat Wanita berkerudung hitam ini segera meminumkan air yang ada didalam kendi ke mulut lelaki tua tersebut, rupanya Bintang pergi tadi untuk mencari bahan-bahan yang digunakan sebagai obat.Tappp !!!Satu tangan Bintang dengan cepat menutup mulut lelaki tua itu agar air obat yang dituangkan kedalam mulutnya dapat diminumnya.Tuk ! Tuk ! Tuk ! Tuk !Bintang terlihat dengan cepat menotok beberapa bagian ditubuh lelaki tua tersebut hingga kejang-kejang
SEMBURAT sinar keemasan tampak membias masuk lewat celah-celah dinding gubuk dan atap gubuk reyot yang berada dipinggiran kotaraja Kesultanan Golkonda. Walaupun matahari sendiri belum menampakkan dirinya diufuk timur, tapi bias keemasannya telah lebih dulu menyapa seisi alam.“Ugghhh...!” dua erangan terdengar berbarengan berasal dari sosok wanita bercadar kerudung dan seorang gadis cilik yang tertidur dipangkuannya, keduanya terbangun, bukan karena bias menteri yang menerpa wajah mereka, tapi keduanya terbangun saat hidung mereka mencium sesuatu yang lezat menyengat penciuman mereka. Hal inilah yang membuat keduanya terbangun.“Sudah bangun rupanya” terdengar sapaan lembut yang membuat kedua menoleh, wajah keduanya berubah saat melihat sosok lelaki muda tampan yang tampak tengah menyuapi seorang laki-laki tua yang tampak duduk bersandar diujung ranjang reyot tersebut.“Ayah!” ucap bocah wanita yang kini dengan cepat bangkit b
SIANG itu kotaraja Kesultanan Golkonda tiba-tiba dibuat geger dengan kemunculan seorang laki-laki muda berpakaian pendekar yang dengan santainya berjalan dijalanan kotaraja, hal ini tentu saja membuat geger seisi kotaraja, karena kotaraja Kesultanan Golkonda tengah melakukan karantina wilayah, tidak ada yang boleh berkeliaran dijalan tanpa izin dari pihak istana. Sosok yang tak lain adalah Bintang itu tampak terus menelusuri jalan kota menuju kearah istana Kesultanan Golkonda yang terlihat megah dari kejauhan.Dari arah yang berlawanan, Bintang dapat melihat serombongan prajurit yang tengah berlari menuju kearahnya, prajurit yang berjumlah 1 pleton itu tampak dengan cepat mengepung Bintang, semuanya tampak bersenjata lengkap dengan pedang ditangan kanan dan perisai ditangan kiri, diwajah para prajurit tampak semuanya mengenakan kain penutup yang menutupi hingga setengah wajah mereka. Hanya mata yang saja terlihat.Seorang laki-laki berkuda dengan pakaian seorang pangli
Tak seberapa lama kemudian....“MAHARATU TIBA” sebuah suara keras terdengar membahana ditempat itu, seketika saja suasana hiruk pikuk yang terjadi ditempat itu berubah hening dan semua orang yang ada ditempat itu terlihat langsung bangkit berdiri dari tempat duduknya, Bintang yang melihat hal itu, segera ikut bangkit berdiri.Seorang wanita dengan pakaian putih mewah dan mahkota emas dikepalanya tampak muncul. Wanita ini memiliki tubuh yang padat berisi, semok montok istilah orang zaman sekarang. Sehingga pakaian ketat yang dikenakannya cukup menampilkan seluk lekuk tubuhnya yang pada berisi tersebut. Wajahnya cantik sensual. Bintang yang saat itu terlihat memperhatikan sosok wanita yang Bintang yakin adalah Maharatu Chayma tersebut. Kalau saja Bintang tidak menggunakan mata dewanya, mungkin Bintangpun akan terpesona akan kemontokan dan kesemokan tubuh yang dimiliki oleh Maharatu Chayma. Tapi dengan mata dewanya, Bintang dapat melihat baga
SEORANG wanita cantik jelita tampak duduk termangu menatap keluar jendela kamarnya. Beberapa kali terlihat dia mengusap perutnya, entah apa yang terjadi padanya, tiba-tiba saja dari kedua kelopak matanya mengalir butir-butir air mata yang jatuh membasahi kedua pipinya. Tapi walaupun begitu tetap tak mampu menutupi kecantikan wajahnya. Penampilannya benar-benar anggun seakan mengisyaratkan kalau wanita cantik jelita ini bukanlah wanita sembarangan.Tok...! Tok...! Tok...!Sebuah suara ketukan terdengar dipintu kamarnya hingga memupus hayalan wanita cantik jelita ini, wanita cantik jelita ini tampak dengan cepat kembali mengenakan kerudung yang menutupi kepala dan setengah wajahnya, lalu berjalan cepat kearah pintu.Kreeakk...!Pintu terbuka, didepan pintu telah berdiri seorang dayang istana.“Ada apa dayang?” tanya wanita cantik jelita ini lagi.“Maaf Putri Rawan, ratu meminta saya untuk menyampaikan ini kepada putri”
