“Kakek Huang juga menceritakan bahwa beliau mempunyai 3 orang murid, murid pertamanya bernama Miyamoto Ryo yang bergelar si Raja Pedang, murid ke-2 bernama Kun Liong bergelar Raja Matahari dan murid terakhirnya bernama Lian-Erl bergelar Ratu Bulan.. kakek Huang juga mengatakan bahwa ada 2 musuh besar dalam hidupnya, yang pertama adalah Iblis Langit dan yang kedua adalah Raja Iblis Kegelapan”. Ucap Bintang menguraikan secara jelas kepada Raja Pedang, kali ini wajah Raja Pedang berubah, matanyapun tidak menatap tajam tapi sudah menatap dengan tatapan lembut.
“Jika memang begitu, berarti guru masih hidup”. batin Raja Pedang lagi seraya menatap kosong. Kembali terbayang diingatan masa mudanya saat dia berguru pada kakek Huang, Manusia ½ Dewa. Tanpa sadar air matanya mengalir.
“Ayah.. Ayah!”. ucapan Hisui Yuki cukup membuat Raja Pedang tersadar akan keadaannya.
“Coba ceritakan padaku bagaimana keadaan guruku sekarang d
“Nanti kalau terlalu lama menatap wajah kakak, adik Yuki suka lagi”.“Ihhh... ge-er banget, siapa bilang Yuki suka sama kakak”. Ucap Hisui Yuki dengan wajah bersemu merah hingga semakin membuat Bintang tersenyum geli.Pagi itu bersama Hisui Yuki, Bintang menghadap Raja Pedang yang sudah menunggunya disebuah halaman luas dibagian belakang. Bintang segera menjura hormat dihadapan si Raja Pedang.“Jika kau sanggup menghadapi Jin Rulai Shan dari sekte Budha Hidup, maka kepandaianmu tentu tidak rendah, apakah kau memiliki beberapa jurus pedang yang bisa kau perlihatkan padaku”“Yuki, pinjamkan pedangmu padanya”. Ucap Raja Pedang lagi. Hisui Yuki segera meraih salah satu dari pedang kembarnya dan memberikannya pada Bintang.Setelah menjura hormat, Bintangpun segera memainkan jurus-jurus pedang yang dimilikinya, jurus pertama yang Bintang perlihatkan adalah jurus ‘pedang lentur’. Jurus p
Bintang bingung mendengar permintaan si Raja Pedang, bukannya Bintang tak ingin memperlihatkannya, hanya saja tak ada senjata yang bisa digunakan untuk memperagakan jurus pedang naga manggala.Si Raja Pedang terlihat mengangkat pedang Yudha Manggala yang hanya berupa gagang tersebut. “Werrr”. betapa terkejutnya Bintang saat tiba-tiba bilah pedang muncul dari gagang pedang Yudha Manggalanya, hebatnya bilah pedang yang muncul mengeluarkan semburat cahaya keemasan dari pangkal pedang sampai hulu pedang. “Gunakan pedang ini!”. si Raja Pedang menyerahkan pedang Yudha Manggala kepada Bintang.Bintangpun segera menerimanya dengan takjub, ditatapnya dengan seksama pedang Yudha Manggala yang kini ada ditangannya.“Bilah pedang ini bukan terbuat dari besi, tapi apa ini.”. batin Bintang memperhatikan bilah pedang yang kini sudah menyatu dengan gagang pedangnya, sungguh sulit dimengerti bagi Bintang apa yang sebenarnya terjadi sa
“Untuk mempelajari jurus Pedang Aura, terlebih dahulu kau harus memahami secara luar dan dalam tentang kemurnian jurus sebuah pedang”“Seorang jago pedang lebih banyak menggunakan indera keenamnya ketimbang keampuhan pedang pusakanya. Jika indera keenammu cukup kuat untuk melihat apa yang belum bergerak dan mendengar apa yang belum bersuara, maka gerakan pedangmu mempunyai kepastian dan ketepatan menebas.""Jadikan mata pedang adalah mata hatimu. Di mana mata pedang ini ingin bergerak, jangan kau tantang dengan mata hatimu! Karena pedang yang sudah menyatu dengan kekuatan indera keenam, dia akan bergerak dengan sendirinya mendului apa yang akan terjadi. Jika mata pedang sudah menjadi mata hatimu, dan gerakan pedang adalah gerakan nalurimu, maka kekuatan tenaga dalam yang tersalur di dalamnya tidak perlu berlebihan. Gerakannya pun tidak perlu mengeluarkan banyak tenaga. Pelan, tapi cepat dan pasti!""Ingat, hanya sedikit tenaga dalam ya
Pedang aura adalah sebuah jurus pedang yang menggunakan aura tenaga dalam untuk membentuk pedang, bisa dikatakan jurus Pedang Aura merupakan tehnik jurus pedang tertinggi diantara aliran pedang. Pedang Aura, tehnik jurus pedang tertinggi, tentulah sangat sulit untuk mempelajarinya, bahkan putri tunggal Raja Pedang, Hisui Yukipun tak mampu untuk mempelajari jurus pedang ini termasuk kedua pembantu setia Raja Pedang.Kali ini dibawah bimbingan langsung pendekar pedang nomor 1, Raja Pedang, Bintang mempelajari jurus Pedang Aura. 1 bulan.. 2 bulan...3 bulan, tanpa terasa waktu berjalan begitu cepat, kini sudah hampir bulan ke-4 Bintang mempelajari jurus Pedang Aura. Di bawah bimbingan langsung Raja Pedang, Bintang bukan saja mempelajari jurus Pedang Aura, tapi ada banyak pelajaran hidup yang didapatnya.Memasuki bulan ke-4.“Hyatt...duar...duar...duar...duar...duar...blllarrr...!!!!”. ledakan dahsyat terjadi d
