Share

Bab 124

Author: Liazta
last update Last Updated: 2024-02-10 23:46:54
Sejak tadi Rafasya begitu sangat sibuk melihat laporan dari orang-orang yang sudah diperintahkan untuk mencari istrinya. Setelah infus dicabut, dia akan pergi ke kantor Polisi untuk meminta agar pihak kepolisian mencari keberadaan Cinta.

Rafasya juga akan membuat surat tuntutan untuk karin karena sudah memfitnahnya dengan membuat berita kehamilan dan memberikan istrinya surat cerai palsu.

Bisa saja Rafasya datang untuk menemui Karin secara langsung namun belum lagi dia pergi untuk menemui wanita itu perutnya sudah merasa mual dan ingin muntah . Bagaimana mungkin dia bisa menyelesaikan masalah jika kondisinya seperti itu. Dan jalan satu-satunya dia akan membawa permasalahan ini karena hukum. Selain menjaga nama baiknya, Cinta bisa melihat secara langsung tindakan yang dia lakukan terhadap Karin.

Rafasya melihat panggilan telepon yang masuk dari Daffin. Dengan cepat dia mengangkat sambungan telepon dan berharap ada kabar baik tentang istrinya.

"Halo Fin, Apa istri kamu tahu keberadaan C
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Kontrak Pernikahan sang Pewaris   Bab 125

    Rafasya tidak kuasa menahan air matanya setiap kali memutar ulang video terakhir istrinya. Bahkan dia merasa tidak sanggup untuk menonton video itu lagi. Hatinya seperti cabik-cabik ketika melihat seperti apa hancurnya sang istrinya saat itu. Terlihat jelas bahwa Cinta sangat terpukul dengan apa yang dikatakan Karin, pada akhirnya pergi meninggalkan apartemen. "Cairan infusmu sudah habis." Ryan berdiri di samping tempat tidur sambil memandang kantong infus yang disangga dengan besi.Raffasya baru menyadari kehadiran sahabatnya itu. Dengan cepat dia mengusap air matanya. Mungkin orang akan mengatakan bahwa dia begitu sangat lemah namun hatinya benar-benar begitu sangat sakit seperti diremas ketika melihat apa yang terjadi dengan Cinta karena ulahnya sendiri.Orang yang paling bersalah dengan kejadian ini semua, adalah dirinya sendiri. Hal ini yang membuat Rafasya semakin terpukul. "Kau yakin ingin mencari istrimu dengan kondisi seperti ini?" Riyan bertanya ketika sedang melepaskan i

    Last Updated : 2024-02-11
  • Kontrak Pernikahan sang Pewaris   Bab 126

    "Apa bisa diulang kembali apa yang tadi anda katakan? "Karin Berharap Bahwa saat ini pendengarannya bermasalah. Tidak hanya karena permasalahan pribadi, kontrak yang sudah dia tandatangani harus dibatalkan begitu saja."Kami tidak ingin produk yang kami tawarkan ke masyarakat tidak laku, hanya karena masyarakat tidak tertarik untuk membeli prodak kami karena memakai model yang memiliki sejarah buruk seperti anda. Dengan alasan ini perusahaan membatalkan kontrak secara sepihak," jawab pria di seberang sana."Anda tidak bisa membatalkan kontrak begitu saja." Karin merasa marah dan tidak terima dengan pemutusan kontrak secara sepihak seperti ini. Padahal satu minggu lagi dia sudah mulai pemotretan dan syuting untuk iklan. Mendapatkan kesempatan untuk membintangi iklan dari mereka busan terkenal, begitu sangat membuat dia bangga. Begitu banyak model yang menginginkan untuk menjadi bintang iklan dari mereka tersebut namun dia yang terpilih. Dan hal itu tentunya membuat Karin merasa sanga

