Beranda / Romansa / Kontrak Cinta Seribu Hari / 76. Prasangka yang salah

Share

76. Prasangka yang salah

Penulis: Intan SR
last update Terakhir Diperbarui: 2023-02-22 17:24:46

“Wanita yang tadi yang kamu maksud kekasih Lucio yang baru?” tanya Andres, matanya juga masih memandang ke arah Lucio dan perempuan tadi.

kini mereka berdua sudah menghilang, tapi perasaan sesak di dalam dada Delicia belum juga menghilang.

“Kalau saja aku menyadarinya sejak tadi, aku pasti sudah memukulnya,” geram Andres.

“Untuk apa? Lagi pula itu adalah hak dia, aku dan dia sudah tak ada hubungan apa apa lagi.”

Delicia pura pura fokus dengan buku menu. Padahal pikirannya masih melayang pada Lucio dan perempuan tadi.

Jika perempuan tadi hamil, jadi kapan mereka mulai berhubungan lagi? Yang jelas pasti Lucio melakukannya setelah dia bercerai dengan Rebecca.

Apakah Lucio sebegitu kesepiannya sampai dia begitu cepat mendapatkan pengganti Rebecca?

Tanpa sadar tangan Delicia terkepal. Dengan lembut Andres mengenggam tangan Delicia.

“Harusnya kamu katakan yang sebenarnya pada dia, aku ingin tahu apa yang akan dia lakukan.”

Delicia hanya tersenyum.

“Tidak, aku tak akan mengatakan padanya.”

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Kontrak Cinta Seribu Hari   77. Selamat Tinggal

    Keesokan harinya Melisa datang untuk menemui Lucio. Padahal Melisa tidak perlu sampai datang ke perusahaan, jika Melisa ingin membicarakan masalah pribadi.Namu, Lucio membiarkan Melisa untuk menemuinya setelah rapat selesai.“Sepertinya ada yang ingin kamu sampaikan karena jauh jauh datang ke sini,” kata Lucio. Dia duduk lalu memandang Melisa yang tersenyum dengan lebar.“Saya ingin memberikan ini.” Mengambil sesuatu dari dalam tasnya, Melisa memberikan sebuah foto USG pada lucio.“Bisa saja saya memberitahukan masalah ini pada Anda melalui pesan. Tapi sepertinya saya ingin Anda melihatnya langsung.”Lucio melirik foto USG yang ada di atas meja. Dia mengambilnya lalu mengamatinya dengan saksama.“Jenis kelaminya laki-laki,” kata Melisa tak dapat menutupi kegembiraannya.“Oh ya?”“Dan sehat,” tambah Melisa.“Bagus. Aku senang mendengarnya,” kata Lucio.Hening.Melisa masih duduk berhadapan dengan Lucio. Dia menginginkan sesuatu yang lain. Bukan sebuah pujian, seperti merayakan hal ini

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-22
  • Kontrak Cinta Seribu Hari   78. Penyusup

    Usai menemui Delicia, Lucio pergi ke bar sampai jam satu pagi. Dia pulang dalam keadaan mabuk dan terpaksa Khaleed menjemputnya di bar.“Kamu kenapa lagi?” Khaleed mengeluh. Jam satu malam, ketika dia sudah masuk ke dalam mimpi indahnya, tiba tiba dia dihubungi oleh bartender dan mengatakan bahwa temannya sedang mabuk.“Dia sudah bahagia,” sahut Lucio dengan pelan.“Siapa?” Khaleed melirik kesal. Dia kedinginan gara gara keluar tidak mengenakan jaket. “Dia yang namanya tidak boleh disebut?” Lucio mengangguk.Khaleed memasukkan tubuh berat Lucio ke bangku penumpang. Usai memasangkan sabuk pengaman, Khaleed bergerak ke kursi pengemudi dan membawa sahabatnya itu pergi dari sana.“Kamu menemuinya?” Khaleed melihat bayangan Lucio dari kaca spion. Lucio sudah tidak sadar.Khaleed merasa sangat bersalah pada Lucio. Dia seakan sudah melakukan kesalahan pada sahabatnya itu. Tapi apa? Dia ingin membenahi hubungan Lucio dan Delicia, hanya saja… bagaimana kalau Lucio nanti tambah terluka?Lucio

