“Dia bilang dia merindukanku... ” Aleena menepuk kedua pipinya yang telah bersemu merah. wanita itu bahkan tidak henti-hentinya mengulum senyum karena terlalu bahagia. Aleena masih tidak menyangka jika dirinya akan mendengar kalimat tersebut keluar dari mulut Juan. jika seperti itu, bisakah dirinya beranggapan kalau Juan memiliki perasaan terhadapnya? karena tidak mungkin ada kerinduan jika tidak ada perasaan di dalamnya. “Ouch!” Aleena meringis pelan ketika ujung telunjuknya tidak sengaja menyentuh panci yang ia pakai untuk merebus ramyeon. Karena dirinya terlalu larut dalam khayalannya tentang Juan, membuat Aleena kehilangan fokus dan melupakan kegiatannya saat ini. Juan yang mendengar rintihan milik Aleena lantas bergegas untuk memeriksa keadaan wanita itu. dan saat berada di pantry, Juan melihat Aleena tengah meniup ujung telunjuknya. “Kau kenapa?” tanya pria itu terdengar khawatir. Aleena menatap Juan de
Jadwal Aleena hari ini adalah menghadiri pertemuan untuk pembacaan naskah. Ia akan bertemu dengan Lizzy pukul 11 siang nanti, dan saat ini dirinya masih berada di dalam penthouse bersama Juan. Aleena berdiri mematung di depan lemari es, menatap isinya dengan tatapan menyedihkan. karena di dalamnya tidak ada apapun yang bisa ia masak.Aleena menggigit bibir bawahnya sambil berkacak pinggang, tadinya ia ingin membuatkan sesuatu untuk Juan. "Apa aku pesan sarapan saja?" tanya Aleena pada dirinya sendiri. Aleena pun kembali menutup pintu lemari es, lalu berjalan menuju kamarnya untuk menemui Juan. Aleena mendorong pintu kamarnya secara perlahan, ia menyembulkan kepalanya mengintip keadaan kamar dan ia melihat Juan masih berada di atas ranjang. Kemudian dirinya melangkah memasuki kamar dan mendekati pria itu, Aleena berdiri mematung di samping Juan. Aleena sedikit ragu untuk membangunkan pria itu, namun dirinya pe
“Bagaimana kalau kita makan siang bersama?" Alga dengan senyum ramahnya seperti biasa, mengajak Aleena saat setelah melaksanakan pembacaan naskah. Aleena lantas menoleh dan balas tersenyum, "Maaf, tapi aku ada janji dengan seseorang." tolaknya secara halus. Wanita itu kemudian kembali menatap layar ponselnya, menunggu balasan pesan dari Juan. Jujur saja dirinya begitu mengkhawatirkan keadaan pria itu. Dan membuatnya kembali tidak fokus pada kegiatannya karena memikirkan pria itu. "Ah begitu, baiklah sampai nanti." balas Alga lalu pergi meninggalkan Aleena yang masih berdiri mematung di depan ruang rapat mereka. "Lizzy, bisakah aku pulang sekarang?" tanya Aleena pada manajernya yang baru muncul. Lizzy kemudian membuka buku catatan miliknya dan melihat jadwal Aleena setelah ini, dan ternyata kosong. "Ya, kau boleh pulang sekarang." jawabnya.Aleena pun tersenyum tipis lalu mengucapkan terima kasih pada Lizzy, karena setel
Aleena memegang butir obat yang ia temukan di dekat almari handuk, itu adalah obat yang ia berikan pada Juan dan ternyata pria itu tidak meminumnya. Aleena semakin bingung dengan Juan, kenapa pria itu tidak meminum obat pemberiannya? Dalam kebingungan yang melanda dirinya, Aleena dikejutkan dengan suara ponsel miliknya yang berdering nyaring. Ia menoleh ke belakang dan bergerak mendekati nakas untuk mengambil ponselnya, dan Aleena cukup terkejut saat tahu itu merupakan panggilan telepon dari Juan. Tanpa menunda waktu lama lagi, Aleena segera menggulir tombol hijau pada layar ponselnya. "Hallo?" sahutnya pelan. “Aku sedang berada di rumah sakit, bisakah kamu kemari?” ucap Juan di balik panggilan teleponya. Jantungnya seakan melompat dari tempatnya tatkala Aleena mendengar kabar itu, kecemasan terhadap Juan kembali menghantui dirinya dan melupakan sejenak kekecewaan yang Aleena rasakan. "Aku akan kesana, t