    Last Updated : 2024-02-13
  • Kontrak Pernikahan sang Pewaris   Bab 127

    Rafasya duduk di jok belakang sambil memejamkan matanya. Sedangkan mobil terus melaju ke tempat yang sudah dia perintahkan.Saat ini tujuannya mendatangi rumah Nara, salah seorang wanita yang begitu sangat dekat dengan istrinya. Bahkan hubungan mereka sudah seperti keluarga sendiri.Menyesal, hanya kalimat ini yang dia rasakan. Jika dulu dia tidak membuat surat itu maka semuanya tidak akan seperti ini. Di saat Cinta dalam keadaan hancur, dia pasti akan menemui orang-orang gitu sangat perduli dan menyayanginya. Disaat seperti ini, Cinta sangat membutuhkan dukungan serta semangat dari orang-orang terdekatnya. Namun karena surat perjanjian itu, dia tidak memiliki teman untuk berlindung. Rafasya mengeluarkan ponsel dari dalam saku celananya dan melihat nama pengacara Effendi yang memanggilnya. Dengan cepat dia mengangkat sambungan telepon tersebut. "Halo pak Effendi," jawab Rafasya. "Halo Pak Rafasya, saya sudah memasukkan laporan terhadap Karlina Angelina ke polda metro jaya. Dengan

    Last Updated : 2024-02-13
  • Kontrak Pernikahan sang Pewaris   Bab 128

    "Pasword pintu?" Rafasya memandang Nara dengan mengerutkan keningnya. "Iya, bukankah pasword pintu tanggal lahir perempuan siluman itu? Aku gak habis pikir, kenapa Cinta mau menikah dengan pria seperti mu. Syukur dia hanya datang untuk menganggu Cinta. Bagaimana jika dia mengirim orang masuk ke apartemen mu dan menyuruh untuk membunuh Cinta?" Nera berkata dengan napas Mengemburu. Rafasya terdiam tanpa mampu untuk menjawab. Dia tidak pernah memikirkan hal ini. Menurutnya apartemen sangat aman dan melupakan password pintu yang memakai tanggal lahir mantannya. "Minum dulu kopinya." Fathan mempersilakan Rafasya, karena dia melihat bibir pria itu begitu sangat pucat. Rafasya menggelengkan kepalanya. "Asam lambung ku sedang naik, jadi aku tidak bisa minum kopi," tolaknya. Saat ini saja seharusnya dia sedang di rawat. Namun dia menolak karena harus mencari keberadaan istrinya. Rafasya baru mengetahui seperti apa rasa sakit kehilangan. "Bi Ani, tolong buat teh." Nara memberi perintah le

    Last Updated : 2024-02-15
  • Kontrak Pernikahan sang Pewaris   Bab 129

    "Baik Pa, mereka baik-baik saja." Sari mencoba untuk terlihat tentang agar suaminya tidak curiga dengan apa yang menimpa keluarganya. "Kata dokter, dua hari lagi papa sudah bisa pulang ke Indonesia dan untuk pengobatan selanjutnya bisa melakukan di Indonesia. Jadi tidak perlu bolak balik ke Singapura." Erik berkata dengan wajah tersenyum. Sudah lebih tiga minggu berada di rumah sakit, sungguh membuat dia jenuh. Erik sudah sangat merindukan anak dan menantunya. Disaat sakit seperti ini, Erik berharap bisa dekat dan mendapatkan perhatian dari Rafasya dan Cinta. Meskipun suasana hatinya begitu sangat tidak baik, namun wanita itu tidak memperlihatkan sedikitpun kepada suaminya. Sari tersenyum dan mengusap punggung tangan istrinya. "Iya pa, mama senang karena sebentar lagi kita bisa." Sari tersenyum. "Papa sudah tidak sabar untuk segera pulang. Papa bosan Mah, papa ingin beraktivitas seperti dulu. Papa rindu dengan anak kita. Apa ada kabar kalau kita akan punya cucu?" Erik berkata den