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-23
  • Kontrak Cinta Seribu Hari   79. Dendam Rebecca

    Rebecca tersenyum saat melihat amplop cokelat yang ada di tangannya. Sudah lama dia ingin mencari surat itu, ketika dia mencurigai Lucio bahwa hubungannya dengan Delicia hanya sekadar kontrak.Semuanya bermula ketika Rebecca ingat bahwa masa lalu Delicia dan Lucio tidak ada keterkaitan. Bahkan mereka berdua kenal karena kecelakaan kecil di lobi kantor.Tidak mungkin Lucio jatuh cinta pada perempuan itu dalam kurun waktu kurang dari satu minggu. Mengingat Lucio tidak memiliki ketertarikan untuk menikah dan mempunyai hubungan yang serius.Semakin Rebecca mengusutnya dengan orang suruhannya. Dia semakin yakin bahwa hubungan mereka tidak nyata dan hanya di atas kertas.Dan sekarang, dia akan menghancurkan Lucio, sama seperti lelaki itu dulu menghancurkannya.Rebecca membuka amplop. Dia membaca surat tersebut dan bibirnya terkembang senyum yang lebar.Dugaan Rebecca benar. Dia mengambil gambar dari isi amplop tersebut kemudian mengunggahnya di internet sebagai pengguna anonim.Tidak membut

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-24
  • Kontrak Cinta Seribu Hari   80. Lamaran Andres

    Delicia menyeruak masuk ke kamar di mana ayahnya saat ini sedang dirawat. Ayahnya masih belum sadarkan diri sejak dia pingsan tadi.Delicia menangis, dia berdiri di tempat tidur ayahnya dengan perasaan penuh bersalah. Semua gara gara dirinya. Semua karena dirinya yang telah ceroboh menerima perjanjian kontrak waktu itu.Sementara itu, Andres yang berada tak jauh dari Delicia memandang kasihan. Padahal seharusnya wanita itu tidak boleh stres saat ini, tapi masalah terus datang bertubi-tubi.Di sisi lain, Diego merasa ada yang aneh dengan kakaknya. Diamati berkali-kali, dia melihat tubuh Delicia agak gemukan tidak seperti terakhir kali dulu bertemu.Selain itu, pakaian Delicia yang besar membuatnya semakin curiga. Belum lagi kakinya yang terlihat sedikit bengkak. Apakah Delicia sakit?“Kak,” panggil Diego.Delicia menoleh masih menangis.“Kakak sakit?” tanyanya.Delicia mengusap air matanya. Dia menggeleng pelan.“Kenapa?”“Kakak… kakak terlihat gemuk, kakak sakit? Atau…”Wajah Delicia

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-24
  • Kontrak Cinta Seribu Hari   81. Hanya cinta bukan gila

    “Kamu sudah gila, Andres?” Delicia menarik Andres menjauh dari ranjang ayahnya. Mereka keluar dan berbicara di depan kamar ayah Delicia.“Gila? Kenapa aku gila? Aku menyukaimu dan aku ingin menikahimu! Apa itu salah?”Bahkan Delicia tidak dapat berkata apa-apa.“Katakan padaku Delicia, kamu pasti membutuhkan seorang suami. Tak apa kalau hanya aku saja yang mencintaimu. Tapi aku yakin waktu akan berbicara, kamu pasti akan menyukaiku.”“Andres, kamu tahu kan, bagaimana keadaanku sekarang?” tanya Delicia. “Aku hamil!” desisnya. “Dan anak ini bukan anakmu. Bagaimana bisa aku menerima lamaranmu ketika aku sedang hamil anak orang lain?”“Aku tidak masalah. Sudah kukatakan berulang kali kalau aku tidak masalah dengan itu. Aku akan menganggap anakmu sebagai anakku.”Delicia menyeka keningnya yang berkeringat. Dia tak cukup punya tenaga untuk berdebat dengan Andres. Apalagi dia memang belum menyiapkan kata kata penolakan untuk lelaki itu.“Kamu pantas mendapatkan wanita yang lebih baik dariku,