Setelah melihat Jejaka Emas memahami maksud perkataannya, Bintang segera melangkah ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Berjarak 3 tombak dari Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, Bintang menghentikan langkahnya.“Tidak ada yang kalah juga tidak ada yang menang dalam sebuah peperangan. Lebih baik kita berdamai dan hidup berdampingan Ayah Mertua” ucap Bintang dengan menyebut Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sebagai ayah mertuanya. Tentu saja kenyataan itu tak bisa Bintang pungkiri. Walau bagaimana, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal adalah ayah mertua baginya.Tatapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal masih terlihat dingin kearahnya, dan terdengar suara beratnya. “Kenapa kau menolak untuk menjadi penguasa dunia, Bintang? Bukankah itu keinginan semua laki-laki didunia ini! Tahta dan Kekuasaan?!”Bintang menggeleng, lalu berkata, “Aku lebih suka kedamaian. Buat apa meraih kekuasaan, kalau hidup selalu tidak tenang” Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terdiam saat mendengar kata-kata Bintang.Binta
Semua terdiam!Sunyi!Tak ada satu suarapun yang terdengar, kecuali desau angin!Sementara itu, keadaan semua orang yang tadinya terpaku, kini sudah bisa bergerak, masing-masing saling menatap satu sama lain, lalu mengedarkan pandangan mereka ke arah sekitar. Apa yang baru saja terjadi, berasa seperti mimpi.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal pun masih terpaku berdiri ditempatnya, memandangi jari manis tangan kanannya yang sudah kosong, tidak ada lagi Cincin Sulaiman yang biasa terpatri.Di pihak Jejaka Emas, Bintang lebih dulu tersadar dengan keadaan yang terjadi. Masih terlihat keringat dingin di sekujur tubuh Bintang. Rasa sakit yang baru saja dialami oleh Bintang bukan sekedar dalam angan-angan, tapi Bintang benar-benar dapat merasakan bagaimana tubuhnya terhempas dengan keras ke sebuah alam, dimana di alam itu, berbagai macam orang dengan segala macam siksaannya. Bintang benar-benar merasakan kesakitan yang amat sangat yang membuat tubuhnya seperti ditusuk oleh ribuan
“Bangunlah kalian berdua!” kembali suara lembut tapi tegas itu terdengar menyapa keduanya, hampir bersamaan Bintang dan Jejaka Emas memalingkan wajah mereka kearah depan. Wajah keduanya berubah. Berjarak hanya beberapa tombak dihadapan mereka, terlihat sosok seorang laki-laki tua berwajah agung dan teduh. Mengenakan pakaian putih disekujur tubuhnya. Senyumnya terlihat begitu agung dan teduh. Bintang dan Jejaka Emas terkejut, karena tadi, tidak ada seorangpun yang ada ditempat itu selain mereka berdua.Lelaki tua berparas agung itu terlihat duduk diatas sebuah batu putih yang bila diperhatikan dengan seksama. Batu itu tidaklah menyentuh tanah, alias mengapung diudara.“Kemari!” Terdengar suara lembut dan tegas kembali menyapa Bintang dan Jejaka Emas. Walau keduanya tak melihat bibir lelaki tua itu bergerak, tapi Bintang dan Jejaka Emas yakin, kalau lelaki tua itulah yang menyuruh mereka.Lagi-lagi Bintang dan Jejaka Emas diliputi keheranan, karena tubuh mereka tiba-tiba saja bangkit be
Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat geram saat melihat tak satupun dari pihak lawan yang mau bersikap setia kepadanya. “Kalian semua rupanya benar-benar ingin mati, jangan katakan kalau aku tidak memberikan kalian kesempatan...” ucap Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berpaling kearah seluruh pasukannya yang ada dibelakangnya.“Bunuh mereka semua!”Satu perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah cukup untuk membuat pasukannya bergerak kedepan dengan senjata terhunus. Siap untuk membunuh lawan-lawan mereka yang sudah tak berdaya ditempatnya.Mendengar perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, membuat pucat wajah-wajah dari pihak lawannya. Sebagian mengeluarkan keringat dingin membayangkan kematian yang akan segera mendatangi mereka, sementara sebagian lagi tampak mampu bersikap tenang dan sudah siap menerima nasib, karena memang sejak awal pertempuran, mereka sudah siap untuk mati. Ada satu hal yang setidaknya membuat mereka mati dengan tenan
Sementara itu dipihak Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal juga ikut bingung melihat kejadian itu, Bintang yang kini tampak tengah diperebutkan oleh ke-4 wanita cantik. Di benak mereka terbersit pikiran, ‘Apa mereka tidak menyadari kalau saat ini tengah berperang’. Hal ini membuat semua orang geleng-geleng kepala melihatnya.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat menatap ke arah Bintang dengan tatapan dingin. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal maju beberapa langkah kedepan. Seketika keadaan riuh ditempat itu langsung berhenti. Hening. Bahkan keributan kecil diantara Bintang dengan ke-4 gadisnya juga ikut terhenti dan kini mereka ikut menatap kearah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tak ada yang bersuara, semua perhatian tertuju langsung ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tiba-tiba saja dari pihak seberang, sesosok tubuh melangkah kehadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Dia adalah Jejaka Emas. Jejaka Emas memang sangat kesal melihat keberuntungan Bintang yang dike
