Rahib Attadattha sendiri kini terlihat berusaha bertahan walaupun sedikit demi sedikit kedua kaki Rahib Attadattha terus terseret kebelakang.
Tappp!
Rahib Attadattha terlihat langsung merapatkan kedua tangannya didepan dada, dan terdengar alunan sutra suci dibaca oleh Rahib Attadattha.
“Makhluk Hidup dan Diriku Satu Haluan.”
Terdengar suara lembut Rahib Attadattha menggema ditempat itu dan seiring dengan itu, tiba-tiba saja disekujur tubuh Rahib Attadattha tercipta sebuah medan energi yang juga berwarna kuning keemasan,
Blllassshhhhh!
Kembali sinar keemasan yang berasal dari Jari Budha Meledakkan Gunung Monster Tua Rasi Bintang menghantam medan energi yang tercipta disekitar tubuh Rahib Attadattha. Wajah Monster Tua Rasi Bintang langsung berubah saat melihat serangan Jari Budha Meledakkan Gunungnya tiba-tiba saja lenyap begitu bersentuhan dengan medan energi tersebut. Berkali-kali Monster Tua Rasi Binta
Keduanya bertemu ditengah-tengah, dan ;Dhuarrrr! Dhuarrrr! Dhuarrrr! Dhuarrrr!Ledakan beruntun yang dasyat terjadi di sekitar seputar tubuh Rahib Attadattha dan Monster Tua Rasi Bintang, ledakan besar yang membuat tempat itu bergetar dengan hebat. Bersamaan dengan itu kepulan asap tebal menutupi tempat pertarungan tersebut. Kini tidak ada yang dapat menduga apa yang terjadi di arena pertarungan. Perlahan kepulan asap tebal itupun mulai sirna tertiup angin dan terlihatlah sosok Rahib Attadattha dan Monster Tua Rasi Bintang yang masih sama-sama berdiri berhadapan, tapi kini terlihat dengan jelas sekujur wajah Monster Tua Rasi Bintang bersimbah darah. Sepertinya Monster Tua Rasi Bintang masih kalah adu tenaga dalam dengan Rahib Attadattha. Tiba-tiba saja Monster Tua Rasi Bintang mengambil sikap mediatasi dengan duduk bersila dihadapan Rahib Attadattha.Lantunan sutra suci mulai terdengar dari mulut Monster Tua Rasi Bintang.“Budha Bertanya Pada R
“Ugghhh.!” Gye terpekik keras saat merasakan cengkraman tangan Monster Tua Rasi Bintang sedikit mengeras dilehernya.“Kuhitung sampai tiga, kalau kalian tidak menyerah, adik kesayangan kalian ini mati! Hehehe” ucap Monster Tua Rasi Bintang lagi terkekeh dengan wajah serius.Rahib Attadattha dan Rahib Anathadika masih tetap diam ditempatnya.“SATU!” Monster Tua Rasi Bintang mulai menghitung.“Adik ke-3, pergi tinggalkan tempat ini!” ucap Rahib Attadattha dengan suara pelan kepada Rahib Anathadika yang tentu saja terkejut mendengar hal itu, walaupun matanya buta, tapi terlihat wajah Rahib Anathadika berpaling kearah kakak ke-2nya.“Tapi bagaimana dengan kakak ke-2 ?!” tanya Rahib Anathadika lagi.“Tenang saja, aku akan tetap disini, bila ada kesempatan, aku akan menyelamatkan adik ke-9” ucap Rahib Attadattha lagi.“DUA!” ucap Monster Tua Rasi Binta
Sore baru saja datang sejak peristiwa menggegerkan Aliran Rasi Bintang dengan datangnya kedua rahib dari Aliran Jalan Menuju Nirwana yang memporak porandakan pertahanan mereka. Saat itu ditempat kediamannya, Monster Tua Rasi Bintang tengah berbicara serius dengan kedua orang kepercayaannya, Raja Singa Tembaga dan Elang Perak.“Selamat ketua, kalau sampai ketua bisa menguasai ilmu pembasuh sumsum yang legendaris itu, ketua akan menjadi nomor 1 dijagat dunia persilatan ini!” puji Elang Perak.“Benar, selamat ketua, Ilmu Jalan Menuju Nirwana, ilmu ulat sutra, Tapak Budha dan ditambah ilmu pembasuh sumsum, juga tenaga kuat milik Rahib Attadattha, ketua akan menjadi orang yang tak tertandingi dijagat persilatan” puji Raja Singa Tembaga tertawa.“Benar, setelah ku sedot dan kukuasai ilmu pembasuh sumsum ini, akan kutantang dalai lama, kehancuran Aliran Jalan Menuju Nirwana
MALAM itu di kamar penginapan ditempat Bintang dan Abigail menginap, terlihat Abigail tengah merias dirinya agar tampil cantik, berkali-kali Abigail mengubah penampilannya, seperti tengah bingung, Abigail tampak mengalihkan pandangannya keatas peraduan dimana tampak sosok Bintang tengah memperhatikannya dengan tersenyum. Abigail lalu membalik tubuhnya menghadap kearah Bintang.“Begini, bagaimana ketua?” tanya Abigail meminta pendapat Bintang tentang penampilannya. Bintang menatap tersenyum kearah Abigail.“Cantik” ucap Bintang singkat, tapi Abigail kurang puas dengan jawaban Bintang, kembali dirinya berbalik kearah meja rias yang ada dihadapannya. Beberapa kali Abigail kembali merubah penampilannya. Setelah dirasa cukup, Abigail kembali memutar tubuhnya kearah Bintang yang masih dengan santai setengah berbaring diatas peraduan.“Kalau begini ketua?” tanya Abigail lagi. Lagi-lagi Bintang tersenyum, dan ;“Cantik&rd
