"Kau hanya tahu makan gaji yang besar dari aku, apa kerjamu? Mengapa semua klien membatalkan kontrak kerja sama yang sudah kita sepakati." Karin memandang Jessica sambil menunjuk wajah wanita yang usianya jauh lebih tua darinya.Karin seperti kacang yang lupa kulit, dia dengan mudah melupakan perjuangan Jessica untuk menaikkan namanya. Bagaimana perjuangan manajernya itu untuk mencarikan pekerjaan untuknya hingga dia menjadi artis yang sudah mulai dikenal. "Kau bilang makan gaji buta? Apa kau tahu seperti apa lelahnya aku menjadi manajermu. Aku mengatur semua jadwal mu, aku yang mencarikan pekerjaan untuk mu." Wanita itu seakan tidak terima atas hinaan Karin untuknya. "Halah pekerjaan mu gampang, semua orang juga bisa. Kau tidak perlu mencarikan pekerjaan untukku karena pekerjaan yang datang mencari ku. Apa kau lupa kalau aku ini artis terkenal, "Karin berkata dengan sombong. "Kau memang kacang yang lupa kulitnya Karin. Sebelum kau bertemu denganku untuk bisa mendapat pekerjaan, K
"Kami dari pihak kepolisian ditugaskan untuk melakukan penangkapan terhadap saudari Karlina Angelia," kata salah seorang pria berseragam coklat tersebut. Sudah jatuh tertimpa tangga pula. Seperti itulah nasib yang dialami artis terkenal itu. Belum hilang rasa terkejutnya ketika apartemen miliknya diambil secara paksa oleh Rafasya. Sekarang dia mendengar bahwa kedatangan ketiga polisi itu untuk menangkapnya. Jessica terdiam memandang Wajah Karin yang begitu sangat pucat."Kalian tidak bisa menangkap ku, aku bukan penjahat." Karin berkata dengan berteriak."Kami membawa surat penangkapan untuk Anda dan sekarang silakan ikut kami ke kantor polisi." Si Polisi menunjukkan surat penangkapan untuk Karin."Dengan alasan apa anda menangkap saya, saya tidak mau ikut kalian. Kalian hanya preman yang mengaku polisi." Karin tidak mau percaya, dia menganggap orang itu hanyalah orang yang menyamar menjadi polisi."Ini identitas kami dan anda bisa lihat Kami memang langsung dari kepolisian." Pria y
Pria yang selalu terlihat bersih, rapi dan tampan itu berubah 190 derajat. Rambutnya sudah terlihat gondrong, jambang dan kumis dibiarkan berserakan di wajah tampangnya. Bahkan tubuh yang dulu berisil kini sudah terlihat jauh lebih kurus. Satu bulan melakukan pencarian terhadap istrinya namun wanita itu masih tidak ditemukan. Jumlah nominal uang yang telah dikeluarkan untuk mencari istri tercinta juga tidak main-main. Bahkan pihak polisi sudah digerakkan. Namun hasilnya tetap nihil. Rafasya sudah mencari ke wilayah-wilayah yang kemungkinan menjadi tempat tinggal istrinya, namun juga tidak ada. Entah di mana istrinya itu berada, Rafasya seakan putus asa. "Bos kita kemana?" Tanya Anto. "Tempat yang belum kita datangi," jawab Rafasya yang duduk di samping Anto. "Baik bos," jawab Anto yang sangat tahu harus pergi ke rute mana. Meskipun semua tempat sudah mereka datangi. Agar Rafasya bebas melihat ke kanan dan kekiri, dia memilih duduk di samping kemudi. Sepulang dari kantor Rafasy
Cahaya duduk termenung seorang diri di taman belakang kampus. Pikirannya saat ini sungguh kacau. Bagaimana mungkin Cinta menghilang begitu saja? Selama ini mereka begitu sangat akrab dan juga dekat. Apa sahabatnya itu tidak pernah ingat dengan dirinya? Andaikan Cinta menghubunginya dan memberikan kabar bahwa dia baik-baik saja, cahaya tidak akan cemas. Bahkan dia rela berjanji untuk tidak memberitahukan kepada siapapun. Namun sampai detik ini tak ada satupun kabar dari Cinta.Mengapa semuanya pergi? Sahabat yang selalu ada untuknya kini entah di mana. Begitu juga dengan Arlan, pria itu sudah hilang kontak sejak dua minggu yang lalu. Nomor ponselnya pun sudah tidak dapat dihubungi. Seakan tidak pernah lelah, Cahaya kembali mencoba menghubungi nomor ponsel Arlan. Namun nomor yang dihubunginya sedang tidak akan aktif kembali. Hasilnya tetap sama, operator mengatakan bahwa nomor ponsel yang dihubunginya sedang tidak aktif. Cahaya kembali menghubungi nomor ponsel kekasihnya, namun hasi
