Rasa bahagia memenuhi ruang di hatinya. Rafasya tidak menyangka bahwa apa yang dilakukannya di saat malam pertama bersama dengan Cinta akan menghadirkan sang Buah Hati. "Cinta hamil?" Rafasya bertanya sendiri dan mengeluarkan surat di dalam amplop. Yang mana surat berisi tentang keterangan kehamilan pasien. Di sana juga ada buku kontrol yang tertulis nama Cinta Hanifah dan nama suami Rafasya Wijaya. "Apa mungkin hanya satu kali melakukan Cinta bisa hamil. Apa aku memang sehebat itu." Rafasya bertanya sambil memandang Anto. Anto terdiam mendengar pertanyaan dari bosnya. Yang benar saja, Rafasya yang begitu sangat mencintai istrinya baru melakukan hubungan suami istri di hari pertama pernikahan mereka? Bagaimana mungkin pria itu mampu menahan hasratnya ketika melihat wajah cantik dan tubuh molek istrinya yang begitu sangat sempurna. Pria yang berprofesi sebagai pengawal pribadi itu memandang dengan mengerutkan keningnya. "Apa, Bos baru melakukan satu kali?" Pria itu bertanya denga
Rafasya terdiam setelah membaca isi surat yang ditulis oleh istrinya."Tidak, ini tidak mungkin." Apa yang terjadi seakan membuat dia tidak percaya. Semua ini seperti mimpi buruk di dalam tidurnya.Rafasya teringat pristiwa beberapa tahun yang lalu. Ketika bertemu Cinta di rumah sakit. Pada saat itu dengan sombongnya dia mengatakan tidak akan pernah menjanjikan kebahagiaan namun penderitaan. Mengapa sumpah yang keluar dari bibirnya harus dikabulkan oleh sang pencipta. Jika boleh waktu diulang kembali Rafasya akan mengharamkan perkataan itu. Dia melupakan apa yang sudah diucapkan Namun ternyata tidak untuk Cinta. Kata-kata jahat yang dikatakannya masih diingat oleh sang istri hingga sampai detik ini. Bagaimana dengan semua perlakuan buruk yang telah dilakukannya?Menyesal hanya ini yang dia rasakan. Tubuh yang tinggi dan tegap, kini terduduk dengan lemah."Ini tidak mungkin." Rafasya beranjak dari duduknya dan berencana untuk mencari istrinya. Tubuhnya terasa begitu amat lelah bahka
"Apa yang harus kita lakukan bos?" Anto bertanya. Sedangkan Bosnya itu hanya terdiam dengan tatapan kosong. Apa yang terjadi dengan istrinya, semua murni kesalahan dari Rafasya sendiri. Dia beranggapan bahwa lepas dari Karin bukanlah hal yang sulit. Namun ternyata, wanita ular itu tidak mudah untuk disingkirkan. Bahkan Karin bisa bertindak gila, diluar nalar manusia. Setelah melihat rekaman video, wajar jika istrinya pergi. Pengakuan Karin serta fitnah yang dikatakan wanita itu, begitu sangat menyakitkan. "Aku akan mencari istriku. "Rafasya beranjak dari duduknya. Saat ini yang harus dilakukannya mencari keberadaan Cinta. Urusan Karin dia akan menyelesaikannya nanti."Apa kita ke rumah temannya Mbak Cinta yang sama Cahaya?" Tanya Anto. "Iya, apa kamu tahu rumahnya?" Rafasya bertanya dengan suara yang lemah."Tahu bos, sudah satu minggu ini saya selalu antar jemput Cahaya sesuai permintaan Mbak Cinta," jawab Anto yang tersenyum tipis. Rafasya menganggukkan kepalanya dan kemudian
