Cemburu membuat orang suka bertindak gegabah đ«„
Dean gegas mengembalikan kertas tersebut ke tempat semula meski tak suka melihatnya. Dia tampak berpikir keras dan sesekali bergumam. âApa Elena sakit? Atau hanya ingin menjadi penulis fantasi?â Suara deringan di ponsel membuatnya terkejut. Nama âBos Besarâ muncul di layar ponselnya. âBagaimana situasi di sana?â tanya suara parau milik wanita di seberang telepon. âJason sepertinya berhasil memikat Elena. Tapi-â Haruskah dia menceritakan kegilaan Elena? Tidak. Dean belum yakin jika Elena menulis tersebut dengan kesungguhan atau hanya sekedar mencoret kertas karena tak punya kerjaan. âTapi apa?â âTidak ada, Nyonya. Aku bicara sambil membaca dokumen kantor. Maaf karena kurang konsentrasi,â kilah Dean. âIngat tugasmu, Dean. Pekerjaan di kantor Forbes tidak penting. Kau harus segera menjauhkan Johan maupun Jason dari William dan Elena.â âBaik, Nyonya Ruby, walaupun itu agak sulit. Tuan William sepertinya sangat percaya kepada Jason. Elena pun mungkin sudah jatuh cinta padanya. Aku
Jason tentunya senang mendengar pernyataan Elena. Namun, dia juga merasa sangat sedih karena Elena menyebut tentang cucu. Dia mungkin bisa meninggalkan Elena seorang anak. Tetapi, dia tak yakin jika bisa melihat cucunya. âKau tidak ingat kontrak kita? Aku hanya akan menjadi suamimu sampai satu tahun atau saat kau sudah mendapatkan keinginanmu memiliki seorang anak.â Jason memelankan suara supaya hanya mereka berdua yang dapat mendengar. âKau tidak perlu khawatir aku tidak akan bertanggung jawab. Selama aku masih hidup, aku akan merawatnya, bahkan saat aku mati pun, aku akan meninggalkan banyak harta untuknya,â lanjutnya. Elena tahu apa yang sedang Jason pikirkan. Dia menyandarkan kepala di pundak Jason sambil menghela napas panjang. âKita akan menemukan penawar untukmu. Kau tidak perlu takut dan jalani saja hidupmu yang sekarang tanpa ragu dan penuh percaya diri.â Elena sibuk menduga-duga perasaan Jason sehingga dia sedikit lupa tentang masalah penyakit misterius itu ketika membi
âKau mengejutkanku, Elena!â sergah Jason. Justru Elena yang lebih terkejut melihat kemunculan Jason. Dia melihat jika Jason sebelumnya masih ada di dalam mobil bersama Logan. âK-Kau benar-benar Jason, bukan?â Elena mundur hingga punggungnya menyentuh dinding ruang kecil elevator. âJason masih ada di bawah. Apa mungkin-â âAku naik memakai elevator di sebelah. Kau langsung keluar mobil, tidak mau menungguku.â Jason tertawa lepas sambil memegangi perut. âKau takut? Ternyata, Elena Forbes takut dengan hantu?â Wajah Elena merah padam karena malu. Tahu bahwa pria di hadapannya sungguh nyata, dia gegas keluar dari elevator sambil menyentak badan sang suami. Jason yang masih tertawa lemas tersebut sampai terhuyung ke belakang oleh dorongan lemah itu. Jason lantas mengikuti Elena dan tetap tak bisa menghentikan tawanya. Elena menghentikan langkah, lalu menatap tajam Jason. âKau sengaja ingin menakut-nakutiku, bukan?â tuduh Elena. âTidak ⊠aku juga ingin mengambil dokumen di kantorku. Ken
Jantung Jason melompat-lompat kencang dan tak karuan. Apakah telinganya rusak ataukah dia hanya bermimpi? âKau ⊠apa?â Elena menyembunyikan wajah ke dalam pelukan Jason. Pipinya terasa panas karena mengungkap perasaannya secara tiba-tiba. Dia sengaja mengungkap perasaannya terlebih dulu karena tak mau menunggu Jason yang lambat mengungkap isi hatinya. Namun, setelah mengatakannya, Elena malu bukan main. Untuk pertama kalinya, wanita yang sejak dulu digilai banyak pria itu menyatakan cinta kepada seorang pria. Meskipun pria itu merupakan suaminya sendiri, Elena tetap merasakan debaran kencang dan bibir yang terasa kelu ketika mengungkap kasih sayang. âAku ⊠tidak terlalu mendengar suaramu yang terlalu lirih. Bisakah kau mengatakan sekali lagi?â Jason berharap Elena mengatakannya lagi supaya dia yakin jika tidak sedang berhalusinasi. âApa telingamu bermasalah? Menyebalkan sekali! Aku mengatakannya sepenuh hati, tetapi kau tidak mendengarnya?â Suara Elena tak begitu jelas karena ter
