Sakti tertegun di depan pintu yang tidak sepenuhnya tertutup saat mendengar ucapan orang tuanya dia tidak sengaja mendengar saat ingin menghampiri mereka di ruang kerja Tuan Rafael.Tanda tanya besar perihal sikap orang tuanya yang sangat ramah dan menerima Sekar dengan cepat akhirnya terjawab. Mengetahui dirinya yang ternyata dijodohkan dengan Sekar membuat hatinya terusik kembali.Sakti mengurungkan niatnya bertemu dengan orang tuanya dan memilih kembali ke kamar, dia ingin menata hatinya. Setelah mengetahui kebenarannya, tidak mungkin dia bisa bersikap seperti biasanya.****“ Terima Kasih pak, sudah lama aku tidak pernah merasakan diperhatikan, “ ucap Sekar dengan haru.“ Saya melakukannya bukan karena perhatian, tapi sudah menjadi tanggung jawab saya memenuhi janji yang telah kita sepakati, “ jawab Bima.“ Apapun alasannya, aku sangat berterima kasih, berkat sandiwara ini juga aku bisa merasakan memiliki keluarga meski untuk sesaat, “ kata Sekar.Bima hanya diam, entah dia harus
Sakti merasa tidak enak dan canggung setelah Bima menjawab pertanyaannya, begitu juga dengan Sekar. “ Eh kak, silahkan duduk, “ Sakti menarik kursi dan mempersilahkan kakaknya untuk duduk.“ Kamu jadi ke panti sayang?” tanya Bima basa-basi.“ Iya aku nanti dianter sama Kak Sakti, enggak apa-apa kan?” Sekar meminta ijin.“ Tentu saja, itu lebih baik daripada sendirian, lagipula kalian saling mengenal di panti itu, “ kata Bima.Sekar cukup terkejut saat Bima mengetahui bagaimana dirinya mengenal Sakti, dia tidak pernah bercerita pada Bima. Sekar mengira jika Sakti sudah menceritakan hal tersebut pada kakaknya, bukan hal yang aneh tentunya.Sakti yang tidak begitu dekat dengan Bima mengira jika Sekar memberitahu bagaimana mereka bertemu untuk pertama kalinya, terlebih lagi menjadi karyawan R’L Group tidaklah mudah meski hanya sebagai Cleaning service karena Bima memiliki standar yang tinggi.“ Jam berapa kita akan pergi kak?” tanya Sekar.“ Karena kamu ingin belanja sebelum ke panti, le
“ Apa! kamu serius? sebentar..sebentar ini bukan mimpi kan? ini kamu lagi nggak bercanda kan?” tanya Jihan, ekspresinya berubah menjadi tegang.Sekar menjatuhkan tubuhnya ke kasur, “ Jangankan kamu, aku sendiri saja masih tidak percaya kenapa aku begitu berani menerima tawaran dari Pak Bima, tapi aku juga nggak berani menolak, kamu tau kan kalau aku sangat butuh pekerjaan ini, “ ungkap Sekar.“ Sumpah ini hal gila, lebih gila dari kamu kabur dari rumah, apa kamu sudah siap dengan konsekuensinya? saat ini mungkin kamu berada di atas awan, tapi setelah kalian putus, kamu bisa jadi bahan cibiran Sekar, “ Jihan memperingatkan, dia khawatir sebagai sahabat.“ Aku tahu, tapi yang penting sekarang ini aku bisa tetap melanjutkan kuliah, aku juga tidak perlu merasa khawatir tidak bisa membayar uang kuliah, saat ini itu sudah cukup, aku yakin bisa menanggung semuanya, sekarang aja banyak yang bilang aku pakai pelet atau susuk, ah biarin aja, “ Sekar mencoba menenangkan Jihan.Jihan merebahkan t
Di dalam mobil suasana begitu canggung, Bima duduk bersebelahan dengan Sakti yang mengemudikan mobil. Sejak melanjutkan SMA di luar negeri, mereka tidak lagi punya waktu waktu bersama, Mereka memang tidak memiliki masalah tapi juga tidak terlalu dekat.Bima bisa merasakan merasakan jika Sekar dan Sakti merasa tidak canggung dengan keberadaanya.“ Apa kalian sering datang ke tempat itu?” tanya Bima.“ Tidak!” Mereka menjawab secara bersamaan.“ Kami bertemu di tempat itu hanya dua kali itu juga tidak disengaja, “ Sakti menjelaskan.“ Kalau aku ditraktir teman yang ulang tahun hehehe, “ Sekar menambahi.Setelah dua jam menyusuri jalanan yang macet karena jam pulang kerja, akhirnya mereka sampai di sebuah cafe yang letaknya seberang kampus Sekar.Suasana cafe tampak ramai oleh mahasiswa meskipun hari ini akhir pekan.“ Aku sudah reservasi meja di rooftop,” kata Sakti lalu menutup pintu mobil.Sebagian besar pengunjung cafe adalah mahasiswa Sakti, mereka menatap Sakti, Bima dan Sekar yang
