“Mana bisa seperti itu!” ucap Perdana Menteri Rahul Shah dengan tegas dengan wajah memerah. Sementara Anacheri terlihat hanya tersenyum melihat kemarahan Perdana Menteri Rahul Shah, tentu saja semua yang dikatakan oleh Anacheri hanya bohong belaka.
Sementara itu Farah sendiri terus membawa Bintang menuju lantai atas.
“Maaf tuan, terpaksa saya melakukan ini, kalau tidak mereka akan terus menganggu Farah” ucap Farah seraya menatap lembut kearah Bintang.
“Tidak apa-apa Farah, aku bisa mengerti..” ucap Bintang tersenyum. Farah ikut tersenyum lalu tanpa meminta persetujuan Bintang, seraya terus melangkah, Farah menjatuhkan kepalanya dipundak Bintang. Bintang cukup terkejut melihat hal itu, tapi tetap membiarkannya saja. Farah membawa Bintang kesebuah kamar yang cukup mewah.
“Silahkan duduk tuan, Farah mau bersih-bersih dan ganti pakaian dulu” ucap Farah kepada Bintang. Bintang mengangguk, lalu mengambil duduk dis
“Bagaimana penampilan Farah, tuan?” tanya Farah dengan tersenyum madu.“Cantik dan anggun” ucap Bintang dengan polosnya hingga membuat Farah tersenyum melihat kepolosan Bintang yang masih terpana melihat kearahnya, Farah bangga bisa membuat Bintang terpesona melihat dirinya.Kalau saja tidak teringat tamu-tamu yang telah menunggunya dibawah, tentu Farah akan terus menggoda Bintang, ucapan Anacheri padanya beberapa waktu yang lalu sangat membuat Farah penasaran, ingin membuktikan kebenaran ucapan Anacheri.“Yuk kita turun kebawah tuan” ucap Farah lembut, tapi Bintang yang masih terpesona sampai tak menyadari ajakan Farah. Farah tersenyum melihat hal itu. Lalu digandengnya tangan Bintang hingga membuat Bintang tersadar.“Yuk kita kebawah tuan, tamu-tamu sudah menunggu kita” ucap Farah lembut dan pelan, hampir-hampir berbisik dipendengaran Bintang, karena Farah sepertinya sengaja mendekatkan bibirnya ketelinga
DUA sosok sudah saling berhadapan dihalaman rumah megah milk Farah. Sosok Jenderal Gandhi dan Bintang. Sementara, angin disore itu mulai berhembus kencang sehingga mengibar-ngibarkan pakaian yang dikenakan keduanya, juga pakaian orang-orang yang ingn melihat adu kepandaian itu. Jenderal Gandhi sendiri tampak menatap sosok lawan muda yang ada dihadapannya dengan seksama, Jenderal Gandhi berusaha mengingat siapa pendekar yang ada dihadapannya saat ini, melihat wajah dan sosok Bintang, Jenderal Gandhi yakinl, lawannya bukan berasal dari negerinya, melainkan dari negeri luar. Sementara Bintang masih bersikap tenang ditempatnya.“Bersiaplah menerima Ilmu Tinju Maha Saktiku ini!” ucap Jenderal Gandhi lagi seraya mengepalkan kedua tinjunya. Semua orang di Kesultanan Bijapur mengetahui kehebatan Ilmu Tinju Maha Sakti milik Jenderal Gandhi yang mampu menghancurkan apa saja dengan satu pukulan.“Ilmu Tinju Maha Sakti.” ulang Bin
BRUSSHHHH !!!Sepasang tangan tiba-tiba saja keluar dari dalam tanah dan langsung mencengkram kedua kaki Jenderal Gandhi hingga mengejutkan semua orang yang ada ditempat itu, bahkan Jenderal Gandhi sendiri sangat kaget dengan hal itu.Brusshhh !!!Belum lagi hilang rasa terkejut Jenderal Gandhi, tiba-tiba saja tubuhnya sudah tertarik kebawah, ikut masuk kedalam tanah.Weerrrr !!! Weerrrr !!! Weerrrr !!! Weerrrr !!!Tempat itu bergetar dengan hebat, bahkan ;Buuumm ! Buuumm ! Buuumm ! Buuumm !Terdengar ledakan terjadi dari dalam tanah beberapa kali hingga membuat tempat itu semakin bergetar dengan hebat.Brusshhh !!! Brusshhh !!!Dua sosok itu mencelat keluar dari dalam tanah, salah satunya adalah sosok Bintang yang tampak bersalto beberapa kali diudara, lalu kemudian hinggap ditanah dengan sangat ringannya. Anehnya, walaupun baru keluar dari dalam tanah, tapi sedikitpun tidak ada kotoran tanah yang menyangkut dipakaian
