Disaat Pangeran Khalil Sultan terdesak sangat hebat, tiba-tiba saja Pangeran Khalil Sultan melompat mundur kebelakang. Bintang tidak mengejarnya.
Kreeetttt !!! Kreeetttt !!!
Cakar dikedua tangan Pangeran Khalil Sultan, kembali masuk kedalam sarungnya, dan Pangeran Khalil Sultan terlihat meraih sesuatu dari balik sabuk pinggangnya. Sebuah botol berisi cairan terlihat ditangan Pangeran Khalil Sultan.
Glukk ! Glukk ! Glukk !
Tanpa ragu, Pangeran Khalil Sultan tampak langsung meneguk air yang ada didalam botol kecil tersebut, dan ;
“Auuurggghhh!” tiba-tiba saja sosok Pangeran Khalil Sultan mengeluarkan lolongan panjang seperti seekor srigala. Pangeran Khalil Sultan mulai tampak melepaskan pakaian atas yang dimilikinya dan tatto yang ada dimata sebelah kanan Pangeran Khalil Sultan tampak mengeluarkan sinar putih biru yang secara perlahan tatto itu menjalar keseluruh wajah Pangeran Khalil Sultan, turun ke leher, terus kedada, perut dan akhirn
ISTANA TIMUR GEGER. Pangeran Khalil Sultan beserta para prajuritnya yang baru saja kembali dari perburuan, pulang dalam keadaan terluka parah bersama kedua pengawalnya, sedangkan belasan orang prajurit yang ikut bersamanya tampak babak belur. Sultan Timur Lenk yang menyambutnya sampai terkejut melihat keadaan Pangeran Khalil Sultan dan para prajurtnya. “TABIB!” Sultan Timur langsung berteriak keras memanggil para tabib istana. Belasan orang tabib istana langsung datang dengan cepat memeriksa keadaan Pangeran Khalil Sultan dan pengawalnya yang datang dalam keadaan ditandu. Walau sebenarnya Sultan Timur sangat ingin bertanya apa yang telah terjadi pada putra mahkotanya, tapi hal itu ditahannya, karena melihat keadaan putranya yang lebih membutuhkan perawatan. Sultan Timur langsung mengumpulkan seluruh pejabat kerajaannya, juga para panglima dan komandan angkatan bersenjatanya, rapat darurat akan diadakan oleh Sultan Timur. Tak perlu menunggu lama, dalam sekejap aula me
Beberapa hari kemudian.Ditempat kediaman Gubernur Al-Musta'sim.Bintang sudah kembali ke tempat kediaman Gubernur Al-Musta'sim semalam, dan Bintang langsung menceritakan tentang perihal keberadaan ayah Sheeva dari informasi yang didapat Bintang, kalau Sultan Ahmad Jalair telah melarikan diri ke Mesir. Sheeva yang mendengar ayahnya selamat sangat bahagia mendengarnya. Tapi tentu saja Bintang tak menceritakan tentang peristiwa pertarungannya dengan Pangeran Khalil Sultan.Pagi itu, bersama Bintang dan Bruce, Sheeva tampak menghadap Gubernur Al-Musta'sim.“Kebetulan sekali tuan Bintang kemari!” ucap Gubernur Al-Musta'sim tiba-tiba hingga mengejutkan Bintang dan Sheeva yang kemudian saling pandang satu sama lain.“Memangnya ada apa tuan gubernur?” tanya BintangGubernur Al-Musta'sim tampak mengambil segulungan kertas dari atas mejanya dan segera menyerahkannya kepada Bintang. Bintang segera menerima dan membukanya, bersa
ISTANA TIMUR.Sultan Timur tampak berjalan dengan diiringi oleh Penasehat Malik. Keduanya tampak tengah menuju ke sebuah ruang yang dijaga oleh 10 orang prajurit bersenjata lengkap. Begitu melihat Sultan Timur datang bersama Penasehat Malik, ke-10 orang prajurit terlihat dengan cepat menjura hormat.Sultan Timur hanya terlihat mengangkat tangannya, dua orang prajurit terlihat dengan segera membuka pintu ruangan tersebut. Bersama Penasehat Malik, Sultan Timur segera memasuki ruangan tersebut. Di dalamnya terlihat 10 orang tabib yang juga langsung menjura hormat begitu melihat sosok Sultan Timur masuk bersama Penasehat Malik.“Ayah!” seorang pemuda yang tengah bersandar diperaduan terlihat ikut menjura hormat.“Bagaimana keadaanmu hari ini khalil?” tanya Sultan Timur kepada pemuda tersebut yang tak lain adalah Pangeran Khalil Sultan. Sekujur tubuh Pangeran Khalil Sultan terlihat dibaluti kain perban, termasuk kepalanya, hanya wajah s
