“Nah. sudah selesai nona!” ucap Bintang menyadarkan Ratu Neraka Es dari lamunannya. Bintang lalu menyerahkan kelinci tersebut kepada Ratu Neraka Es.
“Tidak. untukmu saja. Aku membawakannya untukmu!” ucap Ratu Neraka Es kepada Bintang, walau masih sedikit ketus, tapi tidak seketus sebelum-sebelumnya kata-kata Ratu Neraka Es kali ini.
Bintang hanya tersenyum mendengar hal itu, lalu Bintang membagi dua kelinci yang ada ditangannya dan menyerahkan setengahnya kepada Ratu Neraka Es. Ratu Neraka Es tampak menatap kearah Bintang dengan tatapan bingung.
“Lebih enak jika kita makan berdua..” ucap Bintang.
Mau tak mau, Ratu Neraka Espun akhirnya menerima pemberian setengah daging kelinci tersebut, dicobanya sedikit, wajah Ratu Neraka Es terlihat berubah.
“Enak..” batin Ratu Neraka Es lagi, dicobanya lebih banyak, makin enak saja, sehingga kini dengan lahap Ratu Neraka Es memakan kelinci panggang tersebut. Semen
Badai salju masih terjadi dimana-mana, Ratu Neraka Es yang membopong sosok Bintang dibelakangnya terus berkelebat cepat menembus badai salju tersebut. Ratu Neraka Es tampak memilih jalur memasuki sebuah kawasan hutan, hingga akhirnya badai salju yang kuat membuat langkah Ratu Neraka Es berhenti. Ratu Neraka Es tampak bingung menatap pemandangan yang sangat terbatas dihadapannya.“Disebelah sana ada sebuah gubuk nona Anvesh” bisik Bintang yang ada dipunggungnya, sesaat wajah Ratu Neraka Es terlihat berubah, bukan karena Bintang bisa tau dimana letak gubuk tersebut, tapi melainkan karena Bintang menyebutkan nama aslinya. Tapi hal ini tidak diperpanjang oleh Ratu Neraka Es, karena mereka harus cepat mencari tempat perlindungan sebelum badai salju yang semakin dahsyat.Benar apa yang dikatakan Bintang, kini dihadapan mereka terlihat sebuah gubuk yang hampir tertutupi oleh salju tebal. Dengan cepat Ratu Neraka Es membawa Bintang masuk kedalam gubuk tersebut, ter
Bintang merapatkan kedua telapak tangannya didepan dada, sebuah bayangan putih besar muncul diatas kepala Bintang.Taapp! Taapp!Bintang kembali menempelkan kedua telapak tangannya dipunggung Ratu Neraka Es dan bayangan putih besar itu tampak turun kebawah dan menjadi cahaya putih yang kini tersalur melalui kedua tangan Bintang ketubuh Ratu Neraka Es.Bintang kembali mengerahkan Segel dewa kehidupanya untuk menolong Ratu Neraka Es, walaupun sebenarnya saat ini kondisi Bintang masih belum pulih sepenuhnya.Di tengah badai salju yang terjadi, Bintang terus menyalurkan segel dewa kehidupannya. Terbukti dalam beberapa saat saja keadaan Ratu Neraka Es sudah mulai membaik, aura merah yang ada sekujur tubuhnya hilang, walaupun wajah dan sekujur tubuhnya masih berwarna kemerahan. Ratu Neraka Es sendiri dapat merasakan kalau keadaan Bintang yang ada dibelakangnya mulai tak kuat untuk menolongnya.“Sudah cukup tuan. cukup!” ucap
