Badai salju terjadi cukup kuat malam itu, walaupun tidak sekuat dan setebal yang terjadi dipuncak pegunungan Himalaya, tapi tetap saja membuat orang malas untuk keluar rumah, dalam keadaan begini, orang-orang lebih memilih untuk berada didalam rumah ketimbang harus berkeliaran diluar rumah.
Di sebuah lumbung ternak yang tak terpakai, terlihat sosok sembrani tengah menikmati makan malamnya, sedangkan tak jauh darinya, terlihat api unggun yang menyala terang, disisi api unggun terlihat sosok Bintang yang tengah berkonsentrasi menyalurkan hawa murninya ke tubuh Ratu Neraka Es yang ada dihadapannya, Bintang berada dibelakang punggungnya dan menempelkan kedua telapak tangannya dipunggung Ratu Neraka Es yang tidak tertutup oleh pakaiannya dan astaga, saat kita melihat lebih jelas, ternyata sekujur tubuh Ratu Neraka Es tidak lagi mengenakan pakaian alias bugil dihadapan Bintang, pantas saja Bintang menutup kedua matanya dengan ikat rambut miliknya.
Dari kedu
Beberapa hari kemudian.Siang itu, Badai salju masih terjadi, walaupun tidak sekuat dan sekeras dimalam hari, tapi tetap saja siang itu terlihat gelap karena matahari tidak menampakkan dirinya. Diantara badai salju yang terjadi, sesosok tubuh tampak berdiri jauh didepan lumbung ternak, memandang tajam kearah lumbung ternak yang ada dihadapannya. Sosok itu adalah sosok Ratu Neraka Es yang ternyata belum pergi meninggalkan tempat itu, setiap hari Ratu Neraka Es terus mengawasi keadaan lumbung ternak tersebut.“Sudah 3 hari dia melakukan meditasi didalam lumbung ternak itu. Apa dia tak butuh makan?” batin Ratu Neraka Es lagi heran melihat Bintang yang terus melakukan meditasinya. Dari yang terlihat olehnya, Bintang tak pernah bergerak dari posisi meditasinya. Sementara itu kuda putih yang ada bersama Bintang, sudah pergi pada pagi harinya saat Ratu Neraka Es meninggalkan lumbung ternak tersebut dimalam harinya.“Sepertinya dia telah kehilangan ban
“Nah. sudah selesai nona!” ucap Bintang menyadarkan Ratu Neraka Es dari lamunannya. Bintang lalu menyerahkan kelinci tersebut kepada Ratu Neraka Es.“Tidak. untukmu saja. Aku membawakannya untukmu!” ucap Ratu Neraka Es kepada Bintang, walau masih sedikit ketus, tapi tidak seketus sebelum-sebelumnya kata-kata Ratu Neraka Es kali ini.Bintang hanya tersenyum mendengar hal itu, lalu Bintang membagi dua kelinci yang ada ditangannya dan menyerahkan setengahnya kepada Ratu Neraka Es. Ratu Neraka Es tampak menatap kearah Bintang dengan tatapan bingung.“Lebih enak jika kita makan berdua..” ucap Bintang.Mau tak mau, Ratu Neraka Espun akhirnya menerima pemberian setengah daging kelinci tersebut, dicobanya sedikit, wajah Ratu Neraka Es terlihat berubah.“Enak..” batin Ratu Neraka Es lagi, dicobanya lebih banyak, makin enak saja, sehingga kini dengan lahap Ratu Neraka Es memakan kelinci panggang tersebut. Semen
Badai salju masih terjadi dimana-mana, Ratu Neraka Es yang membopong sosok Bintang dibelakangnya terus berkelebat cepat menembus badai salju tersebut. Ratu Neraka Es tampak memilih jalur memasuki sebuah kawasan hutan, hingga akhirnya badai salju yang kuat membuat langkah Ratu Neraka Es berhenti. Ratu Neraka Es tampak bingung menatap pemandangan yang sangat terbatas dihadapannya.“Disebelah sana ada sebuah gubuk nona Anvesh” bisik Bintang yang ada dipunggungnya, sesaat wajah Ratu Neraka Es terlihat berubah, bukan karena Bintang bisa tau dimana letak gubuk tersebut, tapi melainkan karena Bintang menyebutkan nama aslinya. Tapi hal ini tidak diperpanjang oleh Ratu Neraka Es, karena mereka harus cepat mencari tempat perlindungan sebelum badai salju yang semakin dahsyat.Benar apa yang dikatakan Bintang, kini dihadapan mereka terlihat sebuah gubuk yang hampir tertutupi oleh salju tebal. Dengan cepat Ratu Neraka Es membawa Bintang masuk kedalam gubuk tersebut, ter
