Bab87
(Pov Bryan)
Begitulah takdir, semua jelas diluar dugaan manusia. Aku tidak pernah menyangka, akan jatuh hati kembali pada seorang wanita.
Sebelumnya, aku begitu dalam mencintai Nuna. Namun sayangnya, dia lebih memilih sahabatku.
Dalamnya rasa cinta dan ingin memiliki itu, sama halnya dalamnya aku terluka dan kecewa padanya.
Aku berusaha keras, bangkit dari luka itu. 2 bulan lamanya, saat penolakan itu. Aku menderita di tempat tidur, terbaring tidak berdaya.
Meratapi luka, meratapi nasib yang tidak beruntung, dan meratapi hinaan yang menyakitkan.
Ayah dan Bunda, mereka juga berusaha kuat, untuk bangkit dari kemiskinan. Hingga rezeki itu tidak terduga, kehidupan perekonomian keluargaku melesat tinggi.
Ayah mampu menjadi seorang pengacara ternama, dengan bayaran yang lumayan membuat gendut dompet.
Hingga, aku pun dia berikan modal, untuk memulai usaha dari kecil-kecilan, hingga memiliki pabrik sendiri.
Ak
Bab88(Pov Bryan)Aku mendengar suara isakkan tangis Gaby. Namun tidaklah kuhiraukan."Mana istrimu itu?" tanya Bunda dengan kesal."Mati," sahutku keras. Aku pergi menuju keluar rumah, tanpa perduli omelan Bunda.Rumah ini semakin lama, semakin seperti neraka bagiku. Hidupku hampa, dan jauh dari kata bahagia. Perusahaanku kacau, sama seperti halnya hidupku kini, kacau.Aku terus merindukan sosok Ganesa, aku sangat rindu padanya. Bagaimana mungkin, aku terus mendapati kegagalan dalam percintaan.Bahkan semenjak Nuna ketahuan sebagai sahabat Ganesa, dia pun menghilang tanpa jejak. Kupikir, aku akan menuju kebahagiaan, karena akan menikahi Ganesa.Wanita yang memang telah mencuri hatiku. Tapi nyatanya? Semua jelas jauh berbeda.Gaby, wanita itu benar-benar merusak segalanya. Sebab itulah, aku begitu membencinya.Bahkan di hati ini, aku mati rasa, juga mati empati padanya. Setiap melihat wajah Gaby, yang ada ha
Bab89Siapa yang menyangka, takdir tidak seindah mimpi. Gaby berusaha kuat, bertahan dengan rumah tangga yang setiap hari tidak mendapatkan ketenangan.Laksana mimpi buruk! Begitulah tepatnya kehidupan yang Gaby jalani kini. Semula dia mengira, Zaki sang Ayah, akan selalu ada di kala dia susah.Nyatanya, setelah 3 bulan pernikahannya dengan Bryan, Zaki pergi menyusul Ganesa ke Singapur.Lelaki itu mengirim pesan pada Gaby, untuk tidak mencarinya lagi. Gaby hanya bisa menahan sesak didada saat itu, tanpa bisa menahan kepergian Papa nya.Semua yang Gaby mau, memanglah dituruti Zaki hingga akhir. Akan tetapi, ketika Gaby sudah menikah, maka Zaki, melepaskan segala tanggung jawabnya, pada suami Gaby.Hal ini, memang merupakan perjanjian Papa dan anak itu.Pernikahan yang seperti neraka dunia itu, membuat Gaby jungkir balik dalam bertahan.Hidupnya di penuhi luka, akan tetapi, dia yang sudah terlanjur dalam mencint
Bab90"Gaby bangun ...." Terdengar suara teriakkan yang kuat, sembari mengguncang keras tubuh Gaby.Wanita itu sedikit terkejut, ketika dia membuka mata.Bunda Jelita menatapnya penuh amarah, membuat Gaby yang masih merasakan pusing, pun jadi bingung."Tidur saja kerjaanmu! Bryan ditangkap Polisi, dan kamu tidak tahu apa-apa."Mendengar penuturan Bunda Jelita, Gaby pun terlonjak. Dia gegas bangun."Bunda, apa yang terjadi?" tanya Gaby, sembari menahan kepalanya yang menjadi semakin sakit."Tetangga kalian membuat laporan tentang KDRT. Dan anak-anakmu, menjadi saksinya hari ini. Bryan di tangkap, dan beritanya sudah ada di tivi. Keluarga kami hancur sudah, hancur! Dan semua, itu karena kamu dan anak-anak haram itu," pekik Bunda Jelita."Anak-anakku!" lirih Gaby. Dia pun menyisir seluruh ruangan, benar saja, tidak ada Harumi, mau pun Rumi yang menemaninya.Bahkan Gaby pun baru sadar, kini dia berada di tempat tidur.