Ratu Neraka Es benar-benar harus mengakui kelihaian Bintang dalam membuang hasrat kenikmatannya, selama ini Ratu Neraka Es belum pernah diperlukan seperti itu oleh lawan bercintanya Raja Setan Neraka, Raja Setan Neraka lebih egois dalam bercinta, hanya memikirkan kenikmatannya sendiri tanpa memikirkan kenikmatan pasangan bercintanya.Ratu Neraka Es terlihat membuka kembali kedua matanya dan mengalihkan pandangannya kearah Bintang yang kini berbaring disebelahnya. Bintang hanya menatapnya dengan tersenyum.“Bagaimana keadaanmu sekarang nona Anvesh ?”. tanya Bintang.“Sudah lebih enakan tuan. terima kasih tuan..” ucap Ratu Neraka Es dengan wajah bersemu merah, kali ini bukan karena racun birahi bulan purnamanya, melainkan karena malu atas apa yang terjadi.“Syukurlah kalau begitu..” ucap Bintang lagi tersenyum. Keduanya kembali saling menatap satu sama lain, entah apa yang ada dipikiran keduanya. Sejenak keduanya saling m
Bangunan megah terlihat dijaga oleh beberapa orang murid wanita, Di depan pintu gerbang terdapat sebuah tulisan besar ; “PERGURUAN KECAPI SAKTI”. Sebuah perguruan yang memiliki nama besar didunia persilatan, guru besar mereka yang bergelar Dewi Kecapi merupakan pendekar wanita nomor wahid didunia persilatan, sampai saat ini belum ada yang bisa mengalahkan kehebatan Dewi Kecapi. Nama besar Dewi Kecapilah yang membuat Perguruan Kecapi Sakti menjadi sangat disegani didunia persilatan. Rata-rata murid Perguruan Kecapi Sakti adalah wanita.Hyaattt! Hyaattt! Hyaattt!Terdengar suara pertarungan dari balik gerbang Perguruan Kecapi Sakti, bila kita melihat kedalam, terlihat dihalaman Perguruan Kecapi Sakti tengah terjadi pertarungan antara seorang nenek yang sudah memutih semua rambutnya, tapi gerakannya masih terlihat sangat gesit dan lincah, yang menjadi lawan sinenek adalah seorang wanita muda berfostur tinggi semampa
Ditempatnya Nenek Yun Si-u menarik keras Kecapi Dewa yang ada ditangannya, dan ;“Busur Dewa, heaaa.!”. Nenek Yun Si-upun melepaskan salah satu jurus pamungkasnya.Jreeenggg.!!!Wuuuttt! Wuuuttt! Wuuuttt!Puluhan sinar keemasan yang keluar Kecapi Dewa yang ada ditangan Nenek Yun Si-u terlihat langsung membentuk sebuah panah yang melesat cepat kearah Kim si Hyang.Tuuiittt.!! Tuuiittt.!! Tuuiittt.!!Kim si Hyang dengan cepat merubah alunan suara serulingnya, dan ;Wuuuttt! Wuuuttt! Wuuuttt! Wuuuttt!Kembali dari lubang-lubang seruling itu keluar sinar-sinar merah yang langsung membentuk wujud burung hong yang langsung melesat kedepan, inilah jurus Burung Hong.BLLLEEEGGAAARRRR!Ledakan dahsat terjadi saat jurus Busur Dewa bertemu dengan burung hong. Membuat tempat itu bergetar dengan hebat.“Sudah cukup!” teriak Nenek Yun Si-u menyudahi latihan mere
Malam itu, Bintang dan Kim si Hyang masuk kamar lebih awal, karena keduanya memang tengah memendam rindu yang amat sangat. Di dalam kamar, Kim si Hyang tampak menyuruh Bintang untuk menunggunya diatas peraduan, sementara Kim si Hyang berada dibilik untuk mengganti pakaiannya.Tak lama kemudian, Kim si Hyang sudah muncul dengan mengenakan gaun tidur putih dengan garis-garis merah, dan gaun putih itu sangat tipis hingga cukup memperlihatkan bentuk lekuk tubuhnya yang indah dibalik gaunnya itu. Bahkan bukan itu saja yang sangat menarik dari sosok jelita Kim si Hyang, gaun transparan yang digunakannya tampak begitu rendah dibagian dadanya hingga belahan kedua bukit kembarnya yang membusung indah terlihat jelas dari balik pakaian tipisnya, sungguh sosok Kim si Hyang terlihat sangat menggairahkan bagi Bintang yang menatapnya.Kim si Hyang terlihat berjalan dengan lemah gemulai kearah Bintang, lalu duduk ditepi pembaringan, dari wajahnya terlihat seringai senyum indahnya.
