“Orang Sakti dan Biasa Menjadi Satu” terdengar suara lembut Rahib Attadattha menggema ditempat itu, seiring dengan itu, Rahib Attadattha terlihat memutar kedua tangannya kedepan dengan sangat lembut, seiring dengan datangnya gelombang auman singa yang dahsyat kearahnya.
Dari putaran kedua tangan Rahib Attadattha, keluar angin lembut yang membentuk sinar-sinar keemasan yang terus berputar kedepan, menyongsong gelombang auman singa dahsyat milik Raja Singa Tembaga.
Wajah Raja Singa Tembaga langsung berubah saat melihat serangan gelombang suara auman singanya yang sangat dahsyat tiba-tiba saja terkikis dan akhirnya lenyap begitu bersentuhan dengan angin sinar-sinar keemasan milik Rahib Attadattha yang berputar-putar kedepan. Gelombang suara auman singa milik Raja Singa Tembaga lenyap tak berbekas. Sungguh luar biasa kemampuan yang diperilhatkan oleh Rahib Attadattha.
Bukan saja Raja Singa Tembaga yang terkeju
Sejauh ini tak sedikitpun terkaman Raja Singa Tembaga membuahkan hasil, Rahib Attadattha masih terlihat bersikap sangat tenang menghindari setiap terkaman Raja Singa Tembaga yang semakin bernafsu menyerangnya. Raja Singa Tembaga tak membiarkan dirinya dipermainkan begitu saja, terkamannya dilakukan semakin cepat, hingga yang terlihat kini hanya lesatan bayangan merah dari sosok Raja Singa Tembaga yang menerkam cepat kearah Rahib Attadattha.Pada suatu kesempatan, Rahib Attadattha yang kembali bergerak menghindar, tiba-tiba saja melepaskan satu tendangan cepatnya kearah Raja Singa Tembaga yang tengah menerkam melewati tubuhnya, hingga ;Dessshhh !Tendangan keras Rahib Attadattha langsung menghantam punggung Raja Singa Tembaga hingga langsung membuat Raja Singa Tembaga terlempar keras kedepan. Untunglah didepan ada sosok Elang Perak, hingga Elang Perak langsung menangkap tubuh Raja Singa Tembaga yang terlempar kearahnya.“Kita serang bersama-sama Ton
Craaakkhhh! Craaakkhhh! Craaakkhhh!Daggghhh! Daggghhh! Daggghhh!Raja Singa Tembaga dan Elang Perak terus melancarkan serangan senjata-senjata mereka ketubuh Rahib Attadattha, tak sejengkalpun dari tubuh Rahib Attadattha yang luput dari serangan keduanya, depan belakang, kiri dan kanan, atas dan bawah, semuanya menjadi sasaran serangan Raja Singa Tembaga dan Elang Perak, tapi sosok Rahib Attadattha benar-benar tangguh, kekuatan Perisai Genta emas sedikitpun tak tergoyahkan.“Khhhaaaaa!”Puncaknya Rahib Attadattha terlihat berteriak dengan keras sehingga dari tubuhnya memancar kekuatan dahsyat tenaga dalamnya yang sangat luar biasa hingga ;Dhuar! Dhuar! Dhuar! Dhuar!Sosok Raja Singa Tembaga dan Elang Perak langsung terpental jauh akibat pancaran kuat tenaga dalam milik Rahib Attadattha.Raja Singa Tembaga dan Elang Perak langsung dengan cepat bangkit dan bersiap kembali untuk menyerang Rahib Attadattha, tapi ;
“Berani mencuri ilmu aliranku, kau harus mati Monster Tua Rasi Bintang!” ucap Rahib Attadattha lagi dengan tegas.“Lakukan saja kalau kau mampu rahib, dengan Ilmu Jalan Menuju Nirwanaku ini, aku takkan bisa mati, Hehehe” ucap Monster Tua Rasi Bintang lagi terkekeh.“Setiap ilmu itu ada kelemahannya monster tua” ucap Rahib Attadattha lagi dengan tenang dan tegas, tawa Monster Tua Rasi Bintang langsung terhenti mendengar hal itu.“Ilmu Jalan Menuju Nirwana ada kelemahan ?!” tanya Monster Tua Rasi Bintang lagi.“Kalau tidak ada kelemahan, kenapa adik-adik seperguruanku bisa tewas ditanganmu?!” ucap Rahib Attadattha lagi hingga kembali membuat wajah Monster Tua Rasi Bintang berubah, Monster Tua Rasi Bintang merasakan kebenaran dari ucapan Rahib Attadattha, kalau Ilmu Jalan Menuju Nirwana abadi, kenapa beberapa murid Aliran Jalan Menuju Nirwana tewas ditangannya. Ha