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-24
  • Kontrak Cinta Seribu Hari   82. Hidup sendirian

    Selesai ayahnya dimakamkan, Delicia kembali ke rumah ayahnya dan duduk di kursi yang biasa ayahnya duduki untuk waktu yang lama.Andres yang melihatnya tidak tega karena sejak Delicia datang ke sini, dia sama sekali belum makan.Yang jadi masalah adalah Delicia memiliki calon bayi yang harus dia beri makan. Dan Andres tak dapat membiarkannya begitu saja.Jadi, dia membeli makanan di sekitar sana. Kemudian kembali lagi setelah satu jam dan membawakan Delicia makanan.“Kamu harus makan, demi anak itu, bukan hanya kamu,” kata Andres.Delicia melirik nasi goreng dengan telur dadar di atasnya. Itu adalah makanan kesukaannya, tapi untuk saat ini dia sama sekali tak ingin nafsu makan.“Harus makan, harus dipaksakan kalau kamu tak mau sakit,” kata Andres.Delicia mengangguk. Ia mengusap air matanya, tangannya menarik bungkusan makanan itu lalu memasukkanya dengan tak ada gairah.Delicia mengusap air matanya lagi tiap kali dia memasukkan nasi ke dalam mulutnya.“Ini semua salahku, kalau saja s

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-24
  • Kontrak Cinta Seribu Hari   83. Tergoda

    Hal yang membuat Rebecca saat ini adalah ketika dia mendapatkan surat tuntutan dari pengacara Lucio. Dia dituntut atas pencemaran nama baik dan juga mengekspos dokumen pribadi.Rebecca dituntut dua tahun penjara dan denda uang sebanyak dua ratus lima puluh juta.Rebecca berteriak histeris ketika mendapatkan berita itu. Saat dia mencoba untuk mengelak, tapi semua bukti mengarah padanya. Dari alamat IP yang dia gunakan dan juga video rekaman CCTV yang memperlihatkan bahwa dia pernah masuk tanpa izin ke apartemen Lucio.**“Jadi sudah diurus oleh pengacara?” tanya Lucio.“Sudah,” jawab Khaleed. Dia merasa tidak nyaman ketika melihat beberapa kaleng bir yang kosong berserakan di atas meja ruang santai Lucio.“Kamu minum lagi?” tanya Khaleed. “Kamu minum banyak seperti itu tapi tidak makan,” kata Khaleed, menyingkirkan semua kaleng kaleng itu dan memasukkan ke dalam tempat sampah.Yang membuatnya semakin heran adalah saat dia melihat isi di dalam kulkas Lucio. Di mana di sana banyak sekali

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-25
  • Kontrak Cinta Seribu Hari   84. Petaka

    Entah bagaimana Lucio dan Melisa bisa sampai di pantai hari itu. Meski terkesan mendadak, tapi Lucio mendapatkan ketenangan saat melihat pantai di depannya.Memang, pantai hanya akan mengingatkannya pada Delicia. Tapi pantai itu yang jelas bukan pantai di dekat kampung Delicia berada.“Bagaimana? Indah, bukan?” tanya Melisa dengan bangga pada Lucio. Seakan sudah berhasil memberikan sesuatu yang spesial pada Lucio.“Ya, bagus. Aku tidak tahu kalau pantai akan seindah ini ketika siang hari dan terasa panas menyengat,” katanya sarkas pada Lucio. Tapi dia tetap menikmatinya.Ombak yang berkejaran, aroma pantai yang menyegarkan dan juga pasir putih yang berada di bawah kakinya. Lucio melepaskan sepatunya setelah mendapatkan saran dari Melisa. Dia berjalan-jalan berdua dengan perempuan itu sampai berada di dekat ombak kecil yang sesekali menepi.Tak sadar, kadang Lucio tersenyum karena senang dengan hal yang remeh itu.Melisa yang melihatnya merasa senang dan lega karena Lucio dapat menikm