Bintang bangun ketika dirasakan sinar matahari menyinari tubuhnya yang masih telanjang cuma ditutupi selimut. Bintang masih terbaring diranjang tempat Bintang bercinta sepanjang malam dengan Abigail. Tubuhnya terasa segar meskipun sepanjang malam mengeluarkan tenaga untuk melayani dan mengimbangi nafsu Abigail yang ternyata tak kenal puas. Tak kurang dari delapan ronde dilewati oleh mereka dengan sebentar saja istirahat.Tiba-tiba pintu kamar dibuka dan masuklah Abigail dengan pakaian lengkap dengan membawa nampan berisi makanan dan minuman.“Eh sudah bangun Ketua, bagaimana tidurnya nyenyak” kata Abigail sambil tersenyum dan langsung duduk ditepi ranjang. “Nih... sarapan dulu ketua” kata Abigail sambil senyum menggoda.Disodorkanya gelas yang berisi minuman telor setengah matang. Kemudian Abigail menyuapi Bintang dengan makanan yang dibawanya. Bintang hanya tersenyum mendapatkan pelayanan seperti itu dimanja oleh Abigail.“A
MALAM kembali datang menyelimuti alam, demikian pula sosok Bintang dan Abigail yang masih terbaring penuh kenikmatan diatas peraduan dengan saling memeluk satu sama lain. Selimut yang menutupi tubuh keduanya tak mampu menyembunyikan sosok bugil keduanya dibalik selimut yang menutupi tubuh mereka. Terlihat jelas kepuasan yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata diwajah keduanya, senyum merekah dan mengembang terlihat diwajah keduanya. Bagaimana tidak, dari malam, pagi, siang hingga petang bahkan sampai malam datang lagi, Bintang dan Abigail terus merajut birahi, baik Bintang maupun Abigail, kedua-duanya memang benar-benar maniak seks, hanya beristirahat sebentar untuk mengisi perut, keduanya kembali merajut birahi bersama, tanpa henti, tanpa jeda dan tanpa istirahat.“Bagaimana keadaan ketua sekarang?” tanya Abigail dipelukan Bintang seraya mengangkat kepalanya dari dada Bintang dan menatap kearah Bintang.Bintang terlihat mengangkat tangan kirinya dan men
Di suatu tempat, tepatnya sebuah kota yang cukup megah dan ramai penduduknya. Kemegahan kota itu kian terlihat malam itu, dimana disepanjang jalan ibukota tampak dihiasi dengan berbagai macam hiasan dan lampu-lampu yang menerangi kota itu. Melihat persiapan dan kemeriahan kota itu, sepertinya kota itu akan mengadakan sebuah pesta besar. Kota Shannan. Demikianlah nama kota itu.Suatu hajatan besar sedang dipersiapkan dari semenjak beberapa hari yang lalu, Tuan Muda Lhoka, putra Walikota Shannan yang terkenal gila wanita akan menikah. Dan yang menjadi istrinya adalah Gye. Bidadari Ulat Sutra.Semua penduduk kota sudah bersiap menyambut pernikahan tersebut, para tamu dan pejabat-pejabat sudah duduk dikursi kehormatan yang telah dipersiapkan oleh Walikota Shannan untuk pernikahan putranya, Tuan Muda Lhoka. Diantara ratusan tamu kehormatan yang hadir, salah satunya adalah Monster Tua Rasi Bintang. Walikota Shannan sangat senang melihat calon menantunya yan
Semua orang yang melihat hal itu sampai terheran-heran melihat bagaimana Tuan Muda Lhoka seperti orang yang berdiri mematung memandangi calon istrinya. Rahib buddha yang menjadi penghulu pernikahan yang berada paling dekat dengan kedua pengantin, ikut melengokkan kepalanya untuk melihat raut wajah pengantin wanita yang membuat Tuan Muda Lhoka mematung ditempatnya. Dan seperti halnya Tuan Muda Lhoka, wajah rahib buddha penghulu pernikahan inipun ikut berubah seperti baru saja melihat hantu. Seperti Tuan Muda Lhoka, rahib penghulu pernikahanpun ikut berdiri mematung menatap kearah mempelai wanita.Hal ini tentu saja mengherankan dan membingungkan semua orang, Walikota Shannan yang penasaran, bersama beberapa orang pejabat kota Shannan, segera ikut mendekat untuk melihat raut wajah pengantin mempelai wanita, sebagian dari mereka hanya mendengar tentang kecantikan yang bagaikan dewi mempelai pengantin perempuan. Kini semuanya sudah mendekat kearah Tuan Muda Lhoka dan rahib buddha