Sejak tadi Rafasya begitu sangat sibuk melihat laporan dari orang-orang yang sudah diperintahkan untuk mencari istrinya. Setelah infus dicabut, dia akan pergi ke kantor Polisi untuk meminta agar pihak kepolisian mencari keberadaan Cinta. Rafasya juga akan membuat surat tuntutan untuk karin karena sudah memfitnahnya dengan membuat berita kehamilan dan memberikan istrinya surat cerai palsu.Bisa saja Rafasya datang untuk menemui Karin secara langsung namun belum lagi dia pergi untuk menemui wanita itu perutnya sudah merasa mual dan ingin muntah . Bagaimana mungkin dia bisa menyelesaikan masalah jika kondisinya seperti itu. Dan jalan satu-satunya dia akan membawa permasalahan ini karena hukum. Selain menjaga nama baiknya, Cinta bisa melihat secara langsung tindakan yang dia lakukan terhadap Karin.Rafasya melihat panggilan telepon yang masuk dari Daffin. Dengan cepat dia mengangkat sambungan telepon dan berharap ada kabar baik tentang istrinya."Halo Fin, Apa istri kamu tahu keberadaan C
Rafasya tidak kuasa menahan air matanya setiap kali memutar ulang video terakhir istrinya. Bahkan dia merasa tidak sanggup untuk menonton video itu lagi. Hatinya seperti cabik-cabik ketika melihat seperti apa hancurnya sang istrinya saat itu. Terlihat jelas bahwa Cinta sangat terpukul dengan apa yang dikatakan Karin, pada akhirnya pergi meninggalkan apartemen. "Cairan infusmu sudah habis." Ryan berdiri di samping tempat tidur sambil memandang kantong infus yang disangga dengan besi.Raffasya baru menyadari kehadiran sahabatnya itu. Dengan cepat dia mengusap air matanya. Mungkin orang akan mengatakan bahwa dia begitu sangat lemah namun hatinya benar-benar begitu sangat sakit seperti diremas ketika melihat apa yang terjadi dengan Cinta karena ulahnya sendiri.Orang yang paling bersalah dengan kejadian ini semua, adalah dirinya sendiri. Hal ini yang membuat Rafasya semakin terpukul. "Kau yakin ingin mencari istrimu dengan kondisi seperti ini?" Riyan bertanya ketika sedang melepaskan i
"Apa bisa diulang kembali apa yang tadi anda katakan? "Karin Berharap Bahwa saat ini pendengarannya bermasalah. Tidak hanya karena permasalahan pribadi, kontrak yang sudah dia tandatangani harus dibatalkan begitu saja."Kami tidak ingin produk yang kami tawarkan ke masyarakat tidak laku, hanya karena masyarakat tidak tertarik untuk membeli prodak kami karena memakai model yang memiliki sejarah buruk seperti anda. Dengan alasan ini perusahaan membatalkan kontrak secara sepihak," jawab pria di seberang sana."Anda tidak bisa membatalkan kontrak begitu saja." Karin merasa marah dan tidak terima dengan pemutusan kontrak secara sepihak seperti ini. Padahal satu minggu lagi dia sudah mulai pemotretan dan syuting untuk iklan. Mendapatkan kesempatan untuk membintangi iklan dari mereka busan terkenal, begitu sangat membuat dia bangga. Begitu banyak model yang menginginkan untuk menjadi bintang iklan dari mereka tersebut namun dia yang terpilih. Dan hal itu tentunya membuat Karin merasa sanga
Rafasya duduk di jok belakang sambil memejamkan matanya. Sedangkan mobil terus melaju ke tempat yang sudah dia perintahkan.Saat ini tujuannya mendatangi rumah Nara, salah seorang wanita yang begitu sangat dekat dengan istrinya. Bahkan hubungan mereka sudah seperti keluarga sendiri.Menyesal, hanya kalimat ini yang dia rasakan. Jika dulu dia tidak membuat surat itu maka semuanya tidak akan seperti ini. Di saat Cinta dalam keadaan hancur, dia pasti akan menemui orang-orang gitu sangat perduli dan menyayanginya. Disaat seperti ini, Cinta sangat membutuhkan dukungan serta semangat dari orang-orang terdekatnya. Namun karena surat perjanjian itu, dia tidak memiliki teman untuk berlindung. Rafasya mengeluarkan ponsel dari dalam saku celananya dan melihat nama pengacara Effendi yang memanggilnya. Dengan cepat dia mengangkat sambungan telepon tersebut. "Halo pak Effendi," jawab Rafasya. "Halo Pak Rafasya, saya sudah memasukkan laporan terhadap Karlina Angelina ke polda metro jaya. Dengan
