Share

Chapter 3

Penulis: Asayake
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-27 11:29:32

Di sisi lain, Arman terbaring di ranjang rumah sakit, masih dalam keadaan tidak sadarkan diri. Tubuhnya kurus kering, wajahnya terlihat pucat memiliki banyak cekungan tajam karena kehilangan banyak berat badan.

Audrey yang baru datang, langsung menggenggam tangan Arman dengan penuh kehati-hatian.

Dia ingin menghabiskan sisa-sisa waktu yang dia miliki untuk menatap lekat wajahnya yang akan dirindukan.

Rasanya masih seperti mimpi, menghadapi kenyataan jika Audrey harus pergi meninggalkan Arman tanpa bisa berpamitan dan menceritakan keadaannya.

Audrey harus merahasiakan kepergiannya ke ibu kota.

Merahasiakan pengorbanan yang harus dilakukan untuk kesembuhan Arman. Menyembunyikan segunung ketakutan yang harus disimpan dalam diam.

Ayahnya hanya perlu tahu bahwa Audrey pergi jauh untuk bekerja.

Audrey tertunduk mengecup punggung tangan Arman, menyembunyikan tangisan yang tidak dapat dibendung lagi.

“Aku akan melakukan segalanya untuk Ayah, karena itu aku mohon, segeralah sembuh agar pengorbananku tidak sia-sia,” tangis Audrey penuh permohonan.

***

Perjalanan menuju ibu kota menghabiskan waktu 4 jam.

Sepanjang jalan Audrey masih bertanya-tanya apakah dia telah membuat keputusan yang tepat?

Dengan Audrey pergi meninggalkan kota Lapolez dan menyetujui syarat yang diinginkan Salma, secara tidak langsung masa depan Audrey akan berubah, dia harus siap mengandung di usia yang masih muda, melahirkan anak untuk lelaki asing yang hanya dia kenal sebatas nama.

Sungguh, hati Audrey masih berkecamuk, tidak tahu apakah kini harus menangisi pekerjaan kotornya demi uang, atau mensyukuri uang telah dia dapatkan.

Harusnya, Audrey tidak perlu takut karena saat ini dia akan bersama ibunya. Namun entah mengapa, insting Audrey tetap merasakan ada sesuatu yang tidak beres.

Ketika sampai di airport, Audrey dan Angela pergi secara terpisah. Audrey langsung diantar pergi ke sebuah apartemen untuk beristirahat.

Selama di apartemen, beberapa jam sekali Audrey selalu kedatangan tamu yang diutus oleh Salma.

Mereka ditugaskan untuk memberikan perawatan dari ujung kaki hingga ujung kepala selama berjam-jam agar Audrey sempurna seperti Aurelie, kembarannya.

Semua orang yang diutus Salma sangat berbakat, melalui tangan-tangan mereka yang profesional, cukup dengan dua hari perawatan, mereka telah berhasil membuat Audrey malu menatap cermin karena tidak mengenali dirinya sendiri.

Dengan uang, Audrey yang kumal seperti gelandangan menjadi bersinar seperti nona muda yang hidup dalam kemakmuran.

Dua hari tinggal di apartemen, semua orang yang datang bertamu adalah orang asing, ibunya masih belum menunjukan diri ataupun mengajak Audrey berbicara melalui telepon.

Meski begitu, Audrey tidak mengeluh. Dia selalu mengingatkan dirinya sendiri agar selalu tahu diri.

Hanya saja, di hari ketiga, pagi-pagi sekali dua orang asing datang ke apartemen membawa alat rias bersama beberapa set pakaian, mereka mendandani Audrey tanpa memberi penjelasan apapun.

“Sudah saya duga, Anda memang sangat cantik,” puji penata rias tersenyum puas.

Audrey mengenakan dress biru muda selutut, rambut panjangnya yang berwarna hitam legam terurai membingkai wajah mungil bermata zamrud.

Mendengar itu, Audrey tersipu malu, mengusap permukaan dress yang begitu lembut dan nyaman di kulitnya.

