Beranda / Urban / Kontrak Rahasia: Melahirkan Putra Tuan Presdir / Bab 59. Pahit Hati dan Keras Kepala

Share

Bab 59. Pahit Hati dan Keras Kepala

Penulis: Lovely Bintang
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Bukankah pada akhirnya, para pria hanyalah penipu. Dengan mulut manisnya, mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan. Pada akhirnya, yang paling tersakiti adalah para wanita.” Setidaknya, itulah yang ada di pikiran Irene saat ini.

Apalagi dengan pengalamannya bersama Jeremy–mantan tunangan, yang menurutnya sangat baik hati dan menyayanginya. Pada akhirnya, semua itu hanya untuk mengeruk keuntungan darinya.

“Walau kondisi Adam nggak bisa disamain sama Jeremy, seenggaknya aku tahu mereka cuma pinter bermulut manis. Aku nggak sudi tertipu lagi. Aku bukan perempuan bodoh,” gerutu Irene dalam hati.

Semalam, terbawa suasana dan kata-kata manis Adam, Irene akhirnya membuka diri dan mereka bercinta semalaman.

Dan pagi ini, yang tertinggal hanyalah penyesalan bahwa dirinya percaya begitu saja dengan mulut manis Adam. “Palingan juga sampai aku lahiran saja, dia bermaksud menjalin hubungan serius itu.”

Gadis itu menatap wajah damai Adam yang masih terlelap di sampingnya. Kalau bukan karena
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Kontrak Rahasia: Melahirkan Putra Tuan Presdir   Bab 60. Sampai Maut Memisahkan

    “Apa kau yakin, sudah menyampaikan perasaanmu dengan benar pada Irene? Karena sepertinya sampai akhir, dia masih berpikir kalau dia akan meninggalkanmu.”Ucapan Giana terus terngiang di telinga Adam sementara ia menunggu Irene keluar dari ruang operasi. “Apa yang salah dengan ucapanku? Padahal aku sudah bilang kalau aku ingin menjalin hubungan serius dengannya. Apa yang seperti ini masih nggak bisa ia pahami?” keluh Adam dalam hatinya. “Dam, tenang saja. Operasinya kan sama Darren, jadi nggak akan ada masalah.” Derrick mencoba menenangkan Adam yang ia kira sedang mengkhawatirkan Irene. Walau sebagian pikirannya mengkhawatirkan kondisi Irene, tapi 80 persen kekhawatirannya adalah karena ucapan Giana yang tak pernah disangkanya. Selama menunggu kelahiran putra mereka, Adam sudah berusaha keras menjadi suami yang baik seutuhnya, tapi ternyata semua itu tak cukup untuk meyakinkan Irene bahwa cintanya tulus.“Yeah. Aku tahu dia di tangan yang tepat. Aku hanya khawatir saja,” ungkap Adam

  • Kontrak Rahasia: Melahirkan Putra Tuan Presdir   Bab 61. Undangan Nikah

    Entah berapa lama Irene menangis dalam pelukan Adam. Yang pasti, saat Giana tiba, ia cukup kaget melihat wajah basah dengan mata merah Irene dalam pandangannya. “Jadi, rencanamu pergi batal, kan?” tanya Giana mengejek Irene. Irene mendengus kesal sambil mengelap wajahnya dengan lap basah yang ditawarkan Giana padanya tadi. “Adam bilang kalau dia mencintaiku. Jadi, ya sudah. Aku nggak jadi pergi.”“Ha! You and your pride!” tegur Giana, menyentil kening Irene. “Sekarang, lupakan masa lalu, Ir. Masa depanmu cerah. Karma baik datang.”Wajah Irene terlihat memerah sementara ia mengangguk. Apa yang dikatakan Giana membuatnya bersyukur kalau ia tidak menyerah saat semua hal buruk terjadi padanya dulu.“Lalu, apa kau sudah menemukan nama untuk bayimu?” tanya Giana berusaha mengganti topik pembicaraan ke arah yang lebih menenangkan. Irene menggeleng. “Aku sibuk menangis tadi. Aku bahkan nggak ingat anakku. Apa aku bisa melihatnya setelah ini?”Mendengar itu Giana tergelak. “Dasar kau ibu ng

