Share

Serpihan Kertas

Bab84

"Astagfirullah," lirih Papa. 

Aku tetap menangis, meluapkan rasa sakit, hingga membuatku sangat lelah dan teramat lelah.

Entah apa yang terjadi, aku tidak ingat apa-apa lagi. Saat aku membuka mata, yang pertama kulihat hanyalah ruangan yang tidak begitu terang dan asing.

"Non ...." Suara Bik Sum di samping. Aku menoleh dengannya perlahan, meski rasa berat di kepala, masih begitu terasa.

Aku menyisir ke sekeliling. Tanganku kini terpasang infus, dan aku baru sadar, kini aku terbaring di rumah sakit.

Tanganku banyak mendapatkan perban, dengan kondisi tubuh yang terasa semua sangat sakit.

Tidak ada Papa, juga Gaby di kamar ini. Hanya ada Bik Sum, yang menatapku begitu sedih.

"Papa dan Gaby mana?" tanyaku memberanikan diri.

Bik Sum menangis, membuatku mendadak kuatir.

"Bik, jawab!" kejarku tidak sabar. Melihat raut wajah bibi yang seperti tadi, membuatku semakin merasa tidak nyaman hati.

"Non, Bibi m

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status