Share

114. Bagian 4

Penulis: KSATRIA PENGEMBARA
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Malam itu adalah malam bulan purnama, sinarnya yang terang menyinari sebagian permukaan bumi, karena dibelahan bumi lain hari masih siang. Malam yang semakin larut, membuat mata dengan cepat mengantuk, apalagi dihutan belantara yang menjadi tempat Bintang dan yang lain menginap, hanya suara-suara binatang malam yang terdengar hingga menambah suasana tidur semakin lelap.

Di dalam gubuk yang sederhana tersebut, tak ada perabotan ataupun ranjang, hanya ruangan berukuran 3x3 saja, dan semuanya terlihat cukup menikmati dengan berbaring dilantai beralaskan tikar. Bruce terlihat tidur dengan dipeluk oleh Sheeva. Sementara sosok Bintang sendiri tampak masih duduk bersila, Bintang sepertinya tengah melakukan tapa bratanya.

Ruangan gubuk yang hanya diterangi oleh lampu teplok, sebuah lampu yang nyalanya dari sumbu yg dibakar. Di antara keremangan malam, terlihat sepasang mata yang masih terbuka, mata indah itu adalah milik Putri Sheeva. Pandangan Sheeva tampak selalu tertuju kea

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Ksatria Pengembara Season 2   114. Bagian 5

    Siang itu, Bintang dan rombongan tiba disebuah dataran gurun tandus, disejauh mata memandang hanya dataran gersang dan gurun tandus yang terlihat. Wahid terus memacu kereta kudanya untuk melewati dataran gurun tandus dan gersang tersebut. Sejenak Bintang menatap kearah atas, tapi bukan matahari yang bersinar teriak siang itu yang dilihat Bintang saat ini, melainkan seekor elang yang terbang berputar-putar diatas kepala mereka.“Ada apa tuan?” tanya Wahid ikut-ikutan menatap kearah atas.“Kau lihat elang itu Wahid!” ucap Bintang lagi.“Ya.. saya melihatnya tuan, memangnya ada apa tuan?”“Ada yang aneh dengan elang itu Wahid, sejak tadi.. dia terus berputar-putar mengikuti kita” ucap Bintang lagi.“Terus waspada Wahid” ucap Bintang lagi memperingatkan. Mendengar ucapan Bintang, Wahidpun segera bersikap waspada.Baru saja Bintang memperingatkan hal itu, tiba-tiba saja Bintang menolehka

  • Ksatria Pengembara Season 2   114. Bagian 6

    Sore itu, Bintang dan rombongan tiba disebuah jalan yang diapit oleh 2 bukit terjal. Bintang tampak mengedarkan pandangannya kesekeliling.Wahid tiba-tiba saja menghentikan kereta kuda yang mereka tumpangi. Hal ini membuat Bruce, Sheeva dan Tatyana yang ada didalam kereta memunculkan kepala mereka. Karena ketiganya heran kenapa kereta mereka berhenti.Di depan, beberapa tombak dari hadapan kereta kuda, tampak sebuah batu berukuran sangat besar telah menghalangi jalan. Dan seiring dengan itu, tiba-tiba saja dari atas-atas tebing bermunculan sosok-sosok tubuh yang jumlahnya puluhan orang, semuanya tampak mengenakan pakaian jubah serba hitam dengan penutup kepala seperti sorban juga berwarna hitam. Ditangan mereka tampak pedang-pedang melengkung khas timur tengah.Salah seorang yang sepertinya merupakan pemimpin mereka tampak berdiri berkacak pinggang, wajahnya tampak dipenuhi oleh jambang tebal.“Kalau tak ingin nyawa melayang, segera tinggalkan baran