Malam telah semakin larut, sebagian mahluk sudah terlelap dalam tidurnya, di bukit pedang. Malam itu Bintang tengah menghadap Raja Pedang.“Murid sudah menyempurnakan jurus terakhir Pedang Aura guru”. Ucap Bintang lagi.“Bagus... kau memang murid yang berbakat Bintang”. Ucap Raja Pedang lagi tersenyum puas. Tapi walaupun begitu Bintang tetap dapat melihat sirat-sirat aneh diwajah gurunya, Raja Pedang.“Maaf guru, apakah ada yang menganggu pikiran guru?” Bintang memberanikan diri untuk mengungkapkan perasaannya. Raja Pedang terlihat menghela nafas panjang.“Bintang.. saat ini usiaku sudah hampir mencapai 100 tahun, entah kenapa akhir-akhir ini aku merasakan kalau usiaku tidak akan lama lagi untuk bertemu dengan guruku”. Ucap Raja Pedang lagi. Wajah Bintang berubah mendengar hal itu.“Jangan berkata seperti itu guru ? murid yakin guru akan berumur panjang”. Ucap Bintang lagi mencoba
Beberapa hari berlalu, malam ini adalah malam kelima Bintang mendapatkan pengajaran jurus Pedang Pusaka Langit dari Raja Pedang. Tapi anehnya kali ini, tidak seperti 4 jurus pada malam-malam sebelumnya, jurus terakhir dari Pedang Pusaka Langit gagal Bintang kuasai. Jurus Kebenaran Semesta, bahkan di malam-malam berikutnyapun Bintang tetap gagal menguasai jurus kebenaran semesta dari jurus Pedang Pusaka Langit, hingga ;“Dirimu masih dikuasai hawa nafsu duniawi Bintang, oleh karena itulah sangat sulit bagimu untuk menerima jurus kebenaran semesta”. Ucap Raja Pedang akhirnya, Bintang terdiam karena apa yang dikatakan oleh Raja Pedang benar adanya, selama ini sulit sekali bagi Bintang untuk mengendalikan hawa nafsu yang ada didalam dirinya.“Untuk mengendalikan hawa nafsumu, aku akan mengirimmu kepada sahabatku Syekh Muhammad Karim al Qusyairi, dia adalah sahabatku juga sekaligus guruku.. dulu dialah yang menyadarkanku saat aku
Ada satu rombongan yang cukup menarik perhatian ditempat itu, rombongan yang terdiri dari 8 orang, sekali dilihat dapat dipastikan ke 8 orang tersebut adalah wanita, ini dapat dilihat dari bentuk tubuh yang sangat menggoda dari ke 8 orang tersebut, walaupun raut wajah ke 8nya kurang terlihat jelas dikarenakan kerudung putih yang menutupi kepala mereka hingga tubuh mereka, tapi rambut mereka yang hitam memanjang tampak dibiarkan tergerai keluar dari balik kerudung. Kesemuanya tampak mengenakan pakaian berwarna putih selaras dengan kerudung putih yang mereka kenakan, yang paling menarik perhatian adalah pakaian bawah yang begitu rendah yang mereka kenakan, hingga kemulusan paha mereka terlihat dengan jelas memancing setiap mata nakal laki-laki yang ada ditempat itu. Dibagian kaki mereka tampak terbungkus dengan sepatu indah yang juga berwarna putih beralur emas. Sesekali saat kerudung mereka tersingkap, terlihatlah seraut wajah cantik nan jelita di balik kerudung putih yang mereka ken
“Hai…hai…tuan muda kami ingin mentraktir nona-nona sekalian, harap nona-nona sekalian mau menerimanya”. Ucap aban lagi tak mau hilang muka.“Katakan pada tuan mudamu, kami masih punya cukup uang untuk membayar makanan kami sendiri”. Salah seorang wanita itu berucap dengan ketus kepada aban.“Hai…hai… tentu, tentu kami percaya nona-nona sekalian ini mampu membayar sendiri, tapi tuan muda kami hanya ingin mentraktir sebagai salam perkenalan”. Ucap aban lagi dengan genitnya.“Katakan pada tuan mudamu, kami mana sudi berkenalan dengan orang yang sukanya bermain perempuan”. Kembali salah seorang wanita itu berucap. Ucapan ini membuat wajah aban berubah.“Ha ha ha...! Rupanya nona-nona ini sudah mengenal hamba, tapi sayang berita yang nona-nona dengar itu tidak benar”. Tiba-tiba saja pemuda yang disebut tuan muda tadi sudah berada di sebelah aban. Aban terlihat mundur