Selama berada di Singapura, Sari sangat jarang mengikuti berita-berita tentang selebritis tanah air. Wanita paruh baya itu begitu sangat sibuk mengurus suaminya yang sedang sakit.Namun pagi ini Sari ditelepon oleh banyak teman-temannya yang ada di Indonesia. Mereka menanyakan tentang kabar hubungan anak serta menantunya. Hal ini jelas menjadi pertanyaan untuk Sari.Wanita cantik itu membuka aplikasi yang saat ini begitu sangat digemari oleh masyarakat Indonesia. Dia mulai mencari berita viral di sana.Sari diam ketika melihat berita viral itu tentang Karin yang merupakan mantan pacar dari putranya."Karin hamil?" Dengan rasa penasaran wanita itu mulai menonton video yang di publik langsung oleh Karin. Dan video itu pun begitu banyak dapat komentar para netizen. Jantung wanita itu berdegup dengan cepat ketika membaca komentar para netizen. Bahkan tidak sedikit yang menuduh dan menghujat putra semata wayangnya. Pikirannya kini tertuju ke anak dan menantunya. Apakah Rafasya berbohong m
"Entahlah, mama tidak percaya dengan apa yang kamu katakan. Seandainya kamu tegas dengan Karin dan memutuskan hubungan kalian, semuanya tidak akan seperti ini. Sekarang wanita itu hamil dan kamu tidak mengakui bahwa anak yang dikandungnya adalah anak kamu. Kamu mengatakan dia hanya bersandiwara?" Sari berkata dengan emosi. Rafasya mengatur napasnya sebelum melanjutkan pembicaraan dengan sang mama. Sari merupakan wanita yang melahirkannya, ibu yang seharusnya paling percaya dengan anaknya sendiri. Namun ternyata Sari tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Rafasya. Apa lagi orang di luar sana. "Mama tahu kamu tidak pernah mencintai istri mu. Jadi sepertinya wajar kalau kamu masih berhubungan dengan Karin," kata Sari. "Apa yang aku katakan tidak ada yang bohong ma. Aku memang menjalin hubungan dengan wanita itu, sewaktu aku baru menikah dengan Cinta. Namun sudah lebih dua bulan terakhir, aku sudah tidak lagi menghubungi dia. Aku sudah coba untuk putuskan dia namun dia selalu s
Sejak tadi Rafasya begitu sangat sibuk melihat laporan dari orang-orang yang sudah diperintahkan untuk mencari istrinya. Setelah infus dicabut, dia akan pergi ke kantor Polisi untuk meminta agar pihak kepolisian mencari keberadaan Cinta. Rafasya juga akan membuat surat tuntutan untuk karin karena sudah memfitnahnya dengan membuat berita kehamilan dan memberikan istrinya surat cerai palsu.Bisa saja Rafasya datang untuk menemui Karin secara langsung namun belum lagi dia pergi untuk menemui wanita itu perutnya sudah merasa mual dan ingin muntah . Bagaimana mungkin dia bisa menyelesaikan masalah jika kondisinya seperti itu. Dan jalan satu-satunya dia akan membawa permasalahan ini karena hukum. Selain menjaga nama baiknya, Cinta bisa melihat secara langsung tindakan yang dia lakukan terhadap Karin.Rafasya melihat panggilan telepon yang masuk dari Daffin. Dengan cepat dia mengangkat sambungan telepon dan berharap ada kabar baik tentang istrinya."Halo Fin, Apa istri kamu tahu keberadaan C
Rafasya tidak kuasa menahan air matanya setiap kali memutar ulang video terakhir istrinya. Bahkan dia merasa tidak sanggup untuk menonton video itu lagi. Hatinya seperti cabik-cabik ketika melihat seperti apa hancurnya sang istrinya saat itu. Terlihat jelas bahwa Cinta sangat terpukul dengan apa yang dikatakan Karin, pada akhirnya pergi meninggalkan apartemen. "Cairan infusmu sudah habis." Ryan berdiri di samping tempat tidur sambil memandang kantong infus yang disangga dengan besi.Raffasya baru menyadari kehadiran sahabatnya itu. Dengan cepat dia mengusap air matanya. Mungkin orang akan mengatakan bahwa dia begitu sangat lemah namun hatinya benar-benar begitu sangat sakit seperti diremas ketika melihat apa yang terjadi dengan Cinta karena ulahnya sendiri.Orang yang paling bersalah dengan kejadian ini semua, adalah dirinya sendiri. Hal ini yang membuat Rafasya semakin terpukul. "Kau yakin ingin mencari istrimu dengan kondisi seperti ini?" Riyan bertanya ketika sedang melepaskan i
