Entah sudah berapa lama Bintang berada di Goa Sembilan Dewa bersama kakek Huang, karena Bintang tak pernah menghitungnya, bahkan anehnya selama berada ditempat itu, tidak sekalipun Bintang merasakan lapar, kalaupun ingin makan, tiba-tiba saja diatas meja batu yang ada ditelapak tangan patung dewa raksasa sudah tersedia makanan dan buah-buahan yang sangat enak dan lezat rasanya, keanehan itu tak pernah Bintang tanyakan karena Bintang meyakini semua yang terjadi ditempat itu merupakan salah satu kesaktian yang dimiliki oleh kakek Huang da di. Sejak mendengar nama kakek Huang da di dari gurunya Raja Penidur, Bengawan Cakra Buana dan mbah suro yang selalu menceritakan bagaimana hebatnya sepak terjang Manusia ½ Dewa sewaktu mengembara di Tanah Jawa, sejak itulah Bintang sangat mengagumi kakek Huang da di, Bintang sungguh tak menyangka akan dapat bertemu langsung dengan orang yang selama ini cuma berada di angan dan impiannya saja.
Saat itu malam tiba, ini terlihat
Beberapa waktu berlalu, dibawah bimbingan langsung kakek Huang, Bintang akhirnya mampu menggabungkan jurus Kijang Kelana dan 8 Langkah Pemabuknya, hingga terciptalah sebuah jurus baru perpaduan diantara keduanya, kakek Huang memberikan nama jurus tersebut dengan nama jurus Kelana Pemabuk. Jurus sempurna yang saling menutupi kelemahan dari jurus masing-masing, dimana jurus 8 Langkah Pemabuk menutupi kelemahan jurus Kijang Kelana dari serangan atas, sedangkan jurus Kijang Kelana menutupi kelemahan jurus 8 Langkah Pemabuk yang memiliki kelemahan serangan bawah yang beruntun.Saat ini kakek Huang juga tengah memperhatikan Bintang yang sedang memperagakan jurus Kelana Pemabuk yang baru saja disempurnakan, beberapa kali terlihat kakek Huang mengangguk-angguk kepalanya. Wajahnya terlihat tersenyum puas.“Bagus... Bagus sekali Bintang”. Ucap kakek Huang memberikan pujian saat Bintang mengakhiri
“Sekarang coba kau tahan nafasmu, salurkan inti Tuah Petir melalui jalur nadi dikedua telapak tanganmu”. Tanpa banyak membantah Bintang mengikuti petunjuk yang diberikan oleh kakek Huang. “Apa yang kau rasakan sekarang Bintang?”.“Aku merasakan kekuatan Tuah Petirku sangat luar biasa dikedua telapak tanganku kek..”“Bagus, coba sekarang kau gabungkan dua tenaga Tuah Petir yang ada di kedua telapak tanganmu itu... lalu hantamkan kearah batu besar itu”. Ucap kakek Huang mengarah kearah sebongkah batu besar seukuran 5 ekor kerbau.Bintang cepat menghempaskan tenaga Tuah Petir yang ada dikedua telapak dengan cepat dan keras. Segelombang tenaga dalam dahsyat yang tidak mempunyai wujud ataupun warna.“Blegaaar...!!”. sebuah suara guntur menggelegar dengan amat dahsyat bersamaan dengan hancurnya batu besar seukuran 5 ekor kerbau itu menjadi serpihan-serpihan kecil yan
“Hampir separuh usiaku telah kuhabiskan untuk berkelana keseluruh permukaan bumi, ada banyak orang yang telah menganggapku sebagai guru mereka, tak terkecuali ketiga gurumu diTanah Jawa. tapi pada dasarnya aku hanya memiliki 3 orang murid, murid pertamaku juga putraku yang bernama Miyamoto Ryo yang bergelar si Raja Pedang, murid ke-2 ku bernama Kun Liong bergelar Raja Matahari dan murid terakhirku bernama Lian-Erl bergelar Ratu Bulan.. dalam hidupku, ada 2 musuh besar yang selalu berhadapan denganku, yang pertama adalah titisan Iblis Langit, dan yang kedua adalah musuh bebuyutanku Raja Iblis Kegelapan.. dalam pertarungan terakhir kami, aku berhasil membunuhnya tapi akupun tak luput dari kemalangan, pertarunganku dengan Raja Iblis Kegelapan seharusnya juga telah merenggut nyawaku, hanya saja untungnya kematian tidak akan pernah kudapatkan sebelum Segel Sembilan Dewa milikku belum kuwariskan pada seseorang”. Kakek Huang menghentikan sejenak ceritanya untuk m