Rahib Attadattha sendiri kini terlihat berusaha bertahan walaupun sedikit demi sedikit kedua kaki Rahib Attadattha terus terseret kebelakang.Tappp!Rahib Attadattha terlihat langsung merapatkan kedua tangannya didepan dada, dan terdengar alunan sutra suci dibaca oleh Rahib Attadattha.“Makhluk Hidup dan Diriku Satu Haluan.”Terdengar suara lembut Rahib Attadattha menggema ditempat itu dan seiring dengan itu, tiba-tiba saja disekujur tubuh Rahib Attadattha tercipta sebuah medan energi yang juga berwarna kuning keemasan,Blllassshhhhh!Kembali sinar keemasan yang berasal dari Jari Budha Meledakkan Gunung Monster Tua Rasi Bintang menghantam medan energi yang tercipta disekitar tubuh Rahib Attadattha. Wajah Monster Tua Rasi Bintang langsung berubah saat melihat serangan Jari Budha Meledakkan Gunungnya tiba-tiba saja lenyap begitu bersentuhan dengan medan energi tersebut. Berkali-kali Monster Tua Rasi Binta
Keduanya bertemu ditengah-tengah, dan ;Dhuarrrr! Dhuarrrr! Dhuarrrr! Dhuarrrr!Ledakan beruntun yang dasyat terjadi di sekitar seputar tubuh Rahib Attadattha dan Monster Tua Rasi Bintang, ledakan besar yang membuat tempat itu bergetar dengan hebat. Bersamaan dengan itu kepulan asap tebal menutupi tempat pertarungan tersebut. Kini tidak ada yang dapat menduga apa yang terjadi di arena pertarungan. Perlahan kepulan asap tebal itupun mulai sirna tertiup angin dan terlihatlah sosok Rahib Attadattha dan Monster Tua Rasi Bintang yang masih sama-sama berdiri berhadapan, tapi kini terlihat dengan jelas sekujur wajah Monster Tua Rasi Bintang bersimbah darah. Sepertinya Monster Tua Rasi Bintang masih kalah adu tenaga dalam dengan Rahib Attadattha. Tiba-tiba saja Monster Tua Rasi Bintang mengambil sikap mediatasi dengan duduk bersila dihadapan Rahib Attadattha.Lantunan sutra suci mulai terdengar dari mulut Monster Tua Rasi Bintang.“Budha Bertanya Pada R
“Ugghhh.!” Gye terpekik keras saat merasakan cengkraman tangan Monster Tua Rasi Bintang sedikit mengeras dilehernya.“Kuhitung sampai tiga, kalau kalian tidak menyerah, adik kesayangan kalian ini mati! Hehehe” ucap Monster Tua Rasi Bintang lagi terkekeh dengan wajah serius.Rahib Attadattha dan Rahib Anathadika masih tetap diam ditempatnya.“SATU!” Monster Tua Rasi Bintang mulai menghitung.“Adik ke-3, pergi tinggalkan tempat ini!” ucap Rahib Attadattha dengan suara pelan kepada Rahib Anathadika yang tentu saja terkejut mendengar hal itu, walaupun matanya buta, tapi terlihat wajah Rahib Anathadika berpaling kearah kakak ke-2nya.“Tapi bagaimana dengan kakak ke-2 ?!” tanya Rahib Anathadika lagi.“Tenang saja, aku akan tetap disini, bila ada kesempatan, aku akan menyelamatkan adik ke-9” ucap Rahib Attadattha lagi.“DUA!” ucap Monster Tua Rasi Binta
Sore baru saja datang sejak peristiwa menggegerkan Aliran Rasi Bintang dengan datangnya kedua rahib dari Aliran Jalan Menuju Nirwana yang memporak porandakan pertahanan mereka. Saat itu ditempat kediamannya, Monster Tua Rasi Bintang tengah berbicara serius dengan kedua orang kepercayaannya, Raja Singa Tembaga dan Elang Perak.“Selamat ketua, kalau sampai ketua bisa menguasai ilmu pembasuh sumsum yang legendaris itu, ketua akan menjadi nomor 1 dijagat dunia persilatan ini!” puji Elang Perak.“Benar, selamat ketua, Ilmu Jalan Menuju Nirwana, ilmu ulat sutra, Tapak Budha dan ditambah ilmu pembasuh sumsum, juga tenaga kuat milik Rahib Attadattha, ketua akan menjadi orang yang tak tertandingi dijagat persilatan” puji Raja Singa Tembaga tertawa.“Benar, setelah ku sedot dan kukuasai ilmu pembasuh sumsum ini, akan kutantang dalai lama, kehancuran Aliran Jalan Menuju Nirwana