    Last Updated : 2024-02-16
  • Kontrak Pernikahan sang Pewaris   Bab 130

    "Kau hanya tahu makan gaji yang besar dari aku, apa kerjamu? Mengapa semua klien membatalkan kontrak kerja sama yang sudah kita sepakati." Karin memandang Jessica sambil menunjuk wajah wanita yang usianya jauh lebih tua darinya.Karin seperti kacang yang lupa kulit, dia dengan mudah melupakan perjuangan Jessica untuk menaikkan namanya. Bagaimana perjuangan manajernya itu untuk mencarikan pekerjaan untuknya hingga dia menjadi artis yang sudah mulai dikenal. "Kau bilang makan gaji buta? Apa kau tahu seperti apa lelahnya aku menjadi manajermu. Aku mengatur semua jadwal mu, aku yang mencarikan pekerjaan untuk mu." Wanita itu seakan tidak terima atas hinaan Karin untuknya. "Halah pekerjaan mu gampang, semua orang juga bisa. Kau tidak perlu mencarikan pekerjaan untukku karena pekerjaan yang datang mencari ku. Apa kau lupa kalau aku ini artis terkenal, "Karin berkata dengan sombong. "Kau memang kacang yang lupa kulitnya Karin. Sebelum kau bertemu denganku untuk bisa mendapat pekerjaan, K

    Last Updated : 2024-02-17
  • Kontrak Pernikahan sang Pewaris   Bab 131

    "Kami dari pihak kepolisian ditugaskan untuk melakukan penangkapan terhadap saudari Karlina Angelia," kata salah seorang pria berseragam coklat tersebut. Sudah jatuh tertimpa tangga pula. Seperti itulah nasib yang dialami artis terkenal itu. Belum hilang rasa terkejutnya ketika apartemen miliknya diambil secara paksa oleh Rafasya. Sekarang dia mendengar bahwa kedatangan ketiga polisi itu untuk menangkapnya. Jessica terdiam memandang Wajah Karin yang begitu sangat pucat."Kalian tidak bisa menangkap ku, aku bukan penjahat." Karin berkata dengan berteriak."Kami membawa surat penangkapan untuk Anda dan sekarang silakan ikut kami ke kantor polisi." Si Polisi menunjukkan surat penangkapan untuk Karin."Dengan alasan apa anda menangkap saya, saya tidak mau ikut kalian. Kalian hanya preman yang mengaku polisi." Karin tidak mau percaya, dia menganggap orang itu hanyalah orang yang menyamar menjadi polisi."Ini identitas kami dan anda bisa lihat Kami memang langsung dari kepolisian." Pria y

    Last Updated : 2024-02-19
  • Kontrak Pernikahan sang Pewaris   Bab 132

    Pria yang selalu terlihat bersih, rapi dan tampan itu berubah 190 derajat. Rambutnya sudah terlihat gondrong, jambang dan kumis dibiarkan berserakan di wajah tampangnya. Bahkan tubuh yang dulu berisil kini sudah terlihat jauh lebih kurus. Satu bulan melakukan pencarian terhadap istrinya namun wanita itu masih tidak ditemukan. Jumlah nominal uang yang telah dikeluarkan untuk mencari istri tercinta juga tidak main-main. Bahkan pihak polisi sudah digerakkan. Namun hasilnya tetap nihil. Rafasya sudah mencari ke wilayah-wilayah yang kemungkinan menjadi tempat tinggal istrinya, namun juga tidak ada. Entah di mana istrinya itu berada, Rafasya seakan putus asa. "Bos kita kemana?" Tanya Anto. "Tempat yang belum kita datangi," jawab Rafasya yang duduk di samping Anto. "Baik bos," jawab Anto yang sangat tahu harus pergi ke rute mana. Meskipun semua tempat sudah mereka datangi. Agar Rafasya bebas melihat ke kanan dan kekiri, dia memilih duduk di samping kemudi. Sepulang dari kantor Rafasy