Mungkin ini salah satu pakaian terbaik yang pernah Audrey kenakan dalam hidupnya selain seragam sekolahnya.

“Nyonya datang,” kata Lizy segera membereskan alat-alat make up yang berserakan.

Deg!

Tubuh Audrey menegak, jantungnya berdebar kencang menantikan pertemuannya dengan Salma, sosok ibu yang selama ini tidak Audrey kenali wajahnya.

Audrey melihat ke arah pintu kamar dengan gugup–mendengar suara langkah sepatu yang semakin dekat.

Tidak berapa lama, munculah sesosok wanita paruh baya berdiri di ambang pintu, dia begitu cantik terbalut dalam pakaian berwarna hitam menenteng sebuah tas.

Kulit Audrey meremang, berpandangan dengan sepasang mata zamrud milik Salma.

‘Itukah Ibuku?’ batin Audrey.

Bibir mungil Audrey terangkat, berusaha memberanikan diri menyapa Salma yang tidak pernah dia jumpai setelah delapan belas tahun lamanya berpisah.

“Cepat, aku tidak mau terlambat,” perintah Salma dengan dingin memecah keheningan.

Audrey terhenyak kaget.

Ada sakit yang menelusup masuk ke dalam dada melihat Salma yang bersikap seolah pertemuan ini tidak memiliki arti apapun untuknya.

Salma berbalik pergi, tanpa sedikitpun menyapa ataupun menunjukan sebuah kerinduan yang perlu diobati pada seorang putri yang telah lama dia tinggalkan karena perselingkuhannya.

Dengan berat, Audrey beranjak dari tempat duduknya–keluar kamar dan menghampiri Salma.

Dada Audrey sesak, merasakan ada sebuah tembok tinggi yang membatasi mereka berdua. Di tempat ini, mereka seperti dua orang asing yang dipertemukan untuk kepentingan pekerjaan, ikatan darah yang mengalir seperti sudah tidak ada artinya lagi.

Apakah sekarang Audrey juga harus memanggil Salma dengan panggilan nyonya?

Salma bersedekap, meneliti sosok Audrey dari ujung kaki hingga ujung kepala, begitu mirip dengan Aurelie. Salma yakin, tidak ada satu orangpun yang akan bisa membedakan keduanya.

Kondisi Audrey yang kurus justru bisa dijadikan alasan mengapa Aurelie pergi kabur.

Salma tiba-tiba mendekati Audrey. “Mulai detik ini, kau adalah Aurelie yang lupa ingatan. Lakukan tugasmu dengan baik tanpa bertanya apapun yang sebenarnya terjadi, jangan pernah coba-coba untuk memberitahu siapapun bahwa kau adalah kembaran Aurelie, kau tidak diizinkan pergi sebelum melahirkan anak untuk Dante. Mengerti?”

Audrey mengangguk dengan berat, tidak mampu menatap sepasang mata Salma yang dingin.

“Kita pergi sekarang.” Salma melenggang pergi diikuti oleh langkah terantuk-antuk Audrey yang berusaha berjalan secepat yang dia bisa agar tidak tertinggal.

***

Jemari Audrey saling bertaut di pangkuan, duduk dalam ketegangan melihat lalu lalang kendaraannya yang memenuhi jalanan.

Tidak ada percakapan apapun yang terjadi.

Salma sibuk dengan handphonenya sendiri–sama sekali tidak menunjukan minat untuk berbicara dengan Audrey.

Sekarang Audrey cukup mengerti mengapa selama ini Salma tidak pernah sekalipun berusaha untuk berkunjung ataupun menghubunginya.

Sepertinya, Audrey tidak memiliki tempat di hati ibunya itu.

Mungkin bagi Salma, karena putrinya kembar identik, melihat Audrey sama saja seperti melihat Aurelie.

Lantas, apakah pantas Audrey diperlakukan sedingin ini oleh ibunya?

Audrey dengar, seorang ibu adalah pemilik cinta paling murni bagi anak-anaknya. Tapi mengapa Audrey tidak merasakan sedikitpun kehangatan dimata ibunya?

