Share

Hancur

Penulis: Rias Ardani
last update Terakhir Diperbarui: 2022-01-29 00:11:06

Bab82

Kehidupan di rumah semakin dingin dan tidak nyaman. Aku bahkan tidak lagi makan bersama Papa dan Gaby.

Dan Papa maupun Gaby, tidak perduli denganku sama sekali. Bagi mereka, mungkin aku tidak pernah ada di rumah ini.

Aku tidak ingin merusak mental dan diri ini. Biar bagaimana pun juga, aku harus kuat dan bertahan. Setelah pendidikanku selesai, aku akan pergi meninggalkan Papa dan Gaby.

Aku tidak akan gegabah dalam hal ini, biar bagaimana pun juga, masa lalu adalah hal yang membuatku kuat menjalani semua ini.

Demi masa depan, aku pun merelakan mengikuti kemauan Papa, yang menginginkan aku keluar Negeri. 

Dengan perasaan yang setiap hari menahan luka, aku terus mensugesti diri ini, memberi semangat. Bahwa aku, akan baik-baik saja.

Andai saja ada Bryan, ingin sekali aku menceritakan segalanya. Tapi semenjak kejadian itu, dia bahkan tidak pernah berusaha menghubungiku sama sekali.

"Selamat ya, Non. Semoga Pak Bryan, bisa

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Korban Perceraian   Lepas Kendali

    Bab83"Mengapa takdirku begini?" teriakku di depan cermin. Aku meraih segala yang tersusun rapi di atas meja rias.Aku melemparkannya ke sembarang arah, dan juga ke arah cermin besar di depanku.Pecahan kacanya menggema di dalam kamar, diikuti dengan ketukan keras di pintu kamar yang aku abaikan."Jahat, tidak adil, kalian kejam," raungku. Oh Tuhan, aku ini bukanlah malaikat, aku hanya mahlukmu yang teramat lemah dan rapuh."Sungguh, aku benar-benar tidak mengerti lagi dengan rencanamu pada hidupku. Semua teramat sakit, aku tidak merasa kuat dalam hal ini," keluhku pada Tuhan.Orang bilang, akan ada pelangi setelah hujan. Tapi mengapa, hujan di hidupku seperti sepanjang tahun lamanya.Bukan cuma kehampaan yang selama ini terpatri di hatiku, juga kekecewaan. Kupikir, semua itu telah hilang dan selesai, nyatanya kini, semua kembali seolah menjadi awal.Ya, awal kehancuran dalam hidupku lagi. Takdir memperolok harapanku, yan

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-29
  • Korban Perceraian   Serpihan Kertas

    Bab84"Astagfirullah," lirih Papa.Aku tetap menangis, meluapkan rasa sakit, hingga membuatku sangat lelah dan teramat lelah.Entah apa yang terjadi, aku tidak ingat apa-apa lagi. Saat aku membuka mata, yang pertama kulihat hanyalah ruangan yang tidak begitu terang dan asing."Non ...." Suara Bik Sum di samping. Aku menoleh dengannya perlahan, meski rasa berat di kepala, masih begitu terasa.Aku menyisir ke sekeliling. Tanganku kini terpasang infus, dan aku baru sadar, kini aku terbaring di rumah sakit.Tanganku banyak mendapatkan perban, dengan kondisi tubuh yang terasa semua sangat sakit.Tidak ada Papa, juga Gaby di kamar ini. Hanya ada Bik Sum, yang menatapku begitu sedih."Papa dan Gaby mana?" tanyaku memberanikan diri.Bik Sum menangis, membuatku mendadak kuatir."Bik, jawab!" kejarku tidak sabar. Melihat raut wajah bibi yang seperti tadi, membuatku semakin merasa tidak nyaman hati."Non, Bibi m

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-29
  • Korban Perceraian   Siapa dia?

