Rombongan Bintang tiba Giza, salah satu kota besar di mesir. Gubernur giza adalah ayah bagi Bonnie dan Jossie sehingga saat mereka tiba dipintu gerbang kota giza, para prajurit penjaga pintu gerbang langsung memberikan menjura hormat pada keduanya. Bonnie dan Jossie sendiri tampak menatap pintu gerbang kota, sudah lama sekali rasanya keduanya telah pergi mengembara.
Di sepanjang perjalanan menuju istana Gubernur giza, Bintang sekeluarga disuguhkan dengan pemandangan yang sangat menakjubkan. Banyak bangunan berbentuk limas segitiga yang sangat besar dan ini cukup memukau pandangan.
“Kak Jossie, itu bangunan apa?” tanya Bruce dengan kagumnya.
“Itu namanya piramida Bruce.. besok-besok kalau ada waktu kita main kesana” ucap Jossie tersenyum. Memang disepanjang perjalanan, keakraban diantara mereka sudah terjalin hingga Bruce dan William sudah menganggap Bonnie dan Jossie seperti seorang kakak.
Tak lama kemudian mereka tiba disebuah ban
“Ini benar-benar jodoh. kalian kembali disaat Pangeran Nasir ada disini” ucap Tuan muda Aziz tertawa ringan.“Pangeran” Bonnie dan Jossie langsung menjura hormat dihadapan Pangeran Nasir.Ditempatnya Bintang tampak terkejut mendengar nama Pangeran Nasir yang tadi disebutkan, Bintang tentu mengenal nama Pangeran Nasir sebagai putra mahkota Sultan Barquq, hanya saja baru sekarang Bintang bisa melihatnya langsung.Gubernur Giza kini sudah sudah turun dari singgasananya dan berjalan mendekati mereka.“Bagaimana hasil perburuan kalian?” tanya Gubernur Giza lagi.“Lumayan banyak ayah” jawab Tuan muda Aziz.“Benar paman.. hasilnya cukup memuaskan” jawab Pangeran Nasir lagi tertawa ringan.“Bonnie dan Jossie . kalian sudah cukup lama pergi belajar ilmu kesaktian. pasti kemampuan kalian saat ini sudah sangat hebat sekali” ucap Pangeran Nasir kepada Bonnie dan Jossie.
Tuan muda Aziz yang masih terkejut melihat perubahan kedua mata Bonnie semakin melihat dengan jelas bagaimana kedua pupil Bonnie tampak mengecil. Rupanya Bonnie saat ini tengah menggunakan mata dewanya, ajian pemberian Bintang kepadanya. Dengan mata dewanya, kini Bonnie dapat melihat dengan jelas serangan yang dilancarkan oleh Tuan muda Aziz tadi.Deebbttt!! Deebbttt!! Deebbttt!! Deebbttt!!Kini Bonnie dengan tenang memapaki dan menghindari serangan-serangan yang dilancarkan oleh kakaknya Tuan muda Aziz, hal ini membuat Tuan muda Aziz keheranan dengan kehebatannya adiknya saat ini, kemajuannya sangat pesat sekali.“Hati-hati kak, sekarang giliran Bonnie yang menyerang!” ucap Bonnie membuka langkah serangannya.Heaatttt!!Bonnie balik ganti menyerang Tuan muda Aziz kakaknya, Tuan muda Aziz sendiri tampak terkejut melihat serangan Bonnie yang mengincar beberapa bagian vital ditubuhnya. Bahkan ;Tuuk! Tuuk! Tuuk!