“Di mana Aurelie?” tanya Audrey memecah keheningan.

“Dia pergi entah kemana, karena itu aku membutuhkan bantuanmu,” jawab Salma menggantung. Wanita itu menutup handphonenya dan melihat Audrey sepenuhnya, “Kuharap kau melakukan tugasmu dengan baik.”

Audrey meremas dress-nya dengan kuat, menatap lekat wajah Salma. “Apa kita akan sering bertemu?”

“Jika dibutuhkan, kita akan bertemu.”

“Pernahkah Anda, sedikit saja memikirkan atau merindukan saya?” tanya Audrey lagi, masih berharap ada setitik perhatian yang bisa dia terima dari ibunya sebelum mereka berpisah lagi.

Salma terdiam, terlihat begitu kesulitan untuknya menjawab sebuah pertanyaan sederhana dari Audrey.

Salma membuang muka, melihat rumah besar berlantai dua menghadap ke arah sungai Aldes yang berwarna biru jernih.

“Kita sudah sampai,” ucap Salma mengabaikan pertanyaan Audrey.

Semakin mobil mendekat ke rumah itu, dapat Audrey lihat ada seorang pria berdiri tegap di anak tangga, terbalut dalam setelan formal berwarna hitam. Pria itu memiliki pahatan wajah sempurna dengan rambut berwarna coklat dan mata biru.

Pria itu menempatkan tangannya di belakang punggung, menanti kedatangan Salma untuk membawa kembali putri kesayangannya yang sempat kabur satu minggu lalu.

“Dia Dante Arnaud, lelaki yang menginginkan seorang bayi dari Aurelie. Mulai hari ini kau akan tinggal di rumah ini sampai berhasil melahirkan seorang anak untuknya. Bersikaplah tenang seolah kau sudah lama mengenalnya,” perintah Salma sebelum keluar dari mobil.

Beberapa kali Audrey mengatur napasnya, mengumpulkan banyak keberanian untuk keluar dari mobil.

Audrey tertunduk dengan langkah gemetar takut, tidak berani membalas tatapan Dante.

Dia terintimidasi oleh tajamnya sorot mata Dante, tatapannya seolah tengah menghakimi Audrey seperti seorang pendosa besar.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
ORTYA POI
Ibu haruskah anak dikorbankan
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Kontrak Rahim Pengganti untuk Sang Pewaris   Chapter 4

    Dante menuruni satu persatu anak tangga, menghampiri Salma yang telah berhasil mengantar kembali putrinya sesuai dengan apa yang dijanjikan. Dinginnya sikap Salma berubah dalam sekejap, wanita itu tersenyum ramah saat berdiri di hadapan Dante. “Aku telah menasihati Aurelie, aku yakin sekarang dia telah belajar dari kesalahannya dan tidak akan membuat masalah lagi. Tolong maklumi perilakunya karena dia masih muda dan kini sedang sakit,” ucap Salma. Alis Dante sedikit terangkat, melihat Audrey yang tengah tertunduk tidak memiliki keberanian untuk menunjukan wajahnya, biasanya gadis itu akan menyelak seperti anjing menggonggong dengan wajah terangkat angkuh, bertindak tidak tahu malu. Entah apa yang sudah dibuat Salma hingga dia bisa membuat putri kesayangannya menjadi sedikit lebih tenang? Apa karena ini ada hubungannya kondisinya yang lupa ingatan? Jika dilihat dengan teliti, kondisi fisik Aurelie juga jauh lebih kurus dari yang terakhir kali. Meski begitu, Dante tidak akan p

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-27
  • Kontrak Rahim Pengganti untuk Sang Pewaris   Chapter 5