    Bab85Aku merasakan sakit disekujur tubuh. Kala ingin membuka mata, aku mendengar suara mereka tengah berbincang."Pulanglah, biar Papa yang jaga Ganesa.""Nggak! Gaby pengen Kakak tahu, Bryan dan Gaby akan menikah.""Gaby, kamu nggak kasihan sama Ganesa? Dia sehancur itu, dengan keadaan sekarang ini. Tolong, Nak. Jangan egois, kasihan dia.""Pa, Gaby nggak mau, Kakak masih ada perasaan sama Bryan. Gaby tidak mau, kakak menjadi pelakor, di kehidupan Gaby nantinya.""Gaby, kenapa kamu seperti ini," bentak Papa."Oh. Oke, jika Papa maunya begini. Lebih baik Gaby mati."Terdengar helaan napas Papa.Aku pun akhirnya membuka mata, dan ingin melihat, apa yang sebenarnya Gaby harapkan, jika aku tahu rencana pernikahan mereka.Kupikir tadi, mereka sudah ijab kabul, ternyata belum."Ganesa," pekik Papa, ketika melihatku menatapnya."Ganesa," lirih Bryan, membuatku sedikit terkejut. Karena sedari t

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-29
  • Korban Perceraian   Berdamai

    Bab86Kepergian lelaki itu, menyisakan sejuta tanya di kepalaku. Aku tetap berusaha tenang, sembari menyaring perkataannya tadi.Juga cibiran-cibiran Gaby, yang membuatku semakin sakit hati.Jika aku terus mengamuk, bukan tidak mungkin, Papa akan membawaku ke rumah sakit jiwa.Aku pun berusaha berdamai dengan diriku sendiri, dan berusaha kembali kuat.Dua hari aku dirawat, tanpa mau bicara pada Papa yang menjaga. Meskipun setiap hari, Papa selalu mengatakan maaf dan maaf.Tetapi aku, tidak mau menyahutnya sama sekali. Bukannya aku ingin menjadi anak durhaka, tetapi luka yang Papa tancapkan, bagiku sangat dalam dan menyakitkan.Aku belum siap, melupakan rasa sakit itu, dan bersikap seperti biasa, aku tidak bisa.Kini aku sudah boleh pulang. Dokter yang bernama Linda pun, tidak pernah lagi ke ruanganku, hanya sekali itu saja.Pernah aku bertanya pada salah seorang perawat. Namun mereka menjawab tidak tahu, ngga

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-29
  • Korban Perceraian   Tidak Perduli

    Bab87(Pov Bryan)Begitulah takdir, semua jelas diluar dugaan manusia. Aku tidak pernah menyangka, akan jatuh hati kembali pada seorang wanita.Sebelumnya, aku begitu dalam mencintai Nuna. Namun sayangnya, dia lebih memilih sahabatku.Dalamnya rasa cinta dan ingin memiliki itu, sama halnya dalamnya aku terluka dan kecewa padanya.Aku berusaha keras, bangkit dari luka itu. 2 bulan lamanya, saat penolakan itu. Aku menderita di tempat tidur, terbaring tidak berdaya.Meratapi luka, meratapi nasib yang tidak beruntung, dan meratapi hinaan yang menyakitkan.Ayah dan Bunda, mereka juga berusaha kuat, untuk bangkit dari kemiskinan. Hingga rezeki itu tidak terduga, kehidupan perekonomian keluargaku melesat tinggi.Ayah mampu menjadi seorang pengacara ternama, dengan bayaran yang lumayan membuat gendut dompet.Hingga, aku pun dia berikan modal, untuk memulai usaha dari kecil-kecilan, hingga memiliki pabrik sendiri.Ak

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-29
  • Korban Perceraian   Pelampiasan

    Bab88(Pov Bryan)Aku mendengar suara isakkan tangis Gaby. Namun tidaklah kuhiraukan."Mana istrimu itu?" tanya Bunda dengan kesal."Mati," sahutku keras. Aku pergi menuju keluar rumah, tanpa perduli omelan Bunda.Rumah ini semakin lama, semakin seperti neraka bagiku. Hidupku hampa, dan jauh dari kata bahagia. Perusahaanku kacau, sama seperti halnya hidupku kini, kacau.Aku terus merindukan sosok Ganesa, aku sangat rindu padanya. Bagaimana mungkin, aku terus mendapati kegagalan dalam percintaan.Bahkan semenjak Nuna ketahuan sebagai sahabat Ganesa, dia pun menghilang tanpa jejak. Kupikir, aku akan menuju kebahagiaan, karena akan menikahi Ganesa.Wanita yang memang telah mencuri hatiku. Tapi nyatanya? Semua jelas jauh berbeda.Gaby, wanita itu benar-benar merusak segalanya. Sebab itulah, aku begitu membencinya.Bahkan di hati ini, aku mati rasa, juga mati empati padanya. Setiap melihat wajah Gaby, yang ada ha

