Setelah seberapa lama. “Hebatnya kau bisa menghindari jurus ‘Pedang Peri Terbang’ku, sekarang coba rasakan jurus pedang sinar unguku, kilat menyambar!”. ucap gadis muda belia itu lagi seraya menggenggam erat kedua pedang ditangannya dan bagaikan kilat menyambar langsung melancarkan serangan dahsyat kepada Bintang.
Tak ingin kebobolan, Bintangpun terpaksa harus melayani serangan itu dengan Kelana Pemabuknya yang telah disempurnakan. Perpaduan jurus Kijang Kelana dan 8 Langkah Pemabuk benar-benar sangat mengaggumkan, serangan dahsyat sepasang pedang yang dilancarkan oleh gadis muda itu sedikitpun tak mampu menyentuh tubuh Bintang, tapi hal ini justru semakin membuat sang gadis terlihat penasaran dalam melancarkan serangan mautnya.
Memasuki jurus ke-72, gadis muda itu terlihat menarik serangannya, nafasnya terlihat naik turun, wajahnya yang putih cantik nan jelita terlihat bercucur keringat. Mat
BUKIT PEDANG yang menjadi tempat kediaman Raja Pedang memanglah bukan sembarangan, bentuknya yang menyerupai sebilah pedang bukan terjadi begitu saja, dengan kesaktian yang dimilikinya Raja Pedang mampu mengubah bukit pedang yang tadinya hanya berupa bukit-bukit terjal dan tinggi menjadi berbentuk sebilah pedang. Di jagat dunia persilatan tak ada yang tak mengakui kehebatan Raja Pedang sebagai Raja Pedang nomor 1 di dunia.Saat ini di puncak bukit pedang, tepatnya ditempat kediaman Raja Pedang, didalam sebuah ruangan yang cukup luas terlihat beberapa orang yang tengah duduk saling berhadapan. Yang berada ditengah adalah sosok Bintang, dihadapan Bintang telah duduk sosok kakek yang tadi telah menyelamatkan si nona muda, sedangkan disebelahnya sosok nona muda jelitapun yang sejak tadi tampak melirik nakal kearah Bintang. Disebelah kanan mereka, tampak sepasang suami istri yang sebelumnya telah diselamatkan oleh Bintang.“Nama hamba Bintang, kedatangan hamba kemari
“Kakek Huang juga menceritakan bahwa beliau mempunyai 3 orang murid, murid pertamanya bernama Miyamoto Ryo yang bergelar si Raja Pedang, murid ke-2 bernama Kun Liong bergelar Raja Matahari dan murid terakhirnya bernama Lian-Erl bergelar Ratu Bulan.. kakek Huang juga mengatakan bahwa ada 2 musuh besar dalam hidupnya, yang pertama adalah Iblis Langit dan yang kedua adalah Raja Iblis Kegelapan”. Ucap Bintang menguraikan secara jelas kepada Raja Pedang, kali ini wajah Raja Pedang berubah, matanyapun tidak menatap tajam tapi sudah menatap dengan tatapan lembut.“Jika memang begitu, berarti guru masih hidup”. batin Raja Pedang lagi seraya menatap kosong. Kembali terbayang diingatan masa mudanya saat dia berguru pada kakek Huang, Manusia ½ Dewa. Tanpa sadar air matanya mengalir.“Ayah.. Ayah!”. ucapan Hisui Yuki cukup membuat Raja Pedang tersadar akan keadaannya.“Coba ceritakan padaku bagaimana keadaan guruku sekarang d
“Nanti kalau terlalu lama menatap wajah kakak, adik Yuki suka lagi”.“Ihhh... ge-er banget, siapa bilang Yuki suka sama kakak”. Ucap Hisui Yuki dengan wajah bersemu merah hingga semakin membuat Bintang tersenyum geli.Pagi itu bersama Hisui Yuki, Bintang menghadap Raja Pedang yang sudah menunggunya disebuah halaman luas dibagian belakang. Bintang segera menjura hormat dihadapan si Raja Pedang.“Jika kau sanggup menghadapi Jin Rulai Shan dari sekte Budha Hidup, maka kepandaianmu tentu tidak rendah, apakah kau memiliki beberapa jurus pedang yang bisa kau perlihatkan padaku”“Yuki, pinjamkan pedangmu padanya”. Ucap Raja Pedang lagi. Hisui Yuki segera meraih salah satu dari pedang kembarnya dan memberikannya pada Bintang.Setelah menjura hormat, Bintangpun segera memainkan jurus-jurus pedang yang dimilikinya, jurus pertama yang Bintang perlihatkan adalah jurus ‘pedang lentur’. Jurus p