"Selamat sore," Aleena muncul di balik pintu setelah dipersilakan masuk. wanita itu tersenyum cerah meski tubuhnya cukup lelah karena dirinya baru saja menyelesaikan syuting series untuk beberapa scene. Juan tersenyum tipis di balik layar laptopnya, namun sayangnya Aleena tidak melihat semua itu. Pria itu mematikan laptop dan menutupnya, lalu beralih menatap Aleena yang datang menghampirinya dengan berbagai buket bunga dan juga hadiah-hadiah kecil dalam pelukannya. Aleena meletakkan semua hadiah dan bunga yang tadi ia bawa ke atas meja, sedangkan Juan mulai berdiri dan duduk di atas sofa. Aleena mendekati pria itu sambil tersenyum simpul, hingga kemudian berakhir duduk di samping Juan. "Bagaimana hari ini?" tanya Juan datar setelah menenggak air dalam botol minum milik Aleena, Wanita itu mengerjapkan kedua matanya menyaksikan itu, kaget karena pria itu meminum dari botol bekas bibirnya. "Air lemon?" tanyanya sambi
Mood yang bagus bisa mempengaruhi kinerja seseorang dalam melakukan aktivitas. Aleena adalah salah satu yang seperti itu, semalam dirinya mendapat banyak kebahagiaan entah itu dari Juan ataupun dari penggemarnya. Pada malam ini, ia akan melakukan reka adegan untuk drama mendatang.Ia diharuskan melakukan adegan mesra dengan Alga yang berperan sebagai suami temannya sekaligus selingkuhannya. Series yang Aleena bintangi menceritakan seorang wanita yang selalu merasa rendah diri, menyimpan Kecemburuan pada temannya yang memiliki segalanya. Hingga wanita itu pun berniat menggoda suami sahabatnya agar kehidupannya menjadi lebih baik. Saat ini ia harus menjalani reka adegan di kolam renang, Aleena sudah siap dengan gaun malamnya yang menggoda. Wanita itu berdiri sambil membaca naskah, di sampingnya sudah ada Lizzy yang selalu mendampingi dirinya. Tiba-tiba Aleena merasa gugup, bagaimana ia tidak gugup jika ternyata Juan
Aleena mengikat rambutnya tinggi-tinggi, ia kemudian berjalan ke arah kamar mandi untuk mencuci muka. Setelah urusannya di kamar mandi selesai, Aleena pun kembali ke kamarnya. Ia tersenyum kecil melihat Juan yang masih tertidur pulas di atas ranjang miliknya.Aleena mendekat dan menyempatkan diri untuk mengecup pelan sisi wajah pria itu. Setelahnya Aleena pun bergerak menuju keranjang pakaian kotor dan membawanya ke tempat pencucian baju. Pada saat ia memunguti setiap lembar pakaian milik Juan dan memasukkannya ke mesin cuci, tiba-tiba sesuatu jatuh dari saku celana milik pria itu. Aleena berjongkok untuk mengambilnya, namun ia terkejut saat mendapati kalung pemberian neneknya lah yang jatuh dari kantong celana milik Juan. Aleena mengambilnya dan terpaku di tempat, kalung tersebut hilang beberapa tahun yang lalu, namun kenapa sekarang ada di celana milik Juan? Dirinya sudah lama mencari kalung tersebut, namun karena tak kunj