"Pasword pintu?" Rafasya memandang Nara dengan mengerutkan keningnya. "Iya, bukankah pasword pintu tanggal lahir perempuan siluman itu? Aku gak habis pikir, kenapa Cinta mau menikah dengan pria seperti mu. Syukur dia hanya datang untuk menganggu Cinta. Bagaimana jika dia mengirim orang masuk ke apartemen mu dan menyuruh untuk membunuh Cinta?" Nera berkata dengan napas Mengemburu. Rafasya terdiam tanpa mampu untuk menjawab. Dia tidak pernah memikirkan hal ini. Menurutnya apartemen sangat aman dan melupakan password pintu yang memakai tanggal lahir mantannya. "Minum dulu kopinya." Fathan mempersilakan Rafasya, karena dia melihat bibir pria itu begitu sangat pucat. Rafasya menggelengkan kepalanya. "Asam lambung ku sedang naik, jadi aku tidak bisa minum kopi," tolaknya. Saat ini saja seharusnya dia sedang di rawat. Namun dia menolak karena harus mencari keberadaan istrinya. Rafasya baru mengetahui seperti apa rasa sakit kehilangan. "Bi Ani, tolong buat teh." Nara memberi perintah le
"Baik Pa, mereka baik-baik saja." Sari mencoba untuk terlihat tentang agar suaminya tidak curiga dengan apa yang menimpa keluarganya. "Kata dokter, dua hari lagi papa sudah bisa pulang ke Indonesia dan untuk pengobatan selanjutnya bisa melakukan di Indonesia. Jadi tidak perlu bolak balik ke Singapura." Erik berkata dengan wajah tersenyum. Sudah lebih tiga minggu berada di rumah sakit, sungguh membuat dia jenuh. Erik sudah sangat merindukan anak dan menantunya. Disaat sakit seperti ini, Erik berharap bisa dekat dan mendapatkan perhatian dari Rafasya dan Cinta. Meskipun suasana hatinya begitu sangat tidak baik, namun wanita itu tidak memperlihatkan sedikitpun kepada suaminya. Sari tersenyum dan mengusap punggung tangan istrinya. "Iya pa, mama senang karena sebentar lagi kita bisa." Sari tersenyum. "Papa sudah tidak sabar untuk segera pulang. Papa bosan Mah, papa ingin beraktivitas seperti dulu. Papa rindu dengan anak kita. Apa ada kabar kalau kita akan punya cucu?" Erik berkata den
"Kau hanya tahu makan gaji yang besar dari aku, apa kerjamu? Mengapa semua klien membatalkan kontrak kerja sama yang sudah kita sepakati." Karin memandang Jessica sambil menunjuk wajah wanita yang usianya jauh lebih tua darinya.Karin seperti kacang yang lupa kulit, dia dengan mudah melupakan perjuangan Jessica untuk menaikkan namanya. Bagaimana perjuangan manajernya itu untuk mencarikan pekerjaan untuknya hingga dia menjadi artis yang sudah mulai dikenal. "Kau bilang makan gaji buta? Apa kau tahu seperti apa lelahnya aku menjadi manajermu. Aku mengatur semua jadwal mu, aku yang mencarikan pekerjaan untuk mu." Wanita itu seakan tidak terima atas hinaan Karin untuknya. "Halah pekerjaan mu gampang, semua orang juga bisa. Kau tidak perlu mencarikan pekerjaan untukku karena pekerjaan yang datang mencari ku. Apa kau lupa kalau aku ini artis terkenal, "Karin berkata dengan sombong. "Kau memang kacang yang lupa kulitnya Karin. Sebelum kau bertemu denganku untuk bisa mendapat pekerjaan, K
"Kami dari pihak kepolisian ditugaskan untuk melakukan penangkapan terhadap saudari Karlina Angelia," kata salah seorang pria berseragam coklat tersebut. Sudah jatuh tertimpa tangga pula. Seperti itulah nasib yang dialami artis terkenal itu. Belum hilang rasa terkejutnya ketika apartemen miliknya diambil secara paksa oleh Rafasya. Sekarang dia mendengar bahwa kedatangan ketiga polisi itu untuk menangkapnya. Jessica terdiam memandang Wajah Karin yang begitu sangat pucat."Kalian tidak bisa menangkap ku, aku bukan penjahat." Karin berkata dengan berteriak."Kami membawa surat penangkapan untuk Anda dan sekarang silakan ikut kami ke kantor polisi." Si Polisi menunjukkan surat penangkapan untuk Karin."Dengan alasan apa anda menangkap saya, saya tidak mau ikut kalian. Kalian hanya preman yang mengaku polisi." Karin tidak mau percaya, dia menganggap orang itu hanyalah orang yang menyamar menjadi polisi."Ini identitas kami dan anda bisa lihat Kami memang langsung dari kepolisian." Pria y