“ Kamu tidak bisa berbohong di depan ku, terlebih lagi dia bisa bekerja R’L group dengan bantuan mu, “ ungkap Kevin.Sakti merasa tertangkap basah oleh Kevin, ada sedikit kekhawatiran yang muncul karena Kevin adalah orang kepercayaan kakaknya.“ Aku tau batasan nya, tidak akan terjadi apa-apa, “ jawab Sakti, dia tidak mengiyakan tapi juga tidak mengelak.“ Seperti kata pepatah, selalu ada kesempatan selagi janur kuning belum terpasang, “ Kevin meledek.Sakti hanya menanggapinya dengan senyuman, berpura-pura tidak mengetahui mengenai hubungan kontrak yang dilakukan kakaknya dengan Sekar. Dia merasa senang dengan ucapan Kevin jika dirinya memiliki kesempatan, entah kenapa dia menginginkan kesempatan itu.“ Apa kamu takut aku akan mengacaukan hubungan mereka?” tanya Sakti.Kevin tersenyum, “ Tidak, aku sangat mempercayaimu, kedua putra Tuan Rafael tidak akan berebut seorang wanita, “ kata Kevin.****Minggu ini Sekar menjalani ujian semester, dia bekerja keras untuk mendapatkan nilai yan
“ Kamu tidak pernah minum?” tanya Bima.Sekar menggelengkan kepalanya, “ Nggak pernah pak, “ jawabnya.Bima membuka botol wine yang ada di tangannya, “ Kalau begitu cukup temani saya saja, “ kata Bima.Bima membawa gelasnya keluar, dia duduk di kursi yang ada di teras dan Sekar juga mengikuti. Sesekali dia menatap dalam ke arah Bima yang terlihat tatapannya kosong.“ Kenapa kamu melihat saya seperti itu?” tanya Bima dengan tatapan lurus tanpa menoleh ke arah Sekar.“ Aku bingung, karena tumben bapak baik eh maksudnya sikap pak Bima malam ini aneh, “ jawab Sekar.“ Apa kamu pernah mencintai seseorang? dan sangat ingin bersamanya?” Bima bertanya lagi.Sekar menggelengkan kepalanya, “ Belum pernah pak, sepertinya hidupku bahkan tidak sempat memikirkan hal seperti itu, aku tidak punya waktu untuk hal-hal seperti itu, “ jawabnya.“ Kalau begitu kamu tidak akan pernah tau rasanya ingin bersama dan memiliki seseorang, “ ujar Bima.Sekar jadi tersadar jika hidupnya sangat flat dan membosankan
Setelah beberapa saat menikmati sentuhan bibir Bima, Sekar segera sadar dan membuka matanya. Dia melepaskan diri dari cengkraman Bima, tanpa berkata apa-apa karena rasa malu, Sekar segera berlari keluar menuju kamarnya.Sekar meraih tisu dan mengelap bibirnya, jantungnya masih berdetak kencang, pikirannya kacau karena masih tidak percaya jika dirinya telah berciuman dengan Bima, laki-laki yang sama sekali tidak pernah diharapkan ada dalam kehidupannya apalagi hatinya.“ Sekar!! kamu ceroboh, kamu bodoh, ahhh sial!!” Sekar memaki dirinya sendiri.Meskipun sudah membasuh mukanya beberapa kali, Sekar tidak bisa melupakan pengalaman pertama itu. Yang lebih tidak masuk akal adalah kenapa dia sempat menikmati permainan bibir Bima, laki-laki yang selama ini memperlakukan dia dengan kasar.****Sekar terbangun pukul 05.00 subuh, walaupun baru saja memejamkan matanya selama tiga jam, Sekar tidak ingin terlambat menyiapkan sarapan pagi. Karena semalam Bima mabuk, Sekar berinisiatif membuat sup
Suara cangkir yang berdentum keras membuat dua orang yang ada di ruangan itu terkejut, seorang laki-laki yang sedang berbicara melalui ponsel di sudut ruangan segera menghentikan pembicaraannya, lalu berjalan menuju sumber suara.Tampak seorang wanita, dengan muka pucat pasi yang sedang memegang gagang pintu langsung berbalik badan untuk mengetahui apa yang sedang terjadi. Untuk pertama kalinya Sekar bertatap muka dengan atasannya, padahal sudah 1,5 tahun bekerja di perusahaan itu.“ Siapa yang meletakan gelas itu di meja?” seru laki-laki bertubuh kekar itu dengan tatapan sinis ke arah tumpukan berkas yang terkena tumpahan minuman.“ Maaf Pak Bima, saya yang meletakkannya di situ, karena tadi bapak yang meminta saya,” jawab Sekar tidak mau sepenuhnya disalahkan.“ Apa kamu tidak melihat ada meja lain di ruangan ini?” serunya dengan mimik muka kesal.Melihat ekspresi muka Pak Bima yang begitu menyeramkan membuat Sekar ketakutan, bukan takut dengan ekspresi sangar laki-laki itu, ta