    Last Updated : 2024-02-20

Latest chapter

  • Kontrak Pernikahan sang Pewaris   Bab 172

    Rafasya harus menahan rasa sakit di kulit kepalanya, karena Cinta yang terus-menerus menarik rambutnya. Jika tahu kondisinya akan seperti ini dia pasti akan memotong rambutnya hingga 2 cm sebelum Cinta melakukan persalinan. "Mama sakit banget mah." Cinta kembali menangis dan dia pun menarik rambut suaminya dengan keras. "Iya nak tahanan ya." Sari kembali menguatkan menantunya."Anto cepat." Rafasya berkata dengan keras ketika istrinya kembali menarik rambutnya dengan kuat. "Iya Bos, ini jalanan macet," kata Anto. "Kenapa harus pilih jalan yang ini," kata Erik yang menyalahkan sopir sekaligus Bodyguard putranya itu. "Hanya satu jalan menuju ke rumah sakit Pak," jawab Anto gugup. Meskipun yang akan melahirkan istri dari bosnya namun Anto juga merasa panik dan gugup. Apalagi mendengar suara Cinta yang terus saja menangis karena kesakitan. Dia tidak bisa membayangkan ketika Nanti istrinya ada mengalami hal seperti ini.Jika dalam kondisi panik seperti ini semua orang pasti tidak akan

  • Kontrak Pernikahan sang Pewaris   Bab 171

    Cahaya dan juga Cinta sedang bersantai di taman belakang.Sejak pagi Cahaya sudah di rumah Cinta. Istri Anto itu pun akan pulang ketika suaminya sudah kembali bekerja."Lihat, ini cantik kan?" Cinta begitu bersemangat ketika menunjukkan gambar desain Baby Doll untuk bayi perempuannya. "Cantik sekali, lihat ini keren gak?" Cahaya dengan bangganya menunjukkan sweater untuk bayi laki-laki. "Keren, buatin untuk calon baby Aku juga ya," kata Cinta yang begitu sangat senang. "Siap, sebelum kamu minta aku sudah minta tukang jahit untuk membuat dua. Satu berwarna biru pekat dan satu lagi berwarna pink." "Pasti lucu ketika mereka memakai baju couple. "Kita bakal buat mereka foto bareng ya." Cahaya tersenyum dan tidak sabar menunggu kelahiran putranya.Sepertinya apa yang didoakan oleh suaminya memang terkabulkan. Karena Cahaya mengandung anak laki-laki. Kedua Wanita itu sudah berniat untuk membuka baby shop setelah mereka melahirkan nanti. Bahkan semua koleksi baju-baju bayi untuk calon

  • Kontrak Pernikahan sang Pewaris   Bab 170

    Rafasya berkunjung ke Rumah Sakit Bhayangkara tempat di mana anak Karin dirawat. Disini dia bertemu dengan wanita yang mengadopsi anak Karin. "Apa kamu yang akan mengadopsi anak dari almarhumah Karin?" tanya Rafasya "Iya mas, saya Mayra yang akan merawatnya dan ini sesuai dengan amanah dari almarhumah sebelum beliau meninggal," kata berliana dengan suara yang sehalus mungkin. Dia juga mengganti logat bahasanya agar tidak ada yang curiga dengan jati dirinya."Sejak kapan kenal dengan Karin?" Tanya Rafasya. Sekian lama menjadi kekasih karin, Rafasya sangat tahu siapa-siapa saja teman dari mantannya itu. "Sejak Mbak Karin tersandung kasus di tahanan, dan saya yang ngambil job pekerjaannya sebagai Artis. Awal berjumpa mbak Karin ketika saya bekerja di restoran. Mungkin mas Rafasya tahu tentang video viral itu. Saya tidak enak hati karena mengambil pekerjaan almarhumah, jadi karena itu saya datang ke tahan." Mayra berbicara dengan menundukkan kepalanya."Mbak Karin merupakan orang yang