Rata-rata wajah mereka terlihat langsung pucat pasi melihat dahsyatnya benturan ledakan yang terjadi. Kabut asap tebal tercipta menutupi tempat itu, sehingga mereka tidak dapat mengetahui apa yang telah terjadi didalamnya. Semua terdiam menantikan apa yang terjadi selanjutnya, siapa pemenang dari pertarungan dahsyat itu. Kabut tebal yang menutupi tempat itu secara perlahan mulai sirna tertiup angin yang berhembus kencang ditempat itu, dan samar-samar terlihat dua sosok dibalik kabut asap tersebut, satu sosok masih berdiri gagah dan satu sosok lagi tampak terduduk dihadapan sosok yang tengah berdiri gagah tersebut. Semua mata membesar ketika sosok samar dibalik kabut asap itu mulai terlihat jelas. Sosok Jenderal Gandhi yang terlihat jatuh berlutut dihadapan sosok Bintang yang masih berdiri gagah. Darah terlihat bersimbah diatas tanah tepat dibawah sosok Jenderal Gandhi.Jenderal Gandhi kalah telak dalam pertarungan kali ini, terlihat keadaan Jenderal Gandhi yang benar-benar te
Sosok Bintang berdiri mematung dibalik sebuah pintu kamar, memandang tak berkedip kearah didepan, dihadapan Bintang, berjarak sekitar 6 langkah, berdiri sosok Farah dengan menggodanya, dengan pakaian khas sari indianya. Farah terlihat tersenyum manis sambil mulai menggoyangkan tubuhnya didepan Bintang dengan sangat perlahan.Glekk...!!!Bintang meneguk ludah seraya memperhatikannya. Mata Bintang berbinar menyaksikan gaya dan aktrasi Farah. Dengan masih bergoyang, Farah mulai membuka sari India yang dikenakannya, satu demi satu sari India itu mulai lepas dari tubuh indahnya. Hingga kini Farah hanya mengenakan BH dan celana dalamnya saja, Sambil terus menggoyangkan pinggulnya, perlahan Farah mulai melepas BH-nya, sehingga mencuatlah buah dada montoknya yang tadi masih terbungkus BH.Glekk...!!Kembali Bintang meneguk ludahnya. Dalam keadaan setengah bugil itu goyangan Farah semakin seronok dan menggoda. Kedua tangannya meremasi buahdadanya sambil pinggulnya
WIJAYANAGARA adalah sebuah kerajaan besar yang berada di India Selatan yang berbasis di Dataran Tinggi Dekkan. Kesultanan ini dinamai dari ibukotanya, Wijayanagara. Di pimpin oleh Maharaja Harihara Raya. Saat ini Wijayanagara tengah menerapkan Siaga 1, bukan saja dikarenakan perang yang berkecamuk di antara kesultanan-kesultanan di dataran tinggi Dekkan, tapi juga dikarenakan sesuatu hal yang sangat mengkhawatirkan, dan kabar mengkhawatirkan ini sengaja tidak disebar luaskan ke khalayak ramai, karena Maharaja Harihara Raya tak ingin Wijayanagara dilanda kegemparan dan kepanikan.Sepertinya seperti malam-malam sebelumnya, Maharaja Harihara Raya kembali mengadakan rapat dengan seluruh petinggi dan pejabat istana Wijayanagara. Hadir juga dalam pertemuan itu, tuan Bukka Raya, Perdana Menteri kerajaan Wijayanagara, juga putri cantik jelita kebanggaan Wijayanagara, Putri Ahisma Raya yang sudah sangat terkenal kepintaran dan keje
BERAWAL dari sayembara yang dilakukan oleh Sultan Ahmadnagar dari kesultanan Ahmadnagar yang ingin mencarikan jodoh untuk putrinya, Putri Jodhaa Rai”“Maaf dinda, siapa tadi nama putri sultan Ahmadnagar itu?” tanya Bintang cepat. Tapi tiba-tiba saja kedua mata indah Ahisma Raya menjelit kearah Bintang.“Apa kanda juga kenal dengannya ? atau jangan-jangan kanda ada hubungan lagi dengannya!” ucap Ahisma Raya dengan mata mendelik kearah Bintang. Hal ini membuat Bintang garuk-garuk kepalanya sendiri, padahal tidak gatal.“Tidak dinda, hanya saja kanda seperti pernah mendengar nama itu” ucap Bintang lagi seraya berusaha mencoba mengingat-nginat.“Putri Jodhaa Rai., siapa yang tidak mengenal putri yang katanya tercantik sejagat itu” ucap Ahisma Raya.“Ah, tapi istri kakak jauh lebih cantik” goda Bintang tersenyum. “Jodhaa Rai., Jodhaa Rai, Jodhaa Rai” ulang Bintang berkali-kali
“Ini hadiah pemberian Kakanda Harihara Akbar sebelum kakanda berangkat untuk mengikuti sayembara itu kanda” ucap Ahisma Raya memberikan liontin bermata pemata hijau itu kepada Bintang. Bintang segera menerimanya.“Sudah berapa lama Kakanda Harihara Akbar menghilang dinda?”“Hampir 3-4 mingguan kanda” ucap Ahisma Raya lagi.“Aji terawang jagat bisa mencari seseorang yang baru hilang dinda, tapi mudah-mudahan masih bisa mendeteksi apakah Kakanda Harihara Akbar masih hidup atau...” ucap Bintang menghentikan ucapannya.“Tidak apa-apa kanda, paling tidak dinda tau keadaan Kakanda Harihara Akbar” ucap Ahisma Raya cepat, mengerti kenapa Bintang tak melanjutkan ucapannya.Mendengar hal itu, Bintang segera bangkit dari peraduan, lalu mengambil sikap semadi dengan menggenggam liontin bermata pemata hijau yang tadi diberikan Ahisma Raya. Mata Bintang terpejam, sementara Ahisma Raya tetap dia