MALAM itu di kamar penginapan ditempat Bintang dan Abigail menginap, terlihat Abigail tengah merias dirinya agar tampil cantik, berkali-kali Abigail mengubah penampilannya, seperti tengah bingung, Abigail tampak mengalihkan pandangannya keatas peraduan dimana tampak sosok Bintang tengah memperhatikannya dengan tersenyum. Abigail lalu membalik tubuhnya menghadap kearah Bintang.“Begini, bagaimana ketua?” tanya Abigail meminta pendapat Bintang tentang penampilannya. Bintang menatap tersenyum kearah Abigail.“Cantik” ucap Bintang singkat, tapi Abigail kurang puas dengan jawaban Bintang, kembali dirinya berbalik kearah meja rias yang ada dihadapannya. Beberapa kali Abigail kembali merubah penampilannya. Setelah dirasa cukup, Abigail kembali memutar tubuhnya kearah Bintang yang masih dengan santai setengah berbaring diatas peraduan.“Kalau begini ketua?” tanya Abigail lagi. Lagi-lagi Bintang tersenyum, dan ;“Cantik&rd
Setelah melihat Jejaka Emas memahami maksud perkataannya, Bintang segera melangkah ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Berjarak 3 tombak dari Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, Bintang menghentikan langkahnya.“Tidak ada yang kalah juga tidak ada yang menang dalam sebuah peperangan. Lebih baik kita berdamai dan hidup berdampingan Ayah Mertua” ucap Bintang dengan menyebut Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sebagai ayah mertuanya. Tentu saja kenyataan itu tak bisa Bintang pungkiri. Walau bagaimana, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal adalah ayah mertua baginya.Tatapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal masih terlihat dingin kearahnya, dan terdengar suara beratnya. “Kenapa kau menolak untuk menjadi penguasa dunia, Bintang? Bukankah itu keinginan semua laki-laki didunia ini! Tahta dan Kekuasaan?!”Bintang menggeleng, lalu berkata, “Aku lebih suka kedamaian. Buat apa meraih kekuasaan, kalau hidup selalu tidak tenang” Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terdiam saat mendengar kata-kata Bintang.Binta
Semua terdiam!Sunyi!Tak ada satu suarapun yang terdengar, kecuali desau angin!Sementara itu, keadaan semua orang yang tadinya terpaku, kini sudah bisa bergerak, masing-masing saling menatap satu sama lain, lalu mengedarkan pandangan mereka ke arah sekitar. Apa yang baru saja terjadi, berasa seperti mimpi.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal pun masih terpaku berdiri ditempatnya, memandangi jari manis tangan kanannya yang sudah kosong, tidak ada lagi Cincin Sulaiman yang biasa terpatri.Di pihak Jejaka Emas, Bintang lebih dulu tersadar dengan keadaan yang terjadi. Masih terlihat keringat dingin di sekujur tubuh Bintang. Rasa sakit yang baru saja dialami oleh Bintang bukan sekedar dalam angan-angan, tapi Bintang benar-benar dapat merasakan bagaimana tubuhnya terhempas dengan keras ke sebuah alam, dimana di alam itu, berbagai macam orang dengan segala macam siksaannya. Bintang benar-benar merasakan kesakitan yang amat sangat yang membuat tubuhnya seperti ditusuk oleh ribuan