    Tanpa tahu apa yang terjadi, Audrey kini tengah terperangah takjub kala memasuki kamar yang akan ditempati. Ruangan yang disebut kamar itu lebih luas dari gubuk tempatnya tinggal bersama Arman! Di dalam kamar itu, barang-barang milik Aurelie juga sudah tertata rapi, sehingga Audrey tidak perlu menggunakan pakaian dekilnya lagi. Dengan riang Audrey melompat naik ke ranjang yang luas, berguling-guling diatas atas lembutnya sprei. Sejenak menikmati sesuatu yang selama ini tidak pernah dia dapatkan dalam hidupnya. Andai saja Arman ada disini, dia pasti tidak akan lagi sakit sebadan-badan karena tidur diranjang sekeras batu. Tanpa sadar Audrey tertawa, berpikir bahwa kini dia sedang terjebak dalam negeri dongeng. Dibandingkan seperti sedang disandera, justru Audrey merasa seperti sedang menikmati liburan mewah di sebuah hotel. Brak! “Setelah kehilangan kebebasan dan ingatan, apa sekarang kau sudah mulai gila?” Suara dingin Dante berhasil menghentikan tawa Audrey, perlah

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-27
  • Kontrak Rahim Pengganti untuk Sang Pewaris   Chapter 6

    “Kau sudah mengantar Aurelie kembali?” tanya Daud, suami Salma.“Sudah. Aku juga sudah memperingatinya agar dia tidak membuat masalah lagi, karena aku tidak akan lagi ikut campur urusan Aurelie selama dia bersama Dante, kau tidak perlu khawatir,” jawab Salma dengan penuh keyakinan.“Aku masih mentoleransi kesalahan Aurelie karena dia masih muda, namun kali ini tidak ada kesempatan apapun lagi untuknya, aku sudah muak dengannya. Pastikan dia tidak membuat masalah lagi jika kau peduli pada pernikahan kita,” peringat Daud.“Aku berjanji, kali ini tidak akan lagi.”“Kupegang kata-katamu.”Salma tersenyum penuh keyakinan.Daud tidak tahu saja jika Salma telah mengatur sebuah rencana untuk memperbaiki kekacauan yang dibuat Aurelie, yaitu dengan menjadikan Audrey perisai yang menggantikan semua tanggung jawab Aurelie. Karena itulah Salma bisa percaya diri menjanjikan Aurelie tidak akan membuat ulah lagi.Ya, sejak menikah dengan Daud, Aurelie tumbuh dalam gelimang harta. Semua kebutuhannya

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-10
  • Kontrak Rahim Pengganti untuk Sang Pewaris   Chapter 7

    Dante Arnaud, dia adalah seorang pengusaha wine yang hanya diketahui nama dan wajahnya oleh segelintir orang. Dibalik ketenaran wine yang dia produksi, Dante menjalani kehidupannya secara tertutup dan jauh dari sorotan, beberapa kali winenya mendapatkan penghargaan di kancah internasioanl, selama itu juga Dante hanya mengirim perwakilannya untuk menunjukan diri. Saking tertutupnya, tidak ada banyak yang tahu tentang kehidupannya, bahkan beberapa orang yang sempat melayaninya sekalipun, hanya keluarganya yang tahu siapa itu Dante Arnaud. Dante hidup dikalangan keluarga yang berada, ayahnya adalah seorang pemilik hotel dan ibunya seorang professor di universitas bergengsi. Tidak sejalan dengan apa yang diajarkan orang tuanya, sejak masih muda Dante lebih gemar mempelajari minuman hingga memutuskan berhenti sekolah, memfokuskan diri untuk mengembangkan wine yang digemarinya. Setelah lebih dari sepuluh tahun melakukan banyak usaha, kini Dante telah menuai hasil dari kerja kerasn

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-28
  • Kontrak Rahim Pengganti untuk Sang Pewaris   Chapter 8

