"Cinta sangat suka dengan aroma parfumnya. Cinta mau Abang pakai ini ya." Cinta tersenyum dengan begitu sangat manis.Entah mengapa cinta begitu sangat menyukai aroma parfum yang dibelinya untuk Rafasya. Dia begitu sangat berharap Rafasya menerima parfum yang diberikannya dan mau memakainya setiap hari. "Ini parfum wangi cewek." Rafasya sangat hafal wangi parfum yang seperti ini. sering tercium ketika"Wangi strawberry." Cinta tersenyum nyengir. Rafasya memandang Cinta dengan mata terbuka lebar. Dia memang berminat dan untuk memakai barang yang dibelikan oleh istrinya. Namun tidak menyangka bahwa apa yang diberikan Cinta adalah sebuah parfum yang beraroma strawberry. "Ini parfum cewek?" Rafasya meyakinkan bahwa parfum yang saat ini dipegangnya, merupakan parfum wanita. "Cinta suka wanginya, Abang pakai ya." Cinta berkata dengan mata berkaca-kaca.Rafasya diam ketika mendengar ucapan istrinya. Begitu sangat sulit baginya untuk memakai parfum ini namun melihat wajah Cinta serta t
Rafasya sedikit berlari ketika turun dari dalam mobilnya. Namun langkahnya terhenti ketika seorang wanita memanggil namanya. Jantungnya berdegup dengan cepat ketika melihat kearah sumber suara. Namun ini bukan petanda dia senang, justru merasa takut ketika melihat wanita cantik itu berlari ke arahnya. "Bang, aku sejak tadi nungguin abang."Karin berkata sambil memeluk Rafasya. Dia sudah tidak tahu malu lagi. Bahkan dia tidak perduli jika dicap pelakor. Karin sengaja melakukan hal ini agar semua orang melihat bahwa dia masih menjadi kekasihnya Rafasya. "Apa yang kau lakukan di sini Karin?" Rafasya mendorong tubuh wanita itu cukup kuat hingga pelukan mereka terlerai. Bahkan Karin sampai hampir terjatuh kebelakang."Abang, kenapa kasar seperti ini?" Karin berkata dengan mata berkaca-kaca. Karin tidak menyangka bahwa kekasihnya yang dulu selalu lembut terhadapnya, kini berubah kasar. "Aku sudah katakan, jangan pernah datang ke sini." Rafasya berkata dengan suara yang sangat pelan.
Karin melajukan mobilnya menuju hotel yang sudah dipesannya. Suasana hatinya begitu sangat buruk. Di saat seperti ini dia ingin berdekatan dengan Jack. Pria yang selalu menjadi tempat pelampiasannya. Kepalanya sangat pusing bahkan seakan mau meledak saat mengingat permasalahan yang dihadapinya. Rafasya yang semakin menjauh dan wartawan wanita yang ditabraknya itu pun masih hidup sampai saat ini. Meskipun kondisinya dalam keadaan koma dan belum sadarkan diri. Sambil mengendarai mobil, Karin memikirkan apa yang harus dilakukannya dengan wanita itu.Karin tersenyum penuh bahagia ketika sebuah ide muncul di kepalanya. "Tidak akan sulit untuk melenyapkannya." Dia tertawa seperti kuntilanak yang sedang bahagia. Suasana hati yang tadi buruk kini berangsur membaik karena mengingat apa yang akan dilakukannya dengan si wartawan. Apalagi jika apa yang sudah direncanakannya berjalan mulus. Karin menghentikan Mobilnya di sebuah hotel berbintang kemudian dia masuk ke dalam hotel tersebut. Tida
Karin merasakan tubuhnya yang begitu amat lelah bahkan kepalanya juga pusing. Dia bangun dan memuntahkan seluruh isi perutnya. Setelah itu dia kembali ke kamar dan merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur. "Aku lupa aku harus menyingkirkan wanita itu hari ini." Dia mencoba untuk duduk namun kepalanya sungguh sangat pusing sehingga seisi kamar ikut berputar. Karin kembali merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur sambil memejamkan mata. Rasanya tidak ada yang salah dengan makanan yang dimakannya. Dia juga tidak punya riwayat asam lambung. Apalagi Karin menerapkan Makan yang teratur. "Apakah ini ciri-ciri wanita yang sedang hamil?" Karin tersenyum bahagia ketika menyadari bahwa kondisi tubuhnya sangat normal. Namun kepala pusing dan mual, mirip seperti ciri-ciri wanita yang sedang hamil. Selama berhubungan dengan Jack, Karin tidak pernah memakai pengaman dan selalu meminta untuk dikeluarkan di dalam. Mengapa karin melakukan hal seperti ini? Bukanlah seharusnya dia takut? Tentu