Kegelisahan hati Aleena tentang hubungan Juan dan Liona kini terganti dengan kebingungan yang berhubungan dengan masa lalunya. Sejak kapan Juan mengenal dirinya? Aleena kemudian menjauhkan diri dari jarak dekat yang terbentang nyata antara ia dan pria itu. Hal itu menarik perhatian sang pria dan menciptakan tatapan nanar yang melintas diantara kecanggungan. Ini lah yang Juan benci, reaksi ketakutan yang Aleena perlihatkan padanya setelah satu per satu kebenaran yang ia sembunyikan perlahan mencuat ke permukaan. Bagai membuka kotak pandora, satu bagian yang terungkap akan memancing bagian-bagian lain yang tersembunyi, seperti rahasia dirinya yang berkaitan dengan Aleena. "Kenapa? Kenapa kamu bisa tahu tentang pemakaman nenekku, apa kita pernah bertemu sebelumnya?" Aleena kembali menuntut penjelasan, ia masih belum mampu menemukan titik terang tentang Juan dan kalung itu. Juan terdiam ragu, ia tidak mungkin mengatakan pada Aleena jika dia telah menguntitnya setelah sekian lama. Wani
Film The Cursed yang dibintangi Aleena bersama Jake menerima sambutan hangat dari publik. Film tersebut merupakan comeback perdana bagi Aleena setelah dirinya hiatus lebih dari satu tahun, dan itu juga merupakan film pertama bagi Aleena mencoba peran sebagai wanita tangguh.Setelah satu tahun terlewati dari waktu syuting, film tersebut akhirnya rilis dan ditayangkan di beberapa negara.Aleena sendiri tidak lagi mengambil proyek setelah film itu. Entah apa yang membuat wanita itu banyak menolak tawaran bermain dalam sebuah series maupun film. Namun banyak media yang memberitakan jika semua itu ada sangkut pautnya dengan suami Aleena yang terkenal cemburuan dan posesif itu.Tidak sedikit yang menuduh Juan sebagai dalang dari tidak berkembangnya potensi yang dimiliki Aleena.“Lama-lama aku muak dengan semua pemberitaan tentangku di media.” Juan menggerutu kesal ketika kembali menemukan artikel yang menyudutkan dirinya gara-gara Aleena
Seorang wanita paruh baya dengan penampilan lusuh berdiri di depan gerbang besar mansion milik Juan. Wanita itu menatap sedih pada bangun besar nan megah tersebut. Membayangkan jika putrinya tinggal dengan nyaman di dalam sana membuat dirinya ikut senang.Hubungannya dengan putrinya memang tidak baik. Atau lebih tepatnya perlakuan dirinya di masa lalu lah yang membuat hubungan keduanya tidak pernah harmonis.Lidya merasakan apa itu penyesalan saat dirinya tidak lagi memiliki apa-apa. Harta tidak ada, anak pun pergi dan enggan menjalin hubungan dengannya lagi. Sikap buruknya pada Aleena membuat Lidya merasa pantas dibenci oleh putrinya sendiri.“Aleena, Ibu hanya ingin meminta maaf.” gumam Lidya.Ia tidak berani meminta pada penjaga gerbang untuk mempertemukannya dengan Aleena. Dirinya merasa malu dan tidak punya muka untuk kembali menemui Aleena.Sementara itu Juan yang baru pulang dari kantor terkejut melihat keberadaan Ib