Bintang bingung mendengar permintaan si Raja Pedang, bukannya Bintang tak ingin memperlihatkannya, hanya saja tak ada senjata yang bisa digunakan untuk memperagakan jurus pedang naga manggala.Si Raja Pedang terlihat mengangkat pedang Yudha Manggala yang hanya berupa gagang tersebut. “Werrr”. betapa terkejutnya Bintang saat tiba-tiba bilah pedang muncul dari gagang pedang Yudha Manggalanya, hebatnya bilah pedang yang muncul mengeluarkan semburat cahaya keemasan dari pangkal pedang sampai hulu pedang. “Gunakan pedang ini!”. si Raja Pedang menyerahkan pedang Yudha Manggala kepada Bintang.Bintangpun segera menerimanya dengan takjub, ditatapnya dengan seksama pedang Yudha Manggala yang kini ada ditangannya.“Bilah pedang ini bukan terbuat dari besi, tapi apa ini.”. batin Bintang memperhatikan bilah pedang yang kini sudah menyatu dengan gagang pedangnya, sungguh sulit dimengerti bagi Bintang apa yang sebenarnya terjadi sa
“Untuk mempelajari jurus Pedang Aura, terlebih dahulu kau harus memahami secara luar dan dalam tentang kemurnian jurus sebuah pedang”“Seorang jago pedang lebih banyak menggunakan indera keenamnya ketimbang keampuhan pedang pusakanya. Jika indera keenammu cukup kuat untuk melihat apa yang belum bergerak dan mendengar apa yang belum bersuara, maka gerakan pedangmu mempunyai kepastian dan ketepatan menebas.""Jadikan mata pedang adalah mata hatimu. Di mana mata pedang ini ingin bergerak, jangan kau tantang dengan mata hatimu! Karena pedang yang sudah menyatu dengan kekuatan indera keenam, dia akan bergerak dengan sendirinya mendului apa yang akan terjadi. Jika mata pedang sudah menjadi mata hatimu, dan gerakan pedang adalah gerakan nalurimu, maka kekuatan tenaga dalam yang tersalur di dalamnya tidak perlu berlebihan. Gerakannya pun tidak perlu mengeluarkan banyak tenaga. Pelan, tapi cepat dan pasti!""Ingat, hanya sedikit tenaga dalam ya
Pedang aura adalah sebuah jurus pedang yang menggunakan aura tenaga dalam untuk membentuk pedang, bisa dikatakan jurus Pedang Aura merupakan tehnik jurus pedang tertinggi diantara aliran pedang. Pedang Aura, tehnik jurus pedang tertinggi, tentulah sangat sulit untuk mempelajarinya, bahkan putri tunggal Raja Pedang, Hisui Yukipun tak mampu untuk mempelajari jurus pedang ini termasuk kedua pembantu setia Raja Pedang.Kali ini dibawah bimbingan langsung pendekar pedang nomor 1, Raja Pedang, Bintang mempelajari jurus Pedang Aura. 1 bulan.. 2 bulan...3 bulan, tanpa terasa waktu berjalan begitu cepat, kini sudah hampir bulan ke-4 Bintang mempelajari jurus Pedang Aura. Di bawah bimbingan langsung Raja Pedang, Bintang bukan saja mempelajari jurus Pedang Aura, tapi ada banyak pelajaran hidup yang didapatnya.Memasuki bulan ke-4.“Hyatt...duar...duar...duar...duar...duar...blllarrr...!!!!”. ledakan dahsyat terjadi d
Malam telah semakin larut, sebagian mahluk sudah terlelap dalam tidurnya, di bukit pedang. Malam itu Bintang tengah menghadap Raja Pedang.“Murid sudah menyempurnakan jurus terakhir Pedang Aura guru”. Ucap Bintang lagi.“Bagus... kau memang murid yang berbakat Bintang”. Ucap Raja Pedang lagi tersenyum puas. Tapi walaupun begitu Bintang tetap dapat melihat sirat-sirat aneh diwajah gurunya, Raja Pedang.“Maaf guru, apakah ada yang menganggu pikiran guru?” Bintang memberanikan diri untuk mengungkapkan perasaannya. Raja Pedang terlihat menghela nafas panjang.“Bintang.. saat ini usiaku sudah hampir mencapai 100 tahun, entah kenapa akhir-akhir ini aku merasakan kalau usiaku tidak akan lama lagi untuk bertemu dengan guruku”. Ucap Raja Pedang lagi. Wajah Bintang berubah mendengar hal itu.“Jangan berkata seperti itu guru ? murid yakin guru akan berumur panjang”. Ucap Bintang lagi mencoba
Beberapa hari berlalu, malam ini adalah malam kelima Bintang mendapatkan pengajaran jurus Pedang Pusaka Langit dari Raja Pedang. Tapi anehnya kali ini, tidak seperti 4 jurus pada malam-malam sebelumnya, jurus terakhir dari Pedang Pusaka Langit gagal Bintang kuasai. Jurus Kebenaran Semesta, bahkan di malam-malam berikutnyapun Bintang tetap gagal menguasai jurus kebenaran semesta dari jurus Pedang Pusaka Langit, hingga ;“Dirimu masih dikuasai hawa nafsu duniawi Bintang, oleh karena itulah sangat sulit bagimu untuk menerima jurus kebenaran semesta”. Ucap Raja Pedang akhirnya, Bintang terdiam karena apa yang dikatakan oleh Raja Pedang benar adanya, selama ini sulit sekali bagi Bintang untuk mengendalikan hawa nafsu yang ada didalam dirinya.“Untuk mengendalikan hawa nafsumu, aku akan mengirimmu kepada sahabatku Syekh Muhammad Karim al Qusyairi, dia adalah sahabatku juga sekaligus guruku.. dulu dialah yang menyadarkanku saat aku