Share

41

“Ada apa?” Dokter Lavin bertanya pada Ulfa di sela-sela makan. Ia akhirnya memilih bersuara setelah beberapa menit terakhir Ulfa bertingkah tidak wajar dan membuatnya muak. “Kenapa kamu menatap anakku intens begitu? Jangan coba-coba memikirkan rencana jahat pada orang yang sudah membantumu. Itu keterlaluan namanya, tandanya kamu lebih keji daripada iblis.”

Ulfa tersentak sampai terbatuk-batuk karena tersedak oleh makanannya. Bukannya membantu mengambilkan air, Dokter Lavin hanya menontonnya berjuang menghentikan batuknya. Justru Belinda yang sigap menyorongkan gelas ke dalam jangkauannya sehingga Ulfa dapat minum dan mendorong makanan menuruni lehernya.

“Sepertinya kamu tidak punya perbendaharaan kata yang baik-baik, ya. Selama kamu bicara hari ini, setiap kata yang keluar dari mulutmu tidak nyaman untuk pendengaran siapapun.”

Dokter Lavin tidak peduli dengan protes yang ditembakkan Ulfa. Ia cuma menghabiskan suapan terakhir nasi gorengnya, menyeruput jus apelnya, lalu membersihkan m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status