“Bangunlah kalian berdua!” kembali suara lembut tapi tegas itu terdengar menyapa keduanya, hampir bersamaan Bintang dan Jejaka Emas memalingkan wajah mereka kearah depan. Wajah keduanya berubah. Berjarak hanya beberapa tombak dihadapan mereka, terlihat sosok seorang laki-laki tua berwajah agung dan teduh. Mengenakan pakaian putih disekujur tubuhnya. Senyumnya terlihat begitu agung dan teduh. Bintang dan Jejaka Emas terkejut, karena tadi, tidak ada seorangpun yang ada ditempat itu selain mereka berdua.Lelaki tua berparas agung itu terlihat duduk diatas sebuah batu putih yang bila diperhatikan dengan seksama. Batu itu tidaklah menyentuh tanah, alias mengapung diudara.“Kemari!” Terdengar suara lembut dan tegas kembali menyapa Bintang dan Jejaka Emas. Walau keduanya tak melihat bibir lelaki tua itu bergerak, tapi Bintang dan Jejaka Emas yakin, kalau lelaki tua itulah yang menyuruh mereka.Lagi-lagi Bintang dan Jejaka Emas diliputi keheranan, karena tubuh mereka tiba-tiba saja bangkit be
Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat geram saat melihat tak satupun dari pihak lawan yang mau bersikap setia kepadanya. “Kalian semua rupanya benar-benar ingin mati, jangan katakan kalau aku tidak memberikan kalian kesempatan...” ucap Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berpaling kearah seluruh pasukannya yang ada dibelakangnya.“Bunuh mereka semua!”Satu perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah cukup untuk membuat pasukannya bergerak kedepan dengan senjata terhunus. Siap untuk membunuh lawan-lawan mereka yang sudah tak berdaya ditempatnya.Mendengar perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, membuat pucat wajah-wajah dari pihak lawannya. Sebagian mengeluarkan keringat dingin membayangkan kematian yang akan segera mendatangi mereka, sementara sebagian lagi tampak mampu bersikap tenang dan sudah siap menerima nasib, karena memang sejak awal pertempuran, mereka sudah siap untuk mati. Ada satu hal yang setidaknya membuat mereka mati dengan tenan
Sementara itu dipihak Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal juga ikut bingung melihat kejadian itu, Bintang yang kini tampak tengah diperebutkan oleh ke-4 wanita cantik. Di benak mereka terbersit pikiran, ‘Apa mereka tidak menyadari kalau saat ini tengah berperang’. Hal ini membuat semua orang geleng-geleng kepala melihatnya.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat menatap ke arah Bintang dengan tatapan dingin. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal maju beberapa langkah kedepan. Seketika keadaan riuh ditempat itu langsung berhenti. Hening. Bahkan keributan kecil diantara Bintang dengan ke-4 gadisnya juga ikut terhenti dan kini mereka ikut menatap kearah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tak ada yang bersuara, semua perhatian tertuju langsung ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tiba-tiba saja dari pihak seberang, sesosok tubuh melangkah kehadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Dia adalah Jejaka Emas. Jejaka Emas memang sangat kesal melihat keberuntungan Bintang yang dike
“Hai! Utusan Dewa. Kami akan menghentikan peperangan ini bila Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah terkalahkan, tapi bila tidak. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa!” Raja Munaliq Dari Timur memberikan jawaban diiringi anggukan oleh kedua raja jin lainnya, juga para prajurit yang berada dibawah kendali mereka.Apa yang dikatakan oleh Raja Munaliq Dari Timur memang tidak salah. Selama Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal tidak bisa dikalahkan, maka kemenangan akan selalu menjadi milik mereka. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa.Kini balik Una Lyn yang terlihat terdiam ditempatnya. Jejaka Emas yang melihat hal itu, segera beranjak maju untuk memberikan tanggapannya.Bleegaarrr!Sebuah suara keras ledakan terdengar keras membahana di tempat itu, begitu kerasnya sampai membuat tempat itu bergetar laksana digoncang gempa skala sedang. Ada yang jatuh terduduk karena tak kuat menahan getaran yang terjadi, tapi masih banyak pula y
