Karena Jason tak seagresif Asher dan terlalu banyak pertimbangan.
Jason tentunya senang mendengar pernyataan Elena. Namun, dia juga merasa sangat sedih karena Elena menyebut tentang cucu. Dia mungkin bisa meninggalkan Elena seorang anak. Tetapi, dia tak yakin jika bisa melihat cucunya. “Kau tidak ingat kontrak kita? Aku hanya akan menjadi suamimu sampai satu tahun atau saat kau sudah mendapatkan keinginanmu memiliki seorang anak.” Jason memelankan suara supaya hanya mereka berdua yang dapat mendengar. “Kau tidak perlu khawatir aku tidak akan bertanggung jawab. Selama aku masih hidup, aku akan merawatnya, bahkan saat aku mati pun, aku akan meninggalkan banyak harta untuknya,” lanjutnya. Elena tahu apa yang sedang Jason pikirkan. Dia menyandarkan kepala di pundak Jason sambil menghela napas panjang. “Kita akan menemukan penawar untukmu. Kau tidak perlu takut dan jalani saja hidupmu yang sekarang tanpa ragu dan penuh percaya diri.” Elena sibuk menduga-duga perasaan Jason sehingga dia sedikit lupa tentang masalah penyakit misterius itu ketika membi
“Kau mengejutkanku, Elena!” sergah Jason. Justru Elena yang lebih terkejut melihat kemunculan Jason. Dia melihat jika Jason sebelumnya masih ada di dalam mobil bersama Logan. “K-Kau benar-benar Jason, bukan?” Elena mundur hingga punggungnya menyentuh dinding ruang kecil elevator. ‘Jason masih ada di bawah. Apa mungkin-’ “Aku naik memakai elevator di sebelah. Kau langsung keluar mobil, tidak mau menungguku.” Jason tertawa lepas sambil memegangi perut. “Kau takut? Ternyata, Elena Forbes takut dengan hantu?” Wajah Elena merah padam karena malu. Tahu bahwa pria di hadapannya sungguh nyata, dia gegas keluar dari elevator sambil menyentak badan sang suami. Jason yang masih tertawa lemas tersebut sampai terhuyung ke belakang oleh dorongan lemah itu. Jason lantas mengikuti Elena dan tetap tak bisa menghentikan tawanya. Elena menghentikan langkah, lalu menatap tajam Jason. “Kau sengaja ingin menakut-nakutiku, bukan?’ tuduh Elena. “Tidak … aku juga ingin mengambil dokumen di kantorku. Ken
Jantung Jason melompat-lompat kencang dan tak karuan. Apakah telinganya rusak ataukah dia hanya bermimpi? “Kau … apa?” Elena menyembunyikan wajah ke dalam pelukan Jason. Pipinya terasa panas karena mengungkap perasaannya secara tiba-tiba. Dia sengaja mengungkap perasaannya terlebih dulu karena tak mau menunggu Jason yang lambat mengungkap isi hatinya. Namun, setelah mengatakannya, Elena malu bukan main. Untuk pertama kalinya, wanita yang sejak dulu digilai banyak pria itu menyatakan cinta kepada seorang pria. Meskipun pria itu merupakan suaminya sendiri, Elena tetap merasakan debaran kencang dan bibir yang terasa kelu ketika mengungkap kasih sayang. “Aku … tidak terlalu mendengar suaramu yang terlalu lirih. Bisakah kau mengatakan sekali lagi?” Jason berharap Elena mengatakannya lagi supaya dia yakin jika tidak sedang berhalusinasi. “Apa telingamu bermasalah? Menyebalkan sekali! Aku mengatakannya sepenuh hati, tetapi kau tidak mendengarnya?” Suara Elena tak begitu jelas karena ter
‘Cari bukti jika mereka berdua memiliki kesepakatan sebelum menikah. Atau apa pun yang bisa membuktikan jika pernikahan mereka hanya sebuah kepalsuan,’ perintah Ruby saat Dean hampir terlelap. Kebetulan, Frank tiba-tiba menghubungi Dean untuk menemui klien secara dadakan. Mereka sebenarnya bisa menyelesaikan masalah itu keesokan paginya. Tetapi, Dean segera menyarankan untuk menemui Jason sekarang. Keberuntungan kedua terjadi kala Frank mendapatkan panggilan dari keluarganya. Dean mencari alasan supaya bisa tinggal lebih lama di kediaman Wright. Dia juga tak bohong kala mengatakan tak bisa naik mobil Jason untuk pulang. Namun, Dean segera menyesal karena datang ke tempat ini. Pasalnya, dia yang berlagak melewati kamar Elena dan Jason untuk mencari tahu rahasia mereka, justru mendengar suara-suara yang membuat bulu kuduk meremang. Sebagai pria dewasa, Dean tentunya tahu apa yang sedang Elena dan Jason lakukan. Dia hanya bisa menelan ludah, lalu menghela napas panjang.‘Nyonya Ruby s