Cinta tak henti-hentinya merasakan kebahagiaan. Momen seperti ini sudah begitu sangat dirindukannya. Bahkan dia beranggapan bahwa hal ini tidak mungkin pernah dia rasakan. Akan tetapi apa yang saat ini terjadi memang benar-benar nyata. Cinta bisa bertemu dengan orang-orang yang begitu sangat dia sayangi.Dengan wajah penuh bahagia, Cinta duduk di kursi makan. Sedangkan sikembar Keyzia dan Keandra duduk di sisi kiri dan kanannya. Kedua anak itu, benar-benar tidak ingin lepas darinya. "Adek Keyzia, abang Keandra, makan sop daging ya ini aunty yang masak, enak loh. "Cinta menunjukkan mangkok berisi sub daging. Mendengar Hana beserta keluarganya akan makan malam di rumah mama mertua, maka Cinta memasakkan sup daging kesukaan si kembar."Mau aunty, " Jawab Keandra dan Keyzia bersama.Cinta tersenyum dengan sangat manis sambil memberikan pipinya didekat wajah Keyzia.Keyzia yang sudah sangat tahu apa yang diinginkan oleh aunty nya dengan cepat mencium pipi Cinta. Mulai dari pipi kiri, pi
Mata Rafasya melotot ketika mendengar ucapan anak dari sahabatnya. "Abang mau ya?"Cinta tersenyum sambil mengangkat alat make up di tangannya. "Tidak." Rafasya dengan cepat menolak. Wajah cantik istrinya sudah terlihat begitu sangat menyeramkan dan bahkan dia merasa takut ketika memandang Cinta. Mendengar jawaban dari Rafasya, Keyzia menangis. Putri kedua Daffin itu sangat cerdas. Bahkan di usianya yang masih dua setengah tahun, kalimat yang diucapkannya sudah terdengar jelas meskipun masih cedal. "Tuh kan karena abang, Keyzia jadi nangis." Cinta marah dan memeluk gadis bertubuh bulat dan berpipi chubby tersebut. Rafasya diam dan menelan air ludahnya. Apa salah dan dosanya sehingga nasibnya harus seperti ini. Sudahlah dikerjai oleh istrinya si suruh pakai parfum aroma strawberry, dan sekarang dia harus didandani seperti layaknya seorang Barbie. "Setelah nanti di make up, bisa langsung dibersihin kok mukanya. Kenapa coba harus nolak? Tuh jadi nangis Keyzia gara-gara kamu." Sari
Senyum di wajah cantik Cinta, seakan tidak pernah surut setelah bertemu dengan kakak angkat beserta kedua keponakannya. Rasa rindu yang selama ini dipendam, akhirnya bisa terobati. Sejak pulang dari Paris, Cinta merasa bahwa keberuntungan selalu saja mendampinginya. Bahkan sikap suaminya yang sudah jauh berubah sehingga membuat dirinya larut dalam rasa bahagia yang tiada tara. Meskipun perubahan sikap Rafasya karena ada di depan orang tuanya, Cinta tidak masalah. Dia sudah siap untuk kembali ke kehidupan normal ketika kedua mertuanya sudah berangkat ke Singapura. Rafasya duduk di atas tempat tidur dengan wajah masam. Pria itu masih menunggu Janji Cinta yang akan membersihkan sisa make up di wajahnya. Bahkan pria itu tidak ingin memandang cermin karena itu bisa menjatuhkan harga dirinya.Cinta masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan wajah serta mengganti pakaian. Setelah selesai dengan ritual mencuci wajah, gosok gigi dan berganti pakaian, Cinta keluar dari kamar mandi dengan
Cinta menghembuskan napas dengan sangat pelan. Sejak tadi dia berusaha untuk menahan napas ketika Rafasya mengusap kepalanya. Diperlakukan seperti ini sungguh membuat Cinta merasa bahagia . Apakah ini pertanda bahwa Rafasya sudah memulai membuka hati untuknya? Selama beberapa hari ini, Cinta tidak pernah melihat Rafasya menerima telepon dari Karin . Tidak seperti sebelumnya . Apakah hubungan suaminya itu sudah berakhir dengan kekasih gelapnya. Namun Cinta tidak berani bertanya karena hal ini tercantum di dalam surat perjanjian yang sudah ditandatangani.Setelah yakin bahwa Rafasya sudah tertidur, barulah Cinta merubah posisi tidurnya. Berlahan tapi pasti, tubuhnya semakin merapat dengan Rafasya.Cinta hanya berani menempelkan hidungnya di pundak suami. Setelah mencium pundak Rafasya, tidak lama kemudian Cinta tertidur. Entah apa yang terjadi dengan dirinya, yang pasti Cinta tidak bisa tidur jika tidak mencium aroma tubuh suaminya. Entah mengapa Cinta sampai seperti ini. Awalnya C