    Cahaya sinar matahari sudah mulai redup menandakan malam akan segera datang, kehangatan yang sempat menembus jendela berganti dingin. Audrey masih mengurung diri di dalam kamarnya, masih bergumul dengan sakit yang tidak dia ketahui bagaimana cara untuk mengatasinya. Sekasar apapun Audrey membersihkan tubuhnya hingga kulitnya berdarah perih, dia tetap merasakan kehinaan dan kekotoran yang begitu melekat. Sekeras apapun Audrey mencuci seprai untuk menghilangkan jejak nodanya, namun kenangan buruk itu tetap tertanam dikepala. Audrey meringkuk di sofa seperti sebuah janin yang rentan, setiap kali dia melihat kearah ranjang, seluruh kulitnya meremang dan dia menangis, terbayang kenangan menakukan yang telah terjadi. Audrey menarik napasnya dalam-dalam, merasakan perih ditenggorokannya yang mengering. Audrey haus dan lapar, namun dia segan untuk keluar apalagi harus bertemu dengan lelaki jahat, bernama Dante Arnaud. Audrey belum siap menerima ini semuanya, mentalnya sedang terkoyak,

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-28
  • Kontrak Rahim Pengganti untuk Sang Pewaris   Chapter 9

    Arman menggenggam erat kertas itu dengan tangan gemetar, rangkaian tulisan yang dibuat oleh balpoin luntur terkena beberapa tetes air matanya. Arman tertunduk menangis pilu, menangisi kepergian Audrey harus menghabiskan masa remajanya dengan bekerja. Arman tidak menyangkal bahwa dia memang bukanlah ayah yang baik untuk Audrey. Setiap kali melihat wajah Audrey yang mirip ibunya, kebencian didalam hatinya pada Salma selalu terpupuk, Arman selalu kembali teringat pengkhianatan Salma dan membuatnya hidup dalam kubangan keterpurukan. Kebencian Arman pada Salma membuatnya mengabaikan Audrey dan tidak pernah memberikan masa kecil yang indah untuknya. Sering kali Arman meninggalkannya dirumah sendirian tanpa memikirkan keadaannya, sering kali Audrey kelaparan karena Arman lebih mementingkan diri membeli minuman, sering kali mereka bertengkar karena penagih hutang datang. Bahkan ketika Arman sudah diponis kanker dan tidak bekerja lagi, dengan keras kepala dan egoisnya dia masih sering me

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-01
  • Kontrak Rahim Pengganti untuk Sang Pewaris   Chapter 10

    Begitu keluar dari pintu kamar, Audrey langsung berhadapan seorang pria yang berdiri menunggu. Pria itu memiliki irish mata amber, sekilas terlihat cokelat karena diteduhi oleh bulu matanya yang lebat, pria itu memiliki pahatan wajah yang tegas dengan bibir merah alami. Siapa pria itu? Audrey tidak mengenalnya. Pria itu mendekat tanpa menunjukan ekspresi. “Saya Jach, orang yang akan mendampingi Anda selama dua puluh empat jam,” ucap Jach memperkenalkan diri terlebih dahulu. “Aku ada di rumah, tidak perlu pendampingan,” bisik Audrey tidak nyaman. “Ini adalah perintah,” jawab Jach dingin. Audrey membuang muka, tidak lagi berbicara. Kakinya yang sakit, berjalan gemetaran sambil menggigit bibir untuk menahan suara ringisan, mengambil langkah demi langkah jarak yang membawanya pergi menjauh dari kamar. Jach yang berjalan dibelakang Audrey, tidak bisa menghindar dari pemandangan aneh yang didepannya. Audrey yang berpura-pura menjadi Aurelie itu terlihat ringkih sakit, siapapun dapat

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-01
  • Kontrak Rahim Pengganti untuk Sang Pewaris   Chapter 11

    Tok tok tok “Masuk!” perintah Dante dengan tangan yang tidak berhenti menulis di kertas, sekilas pria itu melirik pintu untuk melihat kedatangan Jach yang masuk ke dalam ruangannya. “Ada sesuatu yang ingin kau sampaikan?” tanya Dante. “Saya ingin menanyakan sesuatu.""Tentang apa?""Tugas saya adalah mengawal Aurelie Harper untuk memastikan dia tidak kabur dan membuat masalah. Apakah saya juga bertanggung jawab dalam menjaga kesehatannya?” tanya Jach. Tangan Dante berhenti menulis, hatinya langsung terganggu oleh perasaan aneh begitu nama ‘Aurelie Harper’ disebutkan. Ini bukan sekadar perasaan tidak nyaman seperti biasanya, suatu kebencian yang murni dan selalu membuatnya sangat marah hingga jijik. Hari ini, ada perasaan asing yang muncul dan sulit untuk Dante definisikan. Tepatnya setelah Dante tahu bahwa Aurelie Harper seorang perawan. Dante sangat sulit menerima kenyataan itu. Masih sangat tidak masuk akal jika Aurelie Harper tidak pernah tidur dengan lelaki manapun

