Sejauh ini tak sedikitpun terkaman Raja Singa Tembaga membuahkan hasil, Rahib Attadattha masih terlihat bersikap sangat tenang menghindari setiap terkaman Raja Singa Tembaga yang semakin bernafsu menyerangnya. Raja Singa Tembaga tak membiarkan dirinya dipermainkan begitu saja, terkamannya dilakukan semakin cepat, hingga yang terlihat kini hanya lesatan bayangan merah dari sosok Raja Singa Tembaga yang menerkam cepat kearah Rahib Attadattha.
Pada suatu kesempatan, Rahib Attadattha yang kembali bergerak menghindar, tiba-tiba saja melepaskan satu tendangan cepatnya kearah Raja Singa Tembaga yang tengah menerkam melewati tubuhnya, hingga ;
Dessshhh !
Tendangan keras Rahib Attadattha langsung menghantam punggung Raja Singa Tembaga hingga langsung membuat Raja Singa Tembaga terlempar keras kedepan. Untunglah didepan ada sosok Elang Perak, hingga Elang Perak langsung menangkap tubuh Raja Singa Tembaga yang terlempar kearahnya.
“Kita serang bersama-sama Ton
Craaakkhhh! Craaakkhhh! Craaakkhhh!Daggghhh! Daggghhh! Daggghhh!Raja Singa Tembaga dan Elang Perak terus melancarkan serangan senjata-senjata mereka ketubuh Rahib Attadattha, tak sejengkalpun dari tubuh Rahib Attadattha yang luput dari serangan keduanya, depan belakang, kiri dan kanan, atas dan bawah, semuanya menjadi sasaran serangan Raja Singa Tembaga dan Elang Perak, tapi sosok Rahib Attadattha benar-benar tangguh, kekuatan Perisai Genta emas sedikitpun tak tergoyahkan.“Khhhaaaaa!”Puncaknya Rahib Attadattha terlihat berteriak dengan keras sehingga dari tubuhnya memancar kekuatan dahsyat tenaga dalamnya yang sangat luar biasa hingga ;Dhuar! Dhuar! Dhuar! Dhuar!Sosok Raja Singa Tembaga dan Elang Perak langsung terpental jauh akibat pancaran kuat tenaga dalam milik Rahib Attadattha.Raja Singa Tembaga dan Elang Perak langsung dengan cepat bangkit dan bersiap kembali untuk menyerang Rahib Attadattha, tapi ;
“Berani mencuri ilmu aliranku, kau harus mati Monster Tua Rasi Bintang!” ucap Rahib Attadattha lagi dengan tegas.“Lakukan saja kalau kau mampu rahib, dengan Ilmu Jalan Menuju Nirwanaku ini, aku takkan bisa mati, Hehehe” ucap Monster Tua Rasi Bintang lagi terkekeh.“Setiap ilmu itu ada kelemahannya monster tua” ucap Rahib Attadattha lagi dengan tenang dan tegas, tawa Monster Tua Rasi Bintang langsung terhenti mendengar hal itu.“Ilmu Jalan Menuju Nirwana ada kelemahan ?!” tanya Monster Tua Rasi Bintang lagi.“Kalau tidak ada kelemahan, kenapa adik-adik seperguruanku bisa tewas ditanganmu?!” ucap Rahib Attadattha lagi hingga kembali membuat wajah Monster Tua Rasi Bintang berubah, Monster Tua Rasi Bintang merasakan kebenaran dari ucapan Rahib Attadattha, kalau Ilmu Jalan Menuju Nirwana abadi, kenapa beberapa murid Aliran Jalan Menuju Nirwana tewas ditangannya. Ha
Rahib Attadattha sendiri kini terlihat berusaha bertahan walaupun sedikit demi sedikit kedua kaki Rahib Attadattha terus terseret kebelakang.Tappp!Rahib Attadattha terlihat langsung merapatkan kedua tangannya didepan dada, dan terdengar alunan sutra suci dibaca oleh Rahib Attadattha.“Makhluk Hidup dan Diriku Satu Haluan.”Terdengar suara lembut Rahib Attadattha menggema ditempat itu dan seiring dengan itu, tiba-tiba saja disekujur tubuh Rahib Attadattha tercipta sebuah medan energi yang juga berwarna kuning keemasan,Blllassshhhhh!Kembali sinar keemasan yang berasal dari Jari Budha Meledakkan Gunung Monster Tua Rasi Bintang menghantam medan energi yang tercipta disekitar tubuh Rahib Attadattha. Wajah Monster Tua Rasi Bintang langsung berubah saat melihat serangan Jari Budha Meledakkan Gunungnya tiba-tiba saja lenyap begitu bersentuhan dengan medan energi tersebut. Berkali-kali Monster Tua Rasi Binta