  • Kontrak Rahasia: Melahirkan Putra Tuan Presdir   Bab 62. Keputusan

    Irene terdiam. Diam-diam menahan senyumannya. Minggu lalu Adam mengatakan kalau ia berniat menggelar pernikahan yang tidak pernah ada itu. Ia menatap putranya yang terlelap di atas pangkuan, mencoba menyembunyikan kebahagiaan itu. Namun, ada juga pikiran negatif yang datang menyambangi.“Apa kau yakin ini nggak akan dipandang aneh sama orang-orang?” tanya Irene sementara duduk tenang dalam mobil yang membawa mereka ke kediaman Allaster.Adam memiringkan kepalanya, menatap Irene sambil bertanya, “Kau peduli dengan omongan orang? Kalau ya, aku akan menggelarnya secara tertutup saja.”Mendengar Adam masih akan mempertimbangkan pernikahan itu demi dirinya, Irene tak kuasa menolak, tapi ia juga tak mau tergesa-gesa. Dirinya masih tidak tahu bagaimana dampaknya dan apakah ia sanggup menghadapi gosip yang beredar di sekitarnya.“Apa aku boleh minta waktu 1 hari lagi untuk memikirkan ini?” tanya Irene yang langsung mendapat anggukan dari Adam.“Sure. Kabari aku,” ungkap Adam sambil mengecup

  • Kontrak Rahasia: Melahirkan Putra Tuan Presdir   Bab 63. Cari Jodoh

    “Kurasa aku sebaiknya ke kamar tamu, Grand?” tanya Irene sekalian pamit pada Alfred. Namun, pria tua itu menepuk pelan pundak Irene, tak membiarkannya beranjak dari kursi ruang makan. “Nggak perlu. Kau di sini saja dan dengarkan keputusanku.”Irene mengangguk saja, menuruti Alfred. Walau sebenarnya tidak ada sedikitpun rasa ingin tahu mengenai keputusan Alfred. Adam sudah memberikan keputusannya kalau memang sang kakek berniat memberikan warisan itu pada Aldrich, dia akan menerimanya dengan baik. Baginya saat ini, bersama Irene dan Noah adalah hal paling indah yang ingin ia nikmati.“Sesuai dengan perjanjian di awal, yang berhak mewarisi posisi presiden direktur di perusahaan utama Allaster adalah cucuku yang bisa memberikan cicit pertama kali. Dan orang itu adalah Adam.” Alfred terdiam sejenak. Mengambil nafas sambil mengamati respon dari 3 orang yang mendengarkannya.Menyadari kalau sang kakek menunggu respon dari mereka, Aldrich yang lebih dulu membuka suara. “Aku nggak masalah.

  • Kontrak Rahasia: Melahirkan Putra Tuan Presdir   Bab 64. Takdir

    Ha! Ha! Ha!Alfred bahkan tergelak mendengar ucapan Adam, tapi ia tak bisa memungkiri sifat macho yang dipancarkan Giana. “Kalau nggak mau coba ketemu Giana, apa kau mau kukenalkan dengan perempuan lain? Banyak rekan bisnisku yang juga sedang mencarikan suami untuk anak atau cucu mereka.” Alfred menawarkan solusi lain. Namun, belum sempat Aldrich melontarkan protes, Alfred menambahkan, “Tentu saja, ini bukan pernikahan bisnis. Aku tidak pernah mau kalian menikah dengan konsep seperti itu. Kau bisa bertemu banyak wanita dan hatimu yang akan menentukan sendiri, siapa pilihanmu. Bagaimana?”Mendengar penjelasan sang kakek, Aldrich mengatupkan bibirnya lagi. Berpikir dua kali dan menelan protesnya.“Kurasa itu hal baik, Al. Kau bisa coba.” Adam mencoba memompa semangat sang adik. Pada akhirnya, Aldrich memutuskan untuk menuruti keinginan sang kakek dan mencari pendamping baginya. Yang terbaik dari yang terbaik.Sekitar malam, Adam dan Irene pamit untuk pulang karena sepertinya Noah rew