"Apa bisa diulang kembali apa yang tadi anda katakan? "Karin Berharap Bahwa saat ini pendengarannya bermasalah. Tidak hanya karena permasalahan pribadi, kontrak yang sudah dia tandatangani harus dibatalkan begitu saja."Kami tidak ingin produk yang kami tawarkan ke masyarakat tidak laku, hanya karena masyarakat tidak tertarik untuk membeli prodak kami karena memakai model yang memiliki sejarah buruk seperti anda. Dengan alasan ini perusahaan membatalkan kontrak secara sepihak," jawab pria di seberang sana."Anda tidak bisa membatalkan kontrak begitu saja." Karin merasa marah dan tidak terima dengan pemutusan kontrak secara sepihak seperti ini. Padahal satu minggu lagi dia sudah mulai pemotretan dan syuting untuk iklan. Mendapatkan kesempatan untuk membintangi iklan dari mereka busan terkenal, begitu sangat membuat dia bangga. Begitu banyak model yang menginginkan untuk menjadi bintang iklan dari mereka tersebut namun dia yang terpilih. Dan hal itu tentunya membuat Karin merasa sanga
Rafasya harus menahan rasa sakit di kulit kepalanya, karena Cinta yang terus-menerus menarik rambutnya. Jika tahu kondisinya akan seperti ini dia pasti akan memotong rambutnya hingga 2 cm sebelum Cinta melakukan persalinan. "Mama sakit banget mah." Cinta kembali menangis dan dia pun menarik rambut suaminya dengan keras. "Iya nak tahanan ya." Sari kembali menguatkan menantunya."Anto cepat." Rafasya berkata dengan keras ketika istrinya kembali menarik rambutnya dengan kuat. "Iya Bos, ini jalanan macet," kata Anto. "Kenapa harus pilih jalan yang ini," kata Erik yang menyalahkan sopir sekaligus Bodyguard putranya itu. "Hanya satu jalan menuju ke rumah sakit Pak," jawab Anto gugup. Meskipun yang akan melahirkan istri dari bosnya namun Anto juga merasa panik dan gugup. Apalagi mendengar suara Cinta yang terus saja menangis karena kesakitan. Dia tidak bisa membayangkan ketika Nanti istrinya ada mengalami hal seperti ini.Jika dalam kondisi panik seperti ini semua orang pasti tidak akan
Cahaya dan juga Cinta sedang bersantai di taman belakang.Sejak pagi Cahaya sudah di rumah Cinta. Istri Anto itu pun akan pulang ketika suaminya sudah kembali bekerja."Lihat, ini cantik kan?" Cinta begitu bersemangat ketika menunjukkan gambar desain Baby Doll untuk bayi perempuannya. "Cantik sekali, lihat ini keren gak?" Cahaya dengan bangganya menunjukkan sweater untuk bayi laki-laki. "Keren, buatin untuk calon baby Aku juga ya," kata Cinta yang begitu sangat senang. "Siap, sebelum kamu minta aku sudah minta tukang jahit untuk membuat dua. Satu berwarna biru pekat dan satu lagi berwarna pink." "Pasti lucu ketika mereka memakai baju couple. "Kita bakal buat mereka foto bareng ya." Cahaya tersenyum dan tidak sabar menunggu kelahiran putranya.Sepertinya apa yang didoakan oleh suaminya memang terkabulkan. Karena Cahaya mengandung anak laki-laki. Kedua Wanita itu sudah berniat untuk membuka baby shop setelah mereka melahirkan nanti. Bahkan semua koleksi baju-baju bayi untuk calon