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-01

Bab terbaru

  • Kontrak Rahim Pengganti untuk Sang Pewaris   Chapter 123

    Sopir yang dipanggil segera keluar, Aurelie yang semula duduk perlahan beranjak dengan sorot mata waspada dan napas memburu menahan gejolak amarah. Aurelie tahu apa yang akan terjadi setelah ini, dan dia sangat membencinya karena tidak bisa berlari pergi.“Bawa Aurelie, dia sedang sakit,” perintah Salma begitu sopirnya sudah datang menghampiri.“Ayo, Nona,” ajak sopir itu mengulurkan tangannya menawarkan bantuan.“Aku tidak mau,” geram Aurelie.“Anda harus pulang.” Sopir itu menarik tangan Aurelie dengan paksa dan tidak mempedulikan teriakannya yang menolak dibawa pergi.Karena takut menjadi perhatian pengendara lain, Salma akhirnya ikut menarik tangan Aurelie dan memaksanya pergi meninggalkan emperan halte.“Jika kau tidak menjadi anak yang penurut, kau akan dimasukan ke dalam bangsal rumah sakit jiwa lagi Aurelie,” peringat Salma mengancam.“Aku tidak mau!” teriak Aurelie mulai beringas, menggigit tangan Salma yang mencengkramnya.“Arrght!” ringis Salma menggunjing tangannya agar gi

  • Kontrak Rahim Pengganti untuk Sang Pewaris   Chapter 122

    Aurelie menjatuhkan tubuhnya di emperan halte bus, mendengar derasnya suara hujan yang membasahi bumi dan angin kencang yang membuat kulitnya meremang kedinginan. Hari ini Aurelie sudah tiga kali naik pesawat, tubuhnya yang mulai lelah berbanding balik dengan isi pikirannya yang masih bergejolak liar membutuhkan obat penenang.Suara helaan napas terdengar dari bibirnya, dengan mata terpejam dia kembali terbayang-bayang wajah Audrey yang baru pertama kali dilihat.Pertemuan singkat itu mengingatkan Aurelie kembali pada mimpinya masa kecilnya selama ini terus muncul disetiap tidurnya.Ada sebuah ketenangan aneh yang Aurelie rasakan saat menyentuh Audrey, begitu persis seperti obat yang meredakan dirinya dari gejolak kegilaan.Apakah mereka akan kembali bertemu? Apakah Aurelie juga akan bertemu dengan seseorang Audrey sebut 'ayah'.Aurelie membuka matanya lagi. “Aku punya ayah dan saudara,” ucapnya seperti sedang bertanya.Aurelie mulai menggigit kukunya dengan keras, tenggelam dalam ke

  • Kontrak Rahim Pengganti untuk Sang Pewaris   Chapter 121

    Malam begitu gelap dan pekat, hujan turun begitu deras, butirannya yang berjatuhan terlihat seperti ribuan cahaya kala tersorot lampu jalanan.Dante duduk sendirian didalam mobilnya sendirian, berkali-kali memukuli kemudi kesulitan untuk menggambarkan hatinya yang saat ini sedang hancur berkeping-keping.Ingin Dante berteriak sekencang mungkin, ingin dia menangis, dan ingin tertawa menertawakan segala kebodohan yang telah dilakukannya selama ini.Sakit yang begitu keras dia terima membuatnya linglung kehilangan akal.Dante sudah tidak mengerti lagi, apa yang kini harus dia lakukan, apa yang dia mau dan kemana arah tujuannya setelah dunianya hancur luluh lantah oleh pengkhianatan.Gemuruh suara petir terdengar menyambar dikegelapan. Dante keluar dari mobilnya dan membiarkan seluruh tubuhnya terbasahi oleh air hujan. Dante berjalan sendirian tanpa arah, membawa semua kebenaran yang masih sulit untuk dia terima bahwa ini semua memang nyata adanya.Tidak ada tempat untuknya pulang, tidak