  • Ksatria Pengembara Season 2   114. Bagian 7

    Sore itu, Bintang dan rombongan tiba disebuah desa nelayan yang cukup ramai padat penduduknya. Dari masyarakat awam sampai saudagar hingga pendekar singgah di desa tersebut, karena untuk mencapai Mesir, desa nelayan ini adalah yang terdekat untuk menyeberang ke Mesir, jadi bila orang yang ingin menyeberang tiba di desa tersebut pada sore hari, biasanya mereka akan menginap dulu didesa tersebut, baru besok menyeberang, hal ini pula yang membuat desa nelayan itu banyak dibuat penginapan untuk orang yang ingin menyeberang tapi untuk sementara menginap didesa nelayan tersebut.Demikian pula halnya saat ini, Bintang dan rombongan terpaksa harus menginap satu malam untuk melanjutkan perjalanan keesokan harinya. Untungnya Bintang masih menemukan rumah penduduk yang masih ada kosong 3 kamar untuk disewakan. Semua kamar diambil. Sheeva, Tatyana dan Bruce satu kamar, Bintang satu kamar dan Wahid satu kamar.Malam itu, badai sedang terjadi, angin yang datang dari arah laut terlih

  • Ksatria Pengembara Season 2   114. Bagian 8

    Lima bayangan hitam berkelebat cepat diantara kegelapan malam, diantara badai angin yang sangat keras berhembus, disalah satu bayangan hitam tersebut, tampak sesosok tubuh terpanggul dipundaknya, dan jika kita melihat lebih teliti, sosok yang terpanggul itu adalah Putri Sheeva. Kelima bayangan hitam yang terlihat hanya matanya itu tampak terus berkelebat cepat diantara badai angin.Sosok yang berada didepan terlihat berhenti, hingga ke-4 bayangan hitam dibelakangnya juga ikut berhenti. Terlihatlah lima sosok ninja yang salah satunya tengah memanggul sosok Putri Sheeva. Ninja yang berada didepan terlihat mengambil sesuatu dari balik pakaian hitamnya, ternyata adalah sebuah kompas penunjuk arah.“Kita harus terus bergerak cepat ke selatan!” ucap sosok yang berada didepan.“Baik!” terdengar ke-4 ninja dibelakangnya menjawab serentak.Serrrrr !!! Serrrrr !!! Serrrrr !!!Kelima ninja inipun kembali berkelebat kearah selatan

  • Ksatria Pengembara Season 2   114. Bagian 9

    Sesosok tubuh tampak berdiri ditengah-tengah badai gurun tandus disepanjang mata memandang, hanya hamparan gurun tandus yang terlihat, debu-debu tampak berterbangan tertiup angin kesana kemari. Ada bau yang sangat menyengat yang begitu terasa didataran gurun tandus tersebut. Bau tersebut berasal dari puluhan mayat yang bergelimpangan dihadapan sosok yang tengah berdiri tersebut. Sosok yang tak lain adalah Bintang tampak mendekati mayat-mayat yang bergelimpangan tersebut.Ada yang mengherankan bagi Bintang melihat mayat-mayat yang bergelimpangan dihadapannya tersebut. Beberapa mayat tampak seperti saling membunuh satu sama lain, hal ini dapat terlihat dari beberapa mayat yang terlihat menusuk temannya sendiri dan dibalas oleh temannya tersebut hingga keduanya tewas dalam keadaan yang saling menusuk teman sendiri. Bahkan ada mayat yang sepertinya membunuh dirinya sendiri.Beberapa mayat yang juga diperiksa oleh Bintang tampak tewas oleh sabetan sebuah senjata yang bukan

  • Ksatria Pengembara Season 2   114. Bagian 10

    Rona keemasan baru saja terlihat di ufuk timur saat sesosok bayangan tampak berkelebat cepat di antara tebing-tebing bebatuan. Dipuncak bebatuan tertinggi, sosok kelebatan ini berhenti. Dan terlihatlah sosok Bintang yang tengah memanggul sesosok tubuh yang terbungkus selimut tebal.Bintang tampak memperhatikan keadaan dibawahnya dari ketinggian tempatnya berada saat ini, tak lama Bintang kembali berkelebat. Sebuah goa kecil yang menjadi tujuan Bintang saat ini. Tanpa ragu, Bintangpun segera melesat masuk kedalam goa tersebut, untunglah tidak terlalu sempit dan cukup dalam.Setelah berada didalam, dengan lembut Bintang meletakkan sosok Putri Sheeva yang dipanggulnya ketanah dan Bintang mulai membuka selimut tebal yang membungkus tubuh Putri Sheeva.Crassshhhh !!!Tiba-tiba saja sebuah belati sudah menancap didada atas sebelah kanan Bintang, rupanya Putri Sheeva yang telah melakukannya, dan terlambat bagi Bintang untuk menghindar karena memang Bintang tak p

