Jangan jadi jahat ya Dean ....
âCari bukti jika mereka berdua memiliki kesepakatan sebelum menikah. Atau apa pun yang bisa membuktikan jika pernikahan mereka hanya sebuah kepalsuan,â perintah Ruby saat Dean hampir terlelap. Kebetulan, Frank tiba-tiba menghubungi Dean untuk menemui klien secara dadakan. Mereka sebenarnya bisa menyelesaikan masalah itu keesokan paginya. Tetapi, Dean segera menyarankan untuk menemui Jason sekarang. Keberuntungan kedua terjadi kala Frank mendapatkan panggilan dari keluarganya. Dean mencari alasan supaya bisa tinggal lebih lama di kediaman Wright. Dia juga tak bohong kala mengatakan tak bisa naik mobil Jason untuk pulang. Namun, Dean segera menyesal karena datang ke tempat ini. Pasalnya, dia yang berlagak melewati kamar Elena dan Jason untuk mencari tahu rahasia mereka, justru mendengar suara-suara yang membuat bulu kuduk meremang. Sebagai pria dewasa, Dean tentunya tahu apa yang sedang Elena dan Jason lakukan. Dia hanya bisa menelan ludah, lalu menghela napas panjang.âNyonya Ruby s
âKatakan sekarang! Kenapa harus nanti-nanti?â rengek Elena.Jason mengacak-acak rambut Elena, lalu pergi sambil menyembunyikan wajahnya. âBelajarlah bersabar!âElena terus mendesak Jason, tetapi pria itu bersikeras tak mau mengatakannya sekarang. Alhasil, Elena tak bisa konsentrasi bekerja seharian ini.âApa yang ingin dia katakan? Kenapa tidak langsung bilang saja? Dan, kenapa aku harus menyesal?âApakah Jason akan mengatakan bahwa hubungan mereka tak dapat dilanjutkan meskipun Elena kelak mengandung anaknya? Apa Jason menyerah bertahan hidup demi Elena? Mungkinkah Jason memiliki wanita lain yang ingin dinikahi?Semakin lama menunggu, prasangka demi prasangka mulai memenuhi kepala. Elena sesekali berharap jika Jason akan memberikan kejutan indah. Namun, kekhawatiran Elena kian membesar karena Jason mengulur waktu hanya untuk bicara. Seolah-olah, Jason sedang mempersiapkan diri untuk mengatakan hal yang akan menyakitkan hati.Elena terus-menerus melihat jam dinding, berharap detik pad
âKau pasti masih mengantuk? Apa kau mau kembali ke kamar saja?â Jason menyembunyikan rasa kecewa. Tak ingin Elena terbebani karena ajakan makan malam yang telah terlewati. âTidak!â Elena gegas menepis suara-suara sosok itu dari benaknya. Ada hal penting yang lebih mendesak yang ingin dia cari tahu sekarang. âKau mau membawaku ke mana?â Elena pura-pura tak tahu. âMakan tengah malam di tempat yang indah seperti janji kita kemarin.â Jason lantas menggandeng Elena ke halaman belakang. Elena berlagak terkejut melihat kejutan dari Jason. Tak ingin mengecewakan sang suami. Walaupun reaksinya agak berlebihan. âIni indah sekali, Jason!â Elena menangkup mulut dengan kedua telapak tangan. Akhirnya, dia bisa berhenti bersandiwara marah. Jason tersenyum samar. Dia membimbing Elena duduk ke dalam gazebo yang sudah diatur sedemikian rupa dengan suasana romantis. âKau yakin mau makan di tengah malam? Kalau tidak, aku akan menyuruh pelayan menyiapkan hidangan ringan saja.â Elena mencebik. âAku