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-25

Bab terbaru

  • Kontrak Cinta Seribu Hari   bab 121. lelaki yang aku kenal

    Lordes mendengar pertengkaran antara ayah dan ibunya. Dan secara tidak langsung dia tahu bagaimana sifatnya selama ini yang memang kurang baik.Setengah jam berlalu, ibu Lordes membawa makanan bersama dengan pelayan di belakangnya.Ada banyak makanan yang terhidang hingga membuat Lordes bingung.“Kamu sebelumnya tidak mau makan selama lima hari, makanya ibu khawatir,” kata ibu Lordes.“Kenapa? Kenapa aku tidak mau makan?”Ibunya diam saja.“Sudahlah, itu sudah berlalu, yang penting kamu mau makan sekarang,” kata ibu Lordes.Lordes pun menelan makanannya pelan pelan, setiap sendok makanan yang masuk ke dalam mulutnya membuat ibu Lordes merasa tenang dan lega.“Ibu tidak makan?”“Tidak, melihatmu makan sudah membuat ibu kenyang.”Lordes tersenyum.“Bu, kenapa aku asing berada di kamar ini?” tanya Lordes.“Itu karena kamu kehilangan ingatan kamu, Lordes. Tapi kata dokter ingatan itu akan kembali, karena bukan amnesia permanen.”“Begitu?”“Setidaknya, kamu bisa melupakan hal yang menyakit

  • Kontrak Cinta Seribu Hari   bab 120. hidup yang baru

    “Bagaimana dengan urusanmu? Sudah selesai?” tanya Lucio ketika melihat Khaleed menyusulnya ke kantin di kantor.“Sebentar lagi akan selesai,” desahnya kemudian duduk.“Kenapa wajahmu murung?”Khaleed menggeleng.“Harusnya yang murung sekarang bukan kamu tapi aku,” keluh Lucio.“Kenapa? Masalah Delicia bukankah sudah selesai? Dia sudah pulang dan kesehatannya semakin membaik.”“Bukan seperti itu.”Lucio kemudian menceritakan semuanya kepada Khaleed, bahwa sejak kecelakaan Delicia menjadi sedikit berbeda. Delicia seperti jauh dari anaknya tapi perasaan untuk dirinya sama saja.“Bukannya kamu bilang kalau dia mengalami hilang ingatan sebagian? Mungkin karena itu, kan?”“Tapi, kenapa sifatnya bisa berubah? Aku sempat memergokinya berteriak pada Jose. Apakah Delicia seperti itu sebelum menikah denganku? Aku bertanya pada Jose, dan Delicia tidak pernah membentaknya meskipun sangat marah.”“Apakah karena efek kecelakaan?” tanya Khaleed.“Aku tidak tahu, aku bingung,” jawab Lucio yang dia sen

  • Kontrak Cinta Seribu Hari   Bab 119. Aku menyukaimu Om

    Sudah bermenit menit yang lalu, Nina hanya diam saja. Dia duduk di kursi sofa dengan tubuh menghadap ke arah jendela.Khaleed sudah memesan pizza, tapi sampai pizza itu dingin, Nina tak mau menyentuhnya sama sekali.“Aku sudah menghubungi ibumu, dan mengatakan untuk sementara kamu ada di sini,” kata Khaleed.Nina hanya mengangguk.“Kamu kenapa?”Khaleed duduk di sebelah Nina, tapi yang dia lihat hanyalah punggung Nina yang menyedihkan.Belum ada satu hari, Nina sudah berubah menjadi murung begitu.“Besok pagi, aku akan temani kamu ke kantor polisi,” kata Khaleed.“Pekerjaanmu bagaimana?”“Aku akan datang sedikit terlambat, aku sudah izin pada bosku.”Nina kemudian diam.“Kalau kamu diam, aku tidak tahu harus berkata apa lagi padamu. Aku tidak pandai menghibur, katakan padaku. Aku harus bagaimana?”“Terima kasih,” kata Nina pelan.Mata Khaleed melebar.“Karena sudah mau menolongku dan berkorban untuk gadis hina sepertiku.” Nina menenggelamkan wajahnya di antara kedua kakinya. “Aku malu