Lagi-lagi rasa bersalah serta penyesalan menghantam jantungnya hingga membuat rasa nyeri yang luar biasa. Usaha pencarian yang dilakukannya sudah lebih dari sebulan ini ternyata berakhir di sini.Rasanya begitu sangat menyakitkan ketika harus kehilangan istri serta calon anaknya. Baru saja merasakan cinta yang menggebu-gebu di hatinya dan kini semua rasa cinta itu harus digantikan dengan rasa sakit kehilangan dan penyesalan yang akan menyiksanya hingga seumur hidup."Mama, papa." Rafasya memanggil kedua orang tuanya.Erik tidak berbicara apa-apa. Pria itu menangis menahan rasa sakit di hatinya. Bahkan saat ini jantungnya terasa sakit. "Papa?" Sari menjerit ketika suaminya terjatuh ke lantai.Dokter yang berdiri di dekat Sari dengan cepat memeriksa kondisi Erik. Pria berjas putih itu langsung memanggil perawat untuk membawakan tempat tidur. "Mama, papa kenapa?" Rafasya bertanya dengan bibir gemetar. Melihat kondisi Papanya seperti ini, Rafasya panik dan takut. Sari tidak menjawab pe
Begitu banyak yang ingin dia katakan namun semua kalimat tersangkut di tenggorokan. Hingga hanya sudah tangis kesedihan yang terdengar. Rafasya sudah tidak sanggup berada di ruang mayat itu dan pada akhirnya memilih untuk keluar."Rafa," panggil Daffin.Rafasya hanya dian melihat Daffin yang datang bersama dengan Hana. Hatinya sudah hancur berkeping-keping dan bahkan sekarang sudah tidak berbentuk. Kehilangan wanita yang begitu sangat dia cintai, memang sangat menyakitkan. Bahkan ungkapan cinta belum sempat dia utarakan. "Apa benar yang di dalam itu mayat Cinta?" Tanya Hana dengan menangis. Mata wanita cantik itu sudah sempat karena menangisRafasya menggelengkan kepalanya dengan tertawa. "Itu bukan mayat Cinta, itu bukan istri ku. Istri ku masih hidup, dia hanya marah dan bersembunyi."Meskipun sudah melihat secara langsung, namun Rafasya tetap menolak kenyataan. Dia masih berharap ada keajaiban. Dia masih bermimpi bahwa istri serta calon anaknya masih hidup."Kau sudah melihatnya
Rafasya, Surya, Mita Daffin serta Hana datang ke kamar rawat Erik dan juga sari. Pasangan suami istri itu dirawat di kamar yang sama sesuai permintaan dari Rafasya."Aku tahu cobaanmu begitu sangat berat dan aku yakin kamu kuat menghadapi ini semua." Daffin mengusap pundak sahabatnya. Dia sangat kasihan melihat Rafasya. Istri pergi dan menghilang pernah dirasakan Daffin. Pada saat itu Hana sedang hamil. Meskipun hanya hilang beberapa hari namun sudah berhasil membuat Daffin seperti orang gila. Karena itu dia bisa merasakan perasaan Rafasya saat ini. Apa lagi Cinta menghilang sudah lebih satu bulan. Rafasa tersenyum kecil mendengar perkataan dari sahabatnya. Jika tidak mengingat istrinya pergi dalam keadaan hamil mungkin dia sudah jadi orang gila. Namun Rafasya tidak boleh kehilangan kewarasan karena harus menemukan istri dan juga calon anaknya. Semua ini memang salahnya, dulu Rafasya Cinta buta terhadap Karin hingga otaknya pun menjadi bodoh. dengan patuhnya menuruti semua perint
"Katakan Siapa yang melakukannya?" Bambang menangis memandang Cahaya. Harapan besar yang telah digantungkannya kepada anak gadisnya itu pupus sudah setelah, mengetahui kenyataan yang akan membuat harga diri keluarganya hancur.Baru saja Cahaya mengangkat derajat keluarganya setinggi-tingginya dan membuat Bambang terbang melayang. Namun dalam sekejap mata, Cahaya menjatuhkan kedua orang tuanya ke dasar jurang yang terdalam."Jawab Cahaya!" Maya sudah tidak mampu menahan emosinya. Wanita itu sudah kesetanan dan menampar wajah anak kesayangannya itu.Cahaya tidak menghindar sama sekali ketika tamparan demi tamparan mendarat di wajahnya.Melihat istrinya lepas kontrol, Bambang menahan tangan Maya. Walaupun pria itu marah dan bahkan sangat marah, namun dia tidak mampu melihat anak perempuannya itu dipukuli. "Cahaya katakan Siapa yang melakukannya? Kamu tidak usah takut nak, papa akan menuntut orang itu. Papa akan membuat dia bertanggung jawab atas apa yang telah dia lakukan. Selagi apa ma