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-29
  • Korban Perceraian   Histeris

    Bab89Siapa yang menyangka, takdir tidak seindah mimpi. Gaby berusaha kuat, bertahan dengan rumah tangga yang setiap hari tidak mendapatkan ketenangan.Laksana mimpi buruk! Begitulah tepatnya kehidupan yang Gaby jalani kini. Semula dia mengira, Zaki sang Ayah, akan selalu ada di kala dia susah.Nyatanya, setelah 3 bulan pernikahannya dengan Bryan, Zaki pergi menyusul Ganesa ke Singapur.Lelaki itu mengirim pesan pada Gaby, untuk tidak mencarinya lagi. Gaby hanya bisa menahan sesak didada saat itu, tanpa bisa menahan kepergian Papa nya.Semua yang Gaby mau, memanglah dituruti Zaki hingga akhir. Akan tetapi, ketika Gaby sudah menikah, maka Zaki, melepaskan segala tanggung jawabnya, pada suami Gaby.Hal ini, memang merupakan perjanjian Papa dan anak itu.Pernikahan yang seperti neraka dunia itu, membuat Gaby jungkir balik dalam bertahan.Hidupnya di penuhi luka, akan tetapi, dia yang sudah terlanjur dalam mencint

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-30
  • Korban Perceraian   Mengikat

    Bab90"Gaby bangun ...." Terdengar suara teriakkan yang kuat, sembari mengguncang keras tubuh Gaby.Wanita itu sedikit terkejut, ketika dia membuka mata.Bunda Jelita menatapnya penuh amarah, membuat Gaby yang masih merasakan pusing, pun jadi bingung."Tidur saja kerjaanmu! Bryan ditangkap Polisi, dan kamu tidak tahu apa-apa."Mendengar penuturan Bunda Jelita, Gaby pun terlonjak. Dia gegas bangun."Bunda, apa yang terjadi?" tanya Gaby, sembari menahan kepalanya yang menjadi semakin sakit."Tetangga kalian membuat laporan tentang KDRT. Dan anak-anakmu, menjadi saksinya hari ini. Bryan di tangkap, dan beritanya sudah ada di tivi. Keluarga kami hancur sudah, hancur! Dan semua, itu karena kamu dan anak-anak haram itu," pekik Bunda Jelita."Anak-anakku!" lirih Gaby. Dia pun menyisir seluruh ruangan, benar saja, tidak ada Harumi, mau pun Rumi yang menemaninya.Bahkan Gaby pun baru sadar, kini dia berada di tempat tidur.

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-30

Bab terbaru

  • Korban Perceraian   TAMAT

    Bab145"Mamah Helena mohon! Helena janji akan jadi anak yang baik untuk Mamah dan Papah. Helena juga akan menuruti, apapun kemauan kalian," kata Helena memohon pada Ganesa.Ganesa terdiam, terpaku mendengarkan tangisan pertama anak gadisnya."Ganesa, bukannya maksud Mamah ingin ikut campur. Tapi tolong kamu pikirkan lagi, demi anak kalian. Beri Najib kesempatan sekali lagi, jika dia berulah kembali, maka apapun yang terjadi, Mamah akan dukung kamu 100 persen, Nak.""Iya Ganesa, bukannya kakak tidak mengerti perasaan kamu. Kakak ngerti banget. Tapi tidak ada salahnya, jika kamu pikirkan lagi."Terdengar langkah kaki pelan seseorang, berjalan ke arah mereka. Najib, memandang sayu ke arah mereka bertiga."Ganesa," panggil Najib. Ganesa pun tidak menoleh ke arah lelaki itu, dia hanya terdiam, dengan pikirannya yang terus berperang dengan hati.