  • Ksatria Pengembara Season 2   114. Bagian 11

    “Apa yang Sheeva lakukan?” tanya Bintang bingung.“Sheeva pernah belajar cara mengobati luka kak, pertama-tama luka kakak harus dibersihkan agar tidak terinfeksi” ucap Sheeva lagi menjelaskan hingga membuat Bintang mengerti.Untunglah Bintang membawa sebotol kendi air minum dan air itu kemudian direbus oleh Sheeva, dan setelah semuanya siap, Sheevapun kembali mendekati Bintang dengan membawa air tersebut.Breeettt !!!Tanpa ragu Sheeva merobek pakaiannya dibagian bawah, hingga kakinya yang mulus kini terlihat oleh Bintang. Sheeva tampak membagi beberapa potongan kain dan Sheeva juga melepaskan gelang emas yang dikenakannya.“Gigit ini kak!” ucap Sheeva menyuruh Bintang untuk menggigit gelang yang telah diberikannya. Bintang hanya mengikuti apa yang diperintahkan oleh Sheeva.“Sekarang Sheeva akan mencabut belati ini, kakak tahan ya!” ucap Sheeva lagi. Karena mulutnya tersumpal gelang, Bin

  • Ksatria Pengembara Season 2   114. Bagian 12

    Sebelas orang ninja tampak berkelebat cepat diantara tebing-tebing bebatuan yang curam, gerakan mereka terlihat sangat ringan sekali, seakan-akan melompat dari satu tebing ke tebing yang lain sangatlah mudah mereka lakukan. Sesekali terlihat gerakan mereka terhenti, dan terlihatlah bagaimana beberapa orang ninja tampak mampu menempel didinding-dinding tebing yang curam, sungguh mengagumkan, selain memiliki ilmu peringan tubuh yang sangat tinggi, para ninja juga orang-orang terlatih dalam bidangnya. Salah seorang diantara mereka terlihat terus memberikan arahan dengan tangannya.“Komandan kiri, disana!” ucap salah seorang ninja tiba-tiba saja menunjuk kesuatu arah hingga semua pandangan para ninja langsung menuju kearah yang ditunjuk. Sebuah bayangan berkelebat cepat menjauh dari mereka.“Kejar!” ucap salah satu ninja lagi dengan cepat berkelebat mengejar.Kesebelas ninjapun dengan cepat berkelebat mengejar sosok bayangan tersebut.

Bab terbaru

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 17

    Setelah melihat Jejaka Emas memahami maksud perkataannya, Bintang segera melangkah ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Berjarak 3 tombak dari Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, Bintang menghentikan langkahnya.“Tidak ada yang kalah juga tidak ada yang menang dalam sebuah peperangan. Lebih baik kita berdamai dan hidup berdampingan Ayah Mertua” ucap Bintang dengan menyebut Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sebagai ayah mertuanya. Tentu saja kenyataan itu tak bisa Bintang pungkiri. Walau bagaimana, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal adalah ayah mertua baginya.Tatapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal masih terlihat dingin kearahnya, dan terdengar suara beratnya. “Kenapa kau menolak untuk menjadi penguasa dunia, Bintang? Bukankah itu keinginan semua laki-laki didunia ini! Tahta dan Kekuasaan?!”Bintang menggeleng, lalu berkata, “Aku lebih suka kedamaian. Buat apa meraih kekuasaan, kalau hidup selalu tidak tenang” Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terdiam saat mendengar kata-kata Bintang.Binta

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 16

    Semua terdiam!Sunyi!Tak ada satu suarapun yang terdengar, kecuali desau angin!Sementara itu, keadaan semua orang yang tadinya terpaku, kini sudah bisa bergerak, masing-masing saling menatap satu sama lain, lalu mengedarkan pandangan mereka ke arah sekitar. Apa yang baru saja terjadi, berasa seperti mimpi.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal pun masih terpaku berdiri ditempatnya, memandangi jari manis tangan kanannya yang sudah kosong, tidak ada lagi Cincin Sulaiman yang biasa terpatri.Di pihak Jejaka Emas, Bintang lebih dulu tersadar dengan keadaan yang terjadi. Masih terlihat keringat dingin di sekujur tubuh Bintang. Rasa sakit yang baru saja dialami oleh Bintang bukan sekedar dalam angan-angan, tapi Bintang benar-benar dapat merasakan bagaimana tubuhnya terhempas dengan keras ke sebuah alam, dimana di alam itu, berbagai macam orang dengan segala macam siksaannya. Bintang benar-benar merasakan kesakitan yang amat sangat yang membuat tubuhnya seperti ditusuk oleh ribuan