Bintang merapatkan kedua telapak tangannya didepan dada, sebuah bayangan putih besar muncul diatas kepala Bintang.Taapp! Taapp!Bintang kembali menempelkan kedua telapak tangannya dipunggung Ratu Neraka Es dan bayangan putih besar itu tampak turun kebawah dan menjadi cahaya putih yang kini tersalur melalui kedua tangan Bintang ketubuh Ratu Neraka Es.Bintang kembali mengerahkan Segel dewa kehidupanya untuk menolong Ratu Neraka Es, walaupun sebenarnya saat ini kondisi Bintang masih belum pulih sepenuhnya.Di tengah badai salju yang terjadi, Bintang terus menyalurkan segel dewa kehidupannya. Terbukti dalam beberapa saat saja keadaan Ratu Neraka Es sudah mulai membaik, aura merah yang ada sekujur tubuhnya hilang, walaupun wajah dan sekujur tubuhnya masih berwarna kemerahan. Ratu Neraka Es sendiri dapat merasakan kalau keadaan Bintang yang ada dibelakangnya mulai tak kuat untuk menolongnya.“Sudah cukup tuan. cukup!” ucap
Ratu Neraka Es benar-benar harus mengakui kelihaian Bintang dalam membuang hasrat kenikmatannya, selama ini Ratu Neraka Es belum pernah diperlukan seperti itu oleh lawan bercintanya Raja Setan Neraka, Raja Setan Neraka lebih egois dalam bercinta, hanya memikirkan kenikmatannya sendiri tanpa memikirkan kenikmatan pasangan bercintanya.Ratu Neraka Es terlihat membuka kembali kedua matanya dan mengalihkan pandangannya kearah Bintang yang kini berbaring disebelahnya. Bintang hanya menatapnya dengan tersenyum.“Bagaimana keadaanmu sekarang nona Anvesh ?”. tanya Bintang.“Sudah lebih enakan tuan. terima kasih tuan..” ucap Ratu Neraka Es dengan wajah bersemu merah, kali ini bukan karena racun birahi bulan purnamanya, melainkan karena malu atas apa yang terjadi.“Syukurlah kalau begitu..” ucap Bintang lagi tersenyum. Keduanya kembali saling menatap satu sama lain, entah apa yang ada dipikiran keduanya. Sejenak keduanya saling m
Bangunan megah terlihat dijaga oleh beberapa orang murid wanita, Di depan pintu gerbang terdapat sebuah tulisan besar ; “PERGURUAN KECAPI SAKTI”. Sebuah perguruan yang memiliki nama besar didunia persilatan, guru besar mereka yang bergelar Dewi Kecapi merupakan pendekar wanita nomor wahid didunia persilatan, sampai saat ini belum ada yang bisa mengalahkan kehebatan Dewi Kecapi. Nama besar Dewi Kecapilah yang membuat Perguruan Kecapi Sakti menjadi sangat disegani didunia persilatan. Rata-rata murid Perguruan Kecapi Sakti adalah wanita.Hyaattt! Hyaattt! Hyaattt!Terdengar suara pertarungan dari balik gerbang Perguruan Kecapi Sakti, bila kita melihat kedalam, terlihat dihalaman Perguruan Kecapi Sakti tengah terjadi pertarungan antara seorang nenek yang sudah memutih semua rambutnya, tapi gerakannya masih terlihat sangat gesit dan lincah, yang menjadi lawan sinenek adalah seorang wanita muda berfostur tinggi semampa
Ditempatnya Nenek Yun Si-u menarik keras Kecapi Dewa yang ada ditangannya, dan ;“Busur Dewa, heaaa.!”. Nenek Yun Si-upun melepaskan salah satu jurus pamungkasnya.Jreeenggg.!!!Wuuuttt! Wuuuttt! Wuuuttt!Puluhan sinar keemasan yang keluar Kecapi Dewa yang ada ditangan Nenek Yun Si-u terlihat langsung membentuk sebuah panah yang melesat cepat kearah Kim si Hyang.Tuuiittt.!! Tuuiittt.!! Tuuiittt.!!Kim si Hyang dengan cepat merubah alunan suara serulingnya, dan ;Wuuuttt! Wuuuttt! Wuuuttt! Wuuuttt!Kembali dari lubang-lubang seruling itu keluar sinar-sinar merah yang langsung membentuk wujud burung hong yang langsung melesat kedepan, inilah jurus Burung Hong.BLLLEEEGGAAARRRR!Ledakan dahsat terjadi saat jurus Busur Dewa bertemu dengan burung hong. Membuat tempat itu bergetar dengan hebat.“Sudah cukup!” teriak Nenek Yun Si-u menyudahi latihan mere
Malam itu, Bintang dan Kim si Hyang masuk kamar lebih awal, karena keduanya memang tengah memendam rindu yang amat sangat. Di dalam kamar, Kim si Hyang tampak menyuruh Bintang untuk menunggunya diatas peraduan, sementara Kim si Hyang berada dibilik untuk mengganti pakaiannya.Tak lama kemudian, Kim si Hyang sudah muncul dengan mengenakan gaun tidur putih dengan garis-garis merah, dan gaun putih itu sangat tipis hingga cukup memperlihatkan bentuk lekuk tubuhnya yang indah dibalik gaunnya itu. Bahkan bukan itu saja yang sangat menarik dari sosok jelita Kim si Hyang, gaun transparan yang digunakannya tampak begitu rendah dibagian dadanya hingga belahan kedua bukit kembarnya yang membusung indah terlihat jelas dari balik pakaian tipisnya, sungguh sosok Kim si Hyang terlihat sangat menggairahkan bagi Bintang yang menatapnya.Kim si Hyang terlihat berjalan dengan lemah gemulai kearah Bintang, lalu duduk ditepi pembaringan, dari wajahnya terlihat seringai senyum indahnya.