âApa maksudmu, Jason? Kenapa kau bicara seolah-olah aku pernah menikah dengan Johan?â Elena memiringkan kepala tanda tak paham. Jason memeluk Elena semakin erat. Justru debaran jantung Jason yang kian meningkat semakin terdengar Elena. Dia kelepasan bicara karena sangat senang dan lega, akhirnya bisa mengatakan perasaannya. Otak Jason segera berputar cepat untuk mencari alasan supaya Elena tak curiga. Sebab, Elena yang sekarang mudah sekali berprasangka. âMaksudku, waktu kau masih menjadi kekasih Johan. Aku terlalu senang hingga salah bicara.â Jason segera mengalihkan pembicaraan yang lebih serius supaya Elena tak lagi bertanya. âApa kau tidak keberatan menghabiskan waktu yang sia-sia denganku?â Elena mendorong Jason supaya dapat bertatapan dengannya. Dia mengusap pipi Jason dengan penuh kelembutan dan kasih sayang. âJangan bilang waktu yang kita punya hanya sia-sia. Bahkan, satu detik yang akan kita lewati bersama sangat berharga untukku. Karena itu, berhentilah membicarakan tent
Kali ini, Elena tak akan bertindak gegabah dengan bertanya langsung kepada Jason maupun William. Dia tak jadi masuk dan diam-diam mendengar percakapan mereka. Sayangnya, Jason telah melihat bayangan Elena. Dia lantas membicarakan masalah lain setelah memberikan isyarat mata kepada William. âUlang tahun Papa sebentar lagi. Haruskah kita mengadakan pesta di rumah saja?â tanya Jason. Kening Elena berkerut. âKenapa mereka tiba-tiba membicarakan masalah lain?â Justru dengan mengalihkan percakapan ke topik lain, Elena semakin curiga. Dia kemudian masuk setelah yakin jika Jason dan William tak membicarakan masalah sebelumnya. âElena, bagaimana pekerjaanmu?â William pura-pura terkejut oleh kedatangan Elena. âLancar,â balas Elena singkat. âKau ingin makan siang bersama Papa dan Jason?â âTidak. Aku hanya ingin menyerahkan laporan. Nanti aku makan siang dengan teman-temanku karena setelah ini masih ada pekerjaan lain.â Melihat dari raut wajah dan mendengar nada suara Elena, Jason yakin j
Elena lekas memakai baju sebelum Jason keluar dari kamar mandi. Dia sesekali melirik ke dalam baju, melihat tanda itu kian memudar. âKenapa bisa seperti ini?â Elena tak bisa menyembunyikan ketakutan saat penyakit itu muncul lagi. Rasa sakit dan tak berdaya karena kehilangan fungsi panca indra menghantui dirinya. âTetapi, kenapa tidak terasa apa pun?â Elena meraba dadanya, menekan cukup kuat untuk merasakan sesuatu, tetapi dia tetap tidak merasakan apa pun. Dulu, tanda itu tak bisa menghilang seperti sekarang. Dada Elena pun sering merasa nyeri. Dia pernah memeriksakan ke dokter spesialis mana pun, tetapi obat dari mereka tak ada satu pun yang dapat mengurangi gejalanya. Hanya vitamin beracun dari Anna yang dapat membuat kondisinya membaik. Namun, Elena tahu saat kematiannya jika vitamin itu bukanlah penawar. Jadi, Elena menyimpulkan jika vitamin dari Anna yang menyebabkan penyakit itu. Anehnya, sekarang tiba-tiba gejala itu muncul. âApakah ini merupakan konsekuensi karena menje
Elena menarik gemas pipi Jason. âSuami genit .... Kau jadi ketagihan bercinta setelah diberi lampu hijau berkali-kali.â Jason meringis, memamerkan deretan gigi putih nan rapi. Kemudian, dia mengecup singkat bibir Elena. âKau membuatku candu, Sayang,â bisik Jason. âKau memanggilku sayang hanya saat âsedang ingin,â bukan?â cibir Elena. Jason menangkap bibir Elena yang mengerucut dengan ciuman lembut. Suara decapan basah terdengar kala dia menarik bibirnya menjauh. âKita perlu mengulangi langkah yang sama seperti kemarin agar bisa mengamati penyebab tanda itu muncul, bagaimana?â âBaiklah.â Elena berbaring pasrah seperti kemarin. âCepat lakukan ....â Berapa kali pun mereka mengulang permainan panas di atas ranjang seperti sebelumnya, tanda itu tak muncul malam ini. Paha Elena sampai gemetaran karena Jason selalu membuat alasan memunculkan tanda supaya bisa bercinta dengannya. Jason seperti pria kesetanan yang tak bisa berhenti memainkan tubuh Elena. Mencoba berbagai gaya baru sesua