  • Kontrak Rahasia: Melahirkan Putra Tuan Presdir   Bab 65. Penolakan

    Hari pernikahan Irene dan Adam pun tiba. Tentu saja ada banyak gosip beredar karena mereka melakukan pesta pernikahan lebih dari 1 tahun kemudian. Namun, Adam sudah membayar orang untuk menyebarkan cerita kalau awal pernikahan mereka hanyalah berdasarkan bisnis semata dan berujung pada cinta sejati.Dan demi tujuan Alfred, ia menjadikan Aldrich dan Julia sebagai best man dan juga bridesmaid.“Adam,” panggil Irene dengan sedikit berbisik. Adam kemudian merendahkan tubuhnya untuk mendekatkan telinga pada bibir Irene. Ia mendengar pertanyaan, “Apa kau lihat di ujung kanan sana? Tempat direksi duduk.”Kepala Adam mengangguk satu kali, sementara Irene melanjutkan, “Ada perempuan muda yang menatapmu penuh dendam. Kau kenal?”Merasa Irene sudah mengakhiri pertanyaannya, Adam pun kembali meluruskan tubuh untuk mengecek area yang disebutkan sang istri. Setelah tahu siapa yang dimaksud, Adam kembali membungkuk. Kali ini ia yang berbisik di telinga istrinya, “Dia putrinya Bu Lily yang katanya

  • Kontrak Rahasia: Melahirkan Putra Tuan Presdir   Bab 66. Aku Juga Belum Mandi

    “Kenapa wajahmu memerah begitu? Kamu mabuk, Ir?” Adam bertanya sambil membukakan pintu kamar mereka. Adam baru saja menjemput Irene dari kamar Giana dan sepanjang perjalanan kembali ke kamar, Irene tak berbicara sepatah katapun. Dan sekarang, setelah menangkap wajah putih Irene yang terlihat kemerahan, ia pun penasaran. Sayang, gerakan silent treatment Irene masih belum selesai. Gadis itu hanya menggeleng, sebagai jawaban dari pertanyaan suaminya. Adam yang juga tak punya tebakan mengapa sang istri terlihat canggung dan diam saja itu pun hanya bisa membiarkan Irene dengan sikap antiknya yang tiba-tiba muncul.“Sebaiknya kupikirkan nanti saja. Aku ingin fokus untuk malam ini,” batin Adam sambil menghampiri Irene yang sejak masuk ke kamar langsung sibuk di depan koper.“Ir.” Adam melingkarkan tangannya di pinggul sang istri, dari belakang. “Aku tunggu kamu, jadi aku juga belum mandi.”Mendengar ucapan Adam yang sengaja dibuat dengan nada rendah dan dalam itu, Irene kembali teringat pe

  • Kontrak Rahasia: Melahirkan Putra Tuan Presdir   Bab 67. Kenangan

    “Sudah! Nggak usah banyak tanya. Toh, kamu sudah menikah dengan lelaki kaya raya. Sudah nggak ada gunanya juga kamu punya rumah itu!” raung sang tante yang terlihat tidak sabaran. Sebenarnya, jelas sekali terlihat kalau keluarga jauh Irene itu punya niat jahat padanya. Ini bukan sekedar perebutan warisan semata.Dan Irene bukan perempuan yang mudah ditekan. Dengan mantap ia berkata, “Aku nggak akan berbuat apa-apa sebelum pengacaraku datang. Sebaiknya kalian pulang saja hari ini. Aku akan memberitahu kalau semua sudah bisa dibicarakan.”Tanpa memberi waktu mereka untuk bereaksi, Irene langsung masuk dan mengunci pintu rumah. Ia menelepon penjaga untuk memastikan keluarganya itu pergi dari kediaman Bright.Irene bermaksud menghubungi Adam untuk meminta pengacara, tetapi setelah berpikir ulang, gadis itu mengurungkan niatnya. Ia tidak mau membuat kericuhan saat sedang panik. “Sebaiknya aku menenangkan diri dulu,” batin Irene sambil membawa Noah kembali ke kamar lamanya. Ia berpikir u