“Katakan sekarang! Kenapa harus nanti-nanti?” rengek Elena.Jason mengacak-acak rambut Elena, lalu pergi sambil menyembunyikan wajahnya. “Belajarlah bersabar!”Elena terus mendesak Jason, tetapi pria itu bersikeras tak mau mengatakannya sekarang. Alhasil, Elena tak bisa konsentrasi bekerja seharian ini.‘Apa yang ingin dia katakan? Kenapa tidak langsung bilang saja? Dan, kenapa aku harus menyesal?’Apakah Jason akan mengatakan bahwa hubungan mereka tak dapat dilanjutkan meskipun Elena kelak mengandung anaknya? Apa Jason menyerah bertahan hidup demi Elena? Mungkinkah Jason memiliki wanita lain yang ingin dinikahi?Semakin lama menunggu, prasangka demi prasangka mulai memenuhi kepala. Elena sesekali berharap jika Jason akan memberikan kejutan indah. Namun, kekhawatiran Elena kian membesar karena Jason mengulur waktu hanya untuk bicara. Seolah-olah, Jason sedang mempersiapkan diri untuk mengatakan hal yang akan menyakitkan hati.Elena terus-menerus melihat jam dinding, berharap detik pad
“Kau pasti masih mengantuk? Apa kau mau kembali ke kamar saja?” Jason menyembunyikan rasa kecewa. Tak ingin Elena terbebani karena ajakan makan malam yang telah terlewati. “Tidak!” Elena gegas menepis suara-suara sosok itu dari benaknya. Ada hal penting yang lebih mendesak yang ingin dia cari tahu sekarang. “Kau mau membawaku ke mana?” Elena pura-pura tak tahu. “Makan tengah malam di tempat yang indah seperti janji kita kemarin.” Jason lantas menggandeng Elena ke halaman belakang. Elena berlagak terkejut melihat kejutan dari Jason. Tak ingin mengecewakan sang suami. Walaupun reaksinya agak berlebihan. “Ini indah sekali, Jason!” Elena menangkup mulut dengan kedua telapak tangan. Akhirnya, dia bisa berhenti bersandiwara marah. Jason tersenyum samar. Dia membimbing Elena duduk ke dalam gazebo yang sudah diatur sedemikian rupa dengan suasana romantis. “Kau yakin mau makan di tengah malam? Kalau tidak, aku akan menyuruh pelayan menyiapkan hidangan ringan saja.” Elena mencebik. “Aku
“Apa maksudmu, Jason? Kenapa kau bicara seolah-olah aku pernah menikah dengan Johan?” Elena memiringkan kepala tanda tak paham. Jason memeluk Elena semakin erat. Justru debaran jantung Jason yang kian meningkat semakin terdengar Elena. Dia kelepasan bicara karena sangat senang dan lega, akhirnya bisa mengatakan perasaannya. Otak Jason segera berputar cepat untuk mencari alasan supaya Elena tak curiga. Sebab, Elena yang sekarang mudah sekali berprasangka. “Maksudku, waktu kau masih menjadi kekasih Johan. Aku terlalu senang hingga salah bicara.” Jason segera mengalihkan pembicaraan yang lebih serius supaya Elena tak lagi bertanya. “Apa kau tidak keberatan menghabiskan waktu yang sia-sia denganku?” Elena mendorong Jason supaya dapat bertatapan dengannya. Dia mengusap pipi Jason dengan penuh kelembutan dan kasih sayang. “Jangan bilang waktu yang kita punya hanya sia-sia. Bahkan, satu detik yang akan kita lewati bersama sangat berharga untukku. Karena itu, berhentilah membicarakan tent
Kali ini, Elena tak akan bertindak gegabah dengan bertanya langsung kepada Jason maupun William. Dia tak jadi masuk dan diam-diam mendengar percakapan mereka. Sayangnya, Jason telah melihat bayangan Elena. Dia lantas membicarakan masalah lain setelah memberikan isyarat mata kepada William. “Ulang tahun Papa sebentar lagi. Haruskah kita mengadakan pesta di rumah saja?” tanya Jason. Kening Elena berkerut. ‘Kenapa mereka tiba-tiba membicarakan masalah lain?’ Justru dengan mengalihkan percakapan ke topik lain, Elena semakin curiga. Dia kemudian masuk setelah yakin jika Jason dan William tak membicarakan masalah sebelumnya. “Elena, bagaimana pekerjaanmu?” William pura-pura terkejut oleh kedatangan Elena. “Lancar,” balas Elena singkat. “Kau ingin makan siang bersama Papa dan Jason?” “Tidak. Aku hanya ingin menyerahkan laporan. Nanti aku makan siang dengan teman-temanku karena setelah ini masih ada pekerjaan lain.” Melihat dari raut wajah dan mendengar nada suara Elena, Jason yakin j