Putri Jossie dan Pangeran Nasir kini sudah saling berhadapan. Jossie lebih dulu menjura hormat.“Jangan sungkan-sungkan pangeran!” ucap Jossie mantap.“Bagaimana pertarungan ini kita jadikan pertaruhan Jossie?!” ucap Pangeran Nasir lagi hingga membuat Jossie heran dan mengurungkan niat bertarungnya.“Maksudnya?” tanya Jossie bingung“Kita bertaruh. jika aku menang dalam pertarungan ini, kau harus bersedia menerima lamaran dan menjadi istriku” ucap Pangeran Nasir lagi. Jossie terkejut dan berubah paras jelitanya mendengar hal itu.“Bukankah pangeran sudah dijodohkan dengan putri Sheeva?!” tanya Jossie lagi.“Tidak. putri Sheeva sudah meninggal. Sekarang aku ingin melamarmu!” ucap Pangeran Nasir lagi.“Sejak dulu aku selalu menyukaimu Jossie.. Kau pasti sudah tau itu” sambung Pangeran Nasir lagi. Jossie terdiam mendengar hal itu. Memang sejak dulu Panger
“Heaattt!”. Putri Jossie justru melompat tinggi menghindari serangan Pangeran Nasir. Melihat hal itu, Pangeran Nasirpun tak ingin serangannya lewat begitu saja. Begitu sosok Putri Jossie menghindari serangannya dengan melompat tinggi keatas, Pangeran Nasir serangan merubah serangannya dengan ikut melesat keatas. Bukannya terkejut dengan serangan itu, Putri Jossie justru terlihat tersenyum. Hal ini cukup mengejutkan bagi Pangeran Nasir.“Kenapa dia tersenyum. ah dia hanya menggertakku”. Batin Pangeran Nasir lagi tak mau ambil pusing dengan melanjutkan serangannya, Pangeran Nasir yakin ‘Telapak Dewa Api’ miliknya tak terkalahkan.Di udara, Putri Jossie tiba-tiba saja melakukan gerakan putaran yang sangat cepat sekali untuk menghindari serangan Pangeran Nasir dan langsung melancarkan serangan totokan 5 benuanya.Serangan yang tiba-tiba itu membuat Pangeran Nasir tak kuasa untuk menghindarinya, tapi Pangeran Nasi
Gubernur Giza kembali mengumpulkan semua orang di dalam kediaman megahnya. Termasuk Bintang dan keluarganya. Semua pandangan kini tampak menatap kearah Bintang dengan tatapan kagum, bahkan termasuk Gubernur Giza sendiri, Putri Jossie dan Putri Bonniepun ikut menatap kagum kearah Bintang, terutama Putri Jossie yang benar-benar berhutang nyawa kepada Bintang.“Saya benar-benar mengucapkan terima kasih yang tak terhingga untuk tuan Bintang. karena telah menyelamatkan Jossie” ucap Gubernur Giza lagi.“Saya hanya melakukan yang saya bisa tuan gubernur” ucap Bintang lagi dengan penuh kerendahan hati.“Kalau saya boleh tau, siapakah tuan ini sebenarnya?!” tanya Pangeran Nasir tiba-tiba.“Saya hanyalah seorang pengembara biasa pangeran”Pangeran Nasir sendiri tampak menatap kearah sosok Bintang dengan tatapan seksama, hingga akhirnya Pangeran Nasir tampak mengeluarkan sebuah gulungan kertas dari balik pakaian
“Terima kasih Sarah. kau memang istri yang baik” ucap Bintang lagi.“Tapi. maukah kakak berjanji sama Sarah” ucap Sarah pelan hingga menarik perhatian Bintang.“Apapun yang terjadi. kakak tidak akan pernah meninggalkan Sarah dan William” ucap Sarah tertunduk.Bintang dengan cepat mengangkat wajah Sarah yang tertunduk dengan tangannya.“Apa yang kau katakan Sarah.. Sarah adalah istri kakak. William adalah anak kita. Seumur hidup akan selalu kakak jaga dan kakak sayangi kalian berdua” ucap Bintang lagi hingga membuat wajah Sarah tersenyum sumringah.“Terima kasih kak. terima kasih” ucap Sarah lagi seraya kembali membenamkan dirinya dipelukan Bintang. Bintangpun membalasnya dengan erat dan hangat.Cukup lama keduanya kembali tenggelam dalam pelukan penuh kehangatan dan kemesraan itu hingga akhirnya Sarah kembali merenggangkan pelukannya.“Kakak mau Sarah pijit. Sarah liat