  • Kontrak Pernikahan sang Pewaris   Bab 169

    Cinta berjalan sambil memegang tangan suaminya dengan mesra. Kini mereka sudah berada di taman dan melakukan jalan paginya."Abang, Cinta takut." Cinta memandang Rafasya. "Takut kenapa?" tanya Rafasya. "Takut melahirkan." Rafasya diam ketika mendengar jawaban istrinya. Jujur saja dia juga begitu sangat takut ketika mendengar kabar bahwa Karin meninggal karena pendarahan."Adek jangan takut, Abang bakalan terus ada jagain adek. Adek pasti bisa, adek pasti kuat." Rafasya mencoba untuk menenangkan istrinya. "Janji ya." Cinta memandang Rafasya. "Iya sayang." Rafasya memeluk istrinya dan kemudian mencium keningnya.Sedangkan Sari dan Erik memilih duduk di kursi taman sambil mengambil video anak dan menantunya. Setelah mengambil rekaman video anak serta menantunya, Sari membuka Instagram miliknya. Dan di sana banyak muncul berita tentang kematian Karin. Hal ini yang membuat wanita itu terkejut."Pah, apa berita ini Benar?" tanya Sari sambil menunjukkan berita yang sedang dibacanya."C

  • Kontrak Pernikahan sang Pewaris   Bab 168

    Rafasya terdiam saat menerima telepon dari pengacaranya. "Pak Efendi yakin?" Tanya Rafasya untuk memastikan bahwa informasi ini tidak salah. "Yakin pak, karena pihak polisi langsung yang menginformasikan berita ini kepada saya," jawab pengacara Effendi. "Jam berapa meninggalnya?" Rafasya masih tidak percaya dengan apa yang dia denger. "Jam 2 dini hari, saudari Karin meninggal setelah melahirkan anaknya. Almarhumah mengalami pendarahan dan menyebabkan harus menjalani operasi jam 9 malam." Pengacara Effendi menjelaskan secara detail. "Urus semuanya, setahu saya almarhumah tidak memiliki keluarga di sini. Karena itu antarakan jenazah ke kampung halamannya. Informasikan juga kabar duka ini kepada kedua orang tuanya."Meskipun Karin sudah melakukan kesalahan yang fatal, namun Rafasya tetap perduli dan mau mengurus jenazah mantan kekasihnya itu. "Kedua orang tuanya meninggal kecelakaan lalu lintas jam 09.00 pagi. Dan saat ini jenazahnya masih ada di rumah sakit, karena tidak ada piha

  • Kontrak Pernikahan sang Pewaris   Bab 167

    Berliana merasakan kakinya lemas setelah mendengar jawaban dari dokter. Dia kemudian kembali duduk di depan ruang persalinan tersebut. Melihat bayi di dalam box didorong keluarga. Berliana langsung berdiri. "Mau dibawa ke mana sus?" Tanya Berliana yang mengikuti perawat tersebut."Mau dipindahkan ruang Icu," jawab perawat. "Oh, saya boleh ikut sus?" Tanya Berliana sambil memandang ke dalam box bayi. "Boleh, hanya saja tidak boleh masuk ke dalam ruang icu," jawabnya. "Iya sus, bayinya perempuan atau laki-laki sus?" Berliana ikut mengantarkan bayi malang itu hingga ke depan ruangannya. "Laki-laki," jawab suster yang kemudian membuka pintu ruang ICU. Berliana memandang perawat itu masuk ke ruang ICU dan kemudian menutup pintu. Berliana berusaha mengintip ke dalam lewat kaca transparan berukuran kecil. Setelah bayi itu masuk ke dalam ruangan, Berliana pergi meninggalkan ruang Icu tersebut. Berliana kembali lagi ke ruang operasi. Dia duduk di kursi tunggu.Berliana dengan sangat sab