Malam itu puncak Himalaya kembali di landa badai, Bintang dan Kim si Hyang memutuskan untuk menginap dulu malam itu digubuk kediaman Da Bai Lian, baru besok akan turun gunung. Di dalam gubuk, terlihat Bintang dan Kim si Hyang berada diatas peraduan. Kim si Hyang tampak tengah tertidur pulas dipelukan Bintang, sementara Bintang masih terjaga. Hal ini dapat terlihat dari kedua mata Bintang yang masih terbuka. Selimut yang menutupi tubuh keduanya tampak tak mampu menyembunyikan sosok bugil keduanya yang berada didalam selimut, hal ini semakin meyakinkan melihat onggokan pakaian yang ada dibawah ranjang. Bintang masih terjaga karena masih memikirkan apa yang terjadi pada Da Bai Lian si Dewi Salju. Dan hal ini memang tidak Bintang beritahukan kepada Kim si Hyang agar Kim si Hyang tidak kepikiran tentang hal ini.Bintang yang sempat memeriksa keadaan Da Bai Lian si Dewi Salju tahu, kalau Da Bai Lian si Dewi Salju tewas bukan karena sakit tapi melainkan karena luka dalam ya
Keesokan harinya, Bintang dan Kim si Hyang segera meninggalkan puncak Himalaya. Tapi baru saja tiba dikaki bukit gunung Himalaya, langkah keduanya terhenti karena satu sosok tubuh telah menghadang langkah mereka. Wajah Bintang berubah melihat siapa yang telah menghadang mereka.“Apa benar kau murid Da Bai Lian si Dewi Salju?” tanya sosok yang menghadang.“Benar. siapa kau?” ucap Kim si Hyang dengan tajamnya. Sementara sosok yang menghadang hanya tampak tersenyum.“Aku Ratu Neraka Es ..” jawab sosok penghadang itu yang tak lain memang adalah Ratu Neraka Es.“Ratu Neraka Es.. Ada urusan apa kau menghadang kami?” tanya Kim si Hyang lagi dengan tegas.“Sebagai murid Da Bai Lian, aku menantangmu untuk mendapatkan untuk menentukan siapa penguasa dingin sejati didunia ini!” ucap Ratu Neraka Es lagi. Kim si Hyang terdiam mendengar hal itu dan berpaling kearah Bintang yang ada dis
Setelah melihat Jejaka Emas memahami maksud perkataannya, Bintang segera melangkah ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Berjarak 3 tombak dari Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, Bintang menghentikan langkahnya.“Tidak ada yang kalah juga tidak ada yang menang dalam sebuah peperangan. Lebih baik kita berdamai dan hidup berdampingan Ayah Mertua” ucap Bintang dengan menyebut Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sebagai ayah mertuanya. Tentu saja kenyataan itu tak bisa Bintang pungkiri. Walau bagaimana, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal adalah ayah mertua baginya.Tatapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal masih terlihat dingin kearahnya, dan terdengar suara beratnya. “Kenapa kau menolak untuk menjadi penguasa dunia, Bintang? Bukankah itu keinginan semua laki-laki didunia ini! Tahta dan Kekuasaan?!”Bintang menggeleng, lalu berkata, “Aku lebih suka kedamaian. Buat apa meraih kekuasaan, kalau hidup selalu tidak tenang” Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terdiam saat mendengar kata-kata Bintang.Binta
Semua terdiam!Sunyi!Tak ada satu suarapun yang terdengar, kecuali desau angin!Sementara itu, keadaan semua orang yang tadinya terpaku, kini sudah bisa bergerak, masing-masing saling menatap satu sama lain, lalu mengedarkan pandangan mereka ke arah sekitar. Apa yang baru saja terjadi, berasa seperti mimpi.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal pun masih terpaku berdiri ditempatnya, memandangi jari manis tangan kanannya yang sudah kosong, tidak ada lagi Cincin Sulaiman yang biasa terpatri.Di pihak Jejaka Emas, Bintang lebih dulu tersadar dengan keadaan yang terjadi. Masih terlihat keringat dingin di sekujur tubuh Bintang. Rasa sakit yang baru saja dialami oleh Bintang bukan sekedar dalam angan-angan, tapi Bintang benar-benar dapat merasakan bagaimana tubuhnya terhempas dengan keras ke sebuah alam, dimana di alam itu, berbagai macam orang dengan segala macam siksaannya. Bintang benar-benar merasakan kesakitan yang amat sangat yang membuat tubuhnya seperti ditusuk oleh ribuan