Keduanya bertemu ditengah-tengah, dan ;Dhuarrrr! Dhuarrrr! Dhuarrrr! Dhuarrrr!Ledakan beruntun yang dasyat terjadi di sekitar seputar tubuh Rahib Attadattha dan Monster Tua Rasi Bintang, ledakan besar yang membuat tempat itu bergetar dengan hebat. Bersamaan dengan itu kepulan asap tebal menutupi tempat pertarungan tersebut. Kini tidak ada yang dapat menduga apa yang terjadi di arena pertarungan. Perlahan kepulan asap tebal itupun mulai sirna tertiup angin dan terlihatlah sosok Rahib Attadattha dan Monster Tua Rasi Bintang yang masih sama-sama berdiri berhadapan, tapi kini terlihat dengan jelas sekujur wajah Monster Tua Rasi Bintang bersimbah darah. Sepertinya Monster Tua Rasi Bintang masih kalah adu tenaga dalam dengan Rahib Attadattha. Tiba-tiba saja Monster Tua Rasi Bintang mengambil sikap mediatasi dengan duduk bersila dihadapan Rahib Attadattha.Lantunan sutra suci mulai terdengar dari mulut Monster Tua Rasi Bintang.“Budha Bertanya Pada R
“Ugghhh.!” Gye terpekik keras saat merasakan cengkraman tangan Monster Tua Rasi Bintang sedikit mengeras dilehernya.“Kuhitung sampai tiga, kalau kalian tidak menyerah, adik kesayangan kalian ini mati! Hehehe” ucap Monster Tua Rasi Bintang lagi terkekeh dengan wajah serius.Rahib Attadattha dan Rahib Anathadika masih tetap diam ditempatnya.“SATU!” Monster Tua Rasi Bintang mulai menghitung.“Adik ke-3, pergi tinggalkan tempat ini!” ucap Rahib Attadattha dengan suara pelan kepada Rahib Anathadika yang tentu saja terkejut mendengar hal itu, walaupun matanya buta, tapi terlihat wajah Rahib Anathadika berpaling kearah kakak ke-2nya.“Tapi bagaimana dengan kakak ke-2 ?!” tanya Rahib Anathadika lagi.“Tenang saja, aku akan tetap disini, bila ada kesempatan, aku akan menyelamatkan adik ke-9” ucap Rahib Attadattha lagi.“DUA!” ucap Monster Tua Rasi Binta
Sore baru saja datang sejak peristiwa menggegerkan Aliran Rasi Bintang dengan datangnya kedua rahib dari Aliran Jalan Menuju Nirwana yang memporak porandakan pertahanan mereka. Saat itu ditempat kediamannya, Monster Tua Rasi Bintang tengah berbicara serius dengan kedua orang kepercayaannya, Raja Singa Tembaga dan Elang Perak.“Selamat ketua, kalau sampai ketua bisa menguasai ilmu pembasuh sumsum yang legendaris itu, ketua akan menjadi nomor 1 dijagat dunia persilatan ini!” puji Elang Perak.“Benar, selamat ketua, Ilmu Jalan Menuju Nirwana, ilmu ulat sutra, Tapak Budha dan ditambah ilmu pembasuh sumsum, juga tenaga kuat milik Rahib Attadattha, ketua akan menjadi orang yang tak tertandingi dijagat persilatan” puji Raja Singa Tembaga tertawa.“Benar, setelah ku sedot dan kukuasai ilmu pembasuh sumsum ini, akan kutantang dalai lama, kehancuran Aliran Jalan Menuju Nirwana
MALAM itu di kamar penginapan ditempat Bintang dan Abigail menginap, terlihat Abigail tengah merias dirinya agar tampil cantik, berkali-kali Abigail mengubah penampilannya, seperti tengah bingung, Abigail tampak mengalihkan pandangannya keatas peraduan dimana tampak sosok Bintang tengah memperhatikannya dengan tersenyum. Abigail lalu membalik tubuhnya menghadap kearah Bintang.“Begini, bagaimana ketua?” tanya Abigail meminta pendapat Bintang tentang penampilannya. Bintang menatap tersenyum kearah Abigail.“Cantik” ucap Bintang singkat, tapi Abigail kurang puas dengan jawaban Bintang, kembali dirinya berbalik kearah meja rias yang ada dihadapannya. Beberapa kali Abigail kembali merubah penampilannya. Setelah dirasa cukup, Abigail kembali memutar tubuhnya kearah Bintang yang masih dengan santai setengah berbaring diatas peraduan.“Kalau begini ketua?” tanya Abigail lagi. Lagi-lagi Bintang tersenyum, dan ;“Cantik&rd
Bintang bangun ketika dirasakan sinar matahari menyinari tubuhnya yang masih telanjang cuma ditutupi selimut. Bintang masih terbaring diranjang tempat Bintang bercinta sepanjang malam dengan Abigail. Tubuhnya terasa segar meskipun sepanjang malam mengeluarkan tenaga untuk melayani dan mengimbangi nafsu Abigail yang ternyata tak kenal puas. Tak kurang dari delapan ronde dilewati oleh mereka dengan sebentar saja istirahat.Tiba-tiba pintu kamar dibuka dan masuklah Abigail dengan pakaian lengkap dengan membawa nampan berisi makanan dan minuman.“Eh sudah bangun Ketua, bagaimana tidurnya nyenyak” kata Abigail sambil tersenyum dan langsung duduk ditepi ranjang. “Nih... sarapan dulu ketua” kata Abigail sambil senyum menggoda.Disodorkanya gelas yang berisi minuman telor setengah matang. Kemudian Abigail menyuapi Bintang dengan makanan yang dibawanya. Bintang hanya tersenyum mendapatkan pelayanan seperti itu dimanja oleh Abigail.“A