“Hai! Utusan Dewa. Kami akan menghentikan peperangan ini bila Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah terkalahkan, tapi bila tidak. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa!” Raja Munaliq Dari Timur memberikan jawaban diiringi anggukan oleh kedua raja jin lainnya, juga para prajurit yang berada dibawah kendali mereka.Apa yang dikatakan oleh Raja Munaliq Dari Timur memang tidak salah. Selama Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal tidak bisa dikalahkan, maka kemenangan akan selalu menjadi milik mereka. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa.Kini balik Una Lyn yang terlihat terdiam ditempatnya. Jejaka Emas yang melihat hal itu, segera beranjak maju untuk memberikan tanggapannya.Bleegaarrr!Sebuah suara keras ledakan terdengar keras membahana di tempat itu, begitu kerasnya sampai membuat tempat itu bergetar laksana digoncang gempa skala sedang. Ada yang jatuh terduduk karena tak kuat menahan getaran yang terjadi, tapi masih banyak pula y
Una Lyn sendiri terlihat melakukan salto beberapa kali diudara hingga akhirnya berhasil mendarat dengan mulus ditanah, sedangkan Ifrit juga mampu mendaratkan kedua kakinya ditanah, setelah terseret cukup jauh kebelakang. Darah terlihat merembes dimulut keduanya, sebagai tanda luka dalam yang mereka derita.Seakan tak ingin membuat waktu percuma, Una Lyn terlihat langsung mengangkat tangannya yang tengah memegang pedang naga emas keatas.Wusshh..!Bayangan seekor naga emas melesat keluar dari hulu pedang ditangan Una Lyn. Sementara itu di ujung sana, Ifrit pun terlihat tak ingin tinggla diam.Dugghh!Tongkat ditangannya dihentakkan ke tanah.Wusshh..! Wusshh..! Wusshh..!Banyak sosok bayangan hitam yang keluar dari kepala tongkat dan sosok-sosok bayangan hitam itu tampak membentuk wujud-wujud jin yang tak terhitung jumlahnya yang hampir memenuhi langit. Di tempatnya, Una Lyn cukup terkejut melihat pamer kesaktian yang diperlihatkan oleh Ifrit. Ternyata Ifrit mampu mengeluarkan banyak j
Dughh! Seiring dengan itu Ifrit menghentakkan tongkat ditangannya ke bawah.Werrrr...! gelombang energi terpancar keluar dari tubuh Ifrit yang langsung menyapu seluruh tempat itu. Terjadi keanehan! Pemandangan mencengangkan terjadi. Waktu seolah berhenti, bangsa jin yang tengah bertempur satu sama lain, terdiam seperti patung. Semuanya berhenti bergerak, bukan saja yang ada di tanah, tapi juga yang ada diudara ikut berhenti bergerak.Baik bangsa manusia, bangsa jin, maupun para dewa-dewi, bahkan Jejaka Emas pun ikut berdiri mematung ditempatnya berada. Terlihat perubahan diwajah semua orang, termasuk Jejaka Emas yang berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan dirinya agar bisa kembali bergerak, tapi sejauh ini hanya gerakan yang sangat lamban yang terlihat. Tak ada yang mampu menggerakan tubuh mereka. Sementara itu, di pihak Ifrit, mereka semua tahu, kalau ini adalah salah satu kemampuan Ifrit yang bisa menghentikan waktu.Di depan sana, terlihat Ifrit tersenyum sinis melihat ke arah Jej
Jejaka Emas tak memberi kesempatan sedikitpun bagi Ifrit untuk menghela nafas. Serangan gelang dewanya terus menghantam sosok Ifrit.Sosok Ifrit yang melayang diatas tanah, terus terdesak mundur. Entah sudah belasan ataupun berpuluh-puluh kali serangan gelang dewa menghantam sosoknya, tapi walaupun terdesak. Ifrit sedikitpun tidak terlihat terluka.Jejaka Emas yang melihat hal itu, harus mengakui kekuatan dan kekebalan tubuh Ifrit, tapi anehnya seraya terus melesatkan serangan gelang-gelang dewanya, Jejaka Emas justru tertawa-tawa. Hal ini dikarenakan sosok Ifrit yang terkena serangan beruntun gelang dewanya dari berbagai arah, membuat tubuh Ifrit yang melayang diudara itu tampak terdorong ke kanan, ke kiri, ke belakang dan kedepan, Ifrit seperti tengah berjoget atau bergoyang dangdut. Hal ini pula yang membuat Jejaka Emas kemudian tertawa tergelak-gelak. Bangsa Jin yang ada ditempat itupun bingung dan heran, kenapa Jejaka Emas bertarung sambil tergelak-gelak sendiri.Ifrit terus dig