  • Kontrak Pernikahan sang Pewaris   Bab 166

    Menjalani kehamilan di dalam tahanan seperti ini terasa begitu sangat berat. Di saat para wanita yang sedang hamil menikmati momen berharga bersama dengan suaminya, dan merasakan perhatian serta kasih sayang dari seluruh keluarganya. Namun tidak untuk Karin. Dia melewati semua masa ini seorang diri. Di dalam tahanan ini waktu begitu lambat berlalu. Bersyukur dia memiliki seorang sahabat yang bernama Berliana. Sahabatnya itulah yang setiap saat selalu mengunjunginya dan memberikan dia berbagai macam vitamin serta susu untuk ibu hamil. Sejak tadi Karin merasa gelisah. Seharusnya kedua orangtuanya sudah datang siang ini. Namun mengapa sampai sore, kedua orangtuanya belum datang juga. Apa mereka tidak jadi berangkat hari ini? "Karin ada telepon untuk kamu." Sipir wanita itu berkata setelah membukakan pintu besi tersebut.Karin dengan cepat beranjak dari duduknya. Saat ini perutnya sudah besar. Karena usia kehamilannya yang sudah memasuki bulan ke-7.Karin berjalan dengan pelan mengik

  • Kontrak Pernikahan sang Pewaris   Bab 165

    Cahaya tidak bisa menolak paksaan dari suaminya. Dan wanita itu akhirnya memilih untuk menurut. Dan kini pasangan pengantin baru itu sedang berdiri di bawah cucuran air shower. Namun ternyata kamar mandi Bukan tempat yang menyenangkan untuk pasangan yang baru Sah menikah tersebut. Anto kembali menggendong tubuh istrinya dan membawanya ke kamar."Kenapa sudah keluar Mas? Kita belum selesai mandi," Kata Cahaya. Wanita berwajah manis itu sedang berusaha mengatur napasnya yang sejak tadi sudah dibuat ngos-ngosan oleh sang suami."Nanti mandinya kita lanjut lagi. Sayang, Mas pengen lihat anak kita." Anto tersenyum dan kemudian mencium bibir istrinya."Tapi Aya lagi hamil, apa boleh mas?" tanya Cahaya. Melihat benda keramat sang suami, membuat bulu kutuk Cahaya merinding. "Boleh sayang yang penting mainnya jangan keras. Mas bakal pelan-pelan," jawab Anto. Pasangan pengantin baru itu sudah sama-sama polos sejak dari kamar mandi tadi. Cahaya tidak menyangka bahwa suaminya seagresif ini. Pa

  • Kontrak Pernikahan sang Pewaris   Bab 164

    "Sayang, bagaimana kondisi anak hari ini?" Rafasya tersenyum dan mengusap perut istrinya. Rafasya sangat cemas ketika Cinta memaksa untuk datang ke acara ijab Kabul Cahaya. Dia takut jika hal buruk terjadi terhadap istri dan calon anaknya."Baik, sangat baik." jawab Cinta. Karena hari ini Cinta tidak merasakan perut yang sakit atau kram. Bahkan gerak bayinya terasa semakin kuat."Anak gadis daddy pintar sekali." Rafasya tersenyum dan mengusap perut istrinya."Sayang Abang rindu." Rafasya berkata dengan wajah serius. "Sudah sedekat ini masih bilang rindu?" Cinta memandang Rafasya dengan sedikit memicingkan matanya. Rasanya sungguh sangat aneh ketika mendengar ucapan dari suaminya itu. Padahal mereka sangat dekat tanpa ada jarak yang memisahkan. Karena Rafasya yang sedang memeluk tubuhnya dengan erat. "Rindu sama ini Dek." Rafasya menyentuh bagian yang dia maksud. Dia sudah sangat menginginkan apam legit yang menggiurkan. Selama di rumah sakit, Rafasya selalu mengurus semua kebutu

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status