âKutukan?â Brian hampir meledakkan tawa jika tak segera menutup mulutnya. Memang benar jika Lucy yang terbaik dari kampung halamannya, selain para tetua yang tak mungkin bisa diganggu. Tetapi, Brian tak menyangka jika Lucy akan bicara mengada-ada. Di zaman secanggih ini, orang modern seperti Brian tak akan percaya oleh kata seperti kutukan. Lucy menambahkan, âTapi, seharusnya tidak berbentuk seperti ini ....â Akan tetapi, berbeda dengan Jason dan Elena yang benar-benar menyimak kata-kata Lucy. Sebab, mengulang waktu saja merupakan sebuah misteri besar bagi mereka. Bukan tak mungkin jika kutukan yang dikatakan Lucy sungguh nyata. âApa maksudmu tidak berbentuk seperti ini?â tanya Jason. âJangan bilang ... kau percaya dengan kutukan? Oh, ayolah, kita sedang membicarakan penyakit yang sangat nyata.â Brian berdecak-decak tak percaya. Jason yang dikenal rasional itu langsung percaya ucapan Lucy begitu saja? âLalu, kau bisa menjelaskan ini?â Jason menepuk dadanya. Tanda itu telah hilan
âGemma! Kau ada di mana?â Elena sudah berkeliling di kediaman Wright untuk mencari keberadaan Gemma. Anak perempuan yang kini berusia enam tahun itu biasa bersembunyi saat Elena pulang dari kerja. Di belakang Elena, Jason membuntuti sang istri seperti biasa. Jason kini membuka kantor pribadi di kediamannya karena masih enggan menampakkan diri di JG Group jika bukan untuk menghadiri pertemuan penting. âGemma pasti sedang bermain petak umpet bersama Brian, Elena. Biarkan saja ....â Elena menatap tajam sang suami. âKenapa kau tidak mengawasi Gemma? Katanya, kau kerja di rumah karena selalu ingin bersama putrimu! Dan kenapa Brian ada di sini?â Jason menghentikan langkah Elena, lalu mengecup bibirnya yang tak berhenti mengomel. âLucy sedang menghukum Brian sepertinya. Kau juga tahu, Lucy tidak suka saat Brian pulang terlambat walau satu menit.â Benar. Lima tahun lalu, Brian menikahi Lucy dan tinggal di Desa Redwood. Terkadang, Brian bosan dan jalan-jalan ke kota hingga lupa waktu. Keb
Setelah menghabiskan tiga hari bersama James, Vera pun tahu jika selama ini James hidup di rumah yang terletak di tengah-tengah hutan. Andaikan dirinya tak ke sana malam itu, mereka tak akan pernah bertemu. Vera tak berkutik melawan James Wright. Dia sudah seperti budak yang harus melayani James setiap saat. Meski Vera menginginkan wajah itu. Tetapi, sikap James jauh berbeda dari Jason. Nyaris tak ada kesamaan, selain wajah mereka.âDia gila âĶ bagaimana caraku pergi darinya?â âOugh, ya ampun âĶ wanita di masa depan ternyata sangat pintar melayani pria. Bagus, Sayang, goyangkan tubuhmu lebih kencang.â Vera meliuk-meliuk di atas James sambil menggigit bibir. Dia tak bisa menikmati percintaan panas yang berulang setiap saat. âOrang ini benar-benar seperti binatang! Dia bahkan seratus kali lebih buruk dari Andrew,â maki Vera dalam hati. Selesai menerima puncak kenikmatan, James mendorong Vera dengan kasar hingga tersungkur di lantai. âAh, aku bosan. Saatnya aku keluar dari tempat meny