“Bangunlah kalian berdua!” kembali suara lembut tapi tegas itu terdengar menyapa keduanya, hampir bersamaan Bintang dan Jejaka Emas memalingkan wajah mereka kearah depan. Wajah keduanya berubah. Berjarak hanya beberapa tombak dihadapan mereka, terlihat sosok seorang laki-laki tua berwajah agung dan teduh. Mengenakan pakaian putih disekujur tubuhnya. Senyumnya terlihat begitu agung dan teduh. Bintang dan Jejaka Emas terkejut, karena tadi, tidak ada seorangpun yang ada ditempat itu selain mereka berdua.Lelaki tua berparas agung itu terlihat duduk diatas sebuah batu putih yang bila diperhatikan dengan seksama. Batu itu tidaklah menyentuh tanah, alias mengapung diudara.“Kemari!” Terdengar suara lembut dan tegas kembali menyapa Bintang dan Jejaka Emas. Walau keduanya tak melihat bibir lelaki tua itu bergerak, tapi Bintang dan Jejaka Emas yakin, kalau lelaki tua itulah yang menyuruh mereka.Lagi-lagi Bintang dan Jejaka Emas diliputi keheranan, karena tubuh mereka tiba-tiba saja bangkit be
Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat geram saat melihat tak satupun dari pihak lawan yang mau bersikap setia kepadanya. “Kalian semua rupanya benar-benar ingin mati, jangan katakan kalau aku tidak memberikan kalian kesempatan...” ucap Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berpaling kearah seluruh pasukannya yang ada dibelakangnya.“Bunuh mereka semua!”Satu perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah cukup untuk membuat pasukannya bergerak kedepan dengan senjata terhunus. Siap untuk membunuh lawan-lawan mereka yang sudah tak berdaya ditempatnya.Mendengar perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, membuat pucat wajah-wajah dari pihak lawannya. Sebagian mengeluarkan keringat dingin membayangkan kematian yang akan segera mendatangi mereka, sementara sebagian lagi tampak mampu bersikap tenang dan sudah siap menerima nasib, karena memang sejak awal pertempuran, mereka sudah siap untuk mati. Ada satu hal yang setidaknya membuat mereka mati dengan tenan
Sementara itu dipihak Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal juga ikut bingung melihat kejadian itu, Bintang yang kini tampak tengah diperebutkan oleh ke-4 wanita cantik. Di benak mereka terbersit pikiran, ‘Apa mereka tidak menyadari kalau saat ini tengah berperang’. Hal ini membuat semua orang geleng-geleng kepala melihatnya.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat menatap ke arah Bintang dengan tatapan dingin. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal maju beberapa langkah kedepan. Seketika keadaan riuh ditempat itu langsung berhenti. Hening. Bahkan keributan kecil diantara Bintang dengan ke-4 gadisnya juga ikut terhenti dan kini mereka ikut menatap kearah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tak ada yang bersuara, semua perhatian tertuju langsung ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tiba-tiba saja dari pihak seberang, sesosok tubuh melangkah kehadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Dia adalah Jejaka Emas. Jejaka Emas memang sangat kesal melihat keberuntungan Bintang yang dike