  • Korban Perceraian   Persidangan

    Bab144 "Jadi ini, laki-laki yang menjadi selingkuhan kamu? Dan berarti benar yang dikatakan Jesika, kamu gadaikan rumah, demi lelaki ini," tunjuk Najib. Julian mengernyit. "Najib, kamu nggak malu di lihat orang? Kamu lagi berdongeng?" tanya Ganesa dengan tenang menanggapi Najib. "Ayo pulang!" ajak Najib. Ganesa berdiri, dan menatap Najib sengit. "Kamu pikir kamu siapa? Seenaknya mengusir aku dari rumahku sendiri, demi wanita lain. Dan kini datang kesini, hanya untuk mempermalukan aku?" "Ganesa, kamu itu masih istriku yang sah." "Oh ya? Sekarang baru kamu merasa aku istrimu! Sebelumnya bukan? Sehingga kamu seenaknya menyakitiku, dan selalu membela wanitamu. Ah, sudahlah, aku malas untuk berdebat. Sekarang pergi dari sini, atau kami

  • Korban Perceraian   Bertemu Najib

    Bab143"Berapa lama?" Najib masih bertanya."Seminggu. Berangkatnya tadi pagi.""Seminggu? Lama sekali."Najib merasa kesal dan ingin marah. Tapi dia tidak tahu, harus marah pada siapa.Najib pulang ke rumah, dengan perasaan frustasi."Kenapa kamu?" tanya Ratna."Nggak apa-apa," sahut Najib seadanya. Ia pun menaiki anak tangga dengan gontai, menuju ke kamarnya.Di dalam kamar, dia membayangkan wajah Ganesa, wanita yang kini sangat dia rindukan. Bahkan Najib tidak bisa marah sama sekali, ketika tahu Ganesa menggadaikan rumah ini.Najib tahu, Ganesa tidak berniat jahat. Jika dia jahat, maka rumah ini tidak lagi dia gadaikan, tetapi dia jual."Ganesa, mas rindu sekali, sayang," lirih Najib memeluk guling.Sedangkan di Butik Ganesa, wanita i

  • Korban Perceraian   Berharap Kembali

    Bab142●Pov Najib●"Mah, Najib menyesal," lirihku."Sudah Mamah ingatkan berkali-kali sebelumnya. Tapi kamu, tetap kekeh berkelakuan di belakang. Kalau sudah begini bagaimana.""Mah, biarkan saja sudah kalau begini. Besok kita balik ke Bandung lagi. Lagian, ini itu salahnya Najib sendiri," kata kak Aya dengan raut wajah kecewa.Aku tahu, aku yang salah dan terlalu angkuh dengan pencapaianku sendiri. Terlebih, Jesika selalu memujiku tampan, baik dan rupawan, juga hartawan. Aku melayang, dengan kesombongan diri yang berakhir kacaunya rumah tanggaku.Aku selalu memandang tak suka pada Ganesa. Entah mengapa, aku menganggap Ganesa layaknya wanita yang serba gagal.Gagal menjadi Ibu yang baik bagi anakku, dan gagal menjadi istri, yang bisa membuat suaminya setia.Bagaimana dia bisa membuatku setia? Jika setiap

  • Korban Perceraian   Sidang Pertama

    Bab141"Astagfirullah, kak Najib," seru Jesika, dengan mata membulat karena terkejut, melihat Najib yang begitu marah."Apa yang kamu katakan tadi? Berani sekali kamu berkata seburuk itu pada Putriku," bentak Najib berang."Mas, kami hanya bercanda." Jesika membujuk."Bohong, Pah. Tante dari tadi menghina dan memakiku."Mendengar penuturan Putrinya, Najib semakin marah pada Jesika."Helena, kok kamu ngomong begitu, sih. Tega kamu sama Tante," lirih Jesika sembari menunjuk. Tangannya memilin-milin baju dengan gemetar."Sebaiknya, kamu angkat kaki dari rumah ini," pinta Najib dengan dingin.Jesika mendongak. "Sayang, kok ngomong begitu. Janganlah pake emosi gitu, kita kan bisa bicara baik-baik.""Aku mendengar semuanya. Demi menjaga mental anakku, pergilah dari rumah ini. Kamu dan aku,