Bab terbaru

  • Kontrak Rahasia: Melahirkan Putra Tuan Presdir   Epilog

    10 tahun sejak kelahiran Bella Jackson Allaster. Noah sudah berusia 12 tahun dan berhasil melompati kelas sehingga tahun ini ia sudah masuk SMP.“Apa kau yakin, kau bisa mengikuti pelajaran di SMP?” tanya Irene khawatir. “Kau bisa belajar dulu di rumah sampai usia 13 tahun, Noah.”Noah memutar bola matanya kemudian menoleh ke arah Adam yang sibuk mengisi piring Bella dengan berbagai menu sarapan. “Dad, please jelasin ke Momma. Dia terlalu khawatir.” “Momma hanya takut kau dibully, Noah,” ujar Adam menengahi. “Pertanyaannya hanya kamuflase. Tidak mungkin Momma meragukan kejeniusan Noah. Benar kan, Sayang?”Mendengar ucapan itu, Irene merasa tertegur. Ia baru sadar kalau ucapannya mengecilkan sang putra. Tak mau Noah sakit hati, Irene segera mengiyakan ucapan Adam.“Kau paling muda sendiri di SMP, Noah.”Dengan senyum penuh kebanggaan Noah menjawab, “Aku sudah dapat blue belt-ku, Mom. Jangan khawatir.”Adam menatap Irene kemudian tersenyum penuh arti. Meminta sang istri untuk berhenti

  • Kontrak Rahasia: Melahirkan Putra Tuan Presdir   Bab 85. Baby Bella

    “Tidak, tidak! Ma–maksudku, iya. Ah! Bukan! Tunggu sebentar!” pekik Giana panik. Ia mengangkat kedua tangannya, berusaha menenangkan diri. Irene yang tak bisa percaya bahwa sang sahabat menyembunyikan berita baik itu, mengiriminya tatapan penuh protes, tanpa sepatah kata keluar dari mulutnya.“Oke, oke. Kujelaskan. Aku tunangan, yes. Tapi bukan berarti aku sedang hamil.”“Tunangan!” pekik Irene dengan nada kesal. “Kenapa aku nggak diundang?!” Giana terkekeh, walau ia tahu Irene sedang kesal betulan. Dengan sabar ia menjelaskan, “Kau tahu kondisimu 3 bulan lalu masih nggak memungkinkan untuk turun dari tempat tidur, Irene. Ini aja aku ke sini karena Adam sudah membuka gembok rumah kalian.”Bibir Irene maju 5 centi. Cemberut. Merajuk kesal, tapi tidak bisa membalas penjelasan Giana. Pasti Adam yang sudah memblokir semua kegiatan luar, supaya dirinya tidak berpikir untuk memaksakan diri hadir. “Siapa tunanganmu?” tanya Irene yang akhirnya menyerah. Dengan penuh semangat Giana mengel

  • Kontrak Rahasia: Melahirkan Putra Tuan Presdir   Bab 84. Menjadi Ibu

    “Tuan Adam, ini kainnya,” ucap Nannia yang akhirnya bisa masuk ke ruang makan.Sebenarnya sejak tadi ia sudah tiba di sana, tetapi karena melihat majikannya sedang saling mengutarakan rasa cintanya dengan bahasa tubuh, ia memutuskan untuk menunggu sampai ada celah baginya untuk masuk.Adam segera mengambil kain itu dan melingkarkannya di tubuh Irene yang memeluk Noah. “Bilang kalau terlalu kencang ya.”“Mm. Sudah pas,” ujar Irene sambil menganggukkan kepala. “Thanks, Adam.”Sementara Irene menaruh perhatian penuh pada Noah, Adam memanggil Leon untuk membahas kebutuhan makan malam yang ia janjikan pada Irene. “Pesan kotatsu*. Juga meja makan pendek. Kursi yang lembut dan empuk untuk Irene bisa duduk di lantai. Siapkan untuk malam ini.” Adam memberi perintah pada Leon. Pria tua yang mendengarkan sang majikan, melirik jam yang melingkar di tangannya. Jelas waktunya tidak akan cukup jika harus memesan kotatsu asli dari Jepang.Namun, Leon tetap menjawab, “Baik, Tuan Adam. Akan segera sa