Bab91Gaby tidak menyangka, semua kesabarannya, berujung sia-sia. Rumah tangga yang selama ini dia pertahankan sekuat tenaga.Nyata, tetap berakhir hancur lebur. Dan hari ini, sudah berada di puncaknya. Dia terusir, dan kini tidak memiliki tujuan.Hanya tersisa, sebuah rumah kecil, yang menjadi warisannya dari Zaki beberapa tahun lalu. Sebab Zaki, telah memilih untuk pindah ke Singapur.Meninggalkan Gaby, dan beberapa aset lainnya. Bahkan, Zaki maupun Ganesa, tidak bisa dihubungi lagi.Dengan berat hati, Gaby menjual warisan dari Papanya itu, dan pergi kembali ke Kalimantan.Hidup di kota besar, tentu saja tidak mudah baginya. Maka dari itu, Gaby memutuskan, untuk pergi ke Kalimantan, tempat dia di besarkan.Gaby bahkan tidak ingin memikirkan Rumi lagi. Gadis malang yang masih terikat di dalam hutan itu, hanya bisa menangis, dan meratapi nasibnya.
Bab92"Mamah ...." Terdengar suara teriakkan Harumi.Melin yang tengah asik memasak di dapur pun sangat terkejut."Ada apa sih?" sahut Melin, masih asik memotong kecil sayuran wortel dan teman-temannya.Harumi berlari ke dapur, dan memeluk Melin dari belakang.Melin tersenyum. "Tangan Mamah ini kotor, Nak.""Biarin. Harumi punya kejutan buat Mamah," bisik Harumi, kemudian wanita cantik itu mencium sayang pipi Melin.Melin pun lagi-lagi tersenyum. "Apa kejutannya."Harumi melepaskan pelukannya, dan memperlihatkan benda pipih kecil bergaris dua."Waaaahhhhhh ...." Mata Melin membulat, ketika melihat benda pipih itu."Anakku sayang," pekik Melin, kembali memeluk tubuh Harumi.Melin tiba-tiba terisak, membuat Harumi kebingungan."Mamah kenapa?""Mamah terharu,
Bab93Tangan Harumi gemetar, dia yang tadinya duduk di meja makan, yang sudah siap dengan hidangan lezatnya, pun sangat terkejut.Kaca pecah itu, tepat di dekat meja makannya. Batu besar, yang digunakan untuk melempar kaca itu pun, menggelinding di dekatnya."Astagfirullah," lirih Harumi. Dia pun menghubungi Andre, namun nomor itu, sedang dalam keadaan tidak aktif.Harumi mengirimkan pesan, dengan tangan gemetar. Dia panik, dan sangat ketakutan kini.Rumah mereka, lumayan berjarak jauh dari tetangga, jadi tidak lah heran, jika kini Harumi semakin ketakutan.Mengingat kini dirinya seorang diri di rumah.Harumi gegas berlari menaiki tangga, dan menuju ke kamarnya, mengunci pintu dan terus menerus menghubungi mertua, Gaby dan suaminya.Jam 22.10"Mas, seseorang melemparkan batu kekaca bagian dapur rumah."Jam 22.20
Bab94"Tidak mungkin, aku yakin Harumi lagi bermain-main padaku. Awas saja kamu, tidak akan kumaafkan," gumam Andre.Biar bagaimana pun juga, Andre sangat yakin, bahwa Harumi tidak mungkin mengalami hal buruk. Secara di rumah besar Andre, itu memiliki seorang Satpam.Dan Melin sang mama, tidak mungkin meninggalkan menantunya seorang diri di rumah.Andre pun masih berusaha tenang, dan melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Dia berusaha mengendalikan diri, dan menghapus air matanya tadi.Andre hanya merasa bersalah, karena tidak menepati janjinya. Dan dia yakin, Harumi kini sedang marah dan berniat menghukumnya.Namun panggilan telepon dari Melin, membuat degupan jantung Andre berpacu kuat.Alasan apa yang akan Andre katakan pada Mamahnya? Dia pun sedikit panik dan bingung. Namun mau tidak mau, Andre pun menjawab panggilan telepon itu."Hallo.""Dimana kamu?" tanya Melin dengan suara datar."Di jala
Bab95Mayat Harumi pun dibawa, untuk di lakukan autopsi. Melin dan Gaby berpelukan.Gaby tidak menangis sama sekali, sedangkan Melin terus menangis. Bahkan, wanita itu sudah pingsan tiga kali hari ini.Dan Andre, meratapi kebodohannya di dalam kamar mereka. Andre menyisir seluruh kamar, dengan wajah yang masih basah air mata.Andre tidak menyangka, istrinya bisa mengalami hal sena'as ini. Padahal yang dia tahu, Harumi merupakan wanita yang baik, lembut dan juga ramah.Mereka hidup dengan baik, dan tidak merasa memiliki dendam sama sekali pada siapapun.Jika merujuk kejadian ini pada perampokkan, nyatanya, tidak ada benda mau pun harta berharga mereka yang hilang.Melin yang merasa sakit hati dan hancur, pun masuk ke kamar Andre."Dari mana saja kamu?" bentak Melin sambil bertanya. Tatapan tajam dan membunuh, kini terlihat jelas di mata wanita itu.Andre menunduk. "Lembur, dan Andre ketiduran.""Bodoh!