Malam itu adalah malam bulan purnama, sinarnya yang terang menyinari sebagian permukaan bumi, karena dibelahan bumi lain hari masih siang. Malam yang semakin larut, membuat mata dengan cepat mengantuk, apalagi dihutan belantara yang menjadi tempat Bintang dan yang lain menginap, hanya suara-suara binatang malam yang terdengar hingga menambah suasana tidur semakin lelap.Di dalam gubuk yang sederhana tersebut, tak ada perabotan ataupun ranjang, hanya ruangan berukuran 3x3 saja, dan semuanya terlihat cukup menikmati dengan berbaring dilantai beralaskan tikar. Bruce terlihat tidur dengan dipeluk oleh Sheeva. Sementara sosok Bintang sendiri tampak masih duduk bersila, Bintang sepertinya tengah melakukan tapa bratanya.Ruangan gubuk yang hanya diterangi oleh lampu teplok, sebuah lampu yang nyalanya dari sumbu yg dibakar. Di antara keremangan malam, terlihat sepasang mata yang masih terbuka, mata indah itu adalah milik Putri Sheeva. Pandangan Sheeva tampak selalu tertuju kea
Siang itu, Bintang dan rombongan tiba disebuah dataran gurun tandus, disejauh mata memandang hanya dataran gersang dan gurun tandus yang terlihat. Wahid terus memacu kereta kudanya untuk melewati dataran gurun tandus dan gersang tersebut. Sejenak Bintang menatap kearah atas, tapi bukan matahari yang bersinar teriak siang itu yang dilihat Bintang saat ini, melainkan seekor elang yang terbang berputar-putar diatas kepala mereka.“Ada apa tuan?” tanya Wahid ikut-ikutan menatap kearah atas.“Kau lihat elang itu Wahid!” ucap Bintang lagi.“Ya.. saya melihatnya tuan, memangnya ada apa tuan?”“Ada yang aneh dengan elang itu Wahid, sejak tadi.. dia terus berputar-putar mengikuti kita” ucap Bintang lagi.“Terus waspada Wahid” ucap Bintang lagi memperingatkan. Mendengar ucapan Bintang, Wahidpun segera bersikap waspada.Baru saja Bintang memperingatkan hal itu, tiba-tiba saja Bintang menolehka
Sore itu, Bintang dan rombongan tiba disebuah jalan yang diapit oleh 2 bukit terjal. Bintang tampak mengedarkan pandangannya kesekeliling.Wahid tiba-tiba saja menghentikan kereta kuda yang mereka tumpangi. Hal ini membuat Bruce, Sheeva dan Tatyana yang ada didalam kereta memunculkan kepala mereka. Karena ketiganya heran kenapa kereta mereka berhenti.Di depan, beberapa tombak dari hadapan kereta kuda, tampak sebuah batu berukuran sangat besar telah menghalangi jalan. Dan seiring dengan itu, tiba-tiba saja dari atas-atas tebing bermunculan sosok-sosok tubuh yang jumlahnya puluhan orang, semuanya tampak mengenakan pakaian jubah serba hitam dengan penutup kepala seperti sorban juga berwarna hitam. Ditangan mereka tampak pedang-pedang melengkung khas timur tengah.Salah seorang yang sepertinya merupakan pemimpin mereka tampak berdiri berkacak pinggang, wajahnya tampak dipenuhi oleh jambang tebal.“Kalau tak ingin nyawa melayang, segera tinggalkan baran
Sore itu, Bintang dan rombongan tiba disebuah desa nelayan yang cukup ramai padat penduduknya. Dari masyarakat awam sampai saudagar hingga pendekar singgah di desa tersebut, karena untuk mencapai Mesir, desa nelayan ini adalah yang terdekat untuk menyeberang ke Mesir, jadi bila orang yang ingin menyeberang tiba di desa tersebut pada sore hari, biasanya mereka akan menginap dulu didesa tersebut, baru besok menyeberang, hal ini pula yang membuat desa nelayan itu banyak dibuat penginapan untuk orang yang ingin menyeberang tapi untuk sementara menginap didesa nelayan tersebut.Demikian pula halnya saat ini, Bintang dan rombongan terpaksa harus menginap satu malam untuk melanjutkan perjalanan keesokan harinya. Untungnya Bintang masih menemukan rumah penduduk yang masih ada kosong 3 kamar untuk disewakan. Semua kamar diambil. Sheeva, Tatyana dan Bruce satu kamar, Bintang satu kamar dan Wahid satu kamar.Malam itu, badai sedang terjadi, angin yang datang dari arah laut terlih
Lima bayangan hitam berkelebat cepat diantara kegelapan malam, diantara badai angin yang sangat keras berhembus, disalah satu bayangan hitam tersebut, tampak sesosok tubuh terpanggul dipundaknya, dan jika kita melihat lebih teliti, sosok yang terpanggul itu adalah Putri Sheeva. Kelima bayangan hitam yang terlihat hanya matanya itu tampak terus berkelebat cepat diantara badai angin.Sosok yang berada didepan terlihat berhenti, hingga ke-4 bayangan hitam dibelakangnya juga ikut berhenti. Terlihatlah lima sosok ninja yang salah satunya tengah memanggul sosok Putri Sheeva. Ninja yang berada didepan terlihat mengambil sesuatu dari balik pakaian hitamnya, ternyata adalah sebuah kompas penunjuk arah.“Kita harus terus bergerak cepat ke selatan!” ucap sosok yang berada didepan.“Baik!” terdengar ke-4 ninja dibelakangnya menjawab serentak.Serrrrr !!! Serrrrr !!! Serrrrr !!!Kelima ninja inipun kembali berkelebat kearah selatan