  • Kontrak Rahim Pengganti untuk Sang Pewaris   Chapter 120

    “Dante!” teriak Serena menangis histeris memanggil Dante yang lebih memilih pergi membawa Raiden dibandingkan disampingnya, menjaganya dari Aurelie yang masih berada disisi ranjang dengan gerak-gerik yang menakutkan.Serena menutup lehernya yang kini mulai mengelurkan darah hingga bercucuran menodai pakaian, wanita itu tersedu-sedu menangis kesakitan menatap tajam Aurelie yang sedang mencari-cari sebotol minuman didalam tasnya.“Ini caramu balas dendam padaku Aurelie! Apa sekarang kau puas?” tangis Serena meratap, masih bisa bersikap seperti seorang korban yang telah terdzolimi. Tangan Aurelie berhenti bergerak, gadis perlahan mengangkat wajahnya dan membalas tatapan Serena.“Aku tidak akan pernah memaafkanmu Aurelie, jika Dante meninggalkanku gara-gara ulahmu! Akan aku buat kau membusuk dipenjara karena telah membunuh ibuku dan menyakitiku!”Pupil mata Aurelie melebar bersama senyuman cerahnya seakan menikmati ancaman Serena. Aurelie menjatuhkan tasnya segera di lantai, menyisakan

  • Kontrak Rahim Pengganti untuk Sang Pewaris   Chapter 119

    Telinga Dante berdenging, bersahutan dengan suara jantung yang bergemuruh kencang. Seluruh tubuhnya membeku kaku, yang tersisa hanya rasa sakit yang teramat kuat disetiap denyut nadinya mendengar sebuah pengakuan yang jauh lebih mengerikan dari apa yang selama ini Dante takutkan.Pengakuan yang begitu gila sampai membuatnya berpikir ini tidak mungkin!Serena isterinya, orang yang telah Dante bela mati-matian dengan berbagai cara ternyata adalah puncak penyebab semua masalah yang ada.Serena telah berkhianat dengan adik kandung Dante sendiri! Jadi, inilah alasan mengapa Raiden berusaha untuk membuat Aurelie tidak dipenjara? Dia takut Aurelie buka suara saat ingatannya kembali?Jadi, inilah alasan dulu Raiden sempat mereservasi restaurant untuk melamar Aurelie, namun semuanya gagal karena Serena tidak suka, lalu terjadilah pertengkaran antara Serena dan Aurelie.Jadi, inilah alasan Serena tidak pernah ngotot meminta Aurelie Harper dipenjarakan dan lebih memilih untuk memaafkannya seper

  • Kontrak Rahim Pengganti untuk Sang Pewaris   Chapter 118

    “Bagaimana keadaan isteri saya Dokter?” tanya Dante.“Beruntung bantuan datang dengan cepat dan segera menanganinya sehingga sampai merusak organ tubuhnya akibat overdosis. Meski begitu, saya sarankan Anda untuk lebih banyak memberi perhatian pada isteri Anda. Nyonya Serena memiliki riwayat korban kejahatan dan pernah keguguran hingga pengangkatan rahim, ini pasti situasi yang sangat berat untuknya, kemungkinan ada faktor psikologis yang membuat isteri Anda nekat meminum obat sebanyak itu,” jawab sang dokter dengan serangkaian penjelasannya.“Saya mengerti Dokter, terima kasih.”Dokter itu mengangguk dengan senyuman. “Kalau begitu saya permisi.”Pandangan Dante mengedar melihat penjuru arah. Sejak dia datang ke rumah sakit, Dante tidak melihat keberadaan keluarganya, terutama ibunya yang selama ini selalu begitu perhatian kepada Serena, kini hanya ada seorang pelayan yang duduk menunggu.Saat Serena masih koma, ibunya selalu datang setiap hari ke rumah sakit dan merawatnya, karena i