  • Kontrak Rahasia: Melahirkan Putra Tuan Presdir   Bab 83. Papa yang Baik

    3 bulan setelah pemeriksaan.“Ini obatnya, Nyonya.” Nannia menyerahkan piring kecil berisi 5 butir pil yang harus diminum Irene. Semenjak hasil pengecekan rahim berjalan tak terlalu bagus, Darren sibuk mencarikan obat-obatan yang bisa memperkuat kondisi rahim dan juga janin di dalamnya.Rahim Irene sedikit melemah, sejak keguguran. Saat kehamilan Noah pun, Darren berusaha memberi semua yang terbaik, demi kehidupan sang putra mahkota itu. Saat itu, ia tidak memberitahu kondisi ini karena melahirkan Noah adalah sebuah keadaan yang harus terjadi bagaimanapun caranya. Setelah kehilangan bayi mereka karena kecelakaan yang ditimbulkan oleh Sarah, Darren tak punya hati untuk memberitahu mereka bahwa ada kondisi di mana 50% kehamilan Irene akan gagal. Karena itu, ia berjuang sendiri untuk menjaga kehamilan Irene. Namun, kali ini berbeda. Anak kedua bukan hal yang wajib terjadi. Adam sudah memenuhi syarat untuk menjadi pewaris Allaster. Itulah kenapa, akhirnya Darren memutuskan untuk memb

  • Kontrak Rahasia: Melahirkan Putra Tuan Presdir   Bab 82. Kehamilan Kedua

    “Aku aman.”Ucapan yang terdengar mantap dari Giana tadi justru membuat Irene merasa was-was. Ia berharap bisa menempatkan orang yang ia percaya untuk menjaga Giana. Namun ia tahu, meminta Regan yang menjadi bodyguard Giana tidak akan disetujui Adam.Dan saat ini Irene sudah bersama Adam untuk kembali pulang. Tengah panik dengan semua bayangan negatif di kepalanya, Adam tiba-tiba berkata, “Ir, jangan khawatir. Masalah ini sudah kuceritakan pada Grandpa Allan. Kau tenang saja. Oke?”Irene menatap sang suami dengan tatapan terpana, seolah sang suami sudah melakukan hal terhebat baginya. Ia memeluk Adam erat sambil berkata, “Thanks, Adam. Aku nggak tahu lagi kalau sampai Giana terbawa-bawa dengan urusan Franz.”Adam mengusap punggung Irene dengan sayang. Walau Irene tidak meminta, tapi ia sudah menempatkan Regan di restoran Giana. Ia tidak suka melihat istrinya menghamburkan air mata kalau-kalau terjadi sesuatu pada sahabatnya itu.“Sampai Grandpa Allan memberi tanda kalau kondisi sudah

  • Kontrak Rahasia: Melahirkan Putra Tuan Presdir   Bab 81. Pria Berbahaya

    Beberapa hari setelah perkenalan Franz pada keluarga besar Allaster, Irene mendapat undangan dari Giana untuk datang berkunjung. Sahabatnya itu membuka area bar di lantai 2 restorannya. Tak pernah menebak bahwa Giana akan punya hubungan dengan Franz, Irene pun datang ke acara sang sahabat bersama dengan Noah. Tentu saja, seperti perintah Adam, ia juga membawa Regan bersamanya. “Kenapa ada orang itu di sini? Apa Giana sudah langsung membuka bar-nya untuk publik?” batin Irene bertanya-tanya, ketika ia mendapati sosok Franz tengah berbincang ramah dengan Giana di meja bar.“Oh! Irene! Noah! Sudah datang!” seru Giana sambil berjalan keluar dari belakang meja bar. Berusaha bersikap tenang, Irene pun membalas sapaan sang sahabat dengan ucapan selamat. “Congratz, Gi! Bar-nya keren banget!”Ha! Ha! Ha!Giana tergelak menerima pujian tulus Irene itu. Ia kemudian mendorong pundak Irene untuk duduk di salah satu sofa yang nyaman untuknya dan Noah.“Dan ibu menyusui nggak boleh minum di sini,