Rafasya berkunjung ke Rumah Sakit Bhayangkara tempat di mana anak Karin dirawat. Disini dia bertemu dengan wanita yang mengadopsi anak Karin. "Apa kamu yang akan mengadopsi anak dari almarhumah Karin?" tanya Rafasya "Iya mas, saya Mayra yang akan merawatnya dan ini sesuai dengan amanah dari almarhumah sebelum beliau meninggal," kata berliana dengan suara yang sehalus mungkin. Dia juga mengganti logat bahasanya agar tidak ada yang curiga dengan jati dirinya."Sejak kapan kenal dengan Karin?" Tanya Rafasya. Sekian lama menjadi kekasih karin, Rafasya sangat tahu siapa-siapa saja teman dari mantannya itu. "Sejak Mbak Karin tersandung kasus di tahanan, dan saya yang ngambil job pekerjaannya sebagai Artis. Awal berjumpa mbak Karin ketika saya bekerja di restoran. Mungkin mas Rafasya tahu tentang video viral itu. Saya tidak enak hati karena mengambil pekerjaan almarhumah, jadi karena itu saya datang ke tahan." Mayra berbicara dengan menundukkan kepalanya."Mbak Karin merupakan orang yang
Cinta berjalan sambil memegang tangan suaminya dengan mesra. Kini mereka sudah berada di taman dan melakukan jalan paginya."Abang, Cinta takut." Cinta memandang Rafasya. "Takut kenapa?" tanya Rafasya. "Takut melahirkan." Rafasya diam ketika mendengar jawaban istrinya. Jujur saja dia juga begitu sangat takut ketika mendengar kabar bahwa Karin meninggal karena pendarahan."Adek jangan takut, Abang bakalan terus ada jagain adek. Adek pasti bisa, adek pasti kuat." Rafasya mencoba untuk menenangkan istrinya. "Janji ya." Cinta memandang Rafasya. "Iya sayang." Rafasya memeluk istrinya dan kemudian mencium keningnya.Sedangkan Sari dan Erik memilih duduk di kursi taman sambil mengambil video anak dan menantunya. Setelah mengambil rekaman video anak serta menantunya, Sari membuka Instagram miliknya. Dan di sana banyak muncul berita tentang kematian Karin. Hal ini yang membuat wanita itu terkejut."Pah, apa berita ini Benar?" tanya Sari sambil menunjukkan berita yang sedang dibacanya."C
Rafasya terdiam saat menerima telepon dari pengacaranya. "Pak Efendi yakin?" Tanya Rafasya untuk memastikan bahwa informasi ini tidak salah. "Yakin pak, karena pihak polisi langsung yang menginformasikan berita ini kepada saya," jawab pengacara Effendi. "Jam berapa meninggalnya?" Rafasya masih tidak percaya dengan apa yang dia denger. "Jam 2 dini hari, saudari Karin meninggal setelah melahirkan anaknya. Almarhumah mengalami pendarahan dan menyebabkan harus menjalani operasi jam 9 malam." Pengacara Effendi menjelaskan secara detail. "Urus semuanya, setahu saya almarhumah tidak memiliki keluarga di sini. Karena itu antarakan jenazah ke kampung halamannya. Informasikan juga kabar duka ini kepada kedua orang tuanya."Meskipun Karin sudah melakukan kesalahan yang fatal, namun Rafasya tetap perduli dan mau mengurus jenazah mantan kekasihnya itu. "Kedua orang tuanya meninggal kecelakaan lalu lintas jam 09.00 pagi. Dan saat ini jenazahnya masih ada di rumah sakit, karena tidak ada piha
Berliana merasakan kakinya lemas setelah mendengar jawaban dari dokter. Dia kemudian kembali duduk di depan ruang persalinan tersebut. Melihat bayi di dalam box didorong keluarga. Berliana langsung berdiri. "Mau dibawa ke mana sus?" Tanya Berliana yang mengikuti perawat tersebut."Mau dipindahkan ruang Icu," jawab perawat. "Oh, saya boleh ikut sus?" Tanya Berliana sambil memandang ke dalam box bayi. "Boleh, hanya saja tidak boleh masuk ke dalam ruang icu," jawabnya. "Iya sus, bayinya perempuan atau laki-laki sus?" Berliana ikut mengantarkan bayi malang itu hingga ke depan ruangannya. "Laki-laki," jawab suster yang kemudian membuka pintu ruang ICU. Berliana memandang perawat itu masuk ke ruang ICU dan kemudian menutup pintu. Berliana berusaha mengintip ke dalam lewat kaca transparan berukuran kecil. Setelah bayi itu masuk ke dalam ruangan, Berliana pergi meninggalkan ruang Icu tersebut. Berliana kembali lagi ke ruang operasi. Dia duduk di kursi tunggu.Berliana dengan sangat sab