Juan berjalan dengan angkuh di sepanjang koridor lift. Ia hendak pergi untuk menemui Diana setelah wanita itu mengirimnya beberapa foto Aleena bersama Jake.Pria itu merasakan gemuruh di dadanya karena marah dan cemburu. Ia cemburu sebab Aleena yang berciuman dengan Jake, dan Marah pada Diana karena wanita itu bertindak seperti seorang provokator. Juan menunggu pintu lift terbuka, dan ketika hal itu terjadi dirinya dikejutkan dengan kemunculan Aleena bersama Leo.Wanita itu tersenyum cerah pada Juan, namun Juan yang tidak membalasnya membuat Aleena kebingungan.Juan mengurungkan niatnya untuk pergi menemui Diana. Karena Aleena sudah berada di depan matanya, maka Juan harus menyelesaikan masalahnya dengan sang istri terlebih dahulu. “Kenapa? Apa kau ada masalah?” tanya Aleena.Juan menarik napasnya untuk beberapa detik, ia butuh meredamkan rasa cemburunya agar dirinya tidak bertindak kasar pada Aleena terutama saa
Hari ini adalah syuting terakhir Aleena bersama Jake. Dan mereka berdua harus melakukan reka adegan lebih dekat demi membangun feel untuk kedua karakter.Aleena mendengarkan dengan bingung saat sutradara menjelaskan dirinya harus berciuman dengan Jake sementara di naskahnya sendiri tidak ada hal tersebut.“Bukankah seharusnya hanya sekedar pelukan sebelum Yuè Liáng mengorbankan nyawanya demi Christ?” Aleena menanyakan kejelasan adegan tersebut pada David.Pria itu tersenyum tipis, “Di naskahnya memang seperti itu. Tapi kami memutuskan untuk merubahnya sedikit agar lebih berkesan.” jelas pria itu. “Love line antara Yuè Liáng dan Christ begitu sedikit, sehingga kami ingin memperlihatkan sesuatu yang bisa menggambarkan besarnya cinta mereka.” ungkap David lagi.Aleena terdiam merenung, ia merasa tidak yakin harus melakukan adegan tersebut. Adegan ciuman mungkin bukanlah hal yang sulit untuk dilakukan. Tapi masalahnya suaminya sudah memberi peringatan pada dirinya untuk tidak mengambil s
Seperti yang dijanjikan Aleena semalam, hari ini dirinya akan berada di rumah seharian. Dan karena itu pula Juan juga memutuskan untuk tidak pergi ke kantor demi bisa menikmati waktu bersama dengan istri dan anaknya.Mereka bertiga berencana untuk piknik kecil-kecilan di taman belakang mansion. Aleena sudah menyiapkan bekal makanan yang akan ia dan suaminya santap.“Perlu bantuan sayang?” tanya Juan pada Aleena yang masih berdiri di depan meja counter.Aleena tersenyum tipis lalu mengecup pipi Juan, “Aku sudah selesai.” jawabnya.Juan mendesah kecewa, “Apa itu artinya aku datang terlambat?” tanya pria itu yang merasa tidak enak hati karena tidak sempat membantu istrinya.Aleena tersenyum tipis mendengar itu, ia lantas mengatakan pada suaminya bahwa tadi dirinya dibantu maid. Jadi semua pekerjaannya bisa cepat selesai.Dirinya tidak ingin Juan diliputi rasa bersalah karena tidak bisa membantu pekerjaannya.“Bagaimana Leo? Dia sudah mandi?” tanya Aleena mengalihkan topik pembicaraan.“S
Juan memperhatikan putranya yang sedang diajak bermain oleh Diana, sahabat istrinya.Semenjak Aleena menandatangani kontrak untuk sebuah film barunya, wanita itu mulai disibukkan dengan kegiatan syuting. Aleena jarang berada di rumah dan bermain dengan Leo.Karena itulah Juan yang harus mengalah membawa pekerjaannya ke rumah guna bisa menemani Leo.Tapi akhir-akhir ini Diana sering berkunjung dengan alasan rindu pada Leo. Juan tidak bisa melarangnya karena wanita itu merupakan teman baik Aleena.“Leo sangat pintar, dia benar-benar cepat belajar.” ujar Diana setelah wanita itu menempatkan dirinya duduk bersebelahan dengan Juan.Juan tersenyum tipis menanggapinya, “Bagiku semua anak-anak pintar.” ujar Juan. “Mereka masih muda dan murni.” lanjutnya lagi. “Kau benar.” Diana merespon dengan cepat tanpa mengurai senyum manisnya.Juan terdiam sambil memperhatikan wanita itu. Ia cukup risih dengan keberadaan Diana, jika dirinya boleh jujur. Namun Juan tidak sampai hati kalau harus melarangny