  • Kontrak Cinta Seribu Hari   Bab 118. Antara hidup dan mati

    Khaleed berlari menuju rumah Nina, tahu bahwa pasti akan ada hal yang buruk akan terjadi.Dengan napas yang tersengal, Khaleed terus berlari agar tidak terlambat untuk menyelamatkan Nina.**Nina mendengar suara bel pintu berbunyi berkali-kali. Ia pikir Khaleed kembali karena ketinggalan barangnya.Akan tetapi, ketika Nina membuka pintu. Dia melihat suaminya sudah berada di depan pintu dengan senyum menyeringai.Nina mencoba untuk menutup pintu, tapi tenaganya tidak lebih besar daripada suaminya.“Biarkan aku masuk!” ujarnya dengan geram. “Kamu sudah membuatku menjadi bulan bulanan oleh rentenir!”Suami Nina masuk kemudian mendorong gadis itu sampai terjatuh di atas sofa.“Harusnya kamu menurutiku! Tak ada yang salah karena kamu membantu suamimu!”Suami Nina menamparnya membuat gadis itu takut gemetaran. Bayangan bayangan buruk itu telah terhempas sejak dia bersama dengan Khaleed. Sejak dia mengenal lelaki itu, dia merasa bahwa dirinya berharga.Namun, kini… saat dia bersama dengan su

  • Kontrak Cinta Seribu Hari   Bab 117. Dalam bahaya

    Lima hari berlalu, Delicia yang tak lain adalah Lordes akhirnya bisa pulang ke rumah Lucio yang selama ini begitu dia inginkan.Pagi pagi sekali Lucio sudah menjemput istrinya dari rumah sakit.“Akhirnya aku bisa pulang,” kata Lordes dengan senang.“Pasti sangat membosankan di sini, kan?”Lordes mengangguk.“Oh ya, Lordes… dia sudah siuman. Tapi dia belum bisa banyak bergerak.”Bibir Lordes tiba tiba berkedut. Ia pikir Delicia akan koma untuk waktu yang lama agar dia bisa menikmati waktunya bersama dengan Lucio. Jika Delicia sadar, bagaimana jika wanita itu mengaku sebagai Delicia?Lucio yang melihat istrinya berhenti menoleh ke belakang.“Ada apa?”Lordes dengan tangan gemetar mencoba meraih tangan Lucio.“Aku tahu, kamu pasti takut dengan Lordes. Dia sangat nekat,” kata Lucio menambahkan.“Ya… ya.. aku sangat takut setelah tahu penyebab kecelakaanku adalah dia.”“Tak apa apa, ada aku di sini,” kata Lucio menenangkan.Ketika mereka melewati koridor. Tanpa sengaja melihat ibunya dari

  • Kontrak Cinta Seribu Hari   Bab 116. Seperti keponakan

    Saat ini Lucio sedang berada di atas ranjang rumah sakit bersama dengan Delicia di mana jiwanya adalah milik Lordes. Lordes meminta Lucio agar menemaninya sampai dia pulang dari rumah sakit.“Bagaimana dengan anak anak tadi? Apakah mereka kecewa padaku?” tanya Lordes.“Tidak, mereka mengerti keadaanmu. Mereka mungkin masih kecil, tapi sifat mereka sudah dewasa,” jelas Lucio. “Jangan khawatir.” Lucio mengusap kepala Lordes dengan lembut.“Setelah keluar dari rumah sakit. Aku ingin kita berbulan madu,” ajak Lordes.Lucio diam.“Apa ada yang salah?”Lucio menggeleng. “Kamu kemarin menolak ajakanku berbulan madu karena ingin bersama dengan anak anak.”“Benarkah?”“Tapi kalau kamu ingin kita berbulan madu tak masalah.”“Aku ingin menghabiskan waktu berdua denganmu.”Lucio tersenyum.“Aku akan mengaturnya nanti.”Lordes tidur memeluk Lucio. Dia merasa sangat bahagia karena setidaknya dia bersama dengan lelaki yang sangat dia inginkan selama ini.Meski berada di dalam tubuh Delicia, tapi dia