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 15

    “Bangunlah kalian berdua!” kembali suara lembut tapi tegas itu terdengar menyapa keduanya, hampir bersamaan Bintang dan Jejaka Emas memalingkan wajah mereka kearah depan. Wajah keduanya berubah. Berjarak hanya beberapa tombak dihadapan mereka, terlihat sosok seorang laki-laki tua berwajah agung dan teduh. Mengenakan pakaian putih disekujur tubuhnya. Senyumnya terlihat begitu agung dan teduh. Bintang dan Jejaka Emas terkejut, karena tadi, tidak ada seorangpun yang ada ditempat itu selain mereka berdua.Lelaki tua berparas agung itu terlihat duduk diatas sebuah batu putih yang bila diperhatikan dengan seksama. Batu itu tidaklah menyentuh tanah, alias mengapung diudara.“Kemari!” Terdengar suara lembut dan tegas kembali menyapa Bintang dan Jejaka Emas. Walau keduanya tak melihat bibir lelaki tua itu bergerak, tapi Bintang dan Jejaka Emas yakin, kalau lelaki tua itulah yang menyuruh mereka.Lagi-lagi Bintang dan Jejaka Emas diliputi keheranan, karena tubuh mereka tiba-tiba saja bangkit be

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 14

    Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat geram saat melihat tak satupun dari pihak lawan yang mau bersikap setia kepadanya. “Kalian semua rupanya benar-benar ingin mati, jangan katakan kalau aku tidak memberikan kalian kesempatan...” ucap Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berpaling kearah seluruh pasukannya yang ada dibelakangnya.“Bunuh mereka semua!”Satu perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah cukup untuk membuat pasukannya bergerak kedepan dengan senjata terhunus. Siap untuk membunuh lawan-lawan mereka yang sudah tak berdaya ditempatnya.Mendengar perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, membuat pucat wajah-wajah dari pihak lawannya. Sebagian mengeluarkan keringat dingin membayangkan kematian yang akan segera mendatangi mereka, sementara sebagian lagi tampak mampu bersikap tenang dan sudah siap menerima nasib, karena memang sejak awal pertempuran, mereka sudah siap untuk mati. Ada satu hal yang setidaknya membuat mereka mati dengan tenan

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 13

    Sementara itu dipihak Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal juga ikut bingung melihat kejadian itu, Bintang yang kini tampak tengah diperebutkan oleh ke-4 wanita cantik. Di benak mereka terbersit pikiran, ‘Apa mereka tidak menyadari kalau saat ini tengah berperang’. Hal ini membuat semua orang geleng-geleng kepala melihatnya.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat menatap ke arah Bintang dengan tatapan dingin. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal maju beberapa langkah kedepan. Seketika keadaan riuh ditempat itu langsung berhenti. Hening. Bahkan keributan kecil diantara Bintang dengan ke-4 gadisnya juga ikut terhenti dan kini mereka ikut menatap kearah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tak ada yang bersuara, semua perhatian tertuju langsung ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tiba-tiba saja dari pihak seberang, sesosok tubuh melangkah kehadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Dia adalah Jejaka Emas. Jejaka Emas memang sangat kesal melihat keberuntungan Bintang yang dike

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 12

    “Hai! Utusan Dewa. Kami akan menghentikan peperangan ini bila Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah terkalahkan, tapi bila tidak. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa!” Raja Munaliq Dari Timur memberikan jawaban diiringi anggukan oleh kedua raja jin lainnya, juga para prajurit yang berada dibawah kendali mereka.Apa yang dikatakan oleh Raja Munaliq Dari Timur memang tidak salah. Selama Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal tidak bisa dikalahkan, maka kemenangan akan selalu menjadi milik mereka. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa.Kini balik Una Lyn yang terlihat terdiam ditempatnya. Jejaka Emas yang melihat hal itu, segera beranjak maju untuk memberikan tanggapannya.Bleegaarrr!Sebuah suara keras ledakan terdengar keras membahana di tempat itu, begitu kerasnya sampai membuat tempat itu bergetar laksana digoncang gempa skala sedang. Ada yang jatuh terduduk karena tak kuat menahan getaran yang terjadi, tapi masih banyak pula y

