Share

55

“Hei, ada telpon!”

Tapi, Orion seperti tidak mendengar omongan si polisi yang bertugas menjaganya di ruang tahanan itu. Posisi duduknya tidak berubah sesenti pun, kepalanya masih bersandar di pojok sel dengan tatapan menerawang yang kosong, sedangkan kedua tangannya sibuk mendekap lutut. Orion sudah mempertahankan pose itu sejak dini hari tadi sebab tidak bisa tidur memikirkan kenyataan yang semalam disodorkan oleh Ulfa padanya.

“Hei, kamu dengar tidak, sih? Ada telpon untukmu, nih. Ponselmu bunyi terus dari tadi, bikin berisik saja. Bikin orang tidak bisa istirahat. Lagipula, seharusnya ponselmu dimatikan. Tapi, atasan memintaku membiarkannya dan mengizinkanmu berkomunikasi. Enak sekali hidup kalian, di tahanan pun masih bisa telponan,” omel si polisi, tangannya mengangsurkan benda pipih yang memekik-mekik nyaring.

Mendengar bunyi ponselnya yang khas, Orion seperti tersadarkan dari lamunannya yang kelewat panjang. Ia kemudian mengangkat kepalanya dari dinding, melepaskan lututnya dar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status