GOA SEMBILAN DEWA, adalah sebuah goa yang memiliki lintasan waktu yang sangat berbeda dari dunia luar. Di mana perbedaan waktu ini sangatlah jauh berbeda, waktu 1 hari berjalan didalam Goa Sembilan Dewa sama dengan waktu 1 tahun berjalan di dunia luar, hal inilah yang membuat kenapa perjalanan waktu didalam Goa Sembilan Dewa terasa sangat lama bagi Bintang. Bahkan saat Bintang mempelajari jurus Cermin Agung Matahari Rembulanpun hanya memakan waktu sebentar.Jurus Cermin Agung Matahari Rembulan benar-benar jurus tingkat tinggi yang mengandung panasnya matahari dan dinginnya rembulan. Untunglah didalam tubuh Bintang telah memiliki Hawa Inti Surya dan Hawa Inti Salju pemberian Raja Penidur, hingga tak sulit bagi Bintang untuk mempelajari jurus Cermin Agung Matahari Rembulan, karena pada dasarnya Hawa Inti Surya dan Hawa Inti Salju yang dimiliki oleh Raja Penidur juga berasal dari kakek Huang sewaktu mengembara dan menetap di Tanah Jawa. Hawa Inti Surya
“Dewa Kera.”. wajah kakek Huang berubah“Apakah dia Kera Sakti dalam legenda.. dimana kau bertemu dengannya Bintang?”“Hamba bertemu dengannya saat menghadapi Ratu Kegelapan di dunia alam kegelapan..” . ucap Bintang dan lagi-lagi wajah kakek Huang berubah.“Kau pernah bertemu dengan Ratu Kegelapan dari dunia alam kegelapan?”“Benar kakek guru, hamba dan sahabat hamba Dewa Kera berhasil mengalahkannya waktu itu.”. lalu secara gamblang Bintangpun menceritakan tentang pertemuannya dengan si Dewa Kera di dunia alam kegelapan. (Baca : Munculnya Ratu Kegelapan).“Tidak salah lagi, dia adalah Kera Sakti dalam legenda ratusan tahun yang lalu, dan mengenai Ratu Kegelapan ini, kau harus terus waspada kepadanya, dia sama berbahayanya dengan Pangeran Iblis dan Iblis Langit”. Ucap kakek Huang lagi.“Kalau begitu aku akan memberikan satu ajian mata lagi kepadamu
Bukit Pedang adalah sebuah bukit yang berbentuk sebuah pedang, hal ini terjadi bukanlah karena keajaiban alam hingga bukit tersebut membentuk sebilah pedang, tapi bukit itu seperti telah dibentuk oleh seseorang, tentunya seseorang tersebut bukanlah orang sembarangan, pastinya berilmu tinggi.Jalan terjal dan setapak diseluruh oleh Bintang menuju ke puncak bukit pedang, Bintang melangkah dengan hati-hati kalau tidak ingin jatuh ke jurang terjal. Sesekali Bintang memperhatikan keadaan disekitarnya, sungguh jalan yang amat sulit dicapai untuk menuju ke puncak bukit pedang.Untunglah hal tersebut tak berlangsung lama, begitu jalan setapak dan terjal itu habis, Bintang dihadapkan oleh sebuah dataran yang panjang dan luas yang dipenuhi oleh pepohonan pinus yang tumbuh subur di puncak bukit pedang. Bintang dapat menarik nafas lega melihat keindahan yang ada dihadapannya.“Sing”.tiba-tiba saja pendengaran Bintang yang tajam dapat mendengar desingan benda hal
Setelah seberapa lama. “Hebatnya kau bisa menghindari jurus ‘Pedang Peri Terbang’ku, sekarang coba rasakan jurus pedang sinar unguku, kilat menyambar!”. ucap gadis muda belia itu lagi seraya menggenggam erat kedua pedang ditangannya dan bagaikan kilat menyambar langsung melancarkan serangan dahsyat kepada Bintang.Tak ingin kebobolan, Bintangpun terpaksa harus melayani serangan itu dengan Kelana Pemabuknya yang telah disempurnakan. Perpaduan jurus Kijang Kelana dan 8 Langkah Pemabuk benar-benar sangat mengaggumkan, serangan dahsyat sepasang pedang yang dilancarkan oleh gadis muda itu sedikitpun tak mampu menyentuh tubuh Bintang, tapi hal ini justru semakin membuat sang gadis terlihat penasaran dalam melancarkan serangan mautnya.Memasuki jurus ke-72, gadis muda itu terlihat menarik serangannya, nafasnya terlihat naik turun, wajahnya yang putih cantik nan jelita terlihat bercucur keringat. Mat
BUKIT PEDANG yang menjadi tempat kediaman Raja Pedang memanglah bukan sembarangan, bentuknya yang menyerupai sebilah pedang bukan terjadi begitu saja, dengan kesaktian yang dimilikinya Raja Pedang mampu mengubah bukit pedang yang tadinya hanya berupa bukit-bukit terjal dan tinggi menjadi berbentuk sebilah pedang. Di jagat dunia persilatan tak ada yang tak mengakui kehebatan Raja Pedang sebagai Raja Pedang nomor 1 di dunia.Saat ini di puncak bukit pedang, tepatnya ditempat kediaman Raja Pedang, didalam sebuah ruangan yang cukup luas terlihat beberapa orang yang tengah duduk saling berhadapan. Yang berada ditengah adalah sosok Bintang, dihadapan Bintang telah duduk sosok kakek yang tadi telah menyelamatkan si nona muda, sedangkan disebelahnya sosok nona muda jelitapun yang sejak tadi tampak melirik nakal kearah Bintang. Disebelah kanan mereka, tampak sepasang suami istri yang sebelumnya telah diselamatkan oleh Bintang.“Nama hamba Bintang, kedatangan hamba kemari