Matahari baru saja terbit diufuk timur, sinar keemasannya tampak masuk melalui pintu goa dan menerpa dua sosok tubuh yang terlihat masih tertidur lelap, sosok Bintang dan Gye yang tampak masih lelap dalam tidurnya, Gye tampak tertidur telungkup dengan satu tangannya memeluk dada Bintang.
“Ugghhh!”
Gye terbangun dari tidurnya saat sinar mentari menerpa wajahnya. Untuk sesaat Gye kembali memejamkan matanya karena silau akan sinar mentari, Gye dapat merasakan sekujur tubuhnya pegal-pegal semua, sejenak Gye mencoba mengingat apa yang telah dialaminya. Bibir Gye terlihat tersenyum.
“Indah sekali mimpi yang kualami malam tadi” batin Gye yang rupanya masih mengira kalau apa yang telah terjadi antara dirinya dan Bintang hanyalah mimpi belaka.
Senyum diwajah Gye tiba-tiba saja menghilang, tangannya yang melintang terasa seperti diatas sesuatu yang hangat, dicoba dirabanya, terasa seperti kulit manusia, Gye membuka kedua matanya dan menatap
“Hari ini juga kita berangkat kak” ucap Gye yang justru tak sabar ingin cepat-cepat kembali ke Aliran Jalan Menuju Nirwana.“Tapi ilmu ulat sutramu belum sempurna Gye.. kita sempurnakan dulu. Baru kita pergi dari sini” ucap Bintang. Gye tiba-tiba saja kembali tersenyum.“Maaf kak.. Gye sudah berbohong sama kakak”“Berbohong.. berbohong apa?” tanya Bintang bingung.“Sebenarnya ilmu ulat sutra Gye sudah sempurna kak” ucap Gye tersenyum. “Gye berbohong hanya karena Gye ingin lebih berlama-lama disini bersama kakak” sambung Gye lagi sambil tersenyum sumringah.Lalu dengan lembut Bintang mencubit hidung bangir Gye. “Tak perlu berbohong Gye.. katakan saja, akan kakak temani Gye sampai kapanpun Gye mau” ucap Bintang tertawa ringan.“Jadi hari ini kita akan berangkat ke Aliran Jalan Menuju Nirwana kak?” tanya Gye cepat.
Sebuah kepompong besar terlihat didalam goa yang menjadi tempat tinggal Bintang dan Gye selama berada didasar jurang yang menjadi tempat kediaman mendiang Pendekar Ulat Sutra, ukuran kepompong ini tampak 2x jauh lebih besar dari biasanya, juga tidak terlihat sosok Gye ditempat itu, hanya sosok Bintang yang berada diluar kepompong besar itu dan Bintang terlihat tengah menempelkan kedua telapak tangannya ke kepompong ulat sutra tersebut.Dengan metode perubahan ulat sutra menjadi seekor kupu-kupu, Bintangpun kini tengah menyalurkan hawa sakti matahari teriknya melalui kedua tangannya, semburat cahaya merah itu tampak menyebar meringkupi semua kepompong ulat sutra yang ada dihadapannya. Awalnya Bintang dapat merasakan bagaimana hawa sakti matahari teriknya tidak mampu menembus cangkang kepompong ulat sutra tersebut, hingga ;Blleesshhhh!Tubuh Bintang diliputi energi kemerahan, bahkan rambut Bintang yang tadi berwarna hitam kini sudah men
“Apa yang kau rasakan sekarang Gye?” tanya Bintang“Gye merasakan tubuh Gye sangat ringan sekali kak.. seperti ada awan yang mengganjal dibawah kaki Gye” ucap Gye seraya mengangkat satu demi satu telapak kakinya yang terasa terganjal sesuatu yang sangat lembut sekali.“Itu berarti ilmu ulat sutra sudah berhasil ditingkatkan Gye.. ilmu ulat sutra membuat Gye mendapatkan tenaga yang sangat luar biasa, sedangkan ilmu jenis baru ini membuat tubuh Gye menjadi sangat ringan” jelas Bintang lagi hingga membuat Gye mengangguk mengerti.“Perpaduan kekuatan dan kecepatan.. benar-benar hebat” ucap Bintang lagi.“Apa nama ilmu baru ini kak?” tanya Gye cepat. Bintang terdiam sejenak mendengar pertanyaan itu.“Karena ini pengembangan dari ilmu ulat sutra, mungkin kita juga bisa meminjam nama jurus jalan menuju nirwana.. jadi nama yang cocok untuk jurus baru ini..