Beberapa hari kemudian, Bintang dan keluarganyapun berangkat dengan kapal layar yang dipersiapkan oleh Gubernur Giza. Putri Bonnie dan Putri Jossie juga ikut menyertai Bintang, bahkan Tuan muda Aziz yang sangat ingin juga berguru pada Bintang ikut menyertainya. Juga Pangeran Nasir yang sangat penasaran dengan sosok Bintang ikut mengantarkan Bintang dalam pelayaran. Pangeran Nasir ingin mengenal sosok Bintang lebih jauh. Mengenal seseorang yang menjadi buronan nomor 1 di Istana Timur tentu sangat penting bagi Pangeran Nasir. Dengan alasan keikutsertaannya akan membuat pelayaran mereka akan mudah, karena disetiap perbatasan, kapal mereka akan bisa berlayar tanpa pemeriksaan karena adanya Pangeran Nasir dikapal tersebut.Selama pelayaran itu pula mereka bisa mengenal Bintang lebih jauh, tentu saja informasi ini mereka dapatkan dari Bruce yang memang sangat suka menceritakan tentang kehebatan Bintang. Untunglah Bruce tidak mengetahui tentang apa yang terjadi pada Putri S
Keesokan harinya.Kapal layar yang Bintang tumpangi tampak mendekati sebuah pulau yang tidak cukup besar, tapi juga tidak cukup kecil. Semua menyangka kalau mereka akan mendarat dipulau itu, tapi Bintang justru meminta kapal layar yang mereka tumpangi berhenti sebelum mencapai pulau tersebut. Semua heran tapi Bintang hanya tersenyum seraya menatap kearah pulau.Semua yang berada diatas kapal mengikuti pandangan Bintang yang menatap kearah pulau tersebut dan tiba-tiba saja wajah-wajah mereka berubah. Dari arah sebelah kiri pulau tampak muncul sebuah kapal layar besar, bahkan ukurannya sangat besar sekali. Lebih besar dari kapal mewah yang Bintang tumpangi saat ini.Semua yang diatas kapal semakin terkejut saat melihat bendera dikapal besar itu.“Perompak” ucap Pangeran Nasir dan Tuan muda Aziz hampir bersamaan saat mengenali bendera tengkorak dikapal tersebut. Hampir saja Pangeran Nasir dan Tuan muda Aziz memerintahkan para prajurit yang ada di
Setelah melihat Jejaka Emas memahami maksud perkataannya, Bintang segera melangkah ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Berjarak 3 tombak dari Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, Bintang menghentikan langkahnya.“Tidak ada yang kalah juga tidak ada yang menang dalam sebuah peperangan. Lebih baik kita berdamai dan hidup berdampingan Ayah Mertua” ucap Bintang dengan menyebut Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sebagai ayah mertuanya. Tentu saja kenyataan itu tak bisa Bintang pungkiri. Walau bagaimana, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal adalah ayah mertua baginya.Tatapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal masih terlihat dingin kearahnya, dan terdengar suara beratnya. “Kenapa kau menolak untuk menjadi penguasa dunia, Bintang? Bukankah itu keinginan semua laki-laki didunia ini! Tahta dan Kekuasaan?!”Bintang menggeleng, lalu berkata, “Aku lebih suka kedamaian. Buat apa meraih kekuasaan, kalau hidup selalu tidak tenang” Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terdiam saat mendengar kata-kata Bintang.Binta
Semua terdiam!Sunyi!Tak ada satu suarapun yang terdengar, kecuali desau angin!Sementara itu, keadaan semua orang yang tadinya terpaku, kini sudah bisa bergerak, masing-masing saling menatap satu sama lain, lalu mengedarkan pandangan mereka ke arah sekitar. Apa yang baru saja terjadi, berasa seperti mimpi.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal pun masih terpaku berdiri ditempatnya, memandangi jari manis tangan kanannya yang sudah kosong, tidak ada lagi Cincin Sulaiman yang biasa terpatri.Di pihak Jejaka Emas, Bintang lebih dulu tersadar dengan keadaan yang terjadi. Masih terlihat keringat dingin di sekujur tubuh Bintang. Rasa sakit yang baru saja dialami oleh Bintang bukan sekedar dalam angan-angan, tapi Bintang benar-benar dapat merasakan bagaimana tubuhnya terhempas dengan keras ke sebuah alam, dimana di alam itu, berbagai macam orang dengan segala macam siksaannya. Bintang benar-benar merasakan kesakitan yang amat sangat yang membuat tubuhnya seperti ditusuk oleh ribuan
