Share

62

Erian mempertontonkan seringai keji di wajahnya yang tetap memesona. Ponsel murah Bik Yuli tengah menempel di telinganya. Di depannya, si pemilik benda malang itu sedang duduk bersimpuh dengan kepala tertunduk menekuri lantai. Tangannya mengusap-usap pipi keriputnya yang memerah, bekas tamparan tertera jelas di sana. Di sekitar mereka, dua koper besar dan dua tas bepergian terguling tidak berdaya.

[Ayah, apa yang Ayah lakukan pada Bik Yuli? Kenapa ponselnya ada pada Ayah? Bik Yuli mana? Ayah menyakitinya, kan?]

Jeritan Citra menguar dari pengeras suara yang sengaja diaktifkan oleh Erian. Usai melirik puas asisten rumah tangganya yang terlihat pasrah dengan apapun yang bakal menimpanya, Erian menjawab. “Setelah mempermalukan ayah mertuamu dengan ocehan konyolmu di depan reporter, sekarang kamu malah menuduh Ayah menyakiti Bik Yuli? Di mana sopan santunmu, Citra?”

[Di mana Bik Yuli, Yah? Aku mau bicara dengannya!]

Menyeringai sekali lagi, Erian menyodorkan ponsel murah itu pada pemilikn
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status