  • Kontrak Cinta Seribu Hari   Bab 115. Jangan panggil aku om

    Khaleed membuka matanya perlahan. Kepalanya terasa sakit ketika dia mencoba untuk memegangnya.Kamar yang dia tempati tidak mirip seperti kamarnya. Apalagi ada sosok bayangan yang membuatnya terkejut.“Lucio? Kenapa kamu ada di sini?” tanya Khaleed bingung.“Harusnya aku yang bertanya padamu. Kenapa kamu ada di sini. Bukankah seharusnya kamu pulang ke rumah?”Khaleed diam.“Aku langsung datang ke sini waktu perawat menemukan nomor kontakku sebagai nomor darurat.”Khaleed tersenyum.“Jadi, siapa yang sudah membuatmu begini?” tanya Lucio.“Orang gila,” jawab Khaleed. “Dia memukulku dengan tongkat, di mana dia sekarang?”Lucio menaikkan bahunya. “Aku tidak tahu siapa yang kamu maksud. Tapi tadi di sini ada gadis yang menemanimu, saat aku datang dia langsung pergi. Dia siapa?”“Oh dia, dia istri dari laki laki yang memukulku.”Lucio membulatkan matanya. “Jangan berurusan dengan istri orang lagi, Khaleed. Aku sudah memperingatkanmu.”“Ini beda.”“Bagaimana jika kamu ditipu lagi?”“Sepertin

  • Kontrak Cinta Seribu Hari   Bab 114. Wanita Pilihan

    Suara ribut berasal dari bangsal yang dilewati oleh Khaleed. Awalnya dia ingin mengabaikannya dan terus berjalan saja. Akan tetapi dia tidak bisa diam saja ketika melihat seorang perempuan menjadi sandera seorang pasien menggunakan pisau buah.“Jangan mendekat atau kubunuh wanita ini!” ujarnya.Khaleed yang melihatnya menjadi jengkel. Apalagi lelaki itu hanya berani terhadap perempuan saja.“Jangan mendekat!” Bahkan petugas keamanan seakan tak mampu menangani preman tengik tersebut.Khaleed menggulung kemejanya sampai ke siku. Dia memutar jalan kemudian menjegal kaki lelaki tersebut hingga terjatuh. Pisau yang ia bawa terpental jauh darinya. Khaleed langsung meringkus lelaki yang ternyata tak ada apa apanya itu.Kepala dengan perban dan juga wajah penuh memar. Khaleed yakin jika lelaki itu bisa jadi baru saja dipukuli oleh orang orang yang membencinya.“Siapa kamu!” bentaknya sambil berusaha melarikan diri.“Aku? Aku manusia yang membenci laki laki sepertimu.”“Sialan! Lepaskan!”“Co

  • Kontrak Cinta Seribu Hari   Bab 113. Sikap aneh Delicia

    Delicia benar benar tidak senang melihat kedatangan Martin dan Jose. Karena dia sendiri bukanlah Delicia yang asli. Diam diam Lordes memikirkan cara bagaimana caranya agar tidak mengurus anak anak itu. Karena baginya yang terpenting adalah bersama dengan Lucio.“Sapa mama kalian,” kata Lucio.Martin dan Jose langsung menghampiri Delicia kemudian memeluknya.“Mama gak apa apa kan Pa?” tanya Martin.“Mama kapan bisa pulang?” kali ini Jose yang bertanya.Lucio pun menjelaskan pada mereka berdua bahwa mama mereka akan berada di sana selama lima hari.Lordes hanya diam saja, merasa asing dengan pemandangan itu. Dia benar benar tidak memikirkan jauh ke belakang bahwa Lucio dan Delicia sudah memiliki anak.“Mama masih sakit?” tanya Martin.Lordes memandang Lucio seakan meminta bantuan pada lelaki itu.“Apa kamu tidak ingat siapa mereka, Delicia?Lordes menggeleng pelan. Lucio terkejut.“Dia adalah Martin, dan sebelah Martin Jose. Kamu lupa?”Lordes tanpa ragu mengingat.“Tapi kamu ingat aku?

DMCA.com Protection Status