  • Kontrak Rahim Pengganti untuk Sang Pewaris   Chapter 117

    Kesibukan memadati ibukota, orang-orang berjalan kaki dengan cepat melintasi jalanan selagi lampu lalu lintas belum berganti. Diantara banyaknya orang yang sedang beraktivitas, terlihat Jach melewati lalu lalang keramaian, meninggalkan mobilnya yang terparkir di depan sebuah pertokoan.Jach pergi menghampiri Frederick yang tengah berdiri di dekat lampu jalanan, tidak jauh dari gedung kejaksaan tempatnya bekerja.Begitu dekat dalam jangkauan, Frederick langsung berjalan disamping Jach tanpa saling melihat. “Dokument yang kau berikan sudah naik, setelah terbukti melalui penyelidikan, kemungkinan nanti malam atau besok Daud akan segera ditangkap.”“Aku senang mendengarnya.” Jach menjawab tanpa ekspresi “Kau bisa menjamin jika semuanya akan berjalan bersih?”“Tentu saja. Kejahatan besar orang-orang kelas atas pasti akan berusaha ditutupi oleh pihak keluaga dan pihak berkepentingan lainnya demi mempertahankan citra dan kelangsungan bisnis mereka,” jawab Frederick dengan serius.“Kerja bagu

  • Kontrak Rahim Pengganti untuk Sang Pewaris   Chapter 116

    “Victor, hari ini Aurelie akan pergi ke kota Lapolez. Akan ada dokter yang datang memeriksa kesehatan dan kelayakannya melakukan penerbangan, selain itu akan ada seseorang yang datang untuk mengirimkan identitasnya Aurelie. Kabari aku setelah mereka datang, aku akan menyiapkan tiket dan hotel untuk kalian semua.”Victor yang telah mendengarkan baik-baik langsung mengangguk memahami tugas barunya. “Bagaimana dengan Anda Pak?”“Aku akan datang menyusul dari kota lain,” jawab Dante menggantung, tidak berapa lama dia kembali berbicara, “pastikan Aurelie dalam keadaan sehat, jangan lupa langsung memberiku kabar.”“Dimengerti Pak,” jawab Victor dengan satu anggukan.Dante menghela napasnya dengan berat, perlahan dia memutar tubuhnya dan melihat keberadaan Audrey yang kini tengah melihatnya dibalik jendela dengan wajah merah penuh kekhawatiran.Dante sedang terjebak dalam situasi yang cukup membimbangkan, sejujurnya dia masih khawatir dengan kesehatan Audrey yang sakit-sakitan dan bayinya ya

  • Kontrak Rahim Pengganti untuk Sang Pewaris   Chapter 115

    -Audrey kau kemana saja? Angkatlah teleponnya, ini sangat penting dan darurat- -Audrey teleponlah saat kau membaca pesan ini. Ayahmu sangat membutuhkabmu-Sebuah pesan singkat yang dikirim dua hari lalu muncul saat Audrey kembali menghidupkan handponenya.Audrey yang sempat khawatir dengan keadaan Arman selama beberapa hari terakkhir ini kian dibuat kalut.Beberapa kali Audrey mengatur napasnya mengumpulkan keberanian untuk segera melakukan panggilan pada Arman.Disetiap deringan yang tersambung, jantungnya berdebar kencang terjebak dalam kecemasan yang meningkat, bertanya-tanya apa yang sebenarnya telah terjadi pada Arman.“Ayah,” panggil Audrey begitu teleponnya terangkat.“Audrey ini paman Dom, bukan ayahmu,” jawab Dom.“kau kemana saja? Ayahmu kritis sejak beberapa hari lalu!” tegur Dom begitu emosional akhirnya bisa menyampaikan kabar Arman kepada putri yang selama ini telah lama dinantikan kepulangannya.Hati Audrey mencelos, kakinya mendadak lemas perlahan mundur dan bersandar

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status