Mentari bersinar sangat terang seperti hari sebelum-sebelumnya. Di kota yang sangat sepi itu, Vera masih berusaha mencari keberadaan makhluk bernyawa selain dirinya. Sayang, bahkan serangga pun tak terlihat di tempat itu. Hanya ada dirinya yang mengulang waktu yang sama âĶ setiap hari. Waktunya diam di tempat. Setiap pukul delapan malam, Vera akan mendengar dentuman keras di arah selatan tempat tinggalnya, dekat dengan tanah milik Keluarga Wright. Benar. Dirinya tinggal di kediaman Wright selama ini. Vera hidup di dunia dengan waktu yang sama dan berulang-ulang terus-menerus. Dia ingin melihat asal dentuman itu terjadi. Akan tetapi, ketika hari mulai gelap, Vera tak berani keluar dari rumah. Kota itu adalah kota yang sama, tetapi terasa asing karena memiliki pemandangan yang berbeda. Tak ada gedung-gedung pencakar langit di sekitarnya. Tak ada pula lampu terang-benderang di setiap pinggiran jalan. Tempat tinggal keluarga Vera pun masih berupa tanah kosong dengan puluhan pohon-poho
Dokumen penting yang semula tertumpuk rapi itu jatuh berserakan di lantai saat Jason berlari keluar dari ruangan. Dengan wajah yang terlihat sangat panik, Jason gegas mengikuti Ruby ke kamar. âElena!â seru Jason dengan napas terengah-engah. Tak seperti bayangan, Elena justru duduk tenang sambil mengelus perutnya meski keningnya berkeringat deras. âJason, ada sedikit lendir bercampur darah keluar ... Bisakah kau membantuku berjalan sampai mobil? Kita ke rumah sakit sekarang.â Jason panik. Dia malah mondar-mandir sambil sesekali mengusap wajah. Bingung bagaimana caranya menggendong Elena. Bagaimana kalau bayi itu keluar di saat dia menggendong Elena dan lari ke mobil? âBayiku bisa jatuh,â gumamnya. Tapi, jika dia tak segera membawa Elena ke rumah sakit, bagaimana cara Elena melahirkan? Jason sampai tak kepikiran memanggil dokter kandungan Elena ke rumah. âTuan!â seru Ruby membangunkan lamunan Jason. âBisakah Anda lebih cepat membopong Nyonya Elena!?â âTapi, bagaimana-â âElena!â W
âApa benar dugaanku kalau Paman Andrew terkena pengaruh ramuan Vera?â tanya Elena begitu Logan pulang.âBetul, Nyonya. Tetapi, kadar ramuan yang ada di tubuh Tuan Andrew tidak begitu banyak,â terang Logan.Logan lantas mengatakan semua yang Tetua Michael pesankan saat dia meninggalkan Andrew. Tak sampai satu minggu, Logan akan menjemput dan memulangkan Andrew. Lalu, pembicaraan tentang Anna muncul saat Jason bertanya, âBagaimana dengan dua wanita itu? Aku dengar, mereka akan pindah ke tempat lain lagi?ââIni surat dari Nyonya Anna. Lebih baik Anda membacanya terlebih dulu.âLogan mengeluarkan sebuah amplop putih, lalu menyerahkan kepada Elena. Surat itu ditunjukkan untuk Elena dan William. William pun mendekat dan ikut membaca isinya.Surat itu berisi tentang penyesalan Anna, juga permohonan maaf atas semua yang sudah Anna dan Jenna rencanakan kepada William dan Elena. Karena pesan Brenda yang ingin supaya Anna menjaga suami dan putrinya jika terjadi sesuatu kepada dirinya, Anna jadi
Elena mengamati sikap Andrew, mulai dari gerakan tubuh, bibir, dan sorot matanya. Rose jelas mengatakan padanya jika Vera tak pernah memberikan ramuan atau mencuci otak Andrew. Tapi, kenapa Elena jadi meragukannya? Andrew terlihat seperti Rose sebelum mendapat pengobatan. Mata pria itu sedikit menggantung, seperti tak fokus bicara atau menatapnya.âKenapa Paman ingin melihat perempuan itu lagi? Gara-gara Vera, Paman kehilangan perusahaan dan keluarga Paman,â pancing Elena. Kini, Andrew dengan jelas menunjukkan ekspresi yang menahan kemarahan. Sepertinya, Andrew tak suka mendengar Elena menyalahkan Vera. âPaman perlu melihat Vera sekarang.â Andrew masih bersikeras dengan keinginannya. Seolah semua yang telah terjadi tak berpengaruh apa pun padanya.âTidak bisa, Paman. Maaf âĶ sebaiknya Paman melupakan perempuan itu dan menata hidup Paman yang berantakan karena dirinya.â Saat mengatakan itu, Elena tiba-tiba memikirkan sesuatu. Andrew tak mungkin menyerah dan pasti akan terus mencari