âCari bukti jika mereka berdua memiliki kesepakatan sebelum menikah. Atau apa pun yang bisa membuktikan jika pernikahan mereka hanya sebuah kepalsuan,â perintah Ruby saat Dean hampir terlelap. Kebetulan, Frank tiba-tiba menghubungi Dean untuk menemui klien secara dadakan. Mereka sebenarnya bisa menyelesaikan masalah itu keesokan paginya. Tetapi, Dean segera menyarankan untuk menemui Jason sekarang. Keberuntungan kedua terjadi kala Frank mendapatkan panggilan dari keluarganya. Dean mencari alasan supaya bisa tinggal lebih lama di kediaman Wright. Dia juga tak bohong kala mengatakan tak bisa naik mobil Jason untuk pulang. Namun, Dean segera menyesal karena datang ke tempat ini. Pasalnya, dia yang berlagak melewati kamar Elena dan Jason untuk mencari tahu rahasia mereka, justru mendengar suara-suara yang membuat bulu kuduk meremang. Sebagai pria dewasa, Dean tentunya tahu apa yang sedang Elena dan Jason lakukan. Dia hanya bisa menelan ludah, lalu menghela napas panjang.âNyonya Ruby s
âKatakan sekarang! Kenapa harus nanti-nanti?â rengek Elena.Jason mengacak-acak rambut Elena, lalu pergi sambil menyembunyikan wajahnya. âBelajarlah bersabar!âElena terus mendesak Jason, tetapi pria itu bersikeras tak mau mengatakannya sekarang. Alhasil, Elena tak bisa konsentrasi bekerja seharian ini.âApa yang ingin dia katakan? Kenapa tidak langsung bilang saja? Dan, kenapa aku harus menyesal?âApakah Jason akan mengatakan bahwa hubungan mereka tak dapat dilanjutkan meskipun Elena kelak mengandung anaknya? Apa Jason menyerah bertahan hidup demi Elena? Mungkinkah Jason memiliki wanita lain yang ingin dinikahi?Semakin lama menunggu, prasangka demi prasangka mulai memenuhi kepala. Elena sesekali berharap jika Jason akan memberikan kejutan indah. Namun, kekhawatiran Elena kian membesar karena Jason mengulur waktu hanya untuk bicara. Seolah-olah, Jason sedang mempersiapkan diri untuk mengatakan hal yang akan menyakitkan hati.Elena terus-menerus melihat jam dinding, berharap detik pad
âKau pasti masih mengantuk? Apa kau mau kembali ke kamar saja?â Jason menyembunyikan rasa kecewa. Tak ingin Elena terbebani karena ajakan makan malam yang telah terlewati. âTidak!â Elena gegas menepis suara-suara sosok itu dari benaknya. Ada hal penting yang lebih mendesak yang ingin dia cari tahu sekarang. âKau mau membawaku ke mana?â Elena pura-pura tak tahu. âMakan tengah malam di tempat yang indah seperti janji kita kemarin.â Jason lantas menggandeng Elena ke halaman belakang. Elena berlagak terkejut melihat kejutan dari Jason. Tak ingin mengecewakan sang suami. Walaupun reaksinya agak berlebihan. âIni indah sekali, Jason!â Elena menangkup mulut dengan kedua telapak tangan. Akhirnya, dia bisa berhenti bersandiwara marah. Jason tersenyum samar. Dia membimbing Elena duduk ke dalam gazebo yang sudah diatur sedemikian rupa dengan suasana romantis. âKau yakin mau makan di tengah malam? Kalau tidak, aku akan menyuruh pelayan menyiapkan hidangan ringan saja.â Elena mencebik. âAku
âApa maksudmu, Jason? Kenapa kau bicara seolah-olah aku pernah menikah dengan Johan?â Elena memiringkan kepala tanda tak paham. Jason memeluk Elena semakin erat. Justru debaran jantung Jason yang kian meningkat semakin terdengar Elena. Dia kelepasan bicara karena sangat senang dan lega, akhirnya bisa mengatakan perasaannya. Otak Jason segera berputar cepat untuk mencari alasan supaya Elena tak curiga. Sebab, Elena yang sekarang mudah sekali berprasangka. âMaksudku, waktu kau masih menjadi kekasih Johan. Aku terlalu senang hingga salah bicara.â Jason segera mengalihkan pembicaraan yang lebih serius supaya Elena tak lagi bertanya. âApa kau tidak keberatan menghabiskan waktu yang sia-sia denganku?â Elena mendorong Jason supaya dapat bertatapan dengannya. Dia mengusap pipi Jason dengan penuh kelembutan dan kasih sayang. âJangan bilang waktu yang kita punya hanya sia-sia. Bahkan, satu detik yang akan kita lewati bersama sangat berharga untukku. Karena itu, berhentilah membicarakan tent