  • Korban Perceraian   Fitnah

    Bab140Entah keyakinan dari mana, Jesika memberanikan diri menelpon mertuanya, juga kakak iparnya.Tangis palsu Jesika pecah, ketika menceritakan deritanya bersama Najib di rumah ini."Jesika, nggak mungkin Ganesa melakukan itu! Kamu jangan mengada ngada ya," kata Aya, Kakak tertua Najib."Sumpah kak. Ganesa pergi dari rumah ini, dan hidup bersama lelaki lain. Bahkan dia gadaikan rumah Kak Najib ini, demi membahagiakan lelakinya.""Astagfirullah, kakak akan hubungi Ganesa dulu." Sambungan telepon seketika di matikan begitu saja.Jesika meradang. "Sialan, dasar bedebah," pekik Jesika.Ia pun menghubungi Ratna, mertuanya itu, untuk mengompori wanita tua itu juga."Ada apa, Jesika," tanya Ratna. Ketika menjawab panggilan telepon Jesika."Mah, rumah kak Najib digadaikan Ganesa ke Bank. Bahkan, kak Ganesa tidak mau membayarnya lagi dan pergi dari rumah, bersama laki-laki lain.""Jesika, kamu jangan coba mengada-n

  • Korban Perceraian   Murka

    Bab139Mendengar ucapan Najib, dada Jena bergetar, sembari memandangi sesaat wajah Andre, suami yang baru sah pagi tadi menjadi miliknya."Mas, kenapa ada orang kedua yang berucap tentang hal ini. Jika saat itu, Lena kamu katakan berhalusinasi, lalu itu tadi apa?" tanya Jena, ketika mereka duduk di pelaminan."Aku akan jelaskan nanti, usai resepsi ini selesai, bisa kan?" tanya Andre kembali, merasa tidak nyaman.Jena hanya menghela napas berat, menatap Andre dengan tatapan kekecewaan."Salah diri ini, memilih menyimpan bangkai, di bandingkan bercerita kepadanya. Kalau sudah begini, aku hanya menimbulkan getar keraguan di mata Jena," batin Andre.Kini perasaan keduanya menjadi gamang. Sedangkan Ganesa, hanya menatap biasa kepada pasangan itu.Meskipun awal kedatangan Ganesa, sempat membuat Andre gelisah. Namun ketika Ganesa ti

  • Korban Perceraian   Pernikahan

    Bab138"Ya, ada apa? Ibu kenal?" tanya Jena.Aku menatap Jena sesaat."Cuma tahu, kalau mengenal banget sih, nggak."Jena mengangguk. "Datang ya, Bu.""Insya Allah," jawabku.Jena pun keluar dari ruanganku, karena memang hanya memberikanku undangan pernikahannya.Aku menyandarkan tubuh di kursi, sambil menscroll status teman-teman kontak whatappku.Terlihat Jesika mengunggah sebuah foto, yang memperlihatkan kemesraannya dengan suamiku. Padahal berkas permohonan perceraian kami, baru masuk beberapa hari yang lalu.Tapi wanita ini, sudah sangat percaya diri, untuk memperlihatkan kemesraan mereka.Aku tersenyum kecut, melihat foto itu. Disusul ketikan status, status yang nyaris 100% memburukkanku."Wanita yang tega meninggalkan suaminya, hanya demi ambisinya. Ka

  • Korban Perceraian   Undangan Jena

    Bab137●Pov Ganesa●"Helena, yang sopan sama Tante Jesika!" bentak mas Najib, lelaki itu bangkit dan menatap tajam anak perempuan kami itu."Cepat minta maaf," titah mas Najib lagi pada Helena.Jesika menangis keras. "Ya Allah, mengapa aku hidup begini? Lebih baik aku mati saja, dari pada hidup menjadi beban dan hinaan mereka saja.""Jesika, kamu apa-apaan sih?" Mas Najib memindai Jesika dengan aneh."Mas, anak kamu sekarang tega menyakiti hatiku. Tega sekali, membuat hatiku bergejolak sakit.""Uuwu sekali," seruku, ketika melihat sikap Jesika, yang terang-terangan, berani memegangi lengan suamiku."Cepatlah pergi, sebelum rumah ini semakin hancur."Aku berjalan menaiki tangga, melewati Helena yang sudah aku diam kan beberapa hari ini. Tidak lagi kutegur, mau pun aku pedulikan.

DMCA.com Protection Status