“Bangunlah kalian berdua!” kembali suara lembut tapi tegas itu terdengar menyapa keduanya, hampir bersamaan Bintang dan Jejaka Emas memalingkan wajah mereka kearah depan. Wajah keduanya berubah. Berjarak hanya beberapa tombak dihadapan mereka, terlihat sosok seorang laki-laki tua berwajah agung dan teduh. Mengenakan pakaian putih disekujur tubuhnya. Senyumnya terlihat begitu agung dan teduh. Bintang dan Jejaka Emas terkejut, karena tadi, tidak ada seorangpun yang ada ditempat itu selain mereka berdua.Lelaki tua berparas agung itu terlihat duduk diatas sebuah batu putih yang bila diperhatikan dengan seksama. Batu itu tidaklah menyentuh tanah, alias mengapung diudara.“Kemari!” Terdengar suara lembut dan tegas kembali menyapa Bintang dan Jejaka Emas. Walau keduanya tak melihat bibir lelaki tua itu bergerak, tapi Bintang dan Jejaka Emas yakin, kalau lelaki tua itulah yang menyuruh mereka.Lagi-lagi Bintang dan Jejaka Emas diliputi keheranan, karena tubuh mereka tiba-tiba saja bangkit be
Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat geram saat melihat tak satupun dari pihak lawan yang mau bersikap setia kepadanya. “Kalian semua rupanya benar-benar ingin mati, jangan katakan kalau aku tidak memberikan kalian kesempatan...” ucap Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berpaling kearah seluruh pasukannya yang ada dibelakangnya.“Bunuh mereka semua!”Satu perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah cukup untuk membuat pasukannya bergerak kedepan dengan senjata terhunus. Siap untuk membunuh lawan-lawan mereka yang sudah tak berdaya ditempatnya.Mendengar perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, membuat pucat wajah-wajah dari pihak lawannya. Sebagian mengeluarkan keringat dingin membayangkan kematian yang akan segera mendatangi mereka, sementara sebagian lagi tampak mampu bersikap tenang dan sudah siap menerima nasib, karena memang sejak awal pertempuran, mereka sudah siap untuk mati. Ada satu hal yang setidaknya membuat mereka mati dengan tenan
Sementara itu dipihak Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal juga ikut bingung melihat kejadian itu, Bintang yang kini tampak tengah diperebutkan oleh ke-4 wanita cantik. Di benak mereka terbersit pikiran, ‘Apa mereka tidak menyadari kalau saat ini tengah berperang’. Hal ini membuat semua orang geleng-geleng kepala melihatnya.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat menatap ke arah Bintang dengan tatapan dingin. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal maju beberapa langkah kedepan. Seketika keadaan riuh ditempat itu langsung berhenti. Hening. Bahkan keributan kecil diantara Bintang dengan ke-4 gadisnya juga ikut terhenti dan kini mereka ikut menatap kearah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tak ada yang bersuara, semua perhatian tertuju langsung ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tiba-tiba saja dari pihak seberang, sesosok tubuh melangkah kehadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Dia adalah Jejaka Emas. Jejaka Emas memang sangat kesal melihat keberuntungan Bintang yang dike