  • Kontrak Rahasia: Melahirkan Putra Tuan Presdir   Bab 80. Di Balik Ketenangan

    Mendengar cerita Franz, bahkan Adam mulai panik kalau tebakan Allan benar. Namun, mereka langsung menghela nafas lega ketika mendengar jawaban franz. “Sandra Billie. Kau kenal, Dad? Katanya dia sedang liburan ke sini dan aku diminta mengejarnya. Ugh! Memalukan sekali pekerjaan ini.”Allan tergelak mendengarnya. “Pernikahan bukan pekerjaan, Franz. Kurasa ayahmu sedang mencarikan asuransi untukmu. Kau tahu kan, kau nggak akan bisa menggantikannya walau ia turun dari posisinya sekarang.”“Cih! Pria tua itu memang selalu kurang kerjaan,” keluh Franz sambil menggaruk bahunya yang tiba-tiba gatal. Ia menatap orang-orang yang baru beberapa menit dikenalnya dan sadar bahwa dunia mereka jelas berbeda.Ketidaknyamanan itu membuatnya ingin segera pergi dari sana. Namun, baru saja ia akan membuka mulut untuk pamit, Irene turun dari lantai 2 bersama Noah.“Oh! Ada tamu?” sapa Irene sambil menggosok matanya yang mengantuk. “Apa aku mengganggu? Noah bangun cari kamu, Adam.”Adam tersenyum sambil me

  • Kontrak Rahasia: Melahirkan Putra Tuan Presdir   Bab 79. Complicated Relationship

    Kembali ke satu menit yang lalu. Irene dan Adam mendengar Allan berbicara dengan seseorang, sepertinya melalui sambungan telepon. Walau hanya sekilas, mereka bisa mendengar nama asing yang diucapkan Allan. Franz.“Apa kau pernah dengar?” tanya Irene lagi pada Adam. “Sepertinya Grand marah sekali sama orang yang bernama Franz itu.”Sang suami menggeleng. Mereka memutuskan untuk tak lagi membahasnya dan masuk menuju ruang keluarga. Tak mereka sadari, ternyata Allan juga mengikuti mereka masuk ke dalam rumah. Irene sendiri pergi ke kamar untuk menidurkan Noah, sementara Adam berniat untuk menikmati waktu sendirinya di sofa ruang keluarga itu.Allan kemudian duduk di sampingnya dan menikmati teh yang masih ia bawa dari pesta kebun tadi. Dan setelah menyesap tehnya, ia kemudian bertanya, “Apa aku bisa pakai salah satu ruangan yang tak terpakai di rumahmu? Aku kedatangan tamu yang juga ingin kukenalkan pada kalian.” Tanpa bertanya lebih jauh, Adam mengangguk. “Sure, Grand. Aku akan min

  • Kontrak Rahasia: Melahirkan Putra Tuan Presdir   Bab 78. Sifat yang Sama

    “Giana?!” pekik Irene saat ia menghampiri ruang tamu dan mendapati sahabatnya datang dengan tas besar di bahunya. “Ada apa?”Giana terlihat kesal tetapi ia tetap menjawab pertanyaan Irene. Katanya, “Aku kabur.”Dan jawaban singkat itu membuat Irene tercengang. Seburuk-buruknya hidup, Giana bukan tipe perempuan yang kabur begitu saja. Irene segera membawa Giana ke kamar lamanya karena ia sudah tahu kalau sahabatnya itu jelas butuh tempat menginap.“Apa yang terjadi sampai kau kabur, Gi?” tanya Irene setelah menuangkan air untuk Giana minum. “Grandpa mulai mengadakan perjodohan untukku, padahal dia tahu aku nggak suka. Dia bilang aku harus segera menikah sebelum dia mati. Apa-apaan sih dia itu!” keluh Giana dengan nada penuh amarah. Irene pun juga tak habis pikir. Biasanya kakek Giana tak pernah sampai memaksa cucunya melakukan hal yang tak ia sukai. “Tapi kalau sampai Giana kabur, berarti maksanya sudah di luar batas kesabaran.” Irene membatin. Ia merasa ucapan kakek Giana mempunyai

DMCA.com Protection Status