“Hai! Utusan Dewa. Kami akan menghentikan peperangan ini bila Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah terkalahkan, tapi bila tidak. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa!” Raja Munaliq Dari Timur memberikan jawaban diiringi anggukan oleh kedua raja jin lainnya, juga para prajurit yang berada dibawah kendali mereka.Apa yang dikatakan oleh Raja Munaliq Dari Timur memang tidak salah. Selama Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal tidak bisa dikalahkan, maka kemenangan akan selalu menjadi milik mereka. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa.Kini balik Una Lyn yang terlihat terdiam ditempatnya. Jejaka Emas yang melihat hal itu, segera beranjak maju untuk memberikan tanggapannya.Bleegaarrr!Sebuah suara keras ledakan terdengar keras membahana di tempat itu, begitu kerasnya sampai membuat tempat itu bergetar laksana digoncang gempa skala sedang. Ada yang jatuh terduduk karena tak kuat menahan getaran yang terjadi, tapi masih banyak pula y
Una Lyn sendiri terlihat melakukan salto beberapa kali diudara hingga akhirnya berhasil mendarat dengan mulus ditanah, sedangkan Ifrit juga mampu mendaratkan kedua kakinya ditanah, setelah terseret cukup jauh kebelakang. Darah terlihat merembes dimulut keduanya, sebagai tanda luka dalam yang mereka derita.Seakan tak ingin membuat waktu percuma, Una Lyn terlihat langsung mengangkat tangannya yang tengah memegang pedang naga emas keatas.Wusshh..!Bayangan seekor naga emas melesat keluar dari hulu pedang ditangan Una Lyn. Sementara itu di ujung sana, Ifrit pun terlihat tak ingin tinggla diam.Dugghh!Tongkat ditangannya dihentakkan ke tanah.Wusshh..! Wusshh..! Wusshh..!Banyak sosok bayangan hitam yang keluar dari kepala tongkat dan sosok-sosok bayangan hitam itu tampak membentuk wujud-wujud jin yang tak terhitung jumlahnya yang hampir memenuhi langit. Di tempatnya, Una Lyn cukup terkejut melihat pamer kesaktian yang diperlihatkan oleh Ifrit. Ternyata Ifrit mampu mengeluarkan banyak j
Dughh! Seiring dengan itu Ifrit menghentakkan tongkat ditangannya ke bawah.Werrrr...! gelombang energi terpancar keluar dari tubuh Ifrit yang langsung menyapu seluruh tempat itu. Terjadi keanehan! Pemandangan mencengangkan terjadi. Waktu seolah berhenti, bangsa jin yang tengah bertempur satu sama lain, terdiam seperti patung. Semuanya berhenti bergerak, bukan saja yang ada di tanah, tapi juga yang ada diudara ikut berhenti bergerak.Baik bangsa manusia, bangsa jin, maupun para dewa-dewi, bahkan Jejaka Emas pun ikut berdiri mematung ditempatnya berada. Terlihat perubahan diwajah semua orang, termasuk Jejaka Emas yang berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan dirinya agar bisa kembali bergerak, tapi sejauh ini hanya gerakan yang sangat lamban yang terlihat. Tak ada yang mampu menggerakan tubuh mereka. Sementara itu, di pihak Ifrit, mereka semua tahu, kalau ini adalah salah satu kemampuan Ifrit yang bisa menghentikan waktu.Di depan sana, terlihat Ifrit tersenyum sinis melihat ke arah Jej
Jejaka Emas tak memberi kesempatan sedikitpun bagi Ifrit untuk menghela nafas. Serangan gelang dewanya terus menghantam sosok Ifrit.Sosok Ifrit yang melayang diatas tanah, terus terdesak mundur. Entah sudah belasan ataupun berpuluh-puluh kali serangan gelang dewa menghantam sosoknya, tapi walaupun terdesak. Ifrit sedikitpun tidak terlihat terluka.Jejaka Emas yang melihat hal itu, harus mengakui kekuatan dan kekebalan tubuh Ifrit, tapi anehnya seraya terus melesatkan serangan gelang-gelang dewanya, Jejaka Emas justru tertawa-tawa. Hal ini dikarenakan sosok Ifrit yang terkena serangan beruntun gelang dewanya dari berbagai arah, membuat tubuh Ifrit yang melayang diudara itu tampak terdorong ke kanan, ke kiri, ke belakang dan kedepan, Ifrit seperti tengah berjoget atau bergoyang dangdut. Hal ini pula yang membuat Jejaka Emas kemudian tertawa tergelak-gelak. Bangsa Jin yang ada ditempat itupun bingung dan heran, kenapa Jejaka Emas bertarung sambil tergelak-gelak sendiri.Ifrit terus dig