“Hai! Utusan Dewa. Kami akan menghentikan peperangan ini bila Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah terkalahkan, tapi bila tidak. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa!” Raja Munaliq Dari Timur memberikan jawaban diiringi anggukan oleh kedua raja jin lainnya, juga para prajurit yang berada dibawah kendali mereka.Apa yang dikatakan oleh Raja Munaliq Dari Timur memang tidak salah. Selama Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal tidak bisa dikalahkan, maka kemenangan akan selalu menjadi milik mereka. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa.Kini balik Una Lyn yang terlihat terdiam ditempatnya. Jejaka Emas yang melihat hal itu, segera beranjak maju untuk memberikan tanggapannya.Bleegaarrr!Sebuah suara keras ledakan terdengar keras membahana di tempat itu, begitu kerasnya sampai membuat tempat itu bergetar laksana digoncang gempa skala sedang. Ada yang jatuh terduduk karena tak kuat menahan getaran yang terjadi, tapi masih banyak pula y
Una Lyn sendiri terlihat melakukan salto beberapa kali diudara hingga akhirnya berhasil mendarat dengan mulus ditanah, sedangkan Ifrit juga mampu mendaratkan kedua kakinya ditanah, setelah terseret cukup jauh kebelakang. Darah terlihat merembes dimulut keduanya, sebagai tanda luka dalam yang mereka derita.Seakan tak ingin membuat waktu percuma, Una Lyn terlihat langsung mengangkat tangannya yang tengah memegang pedang naga emas keatas.Wusshh..!Bayangan seekor naga emas melesat keluar dari hulu pedang ditangan Una Lyn. Sementara itu di ujung sana, Ifrit pun terlihat tak ingin tinggla diam.Dugghh!Tongkat ditangannya dihentakkan ke tanah.Wusshh..! Wusshh..! Wusshh..!Banyak sosok bayangan hitam yang keluar dari kepala tongkat dan sosok-sosok bayangan hitam itu tampak membentuk wujud-wujud jin yang tak terhitung jumlahnya yang hampir memenuhi langit. Di tempatnya, Una Lyn cukup terkejut melihat pamer kesaktian yang diperlihatkan oleh Ifrit. Ternyata Ifrit mampu mengeluarkan banyak j
Dughh! Seiring dengan itu Ifrit menghentakkan tongkat ditangannya ke bawah.Werrrr...! gelombang energi terpancar keluar dari tubuh Ifrit yang langsung menyapu seluruh tempat itu. Terjadi keanehan! Pemandangan mencengangkan terjadi. Waktu seolah berhenti, bangsa jin yang tengah bertempur satu sama lain, terdiam seperti patung. Semuanya berhenti bergerak, bukan saja yang ada di tanah, tapi juga yang ada diudara ikut berhenti bergerak.Baik bangsa manusia, bangsa jin, maupun para dewa-dewi, bahkan Jejaka Emas pun ikut berdiri mematung ditempatnya berada. Terlihat perubahan diwajah semua orang, termasuk Jejaka Emas yang berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan dirinya agar bisa kembali bergerak, tapi sejauh ini hanya gerakan yang sangat lamban yang terlihat. Tak ada yang mampu menggerakan tubuh mereka. Sementara itu, di pihak Ifrit, mereka semua tahu, kalau ini adalah salah satu kemampuan Ifrit yang bisa menghentikan waktu.Di depan sana, terlihat Ifrit tersenyum sinis melihat ke arah Jej
Jejaka Emas tak memberi kesempatan sedikitpun bagi Ifrit untuk menghela nafas. Serangan gelang dewanya terus menghantam sosok Ifrit.Sosok Ifrit yang melayang diatas tanah, terus terdesak mundur. Entah sudah belasan ataupun berpuluh-puluh kali serangan gelang dewa menghantam sosoknya, tapi walaupun terdesak. Ifrit sedikitpun tidak terlihat terluka.Jejaka Emas yang melihat hal itu, harus mengakui kekuatan dan kekebalan tubuh Ifrit, tapi anehnya seraya terus melesatkan serangan gelang-gelang dewanya, Jejaka Emas justru tertawa-tawa. Hal ini dikarenakan sosok Ifrit yang terkena serangan beruntun gelang dewanya dari berbagai arah, membuat tubuh Ifrit yang melayang diudara itu tampak terdorong ke kanan, ke kiri, ke belakang dan kedepan, Ifrit seperti tengah berjoget atau bergoyang dangdut. Hal ini pula yang membuat Jejaka Emas kemudian tertawa tergelak-gelak. Bangsa Jin yang ada ditempat itupun bingung dan heran, kenapa Jejaka Emas bertarung sambil tergelak-gelak sendiri.Ifrit terus dig