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 11

    Una Lyn sendiri terlihat melakukan salto beberapa kali diudara hingga akhirnya berhasil mendarat dengan mulus ditanah, sedangkan Ifrit juga mampu mendaratkan kedua kakinya ditanah, setelah terseret cukup jauh kebelakang. Darah terlihat merembes dimulut keduanya, sebagai tanda luka dalam yang mereka derita.Seakan tak ingin membuat waktu percuma, Una Lyn terlihat langsung mengangkat tangannya yang tengah memegang pedang naga emas keatas.Wusshh..!Bayangan seekor naga emas melesat keluar dari hulu pedang ditangan Una Lyn. Sementara itu di ujung sana, Ifrit pun terlihat tak ingin tinggla diam.Dugghh!Tongkat ditangannya dihentakkan ke tanah.Wusshh..! Wusshh..! Wusshh..!Banyak sosok bayangan hitam yang keluar dari kepala tongkat dan sosok-sosok bayangan hitam itu tampak membentuk wujud-wujud jin yang tak terhitung jumlahnya yang hampir memenuhi langit. Di tempatnya, Una Lyn cukup terkejut melihat pamer kesaktian yang diperlihatkan oleh Ifrit. Ternyata Ifrit mampu mengeluarkan banyak j

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 10

    Dughh! Seiring dengan itu Ifrit menghentakkan tongkat ditangannya ke bawah.Werrrr...! gelombang energi terpancar keluar dari tubuh Ifrit yang langsung menyapu seluruh tempat itu. Terjadi keanehan! Pemandangan mencengangkan terjadi. Waktu seolah berhenti, bangsa jin yang tengah bertempur satu sama lain, terdiam seperti patung. Semuanya berhenti bergerak, bukan saja yang ada di tanah, tapi juga yang ada diudara ikut berhenti bergerak.Baik bangsa manusia, bangsa jin, maupun para dewa-dewi, bahkan Jejaka Emas pun ikut berdiri mematung ditempatnya berada. Terlihat perubahan diwajah semua orang, termasuk Jejaka Emas yang berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan dirinya agar bisa kembali bergerak, tapi sejauh ini hanya gerakan yang sangat lamban yang terlihat. Tak ada yang mampu menggerakan tubuh mereka. Sementara itu, di pihak Ifrit, mereka semua tahu, kalau ini adalah salah satu kemampuan Ifrit yang bisa menghentikan waktu.Di depan sana, terlihat Ifrit tersenyum sinis melihat ke arah Jej

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 9

    Jejaka Emas tak memberi kesempatan sedikitpun bagi Ifrit untuk menghela nafas. Serangan gelang dewanya terus menghantam sosok Ifrit.Sosok Ifrit yang melayang diatas tanah, terus terdesak mundur. Entah sudah belasan ataupun berpuluh-puluh kali serangan gelang dewa menghantam sosoknya, tapi walaupun terdesak. Ifrit sedikitpun tidak terlihat terluka.Jejaka Emas yang melihat hal itu, harus mengakui kekuatan dan kekebalan tubuh Ifrit, tapi anehnya seraya terus melesatkan serangan gelang-gelang dewanya, Jejaka Emas justru tertawa-tawa. Hal ini dikarenakan sosok Ifrit yang terkena serangan beruntun gelang dewanya dari berbagai arah, membuat tubuh Ifrit yang melayang diudara itu tampak terdorong ke kanan, ke kiri, ke belakang dan kedepan, Ifrit seperti tengah berjoget atau bergoyang dangdut. Hal ini pula yang membuat Jejaka Emas kemudian tertawa tergelak-gelak. Bangsa Jin yang ada ditempat itupun bingung dan heran, kenapa Jejaka Emas bertarung sambil tergelak-gelak sendiri.Ifrit terus dig

DMCA.com Protection Status