HYYYAAATTTT!!!Sebuah suara pertarungan dengan jelas terdengar dibawah jurang curam, tapi karena dalamnya jurang tersebut sehingga suara pertarungan itu tidak terdengar sampai keatas. Pertarungan itu berasal dari sepasang muda mudi yang sepertinya tengah berlatih. Sosok yang wanita adalah Wanita muda berparas cantik, wajahnya berbentuk seperti buah tho kulit putih halus, alis melengkung rebah seperti bulan tanggal satu, mata jeli bersinar bening, hidung mancung dan bibir indah merekah merah mengulum senyum madu, menimbulkan kesan yang memikat hati. Rambutnya yang dikonde keatas menurut seorang rahib, berhias dengan sebuah tusuk kundai kumala, mengenakan jubah panjang biru yang digunakannya sebagai pakaian. Yang menjadi lawannya adalah seorang lelaki muda berparas tampan, mengenakan pakaian merah, diantara kedua alisnya terlihat sebuah mutiara merah tertanam didahinya, rambutnya yang cukup panjang, diikat kuncir bagaikan ekor kuda, dipunggungnya terlihat sebuah pedang unik ind
Gye dan Bintang tampak berdiri dipinggiran tebing bebatuan, keduanya tampak menatap kearah atas tebing yang sangat tinggi, sangking tinggi sampai-sampai pandangan keduanya tak mampu melihat ujung pandangan mereka. Hari ini Bintang dan Gye siap meninggalkan jurang ulat sutra setelah berada cukup lama ditempat itu.“Biar Gye yang membawa kakak keatas” ucap Gye kepada Bintang yang ada disebelahnya. Hal ini membuat Bintang menoleh kearahnya dengan bingung.Weeesshhh!!! Weeesshhh!!!Tiba-tiba saja dipunggung Gye muncul dan mengembang sepasang sayap yang tidak terlalu besar.“Ayo kak!” ucap Gye mengulurkan tangannya kearah Bintang, kini Bintang mengerti apa maksud ucapan Gye tadi. Dengan tersenyum Bintang mengulurkan tangannya dan kini keduanya sudah saling menggenggam dengan erat.“Sudah siap kak?” tanya Gye, Bintang tak menjawab tapi hanya tersenyum mengangguk.Wuuusshhh!!!Sosok Gye terbang melesat tin
“Mari silahkan masuk tuan.. Nyonya!” ucap ramah kedua wanita muda cantik itu mempersilahkan Bintang dan Gye untuk masuk. Di dalam Bintang dan Gye langsung disambut oleh beberapa orang wanita yang sepertinya juga merupakan pelayan toko tersebut, seorang wanita bertubuh gemuk berpakaian mewah dengan segala macam perhiasan yang menghiasi lehernya yang juga gemuk muncul. Emas bertingkat-tingkat terlihat dilehernya yang tertutupi oleh dagunya.“Selamat datang tuan.. Nyonya.. Selamat datang di Rumah Sutra” ucap wanita gemuk itu dengan sangat ramah kearah Bintang dan Gye yang tampak melepas caping yang mereka kenakan. Wanita gemuk ini tampak menatap sosok Gye dengan cukup lama, sedikit heran melihat jubah yang digunakan oleh Gye sebagai pakaian.“Ada yang bisa saya bantu tuan?” ucap wanita gemuk yang sepertinya adalah boss di Rumah Sutra tersebut dengan ramah. “Apa tuan ingin mencarikan pakaian untuk istri tuan ini?&
“Saya pergi dulu tuan. Tuan bisa melihat sepuas-puasnya” ucap wanita pemilik Rumah Sutra lagi seraya bangkit berdiri meninggalkan Bintang yang tampak mengangguk kearahnya.Sepeninggal wanita pemilik Rumah Sutra, Bintang segera memisahkan pedang dari buntalan tersebut, lalu Bintang membuka buntalan kuning kecil tersebut. Di dalamnya terdapat sebuah kitab tua yang masih terjaga dengan utuh. Bintang mengambil kitab tua itu dan membaca sampul depannya.“Pedang 4 Musim” ucap Bintang membaca tulisan yang terdapat disampul depan kitab tua itu. Dengan penasaran Bintang membuka halaman pertama dari kitab Pedang 4 Musim itu.“Petir Musim Semi” ucap Bintang pelan membaca jurus pertama dari Pedang 4 Musim, Bintang mengamati jurus-jurus yang ada didalam lembaran pertama kitab Pedang 4 Musim, Petir Musim Semi.“Hujan Musim Panas” ucap Bintang
Bintang menunggu dengan perasaan berdebar untuk melihat sosok Gye dengan dandanannya yang baru. Tak lama wanita pemilik Rumah Sutra keluar bersama para anak buahnya yang berjumlah 4 orang tersebut. Tapi tak terlihat sosok Gye. Bintang menantikannya dengan perasaan berdebar, hingga seraut wajah muncul dari dalam.Deggg!”Jantung Bintang berdebar dengan kencang.Seraut wajah yang memancarkan kecantikan yang sangat sempurna, Gye muncul dengan sangat anggunnya seperti seorang putri bangsawan, mengenakan pakaian putih berbalut merah, rambutnya yang panjang hingga mencapai pinggangnya tampak ditata dengan sangat indahnya, membelah diatas dan menjuntai di kiri dan kanan wajahnya, diatas kepalanya tampak mahkota kecil yang dihiasi tusuk-tusuk konde kristal yang semakin menambah indahnya hiasan diatas kepalanya, wajahnya bersinar bagaikan bulan purnama yang memancarkan keindahan cahaya. Di pinggang dan dada Gye tampak pita-pita merah tersampir, dileher jug