Una Lyn sendiri terlihat melakukan salto beberapa kali diudara hingga akhirnya berhasil mendarat dengan mulus ditanah, sedangkan Ifrit juga mampu mendaratkan kedua kakinya ditanah, setelah terseret cukup jauh kebelakang. Darah terlihat merembes dimulut keduanya, sebagai tanda luka dalam yang mereka derita.Seakan tak ingin membuat waktu percuma, Una Lyn terlihat langsung mengangkat tangannya yang tengah memegang pedang naga emas keatas.Wusshh..!Bayangan seekor naga emas melesat keluar dari hulu pedang ditangan Una Lyn. Sementara itu di ujung sana, Ifrit pun terlihat tak ingin tinggla diam.Dugghh!Tongkat ditangannya dihentakkan ke tanah.Wusshh..! Wusshh..! Wusshh..!Banyak sosok bayangan hitam yang keluar dari kepala tongkat dan sosok-sosok bayangan hitam itu tampak membentuk wujud-wujud jin yang tak terhitung jumlahnya yang hampir memenuhi langit. Di tempatnya, Una Lyn cukup terkejut melihat pamer kesaktian yang diperlihatkan oleh Ifrit. Ternyata Ifrit mampu mengeluarkan banyak j
Dughh! Seiring dengan itu Ifrit menghentakkan tongkat ditangannya ke bawah.Werrrr...! gelombang energi terpancar keluar dari tubuh Ifrit yang langsung menyapu seluruh tempat itu. Terjadi keanehan! Pemandangan mencengangkan terjadi. Waktu seolah berhenti, bangsa jin yang tengah bertempur satu sama lain, terdiam seperti patung. Semuanya berhenti bergerak, bukan saja yang ada di tanah, tapi juga yang ada diudara ikut berhenti bergerak.Baik bangsa manusia, bangsa jin, maupun para dewa-dewi, bahkan Jejaka Emas pun ikut berdiri mematung ditempatnya berada. Terlihat perubahan diwajah semua orang, termasuk Jejaka Emas yang berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan dirinya agar bisa kembali bergerak, tapi sejauh ini hanya gerakan yang sangat lamban yang terlihat. Tak ada yang mampu menggerakan tubuh mereka. Sementara itu, di pihak Ifrit, mereka semua tahu, kalau ini adalah salah satu kemampuan Ifrit yang bisa menghentikan waktu.Di depan sana, terlihat Ifrit tersenyum sinis melihat ke arah Jej
Jejaka Emas tak memberi kesempatan sedikitpun bagi Ifrit untuk menghela nafas. Serangan gelang dewanya terus menghantam sosok Ifrit.Sosok Ifrit yang melayang diatas tanah, terus terdesak mundur. Entah sudah belasan ataupun berpuluh-puluh kali serangan gelang dewa menghantam sosoknya, tapi walaupun terdesak. Ifrit sedikitpun tidak terlihat terluka.Jejaka Emas yang melihat hal itu, harus mengakui kekuatan dan kekebalan tubuh Ifrit, tapi anehnya seraya terus melesatkan serangan gelang-gelang dewanya, Jejaka Emas justru tertawa-tawa. Hal ini dikarenakan sosok Ifrit yang terkena serangan beruntun gelang dewanya dari berbagai arah, membuat tubuh Ifrit yang melayang diudara itu tampak terdorong ke kanan, ke kiri, ke belakang dan kedepan, Ifrit seperti tengah berjoget atau bergoyang dangdut. Hal ini pula yang membuat Jejaka Emas kemudian tertawa tergelak-gelak. Bangsa Jin yang ada ditempat itupun bingung dan heran, kenapa Jejaka Emas bertarung sambil tergelak-gelak sendiri.Ifrit terus dig