Menjalani kehamilan di dalam tahanan seperti ini terasa begitu sangat berat. Di saat para wanita yang sedang hamil menikmati momen berharga bersama dengan suaminya, dan merasakan perhatian serta kasih sayang dari seluruh keluarganya. Namun tidak untuk Karin. Dia melewati semua masa ini seorang diri. Di dalam tahanan ini waktu begitu lambat berlalu. Bersyukur dia memiliki seorang sahabat yang bernama Berliana. Sahabatnya itulah yang setiap saat selalu mengunjunginya dan memberikan dia berbagai macam vitamin serta susu untuk ibu hamil. Sejak tadi Karin merasa gelisah. Seharusnya kedua orangtuanya sudah datang siang ini. Namun mengapa sampai sore, kedua orangtuanya belum datang juga. Apa mereka tidak jadi berangkat hari ini? "Karin ada telepon untuk kamu." Sipir wanita itu berkata setelah membukakan pintu besi tersebut.Karin dengan cepat beranjak dari duduknya. Saat ini perutnya sudah besar. Karena usia kehamilannya yang sudah memasuki bulan ke-7.Karin berjalan dengan pelan mengik
Cahaya tidak bisa menolak paksaan dari suaminya. Dan wanita itu akhirnya memilih untuk menurut. Dan kini pasangan pengantin baru itu sedang berdiri di bawah cucuran air shower. Namun ternyata kamar mandi Bukan tempat yang menyenangkan untuk pasangan yang baru Sah menikah tersebut. Anto kembali menggendong tubuh istrinya dan membawanya ke kamar."Kenapa sudah keluar Mas? Kita belum selesai mandi," Kata Cahaya. Wanita berwajah manis itu sedang berusaha mengatur napasnya yang sejak tadi sudah dibuat ngos-ngosan oleh sang suami."Nanti mandinya kita lanjut lagi. Sayang, Mas pengen lihat anak kita." Anto tersenyum dan kemudian mencium bibir istrinya."Tapi Aya lagi hamil, apa boleh mas?" tanya Cahaya. Melihat benda keramat sang suami, membuat bulu kutuk Cahaya merinding. "Boleh sayang yang penting mainnya jangan keras. Mas bakal pelan-pelan," jawab Anto. Pasangan pengantin baru itu sudah sama-sama polos sejak dari kamar mandi tadi. Cahaya tidak menyangka bahwa suaminya seagresif ini. Pa
"Sayang, bagaimana kondisi anak hari ini?" Rafasya tersenyum dan mengusap perut istrinya. Rafasya sangat cemas ketika Cinta memaksa untuk datang ke acara ijab Kabul Cahaya. Dia takut jika hal buruk terjadi terhadap istri dan calon anaknya."Baik, sangat baik." jawab Cinta. Karena hari ini Cinta tidak merasakan perut yang sakit atau kram. Bahkan gerak bayinya terasa semakin kuat."Anak gadis daddy pintar sekali." Rafasya tersenyum dan mengusap perut istrinya."Sayang Abang rindu." Rafasya berkata dengan wajah serius. "Sudah sedekat ini masih bilang rindu?" Cinta memandang Rafasya dengan sedikit memicingkan matanya. Rasanya sungguh sangat aneh ketika mendengar ucapan dari suaminya itu. Padahal mereka sangat dekat tanpa ada jarak yang memisahkan. Karena Rafasya yang sedang memeluk tubuhnya dengan erat. "Rindu sama ini Dek." Rafasya menyentuh bagian yang dia maksud. Dia sudah sangat menginginkan apam legit yang menggiurkan. Selama di rumah sakit, Rafasya selalu mengurus semua kebutu