âJadi, sejak tadi Luna diam karena kau, Logan!?â Elena turut memukul punggung Logan dengan bantal. Logan masih meringkuk di kaki Luna selagi menutupi belakang kepala dengan kedua lengan. Dia takut menunjukkan wajahnya. Dua wanita itu menyerang Logan secara membabi-buta. âAku lebih baik dikeroyok selusin berandalan daripada harus berada di situasi seperti ini!â jerit Logan dalam hati. Ketika Logan melihat ke arah Jason, pria itu justru pura-pura tak melihatnya! Setelah kemarahan Elena dan Luna sedikit mereda, mereka pun duduk dengan tenang dan berhadap-hadapan. Luna melipat tangan di depan dada dan masih menatap Logan penuh amarah. âSekarang, ceritakan padaku, Luna. Apa yang sudah Logan perbuat padamu? Kenapa kau minta kesucianmu lagi? Apa jangan-jangan, Logan sudah âĶ.â Elena menggantung ucapannya selagi menatap tajam Logan. Dia akan menghukum Logan hingga merasakan penderitaan jika tebakannya benar. Elena pikir, Logan telah merudapaksa Luna sehingga membuat temannya itu sampai
Jason bersandar lemas di kursi dengan mulut sedikit terbuka. Dia tak menyangka jika Elena lebih cepat mengatasi masalah Vera dibanding dirinya.âAku hanya beruntung karena Rose mau membantuku.â Elena tampaknya tahu apa yang dipikirkan sang suami.Jason merasa dirinya tak bisa melindungi Elena. Dia seharusnya bergerak cepat, tetapi malah berbaring di sembarang tempat selama beberapa hari ini.âMaaf, Elena, aku seharusnya sadar lebih cepat kalau Logan bergerak sendiri. Bagaimana kalau kau gagal dan perempuan itu membalas perbuatanmu?âElena menyandarkan kepala di pundak Jason, lalu memeluk perutnya. âYang penting, semua sudah berakhir sekarang. Dia tidak akan bisa mengganggu hidup kita lagi. Semua musibah yang terjadi juga disebabkan oleh Vera, bukan? Kita tidak perlu mengkhawatirkan apa pun lagi sekarang, kecuali menanti kelahiran bayi kita.âTak hanya Jason, William juga merasa tak bisa berbuat apa pun. âLalu, bagaimana dengan perusahaan Andrew yang sekarang diambil alih oleh adik ipa
âElena? Apa yang sudah Elena lakukan? Apa dia tahu aku ada di sini?â Jason tak pernah menduga kemungkinan itu lantaran dirinya pun baru mengetahui dari Logan beberapa jam sebelumnya. Akhir-akhir ini pun, Jason tak bisa berpikir apa-apa. Dia hanya fokus menikmati mual dan pusing yang selalu melanda di pagi hari dan ketika mencium aroma tertentu.âBenar. Elena yang membantuku untuk mendapatkan aset Andrew dengan mudah. Dia juga yang memintaku ke sini untuk membukakan jalan untukmu, Jason. Ayo, pulang sekarang! Bibi akan mengantar kalian sampai di kediaman Forbes.â Jason mengikuti Whitney masih dengan tampang kebingungan. Sementara itu, Logan menggendong Luna sampai masuk ke mobil Whitney. Dia meninggalkan mobil yang digunakan sebelumnya, yang merupakan milik pengawal Andrew. âTunggu sebentar, Tuan. Ada yang perlu saya lakukan terlebih dulu,â ujar Logan tiba-tiba. âKenapa lagi?â âAda orang yang memukul saya dari belakang waktu itu.â Logan menyeringai ke arah Danny. Tanpa aba-aba, Lo