Aleena membaca penggalan naskah film yang akan ia bintangi dan juga merupakan proyek pertama dirinya setelah kembali dari hiatus.“Kali ini aku menerimanya, menurutmu bagaimana?” tanya Juan pada istrinya itu.Aleena mendongak dan menatap Juan dalam diam, hingga kemudian wanita itu berdiri lalu berlari menerjang tubuh suaminya. Aleena tersenyum senang, saking bahagianya ia mencium seluruh permukaan wajah Juan dengan bertubi-tubi.“Juan, terima kasih banyak!” Juan tersenyum lega, ia tadinya berpikir jika Aleena akan menolak dengan alasan genrenya yang tidak cocok.“Ini juga merupakan tantangan besar untukku sebagai seorang aktris yang ingin mencoba memerankan berbagai macam karakter.” ungkap Aleena tanpa menyembunyikan rasa senangnya.Juan membalas pelukan istrinya, kedua tangannya merambat menyentuh punggung wanita itu dan menekannya dengan lembut.“Apakah kau akan memberiku hadiah?” tanya Juan seraya menyeringai. Aleena balas tersenyum nakal, ia lantas mengalungkan kedua lengannya de
Sesuai kesepakatan, Juan mengizinkan Aleena kembali ke industri hiburan sebagai aktris. Wanita itu hanya boleh mengambil pekerjaan untuk berakting, sisanya Juan tidak mengizinkannya.Aleena tidak masalah karena tujuannya memang untuk akting, ia tidak terlalu peduli dengan kegiatan lain seperti menjadi model majalah atau mengadiri acara tertentu. Jika dulu Juan mencoba menahan diri agar tidak nampak posesif di depan Aleena. Maka sekarang beda lagi, pria itu benar-benar memperlihatkan sisi posesifnya untuk wanita itu.Juan akan membatasi segala kegiatan Aleena termasuk memilah beberapa proyek akting yang datang pada wanita itu.“Sudah kesekian kali kamu menolak tawaran akting dari beberapa produser film.” ujar Aleena terdengar jengkel.Wanita itu mendatangi suaminya ke kantor, dan tentu saja dengan si kecil Leo yang saat ini berada di pangkuannya.Juan tersenyum tipis, “Kamu tidak berhak berkomentar soal itu, sayang.” balasnya.Aleena menekuk wajahnya karena kesal dengan sikap Juan. Jik
Juan memijit pelipisnya dengan pelan, sakit yang dirasakan kepalanya tidak kunjung mereda. Semua gara-gara perkataan Aleena semalam, di mana wanita itu mengatakan keinginannya untuk kembali ke industri hiburan.Dan sekarang Juan tidak tahu langkah apa yang akan ia ambil. Apakah dirinya perlu memberi izin atau tidak.Dirinya harus mempertimbangkan sebaik mungkin, dengan memikirkan dampak baik dan buruknya pekerjaan Aleena demi kelangsungan rumah tangga mereka.Apalagi anak mereka saat ini masih sangatlah kecil, Juan takut jika pekerjaan Aleena membuat putranya kekurangan kasih sayang dari Aleena sendiri.Juan sudah sangat sibuk dan hanya memiliki waktu sedikit untuk Leo. Ia takut jika Aleena kembali ke industri hiburan dan membuat wanita itu sama sibuknya dengan Juan.“Aku harus bagaimana?” tanya Juan pada dirinya sendiri. Sementara itu di lain tempat, Aleena sedang mengajak putranya jalan-jalan di sekitaran taman kota. Wanita itu ditemani oleh Damian yang merupakan pengawal pribadi